//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570135 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #375 on: 05 June 2008, 09:12:28 PM »
KEBENARAN KONVENSIONAL DAN KEBENARAN SEJATI (2/3)

Anda mengutip dari Surangama Sutra lagi-lagi bagian-bagian yang Anda senangi, tentang dua puluh lima Bodhisattva dengan metode pencerahan mereka masing-masing. Semua itu berada pada tataran kebenaran konvensional, bukan kebenaran sejati/mutlak. Berikut ini saya kutipkan dari Bab TERAKHIR (Bab 8) Surangama Sutra ("Peringatan bagi para pemeditasi: Lima puluh keadaan palsu disebabkan oleh kelima arus-diri [skandha].") Sang Buddha bersabda:

"Kalian perlu belajar lebih banyak dalam upaya kalian mencapai Anuttara Samyak-Sambodhi [Pencerahan Sempurna Tiada Tara]. Saya telah mengajarkan cara berlatih yang benar, tapi kalian masih belum tahu sepak terjang Mara [personifikasi dari kejahatan] yang halus ketika kalian melatih samatha-vipasyana  [meditasi ketenangan-pencerahan]. ... Bila mereka muncul dan kalian tidak bisa mengenali mereka dan batin kalian tidak berada dalam keadaan yang benar, maka kalian akan jatuh ke dalam kejahatan mereka atau kejahatan kelima arus-diri kalian. Jika kalian tidak memahami jelas tentang mereka, kalian akan mengira pencuri-pencuri itu seperti anak-anak kalian sendiri. Lebih jauh lagi, kalian akan menganggap kemajuan kecil sebagai pencapaian sempurna ...
Pak jika kita mengenali dan memberinya label bukan itu adalah munculnya "aku" sendiri dalam diri kita?Apa yg dimaksud oleh SB ttg "mengenalinya"?

Quote
"Kalian harus tahu bahwa BODHI FUNDAMENTAL yang jernih, cemerlang dan mendalam dari semua makhluk yang hidup di dalam Samsara [roda kelahiran & kematian] ini adalah BODHI DARI SEMUA BUDDHA. ... Karena kalian BERPIKIR SALAH maka kalian TIDAK JELAS MELIHAT KEBENARAN SEJATI, lalu menjadi BODOH dan PENUH KEINGINAN yang membawa kalian pada KEGELAPAN BATIN sepenuhnya. Dari situlah datang KEKOSONGAN (relatif), dan karena kalian selalu terkelabui, MAKA ALAM SEMESTA INI TERCIPTA SECARA PALSU. SEMUA ALAM YANG TAK TERHITUNG BAGAIKAN DEBU DI DALAM SAMSARA INI ADA KARENA KALIAN BERKERAS KEPALA DENGAN PIKIRAN YANG SALAH. Tetapi kalian harus tahu bahwa kekosongan (relatif) ini tercipta dalam batin kalian, seperti secercah awan yang tidak lebih dari sebuah titik di dalam kekosongan yang besar; apa artinya alam semesta yang ada di dalam kekosongan (relatif) itu? Jika kalian menyadari apa yang nyata untuk kembali kepada sumbernya, maka kekosongan di sepuluh penjuru itu akan lenyap. Betapa pula seluruh alam di dalam kekosongan itu tidak akan goncang dan retak? ..."[/i][/color]
Wah ini berat lo pak...Ketika sudah dikelabui maka biasanya sudah "tdk sadar" dan dikuasi oleh "aku"
GImana caranya kembali lagi pada sumbernya?
_/\_


Quote
Ananda mohon kepada Buddha untuk menjelaskan pernyataannya, bahwa "kelima jenis kepalsuan yang berasal dari kelima arus-diri (skandha) disebabkan oleh batin yang berpikir." Sang Buddha menjawab:

"Ananda, Realitas murni adalah Pencerahan mendalam, dan Pencerahan dasar adalah sempurna dan murni, tidak mengandung kelahiran & kematian, tiada kotoran sedikit pun, bahkan tiada pula kekosongan (Sunyata), yang semuanya muncul dari pikiran salah. Dari esensi sejati yang tercerahkan mendalam dari Pencerahan dasar MUNCULLAH ILUSI DARI ALAM SEMESTA MATERIAL INI ... Pada dasarnya kepalsuan tidak punya sebab, tetapi PIKIRAN SALAH MENEGAKKANNYA, dan ORANG-ORANG YANG TERLIPUT KEGELAPAN lebih jauh MENGANGGAPNYA SEBAGAI DIRI. Bahkan kekosongan (Sunyata) tidak lain adalah ilusi; apa lagi sebab-musabab dan diri seperti apa adanya, yang adalah produk pembedaan yang muncul dalam batin yang palsu dari makhluk-makhluk hidup. Ananda, jika engkau tahu di mana munculnya kepalsuan, engkau bisa bicara tentang sebab-musabab, tetapi jika pada dasarnya tidak ada kepalsuan, bagaimana engkau bisa bicara tentang sebab-musabab? Lebih lagi engkau tidak bisa bicara tentang diri seperti apa adanya. Oleh karena itu, Tathagata (Buddha) mengungkapkan padamu bahwa sebab mendasar dari kelima arus-diri (Skandha) ini adalah pikiran salah."
Quote
Benar ya pak,jika pada dasarnya tdk ada kepalsuaan,bagaimana kita bisa berbicara ttg sebab musababnya?Tdk mungkin kita berbicara ttg "aku" jika pada dasarnya tdk ada "aku"(Jika salah mohon dikoreksi ya)




Quote
"Ketika Bodhisattva Avalokitesvara mempraktikkan Prajna-paramita, ia melihat bahwa kelima arus-kehidupan (skandha) adalah kosong (sunya); dengan demikian ia mengatasi semua kesedihan [duhkha].

"Sariputra, ... tubuh adalah kekosongan, kekosongan adalah tubuh. Begitu pula perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk batin, dan kesadaran. …

"Sariputra, segala sesuatu--karena hakikatnya kekosongan--tidak berawal dan tidak berakhir, mereka tidak kotor dan tidak murni, tidak bertambah dan tidak berkurang. Jadi di dalam kekosongan, tidak ada tubuh, tiada perasaan, tiada pencerapan, tiada bentuk-bentuk batin, tiada kesadaran. ...

"Tidak ada kegelapan batin [avidya], tidak ada lenyapnya kegelapan batin [avidya-nirodha], ... <terus sampai> tidak ada usia tua & kematian [jara-marana], tidak ada lenyapnya usia tua & kematian. [tidak ada pratitya samutpada/paticca samuppada]. Tidak ada dukkha, tidak ada sebab dukkha, tidak ada lenyapnya dukkha, tidak ada jalan menuju lenyapnya dukkha, [tidak ada Empat Kebenaran Suci]. Tidak ada tahu, tidak ada mencapai.
Apakah ini yg dinamakan "kosong"?Karena tdk berawal juga tdk berakhir..Tdk tercipta juga tdk terhancur...Tdk timbul juga tidak lenyap?


Quote
"Subhuti, mungkinkah mengetahui Sang Tathagata (Buddha) melalui tanda-tanda tubuhnya?"[/i][/color] Jawab Subhuti: "Tidak; jika Sang Tathagata bicara tentang tanda-tanda tubuh, tidak ada tanda-tanda tubuh yang dibicarakan."

"Di mana ada sesuatu yang dapat dibedakan dari tanda-tandanya, di situ terdapat pengelabuan. Jika engkau bisa melihat sifat tanda-tanda yang tanpa-tanda, maka engkau bisa melihat Sang Tathagata."[/quoite]
Apakah ini yg dimaksud melihat segala sesuatu apa adanya?menghilangkan segala teori2 yang ada?

[...]

Quote
"Barang siapa, sekalipun hanya sedetik, memiliki keyakinan murni dan jernih ketika mendengar kata-kata Sang Tathagata, Sang Tathagata melihat dan mengetahui orang itu, dan orang itu akan memperoleh kebahagiaan tak terukur oleh karena pemahaman ini. Mengapa?

"Oleh karena orang seperti itu tidak terperangkap dalam ide tentang suatu diri/aku, suatu pribadi, suatu makhluk hidup, atau suatu jangka hidup. Mereka tidak terperangkap dalam ide tentang sesuatu (dharma) atau ide tentang bukan-sesuatu. Mereka tidak terperangkap dalam pengertian bahwa ini suatu tanda dan itu bukan-tanda. Mengapa? Jika engkau terperangkap dalam ide tentang sesuatu, engkau juga terperangkap dalam ide tentang suatu diri/aku, suatu pribadi, suatu makhluk hidup, atau suatu jangka hidup. Jika engkau terperangkap dalam ide tentang bukan-sesuatu, engkau masih terperangkap dalam ide tentang suatu diri/aku, suatu pribadi, suatu makhluk hidup, atau suatu jangka hidup. Itulah sebabnya kita jangan terperangkap dalam ide bahwa ada sesuatu atau dalam ide bahwa tidak ada sesuatu. Itulah makna tersembunyi ketika Sang Tathagata berkata, 'Para bhikkhu, kalian harus memahami bahwa semua ajaran yang kuberikan kepadamu adalah sebuah rakit.' Semua ajaran harus ditinggalkan, apa lagi bukan-ajaran.
Luar biasa...Tdk perlu berpikir apakah ini "benar" apakah ini "salah" cukup sadari dan amati saja...
Luar biasa...
Semua ajaran harus ditinggalkan,apa lagi bukan-ajaran...

Quote
"Bagaimana menurutmu, Subhuti? Jika ada orang mengisi 3.000 alam semesta dengan tujuh permata berharga sebagai tindakan kemurahan hati (dana), apakah orang itu memperoleh kebahagiaan besar karena tindakan bajik ini?" Jawab Subhuti: "Ya, Bhante. Oleh karena hakikat kebajikan dan kebahagiaan bukanlah kebajikan dan kebahagiaan, maka Sang Tathagata bisa bicara tentang kebajikan dan kebahagiaan."
Kenapa jawabanya iya?Saya kurang paham...Seharusnya kan "tdk" karena jika memberikan dengan sesuatu dan tanpa sesuatu sesungguhnya ada "aku" disana...Kebahagian kan harusnya memberikan tanpa adanya apa2(Maksudnya tanpa ada sesuatu maupun tdk ada sesuatu)?Mohon bimbingannya pak...

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #376 on: 06 June 2008, 04:58:19 AM »
saya juga maunya bisa sati(sadar/eling) terus pak...

ketika focus pada objek, tiba-tiba muncul pikiran:

saya sedang apa?
oh meditasi yg diajarkan oleh Sang Buddha
kemudian muncul sepupu Buddha, Nanda
karena Nanda sudah muncul, saya jadi teringat cara Buddha mengajarinya
karena itu munculah pikiran tentang 500 bidadari kahyangan,
dimana yg paling jeleknya, apabila dibandingkan dg manusia,
manusia bagaikan seekor monyet...
keinginan melihat alam deva muncul...
BAM!!!
saya melihat neraka avici... oh no!!!~~~
tiba2 teringat lagi, saya sedang ngapain di sini...
oh... meditasi ajaran Buddha
back to anapanasati (nafas)...
fiuh... gladly, i can pass it...

Rekan Tesla,

Memang ... pikiran ini kalau tidak disadari akan berjalan terus, tanpa berhenti ... dia akan berhenti hanya kalau disadari. ...

Misalnya, dalam pengalaman Anda di atas, ... Anda sadar ketika 'melihat Nanda' ... atau lebih awal lagi ... sadar ketika muncul pikiran "oh, meditasi yang diajarkan oleh Sang Buddha" ... maka seluruh rentetan pikiran ... sampai ke neraka Avici itu tidak akan muncul ... :)

Berarti, sampai "BAM" itu Anda tidak sadar bahwa Anda terhanyut oleh pikiran Anda. ... :)

BTW, pengertian "meditasi ajaran Buddha" itu pun gerak pikiran, karena di situ ada pengenalan ... Dalam kesadaran yang yang lebih kuat, pengertian "Buddha" itu pun kalau muncul segera lenyap kembali. ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 06 June 2008, 05:00:55 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Waktu terbaik untuk bermeditasi
« Reply #377 on: 06 June 2008, 05:54:53 AM »
[...]
Tanya ya pak...Setelah meditasi pertama dan meditasi kedua yg saya lakukan(Meditasi kedua ini tdk berakibat apa2 tdk ada apa2 disna,mlhan ngantuk ^^ mungkin kecapekan krn aktivitas sehari2 tapi tiap kali ngantuk tiba2 "tersadar")
Yg ingin saya tanyakan setelah meditasi 1 dan 2 saya merasakan nafas saya ini..
Ada yg aneh kadang terasa banget udara yg masuk dan keluar dr nafas saya...
Dan rasa udara ini sangat dingin dan menyenangkan gitu...
Kenapa ya pak?Tapi kadang2 aja..Bukan setiap saat,mungkin pada saat saya lagi "sadar"?..

Riky,

Di dalam meditasi, ketika pikiran relatif tenang, maka fenomena jasmani yang biasanya tidak diperhatikan menjadi tampak menonjol ... seperti nafas ... dalam kesadaran sehari-hari kamu hampir tidak pernah memperhatikan nafas, kan ... Jadi, dalam meditasi nafas itu merupakan pengalaman yang 'baru' bagimu ... dan kamu kagum melihatnya ... sebetulnya nafas itu sendiri sih sudah ada sejak kamu lahir, kan ... :) ... Jadi, betul katamu, nafas itu terasa jelas ketika kamu 'sadar' ... :)


Quote
Kemudian pak meditasi yg paling baik kapan saja?Pagi/malam(Cuma bisa pagi dan malam aja ^^(biasa anak skul)?Berhubung saya sangat beruntung banget karena pada saat ini sudah liburan panjang sekolah saya akan fokus semua hari liburan saya untuk berlatih meditasi secara ketat dan tepat wkt,biar tar wkt masuk sekolah lagi uda kebiasaan(krn kalau pada saat2 sekolah latihan meditasi takutnya gk bisa bangun tepat wkt ^^)...
_/\_

Riky, bagus sekali kamu berniat menggunakan semua hari liburanmu untuk berlatih meditasi ... saya senang sekali ... :)  Betul, gunakan setiap waktu luang ketika masih muda (sebelum kamu bekerja dan sebelum kamu kawin nanti) untuk berlatih meditasi ...

Jadi, nanti kalau kamu masuk sekolah lagi ... kalau kamu menjadi mahasiswa ... kelak kalau kamu kawin, punya anak dengan segala kesibukan dan permasalahan sehari-hari ... batinmu sudah kuat dan bisa menghadapi segala persoalan kehidupan dengan tenang dan tetap sadar ...

Kamu suka pergi ke vihara? ... Apakah vihara jauh dari rumahmu? ... Kalau ada waktu datanglah ke vihara ketika tidak banyak orang datang ke sana (bukan waktu kebaktian) ... lalu cobalah bermeditasi sendirian di dharmasala selama 1 jam atau lebih ... lakukan meditasi duduk & meditasi jalan ... Nanti kamu akan mengalami sendiri bahwa bermeditasi di vihara sangat berbeda rasanya dibandingkan bermeditasi di rumah ... suasana tempat sangat berpengaruh pada suasana batin kita ...

Pada dasarnya, semua waktu dan semua tempat bisa digunakan untuk meditasi ... Anda bisa bermeditasi kapan saja ... Tapi tentu ada waktu-waktu yang kondusif (membantu) untuk bisa mencapai keheningan dalam meditasi ... waktu-waktu yang kondusif itu adalah:

(1) alam sekitar relatif tenang - yaitu ketika banyak orang masih tidur, dan udara sejuk & segar;
(2) badan & batin kita sendiri relatif segar & nyaman, tidak mengantuk.

Kedua poin itu terdapat pada waktu pagi sebelum orang mulai ramai. ... Juga di waktu malam, ketika banyak orang mulai beristirahat ... cuma di waktu malam badan & otak kita biasanya sudah capek habis bekerja/belajar seharian ... tapi tidak apa bermeditasi di waktu malam 15 - 30 menit ...

Tapi biasakan bermeditasi di waktu pagi ... Jam berapa biasanya Riky bangun pagi? ... Jam 6? ... Tidak ada salahnya weker dimajukan 30 menit sampai jam 5.30 sehingga kamu sempat bermeditasi selama 30 menit, bukan? ...

Nah, Riky, terus bermeditasi ya ... lebih banyak lagi dalam musim libur ini.

Salam,
hudoyo


Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Riky telah mengalami transformasi menjadi seorang pemeditasi!
« Reply #378 on: 06 June 2008, 06:22:05 AM »
Saya masih jauh pak ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^
Mesti butuh bimbingan bapak lebih jauh lagi ^:)^ ^:)^ ^:)^
Saya akan fokuskan dulu ama meditasi vipassana ^^
Karena saya sadar
"Kelahiran sebagai manusia adalah sukar diperoleh...
Kesempatan mendengarkan pembabaran Dhamma sejati adalah sukar diperoleh...

Saya "berusaha" merealisasikan nibbana saat ini bukan besok bukan lusa bukan minggu depan bukan bulan depan bukan tahun depan.TAPI pada saat ini...(Karena tdk ada yg bisa menjamin kehdpan berikutnya saya adalah penganut BUddha lagi,Bisa mendengarkan pembabaran DHamma Sejati lagi,Bisa menjadi manusia lagi...
Jadi yg pasti adalah SAAT INI,SEKARANG JUGA)
Saya gk mau menyia2kan kebaikan pak hudoyo yg tlah berkenan membimbing saya dalam meditasi...
Saya akan berusaha  :)
 _/\_

Riky, anakku, ... wah, bahagia sekali rasanya saya mempunyai anak seperti kamu ... tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi seorang ayah daripada melihat anaknya mengikuti jejaknya ... :)

Dulu, ketika saya menyatakan secara terbuka di forum ini bahwa saya menganggap kamu sebagai anak saya sendiri, saya melakukannya secara intuitif saja ... padahal, ingat gak, kamu pernah menyebut saya "Saudara Hudoyo"? .. ;D

Kemudian belakangan saya baca seluruh posting kamu di forum ini, sejak kamu masuk ke forum ini pada tgl 2 Mei 2008 ... posting kamu seluruhnya makan tempat sebanyak 60 halaman ... Saya melihat ternyata intuisi saya itu tidak salah :) ... ternyata kamu mempunyai potensi (benih) yang sangat besar untuk mencapai pencerahan! ... Saya tidak terkecoh oleh banyaknya reputasi negatif yang kamu terima di forum ini ... itu semua berkat ketajaman intelekmu dan jiwa mudamu ... ;D

Sekarang ternyata anak yang mempunyai banyak reputasi negatif di forum ini telah mengalami transformasi menjelma menjadi seorang pemeditasi yang mampu berkata:

"Saya "berusaha" merealisasikan nibbana saat ini bukan besok bukan lusa bukan minggu depan bukan bulan depan bukan tahun depan.TAPI pada saat ini."

Riky, anakku ... apa yang kamu ucapkan itu SANGAT PENTING ... Saya teringat akan petapa Sumedho (bukan Admin DC lho ... :) ) yang membuat kaul serupa di hadapan Buddha Dipankara, dan kelak akan menjadi Buddha Gotama. ... Kalau Riky tetap berpegang pada ucapanmu itu, pastilah kamu akan tercerahkan dalam waktu yang tidak lama.

Ternyata Riky adalah siswa Sang Buddha yang sejati. ... :)

Teruskan meditasimu, anakku ...

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 06 June 2008, 08:36:44 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
OOT: CARA MENEMUKAN SEMUA POSTING DARI SESEORANG DI DC
« Reply #379 on: 06 June 2008, 06:28:44 AM »
Ada rekan yang menanyakan bagaimana caranya menemukan semua posting saya yang tersebar di beberapa thread.

Sebetulnya ada cara yang mudah sekali untuk menemukan posting-posting seseorang di DC ini ... bagi teman-teman yang belum mengetahui bagaimana caranya: 

(1) klik nama orang itu pada salah satu postingnya > akan tampil "Profile" orang itu;

(2) klik "Show recent posts from this person" (di bagian bawah "Profile" itu) > akan tampil seluruh posting orang itu yang ada di semua thread, diurutkan mulai dari yang terbaru.

(3) klik salah satu posting yang kita inginkan > akan muncul thread di mana posting itu berada, dan kita bisa membaca konteks di mana posting itu ditulis.

Salam,
Hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #380 on: 06 June 2008, 06:31:16 AM »
Benar juga ya pak..
Saya capek sendiri kasih label...
Hm2..
Jadi didengarin aja ya pak...
Jgn kasih "label" oke pak saya akan coba lagi...
Mohon bimbingannya...
_/\_

OK ... teruskan meditasimu, ya ... :)

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #381 on: 06 June 2008, 07:24:39 AM »
Pak, "sadar" kan defisinya adalah menyadari segala sesuatu yang muncul dalam batin, entah "baik" entah "tidak baik".
Jika begitu apakah ini berhubungan dengan Buddha dan para yg tlh melihat apa adanya?
Krn yg tlah melihat segala sesuatu apa adanya tdk melakukkan kamma lagi.Mau baik kek mau buruk kek.(Sebnrnya pertanyaan ini tdk usah dijawab ya ^^ hehehe...kan uda diblg SB hakikat seorang Buddha tdk usa dipikir2kan....^^)
Cuma tersadar aja,sadar=menyadari segala sesuatu yg muncul dalam batin,baik ataupun tdk baik..
_/\_

Di dalam 'sadar' akan terlihat bahwa "baik" dan "buruk" itu adalah ciptaan pikiran. ... Yang mengatakan "ini baik", "itu buruk" adalah manusia ... bagi alam semesta tidak ada baik & buruk ... ikan besar memakan ikan kecil tidak bisa dibilang "baik" atau "buruk" ... itulah 'apa adanya'. ...

Tetapi manusia mengatakan orang yang "memakan" orang lain itu 'buruk' ... Itu disebabkan karena tidak ada orang yang mau "dimakan" oleh orang lain ... Maka manusia membikin 'moralitas' (etika) dan 'agama' ... gunanya untuk mengatur agar manusia tidak saling "memakan" satu sama lain ...

Orang yang sudah menyadari gerak-gerik pikirannya sendiri, tidak lagi mempersoalkan 'baik' dan 'buruk' ... ia melihat 'apa adanya' ... Tapi itu tidak berarti bahwa ia berbuat semau-maunya ... tidak berarti bahwa ia hidup berfoya-foya, hedonistik ... tidak berarti bahwa ia merugikan orang lain untuk mengejar kepentingannya sendiri ... Mengapa? ... Karena orang yang berbuat demikian berarti ia 'tidak sadar' ... ia tidak sadar akan keserakahan & kebencian dalam batinnya ... dan ia akan menghadapi kembali masalah 'baik' dan 'buruk'.

Jadi: orang yang sadar tidak lagi mempunyai pengertian 'baik' vs 'buruk' ... orang yang tidak sadar akan menghadapi masalah 'baik' vs 'buruk' ...

Begitu juga dengan 'kamma' ... orang terseret oleh 'kamma' --entah "kamma baik (kusala kamma)", entah "kamma buruk (akusala kamma)"-- oleh karena ia tidak sadar akan gerak-gerik pikirannya sendiri yang didorong oleh si aku/atta ... orang berbuat 'kamma baik' (berdana, bermeditasi dengan tujuan tertentu, menjalankan sila dsb) didorong oleh si aku/atta ... orang berbuat 'kamma buruk' (membunuh, mencuri, berzina dsb) juga didorong oleh si aku/atta ...

Oleh karena itu, mereka yang berbuat 'kamma baik' maupun yang berbuat 'kamma buruk', kedua-duanya terseret dalam roda samsara, kelahiran dan kematian yang berulang-ulang. ...

Baru ketika orang sadar sepenuhnya akan gerak-gerik si aku/atta dengan pikirannya ... sehingga si aku/atta itu runtuh ... ia tidak lagi berbuat 'kamma' --entah baik entah buruk. Segala pikiran, ucapan & perbuatannya tidak lagi berakibat apa-apa baginya. Secara teoretis, pikiran, ucapan & perbuatan seperti itu disebut 'lokuttara' (mengatasi duniawi) ... Semuanya berlangsung pada saat itu dan habis pada saat itu juga ... Itulah batin seorang arahat & seorang Buddha (secara teoretis, kata kitab suci) ...

Dengan demikian seorang arahat & Sang Buddha bisa berkata: "Khina jati, vusitam brahmacariyam, katam karaniyam, na param itthataya' ti" ("Berakhir sudah kelahiran, sempurna sudah kehidupan suci, selesai sudah apa yang harus dikerjakan, tidak ada apa-apa lagi yang perlu dikerjakan.")

Jadi, Riky, apa yang kamu tulis memang benar. ... :)

NB: Riky, kalau boleh, pada waktu meng-quote posting yang panjang, janganlah di-quote seluruhnya, melainkan di-quote paragraf yang hendak kamu tanggapi saja ... agar orang lain yang membacanya tidak capek ... cobalah perhatikan bagaimana saya meng-quote tulisan orang lain yang hendak saya tanggapi. ... Bagaimana, setujukah? ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 06 June 2008, 08:31:47 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Membaca sutra-sutra Mahayana
« Reply #382 on: 06 June 2008, 08:25:00 AM »
Wah, Riky, kamu membaca posting saya tentang Surangama Sutra ... sebetulnya posting itu menjawab seseorang yang melekat pada kata-kata dalam Surangama-sutra. ...

Surangama-sutra, seperti sutra-sutra Mahayana lainnya, memang berasal dari pencerahan yang tercapai dalam meditasi ... tapi lalu dikemas dan ditampilkan sebagai analisis intelektual ... sehingga sering kali sampai pada ungkapan-ungkapan atau kesimpulan-kesimpulan yang bersifat paradoksal atau kontradiktif ... seperti misalnya pernyataan Nagarjuna bahwa "samsara = nirvana".

Membaca sutra-sutra seperti itu harus berhati-hati, dan mampu membedakan mana-mana pernyataan yang bersifat absolut (mutlak, paramattha) dan mana-mana pernyataan yang bersifat relatif (sammuti). ...

Tetapi, karena Riky menanyakannya, ya saya harus menjelaskannya kepadamu:


Pak jika kita mengenali dan memberinya label bukan itu adalah munculnya "aku" sendiri dalam diri kita?Apa yg dimaksud oleh SB ttg "mengenalinya"?

Kamu betul ... :) Tapi di bagian ini Sang Buddha bicara pada tingkat pengetahuan relatif (sammuti-sacca), bukan pengetahuan mutlak (paramattha-sacca] ... perhatikan, di situ masih ada istilah-istilah seperti: "mencapai", "berlatih", "Mara", "melatih samatha-vipasyana", "mengenali", "jatuh ke dalam kejahatan nama-rupa", dsb. ... Di sini Sang Buddha berbicara kepada orang-orang yang baru mulai berlatih ... jadi masih ada dualisme 'baik' vs 'buruk' ... 'pencapaian' vs 'kejatuhan' ... dsb. ... Bila seorang pemeditasi berada dalam kesadaran penuh ... semua pengertian itu runtuh, tidak ada lagi ...


Quote
Wah ini berat lo pak...Ketika sudah dikelabui maka biasanya sudah "tdk sadar" dan dikuasi oleh "aku"
GImana caranya kembali lagi pada sumbernya?
_/\_

Caranya kembali kepada sumbernya? ... Caranya adalah: disiram pakai air dingin ...  :))

Maksudnya, tidak lagi memikirkan tentang 'Kebenaran Sejati' vs 'Kegelapan Batin' ... melainkan kembali mengamati apa yang ada pada saat kini. ... :)


Quote
Benar ya pak,jika pada dasarnya tdk ada kepalsuaan,bagaimana kita bisa berbicara ttg sebab musababnya?Tdk mungkin kita berbicara ttg "aku" jika pada dasarnya tdk ada "aku"(Jika salah mohon dikoreksi ya)

Betul, Riky ... jika pikiran tidak bergerak menanggapi rangsangan dari keenam indra ... tidak ada 'aku'/atta ... dan tidak ada kamma & vipaka (buahnya) ... tidak ada lobha, dosa, moha ... dan tidak ada metta, karuna, mudita, upekkha ... yang ada hanyalah 'melihat apa adanya' (yathabhutam nyanadassanam).


Quote
Apakah ini yg dinamakan "kosong"?Karena tdk berawal juga tdk berakhir..Tdk tercipta juga tdk terhancur...Tdk timbul juga tidak lenyap?

Betul ... Tapi awas ... kata-kata itu keluar dari pengalaman batin yang tercerahkan ... sedangkan kita yang membacanya belum tercerahkan ... oleh karena itu harus hati-hati membacanya ... saya sendiri tidak terlalu suka menggunakan ungkapan-ungkapan seperti itu. ... :)  Saya bukan Bodhisattva Avalokitesvara yang mengucapkan kata-kata itu ... :)


Quote
Apakah ini yg dimaksud melihat segala sesuatu apa adanya?menghilangkan segala teori2 yang ada?

Bukan ... itu sekadar pengontrasan antara 'kebenaran mutlak' (paramattha-sacca) dan 'kebenaran relatif' (sammuti-sacca) ... :)  ... Masih termasuk tataran analisis intelektual terhadap pengalaman yang sebetulnya mengatasi pikiran. ... :)


Quote
Luar biasa...Tdk perlu berpikir apakah ini "benar" apakah ini "salah" cukup sadari dan amati saja...
Luar biasa...
Semua ajaran harus ditinggalkan,apa lagi bukan-ajaran...

Betul ...


Quote
Kenapa jawabanya iya?Saya kurang paham...Seharusnya kan "tdk" karena jika memberikan dengan sesuatu dan tanpa sesuatu sesungguhnya ada "aku" disana...Kebahagian kan harusnya memberikan tanpa adanya apa2(Maksudnya tanpa ada sesuatu maupun tdk ada sesuatu)?Mohon bimbingannya pak...
_/\_

Riky, cobalah baca jawaban Subhuti kepada Sang Buddha selengkapnya ... Jawab Subhuti: "Ya, Bhante. Oleh karena hakikat kebajikan dan kebahagiaan bukanlah kebajikan dan kebahagiaan, maka Sang Tathagata bisa bicara tentang kebajikan dan kebahagiaan."

Subhuti tidak menyanggah pertanyaan Sang Buddha, karena Subhuti sudah menyadari adanya dua level kebenaran dari mana orang bicara:

(1) bicara 'kebajikan & kebahagiaan' -- level 'Kebenaran relatif';
(2) bicara tentang tidak ada 'kebajikan & kebahagiaan' maupun lawannya -- level 'Kebenaran mutlak'.

Jadi Subhuti tidak menyanggah pertanyaan Sang Buddha itu, karena ia sudah menyadari adanya dua level kebenaran itu.

*****


OK, Riky ... saya sarankan ... untuk sementara janganlah membaca sutra-sutra Mahayana seperti ini, yang bersifat esoterik ... maupun sutta-sutta Pali, yang bersifat dualistik ...

Alih-alih, kembalilah pada latihan meditasimu ... mengamati apa yang muncul pada badan & batin ini, tanpa dicampuri oleh pikiran & keinginan ...

Nanti, kalau kesadaran vipassana-mu telah kuat ... kamu bisa membaca kembali sutra-sutra seperti ini, tanpa terperosok ke dalam dualisme kebenaran itu sendiri ... :)

Salam,
hudoyo


« Last Edit: 06 June 2008, 08:48:45 AM by hudoyo »

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #383 on: 06 June 2008, 08:46:07 AM »
Setelah mencoba meditasi selama 2 hari berturut2, pagi dan mlm hari hingga saya terlelap, sy br menyadari benar2, bukan sekedar teori, bahwa Ajaran Buddha Indah pada awalnya..
Saya juga baru menyadari pagi tadi arti dr sebuah kalimat "Damai Disetiap Langkah". Saat itu dipagi hari sy dlm perjalanan ke tempat kerja saya.. pagi seblm brngkt kerja sy melanjutkan meditasi sy, kemudian sy lanjutkan utk tetap "sadar" disetiap saat, hingga diperjalanan menuju tmpt kerja.. Semua yg tampak begitu berbeda, semua yg awalnya biasa saja, menjadi begitu istimewa.. Semua yg awalnya di acuhkan menjadi begitu menarik perhatian... Ternyata arti dr sebuah kalimat pendek nan penuh inspirasi tsb mengandung makna yg mendalam. "damai disetiap langkah"; tiada sibuk, tenang indra2, pikiran yg fokus, santai, selalu waspada, tidak merasa adanya keterburu2an, tiada rasa marah, benci, dendam, kesal, dll. begitu bebas dan indah...

Memberikan tenaga, kekuatan baru, dan semangat baru untuk lebih menggali dan mencari misteri kehidupan ini... setiap bentuk2 pikiran yg muncul menjadi sedemikian jelasnya dan sedemikian cepatnya, hingga sepertinya sulit di telusuri; Namun secepat apapun pikiran itu melesat, ternyata kewaspadaan, batin bisa menjadi lebih cepat dalam membaca, memperhatikan setiap gerak pikiran tsb... Sungguh Dhamma Sang Buddha indah pada awalnya telah saya pahami sepenuhnya...

Mungkin ada kalimat yg kurang sesuai dlm menjelaskan perasaan saya tsb, krn kurangnya kemampuan sy dlm menuangkan buah pikiran menjadi sebuah kalimat...

_/\_ ^:)^

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #384 on: 06 June 2008, 08:56:58 AM »
Bagus sekali, Rekan Umat Awam ... :) Terima kasih banyak Anda telah berbagi pengalaman batin Anda di forum ini. ...

Pengalaman Anda tadi pagi ketika berangkat dari rumah ke tempat kerja adalah suatu pencerahan yang Anda capai ketika pikiran tidak banyak muncul ... Dan itu adalah kelanjutan dari meditasi yang Anda lakukan sebelum berangkat.

Ternyata di sini, bahwa MMD bisa dan harus diterapkan di mana saja dan kapan saja ... bukan pada saat meditasi duduk saja. ... :)

Hanya ada satu komentar saya terhadap posting Anda ... yaitu ungkapan Anda yang berbunyi: "... menggali dan mencari misteri kehidupan".

Saran saya: lepaskan harapan dan upaya untuk "menggali & mencari misteri kehidupan" ... itu cuma gerak pikiran yang mengganggu pengamatan terhadap saat kini ... lepaskan harapan & upaya untuk mendapatkan apa pun ... bahkan nibbana juga tidak. ... :) 

Kembalilah bermeditasi mengamati apa yang ada pada saat kini dalam badan & batin ini. ... Jangan pikirkan apa yang akan Anda peroleh nanti. ... :) 

Siapa tahu ... justru Anda tidak akan memperoleh apa-apa ... malah Anda akan lenyap, padam (nibbuti) ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 06 June 2008, 09:07:45 AM by hudoyo »

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #385 on: 06 June 2008, 09:14:12 AM »
Hanya ada satu komentar saya terhadap posting Anda ... yaitu ungkapan Anda yang berbunyi: "... menggali dan mencari misteri kehidupan".

Saran saya: lepaskan harapan dan upaya untuk "menggali & mencari misteri kehidupan" ... itu cuma gerak pikiran yang mengganggu pengamatan terhadap saat kini ... lepaskan harapan & upaya untuk mendapatkan apa pun ... bahkan nibbana juga tidak. ... :) 

Kembalilah bermeditasi mengamati apa yang ada pada saat kini dalam badan & batin ini. ... Jangan pikirkan apa yang akan Anda peroleh nanti. ... :) 

Siapa tahu ... justru Anda tidak akan memperoleh apa-apa ... malah Anda akan lenyap, padam (nibbuti) ... :)

Salam,
hudoyo

Ohw... ya pak, sy akan berusaha utk melepaskan semua "tujuan" dan "harapan" Akan masa depan dlm hal ini menanggapi kalimat td.. Terima kasih atas nasehat berharga bapak..
 _/\_

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #386 on: 06 June 2008, 09:46:25 AM »
kalau kita memiliki hal2 yg memuaskan (sangat dinikmati) panca indra,
bagaimana caranya supaya TIDAK MELEKAT sewaktu hal2 tsb udah tidak bisa didapatkan?


contoh : Senang minum coca-cola.... tetapi setelah agak tua dan mag nya tidak bekerja dgn baik dan dokter menyarankan utk menjahui minuman ber gas/berakohol....... jadi udah tidak bisa didapat....

bagaimana caranya melatih pikiran supaya tidak TERIKAT dgn kenikmatan panca indra?

thanks
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #387 on: 06 June 2008, 09:53:26 AM »
Dengan MENGAMATI bro.. ;D
Semua itu proses, ga ada yg instant utk mencabut akar kemelekatan... :)

^:)^ maaf kalo salah...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #388 on: 06 June 2008, 11:21:21 AM »
kalau kita memiliki hal2 yg memuaskan (sangat dinikmati) panca indra,
bagaimana caranya supaya TIDAK MELEKAT sewaktu hal2 tsb udah tidak bisa didapatkan?

KELEKATAN itu ialah PIKIRAN. ... Kalau pikiran yang melekat itu disadari ... ia akan langsung lenyap ... sekalipun sebentar lagi kemungkinan besar akan muncul kembali ... Kalau muncul kembali ... ya perlu disadari lagi ... Begitu terus-menerus ...

Seperti kata Rekan Umat Awam ... pembebasan dari kelekatan tidak bisa dicapai secara instan ... seperti makan Panadol langsung sakit kepala hilang ... :) ... Itu memerlukan latihan kesadaran ... sehingga terbiasa sadar setiap kali pikiran yang melekat itu muncul ...

Oleh karena itu latihlah meditasi sejak muda ... selagi batin masih lentur & fleksibel ... sebelum keburu tua ... ketika batin sudah kaku, karatan, kebanyakan kebiasaan yang buruk yang sudah tertanam puluhan tahun dan sukar dibongkar. ... :)

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
"Kearifan yang bukan dari pengetahuan" (Krishnamurti)
« Reply #389 on: 06 June 2008, 07:16:39 PM »
[Dari:  > Forum Supranatural > Subforum Spiritual > Thread MMD-2 > page 7 > message #135 (06/06/08)]

Quote from: Riang Mentari
eyang...eyang... saya mau cerita... hari ini lucu....
g tau kenapa kalo saya ngeliat muka saya kok jadinya hati ini geli... ngeliat pantulan di layar monitor pengen ketawa, pas di kamar kecil ngeliat kaca...ketawa... ngeliat alis...ngeliat jerawat...ngeliat mata,jenggot yg nanggung...rambut yg culun... jadi malah kepingkal2 padahal ga tau sebabnya apa... geli ajah liat muka sendiri... kalo ga saya setop ntar org2 kantor bisa ngira saya gila, ngeliat muka sendiri kok ketawa...

duh kenapa ya eyang

Mas Riang Mentari lagi kesambet ama jin ketawa kali ... :D  ... Sadari aja, nanti kan berhenti sendiri ... :)
 

Quote
oiya eyang...saya mau tanya, apa yg dimaksud oleh krishnamurti dengan kebijaksanaan yang tidak diperoleh dari pengetahuan ?

mohon pencerahannya...

hihihi...dah ga ada org di kantor, jadi boleh senyum2 sendiri

Selama ini kebanyakan manusia menganggap 'kebijaksanaan' itu bersumber dari pengetahuan & pengalaman hidup, bukan? ... Semakin banyak pengetahuan ... semakin banyak makan asam-garam kehidupan ... dianggap semakin tinggi kebijaksanaannya. ...

Tapi kalau direnungkan lebih dalam ... sebanyak apa pun pengetahuan ... sebanyak apa pun pengalaman hidup ... pengetahuan & pengalaman seperti itu tidak pernah lengkap, selalu parsial ... kedua, pengetahuan & pengalaman seperti itu selalu disaring ... terkondisi ... terdistorsi oleh si aku beserta harapan, ketidaksenangan dan kepentingannya ...

Nah, dalam keheningan sempurna ... bila pikiran ini berhenti ... bukan berarti kosong tidak ada apa-apa ... di situ ada sesuatu yang lain ... yang bukan kita lagi, bukan milik kita lagi (karena kita sudah tidak ada) ... Krishnamurti mengatakan di situ ada gerak dari yang mahaluas ...

Prinsip inilah yang membuat orang yang berada dalam keheningan total tidak lumpuh ... melainkan bisa tetap berfungsi dengan badan & batinnya ... Dan kali ini, yang menuntunnya bukan kearifan dari pengetahuan & pengalaman pribadi lagi ... melainkan dari sesuatu yang mahaluas. ... Tindakan yang bersumber dari keheningan total seperti itu selalu benar, tidak pernah salah ... Itulah yang disebut oleh Krishnamurti sebagai 'kearifan yang bukan berasal dari pengetahuan/pengalaman'. ...

Dalam tasawuf keadaan itu disebut 'insan kamil' ... Di situ Allah menjadi mata, telinga, lidah dan tangan kita ...

Dalam ajaran Buddha Gautama keadaan itu dikenal sebagai batin seorang arahat ... 'benih Buddha' yang bekerja di dalamnya ...

Dalam filsafat Jawa itu disebut 'urip sajroning mati' ("hidup di dalam mati") ... yang hanya tercapai bila sudah tercapai 'mati sajroning urip' ("mati di dalam hidup") ...

Tapi ... yah ... kita hanya bisa mengalami itu kalau batin kita bisa hening total, kalau si aku ini bisa berhenti total (biarpun hanya untuk sementara) ... Sampai sekarang, saya rasa, semua itu baru merupakan teori bagi kita ...

Oleh karena itu ... marilah kita kembali kepada pengalaman yang nyata ... yakni segala sesuatu yang terjadi dalam badan & batin ini pada saat kini. ...

Salam,
semar


 

anything