//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MMD (Meditasi Mengenal Diri)  (Read 570302 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #315 on: 29 May 2008, 10:53:12 AM »
tidak ada soal , tidak ada pertanyaan , karna tidak ada jawaban
jadi untuk apa membuat soal
sebenarnya ada soal ;) tapi tidak ada kepentingan utk menjawab...
entah kenapa kepentingan utk menjawab ini timbul yah? ;)
kenapa kita tidak semudah ini meninggalkan permainan tanya-jawab ini...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #316 on: 29 May 2008, 11:05:34 AM »
semoga akhirnya mencapai bahwa jangan membuat soal

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #317 on: 29 May 2008, 11:06:01 AM »
biarkan semua apa adanya
ini adalah proses

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #318 on: 29 May 2008, 11:20:11 AM »
Keyword: cuek, pasrah, masabodoh.

Terinspirasi oleh "permainan kematian yang gila", saya suka dengan keyword mati.. ;D
Karena sudah mati, ya sudah tidak ada lagi yang perlu dilakukan.. tidak perlu lagi melawan..
Ujung2nya sama seperti cuek, pasrah, masa bodoh, ikhlas, pasif, menyerah, mengalah, dst..
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #319 on: 29 May 2008, 11:25:09 AM »
setelah permainan andi cahaya
pengalaman batinku
"aku sampai sekarang tak pernah mati"
tapi aku sering mengalamin"kematian"

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #320 on: 29 May 2008, 11:34:07 AM »
Evo ini nyaman-nyaman saja ... meditasinya langsung ... tanpa belajar doktrin/teori/konsep dari Sutta, Abhidhamma & Visuddhimagga lebih dulu. ... :)

Memang betul, Evo, ... buat apa repot-repot belajar Sutta, Abhidhamma & Visuddhimagga, kalau akhirnya harus dibuang lagi sebagai pikiran yang tak berguna ...?

Itulah repotnya menjadi umat pariyatti (belajar) dan sekaligus mau patipatti (praktik) ... bingung ... dipelajari ... dilepas ... dipelajari ... dilepas ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 29 May 2008, 12:18:02 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #321 on: 29 May 2008, 12:02:21 PM »
wah... sebenarnya saya tidak pernah ikut retret resmi pak...

O begitu ... tapi tampaknya apa yang disebut orang Buddhis sebagai "parami" mulai berbuah dalam batin Anda. ... :)
Tapi nggak usahlah kita berteori tentang "parami" segala. ... :)


Quote
Menurut hemat saya, vipassana yang dimaksudkan oleh Sang Buddha ialah yang tercantum dalam Malunkyaputta-sutta & Bahiya-sutta ... MENGAMATI SECARA PASIF nama-rupa ini TANPA BERKONSENTRASI, TANPA BEREAKSI, TANPA PERENUNGAN.
kalimat Anda "tanpa usaha" yg beberapa waktu kita bicarakan, saya baru menangkap maksudnya sekarang...
label "tanpa usaha" memang terlalu sulit dipahami oleh pikiran... ^:)^
pembahasan yg tidak ketemu di waktu lalu, memang berbeda dimensi...

Ya, itulah yang saya sebut 'pencerahan' ... :)

Pencerahan itu bukan saja berubahnya pengertian secara intelektual belaka ... bukan "Wah, Tesla kan cuma berubah konsep ..." ... tapi setiap pencerahan mempunyai dampak yang besar dalam kita memandang hidup & eksistensi ini.

Saya berani mengatakan bahwa mulai sekarang meditasi Anda akan berubah dan lain sekali daripada yang Anda lakukan sebelum bertemu dengan saya. ... Sekalipun Anda tetap membaca kitab suci yang sama, tapi pandangan batin Anda sudah terbalik ... Anda tidak bisa lagi mundur kepada meditasi berdasarkan doktrin/konsep/pikiran, berdasarkan konsentrasi, berdasarkan usaha/viriya, berdasarkan tujuan tertentu (nibbana).

Inilah yang dialami oleh Rekan Sumedho ketika mengikuti retret MMD dulu, bahkan mungkin ketika mendengarkan ceramah saya pada pelatihan Dhamma-duta di Parung sebelumnya, sampai saya ingat Rekan Sumedho pernah berkata kepada saya, "Saya ikut pelatihan Dhamma-dutta, tapi setelah mendengar ceramah Pak Hud, kok rasanya tidak ingin menjadi Dhamma-duta lagi ..."  ;D

Kalau Rekan Evo, sih, sudah dari sononya bisa melihat kehidupan ini secara langsung, jauh sebelum ketemu saya. ... ;D

Itu pula yang dialami oleh beberapa puluh rekan lain di seluruh Indonesia, di antara lebih dari seribu orang yang pernah ikut retret MMD. ... Sedikit memang ... ingatlah kata-kata Sang Buddha, "Dhamma ini sangat dalam dan sukar dipahami oleh orang kebanyakan ... Hanya sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya akan memahami (menembus) Dhamma." ... Jadi di antara jutaan umat Buddhis, hanya segelintir yang memenuhi kata-kata Sang Buddha itu .. selebihnya sedang bermimpi indah tentang Buddha, Dhamma & Sangha.


Quote
Quote from: hudoyo
Rekan Tesla, tampaknya Anda sudah siap untuk mengikuti retret MMD seminggu penuh di Cipanas, tgl 9 - 17 Agustus 2008,
saat ini saya masih banyak tanggung jawab yg harus ditanggung. terlebih lagi saya bukan tinggal di Jawa...
terima kasih atas tawarannya pak!
saat ini saya bisa meditasi di tempat saya saja. mohon bimbingan jarak jauhnya. ^:)^

Terima kasih!

OK, semoga diskusi-diskusi terbuka di forum ini cukup untuk mendorong Anda tetap sadar setiap saat. ... Kalau memang dirasa perlu, Anda dapat menulis kepada saya melalui Japri ke <hudoyo [at] cbn.net.id> ... Selamat bermeditasi, kapan saja di mana saja.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 29 May 2008, 12:06:05 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #322 on: 29 May 2008, 12:10:56 PM »
bicara soal perenungan, kemaren saya merenung banyak tentang "aku" nih...
apa itu aku?
apa itu bukan aku?
apakah mungkin tanpa aku?

jawabannya mungkin memiliki kata2 yg sama dalam Tipitaka, tetapi maknanya yg saya terima sekarang berbeda...

Ya ... penglihatan batin Anda sekarang sudah terbalik ... Inilah PINTU sesungguhnya menuju pemadaman (nibbana) ... bukan apa yang tertulis dalam Tipitaka itu.

Kalau pikiran merenungkan 'si aku' ... yang sebetulnya adalah ciptaan pikiran itu sendiri (lihat Mulapariyaya-sutta, MN 1) ... itu ibarat seekor anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri ... nggak pernah berhasil ... ;D

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #323 on: 29 May 2008, 12:15:56 PM »
tidak ada soal , tidak ada pertanyaan , karna tidak ada jawaban
jadi untuk apa membuat soal
sebenarnya ada soal ;) tapi tidak ada kepentingan utk menjawab...
entah kenapa kepentingan utk menjawab ini timbul yah? ;)
kenapa kita tidak semudah ini meninggalkan permainan tanya-jawab ini...

Karena di tengah-tengah eksistensi yang bersifat tidak pernah pasti ini, si aku menuntut kepastian ... dia tidak bisa menerima ketidakpastian ... dari situlah munculnya agama-agama ... termasuk agama Buddha ...

Padahal Sang Buddha tidak mengajarkan suatu agama ... tidak mengajarkan kepastian ... melainkan mengajarkan kepadaman ...

Tetapi para bhikkhu dan umat Buddhis-lah yang belakangan menciptakan "agama" Buddha ... dengan segala ritualnya (silabbata-paramasa) ... memberikan kepastian ... sehingga banyak umat melupakan ajaran asli yang mengajarkan kepadaman. ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 29 May 2008, 01:28:19 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Si Aku yang sangat licin ...
« Reply #324 on: 29 May 2008, 02:16:16 PM »
Dari:  > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD-2

Quote from: gendhisjawi;33271661
Salam Pak Semar…jumpa lagi dalam halaman baru thread MMD.

Mohon izin, kembali saya ingin berbagi wawasan. Saya sangat terkesan pada wejangan-wejangan Ki Ageng Suryomentaram. Karena itu, berbekal metode Ki Ageng, saya bereksperimen dengan menyelidiki kembali motivasi-motivasi atas sikap, nilai, dan perilaku saya selama ini. Ternyata memang benar, bahwa kalau saya jujur menjawabnya, seluruhnya bertujuan untuk memuaskan ego.

Saya juga mencoba bereksperimen pada teman-teman dengan mewawancarai mereka secara mendalam (sampai harus adu mulut segala). Ujung-ujungnya, saya kembali menemukan bahwa pemuasan ego menjadi motivasi utama. Bahkan sikap, nilai, maupun perilaku mulia seperti “cinta pada anak”, “berbakti pada orang tua”, dan “beriman pada tuhan” pun dilandasi motivasi untuk memuaskan ego.

Tentu saja , itu juga terjadi ketika saya menguji motivasi saya untuk ber-MMD. Ketahuan bahwa ego saya pula yang ingin hening, ingin bebas, ingin tercerahkan, dst. Bahkan ketika dalam posting terdahulu Pak Semar berujar bahwa kuncinya adalah pasrah, ego saya segera punya agenda baru yang bertahan sampai sekarang: ingin pasrah he, he, he. Ketika melalui posting-posting yang lain muncul nasehat agar kita tetap “pasif”, segera ego saya menetapkan tujuan baru: ingin pasif ha, ha, ha, ha.

Makanya, seringkali saya malu sendiri ketika menguji motivasi-motivasi dalam diri ini. Benar-benar tak lebih dari pemuasan ego. Kini saya hanya bisa berharap (ini juga ego) sesekali ego saya tertidur, walau cuma sedetik dua detik.

Salam
gj

Salam jumpa kembali, Mas Gendhisjawi. ... :)  Tulisan-tulisan Ki Ageng Suryomentaram akan saya lanjutkan setelah seluruh posting yang penting dari thread lama saya pindahkan ke thread baru.

Memang betul, Mas Gendhisjawi, si aku ini licin bagai belut. ... Mula-mula dia menyenangi hal-hal duniawi: harta, derajat, kekuasaan, wanita (atau pria :) ), ilmu pengetahuan ...

Setelah itu disadari, orang mulai mencari hal-hal rohaniah ... tapi si aku ini mrucut (terlepas dari pegangan) ... dan masuk lagi melalui pintu belakang ... dan bersemayam lagi ... kini menjadi aku yang ingin ketemu Tuhan, dengan jalan beramal soleh, beribadah ... dsb ...

Setelah orang sadar bahwa ini adalah dualitas yang tak pernah berakhir, maka orang mulai berpaling mengamati batinnya sendiri ... si aku pun mrucut lagi ... menyelinap lagi ... dan bersemayam lagi menjadi subyek yang merasa bermeditasi ... dengan segala tujuannya dan metodenya: berkonsentrasi, melatih diri memperhatikan napas ... dsb ...

Setelah orang sadar bahwa praktik meditasi dan tujuan meditasi itu adalah rekayasa si aku yang halus, maka orang mulai berpikir, bagaimana kalau diam, mengamati apa yang ada sekarang ... dan si aku pun mrucut lagi ... dan menyelinap kembali menjadi pusat yang ingin diam ... dsb ...

Begitulah terus-menerus ... selalu ada si pusat, subyek yang merasa berada di pusat eksistensinya ... yang makin lama makin halus keinginannya ...

MUNGKIN kalau ini disadari ... si aku ini bisa benar-benar diam ... Tapi hati-hati, si aku ini lebih cepat daripada pikiran lho ... KEMUNGKINAN ini akan dipegangnya lagi menjadi semboyan baru ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 29 May 2008, 02:19:36 PM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #325 on: 29 May 2008, 02:37:37 PM »
Pa, gak tertarik untuk buat buku tentang MMD / sudah buat?

lumayan pak untuk mencerahkan yang membaca tulisan bapak. :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #326 on: 29 May 2008, 07:44:42 PM »
Saya teringat ada buku kecil panduan meditasi vipassana versi Mahasi Sayadaw.

Memang ada rencana membuat buku kecil panduan MMD. Malah dikandung rencana untuk minta kata pengantar dari seorang Bhante senior.

Tapi saya sekarang sangat sibuk di kantor, pekerjaan menumpuk hampir seleher. Mudah-mudahan pada bulan Juli penulisan buku itu dapat dimulai.

Salam,
hudoyo

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« Reply #327 on: 29 May 2008, 07:47:31 PM »
Saya teringat ada buku kecil panduan meditasi vipassana versi Mahasi Sayadaw.

Memang ada rencana membuat buku kecil panduan MMD. Malah dikandung rencana untuk minta kata pengantar dari seorang Bhante senior.

Tapi saya sekarang sangat sibuk di kantor, pekerjaan menumpuk hampir seleher. Mudah-mudahan pada bulan Juli penulisan buku itu dapat dimulai.

Salam,
hudoyo

ayokkk!!! :jempol:

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Paticca-samuppada, Mulapariyaya-sutta, Bahiya-sutta, Malunkyaputta-sutta
« Reply #328 on: 01 June 2008, 03:33:13 AM »
At: atas ^^
Thanks ma infonya...
At : hudoyo
Dimana ya?
_/\_

Saya coba jelaskan secara sederhana ... mudah-mudahan Rekan Riky bisa memahami ... :)

'Pikiran' itu terjadi sesudah 'phassa' = kontak, persepsi. ... bersama 'pikiran' ada 'vedana' = perasaan (senang, tidak menyenangkan, netral) ... lalu dari situ timbul 'cetana' = kehendak. ... 'cetana' itu sendiri tidak terlepas dari 'tanha' = kehausan, 'upadana' = kelekatan dan 'bhava' (proses menjadi).

Jadi, dari paticca-samuppada: ... vinnana > nama-rupa > salayatana > phassa > vedana > tanha > upadana > bhava ...
kuncinya adalah phassa = kontak, persepsi. ...

Apakah 'persepsi'? ... 'Persepsi' adalah pertemuan tiga unsur: (1) indra, (2) obyek indra, dan (3) kesadaran-indra -> persepsi (phassa).

Contoh: indra 'mata': pertemuan antara (1) mata, (2) wujud, (3) kesadaran-mata -> phassa = persepsi tentang wujud itu.

Kalau cuma (1) + (2) tanpa (3), tidak terjadi persepsi tentang wujud. Misalnya, kalau kita asyik mendengarkan Walkman (kesadaran-telinga bekerja), maka apa pun yang ada di depan mata tidak kita sadari, tidak kita perhatikan, karena tidak ada kesadaran-mata. ...

Nah, 'phassa' (persepsi) ini, sebelum dicemari 'pikiran', masih bersifat murni (pure perception). ... Maksudnya "murni", belum ada label, belum dikenali, belum dipengaruhi ingatan, belum dipengaruhi keinginan/kebencian dsb ... singkatnya belum dipengaruhi 'pikiran'.

Apa yang terjadi sesudah 'phassa' (persepsi murni)? ... Mari kita membuka Mulapariyaya-sutta (MN 1). ... Di situ Sang Buddha menjelaskan proses pikiran seorang puthujjana, seorang sekha (ariya non-arahat), dan seorang arahat/Buddha.

Proses pikiran yang dijelaskan Sang Buddha 2500 tahun lalu itu ternyata persis sama dengan definisi 'pikiran' (thought) dari disiplin psikologi pada zaman kita sekarang. ...

Apakah definisi 'pikiran' (thought, thinking)? ... " 'Pikiran' adalah TANGGAPAN (response) terhadap RANGSANGAN (stimuli) yang masuk dari luar lewat pancaindra atau muncul dari dalam sebagai ingatan." ("Thought is a covert, symbolic response to external and internal stimuli" - Encyclopaedia Britannica)

Jadi harus ada 'rangsangan' (phassa, persepsi) lebih dulu ... baru diikuti munculnya 'tanggapan' sebagai 'pikiran'. ...

Menurut Sang Buddha di dalam Mulapariyaya-sutta itu, proses terjadinya 'pikiran' itu sekaligus menciptakan si aku/ego (atta) ... dan perasaan (vedana) ...

Menurut Sang Buddha peristiwa itu terjadi melalui 6 langkah secepat kilat, misalnya:

(1) pa.thavi.m pa.thavito sa~njaanaati = "melihat (mempersepsikan) tanah sebagai tanah"

(2) pa.thavi.m pa.thavito sa~n~natvaa, pa.thavi.m ma~n~nati = "setelah mempersepsikan tanah sebagai tanah, membayangkan (mengkonsepsikan) tanah"

(3) pa.thaviya ma~n~nati = "mengkonsepsikan [aku] di dalam tanah"

(4) pa.thavito ma~n~nati = "mengkonsepsikan [aku] [berbeda] dari tanah"

(5) pa.thavi.m meti ma~n~nati = "mengkonsepsikan 'tanah untukku' "

(6) pa.thavi.m abhinandati = "bersenang hati dengan tanah".

(bold hijau = persepsi murni; bold merah = pikiran, sekaligus menciptakan aku/ego (atta); bold biru = perasaan, vedana)

(Dalam Mulapariyaya-suta, 'tanah' lalu diganti dengan air, api, udara, para dewa, konsep-konsep abstrak seperti 'keesaan', 'keanekaragaman', dan akhirnya ... konsep 'nibbana' ... maksudnya, segala sesuatu --konkrit maupun abstrak-- yang bisa dipersepsikan dan dikonsepsikan oleh batin manusia.)

Perhatikan bahwa langkah #1 kata kerjanya 'sa~njaanaati' (mempersepsikan),
sedangkan langkah #2 - 5 kata kerjanya 'ma~n~nati' (mengkonsepsikan),
sedangkan langkah #6 kata kerjanya 'abhinandati' (bersenang hati = vedana).

Nah, langkah #1 itu adalah 'phassa' (persepsi murni);
langkah #2 - 5 itu 'pikiran' (mengkonsepsikan);
langkah #6 itu 'vedana' (perasaan).

Sebagai latihan, mari kita ulangi kembali proses terjadinya pikiran itu dengan bahasa psikologi modern, dengan contoh "mata melihat bunga":

(1) "mata melihat wujud" - persepsi murni, belum ada nama/label, belum dikenali benda apa itu.

(2) "pikiran mengkonsepsikan 'bunga' " - pikiran mulai bergerak, dari database-nya (ingatan) memberi nama/label, mengenali, memilah-milah.

(3) "pikiran mengkonsepsikan [aku] di dalam bunga" - pikiran menciptakan aku/ego (atta), tapi atta itu masih belum terpisah dari 'bunga'.

(4) "pikiran mengkonsepsikan [aku] [berbeda] dari bunga" - pikiran mulai memisahkan aku dari bunga, di sini untuk pertama kali muncul DUALITAS antara SUBYEK (aku) dan OBYEK (bunga).

(5) "pikiran mengkonsepsikan 'bunga untukku' " - si aku/ego (atta) membentuk hubungan (ber-relasi) dengan bunga: ingin memetik ... 

(6) "batin bersenang hati dengan 'bunga' " - muncul 'vedana' (perasaan, emosi).

Demikianlah terlihat bahwa 'emosi' selalu muncul bersamaan dengan 'pikiran'.

(Nah, sebagai latihan, cobalah runut kembali proses berpikir itu dengan menggantikan 'bunga' dengan 'ular'.)

Ini terjadi setiap kali kita 'berpikir', artinya setiap kali kita menanggapi rangsangan apa pun yang masuk dari luar melalui pancaindra, atau muncul di dalam batin sebagai ingatan. ... Setiap kali kita 'mencerap' (mempersepsikan) rangsangan yang kita terima ... kita mengkonsepsikan apa yang kita cerap ... sekaligus menciptakan atta ... yang kemudian memisahkan diri dari obyek, menciptakan untuk pertama kali dualitas antara subyek & obyek ... lalu subyek membentuk hubungan dengan obyek ... dan terakhir muncullah emosi menyertai pikiran itu.

Ini dialami oleh setiap puthujjana.

Nah, bagaimanakah kata Sang Buddha tentang seorang 'sekha' (orang yang berlatih untuk mencapai nibbana)?

Seorang 'sekha' berlatih agar langkah #2 - 6 tidak muncul. ... Jadi ia berlatih, setiap kali mempersepsikan sesuatu--konkrit maupun abstrak--hanya berhenti pada persepsi murni (langkah #1) ... dan tidak diikuti oleh 'pikiran & emosi' (langkah #2 - 6).

Bagaimana pula keadaan batin seorang arahat/Buddha?

Dalam batin seorang arahat/Buddha, hanya ada persepsi murni (langkah #1) ... Tidak ada lagi 'pikiran', 'si aku/atta', dan 'emosi' (langkah #2 - 6) untuk selamanya.

Demikianlah secara lengkap isi Mulapariyaya-sutta (MN 1).

Apakah ini cuma sekadar teori yang bagus, yang tidak perlu diingat-ingat?

TIDAK. ... Justru inilah kunci latihan vipassana yang SESUNGGUHNYA ... inilah kunci pembebasan (nibbana) ...

Di dalam MMD (entah di dalam vipassana versi lain), pemeditasi mengamati batinnya pada saat terjadinya kontak (phassa, persepsi) dengan apa pun ... pada mulanya, mau tidak mau akan muncul pikiran, si aku, emosi yang menyertai persepsi itu ... tetapi lama-kelamaan, ia akan mengalami bahwa proses batin itu berhenti pada phassa (persepsi) ... tidak diikuti lagi oleh pikiran ... dengan kata lain, pikiran berhenti ... ia melihat gap di antara dua pikiran. ... Kalau ia bisa terus-menerus berada dalam keadaan itu (hanya ada persepsi, tapi tidak ada pikiran, atta & emosi muncul) untuk beberapa lama ... itu disebut khanika-samadhi ... pintu menuju nibbana.

Phassa (kontak, persepsi) sebagai KUNCI vipassana yang sesungguhnya ini tercantum pula dalam Bahiya-sutta dan Malunkyaputta-sutta, ketika Sang Buddha berkata:

"Di.t.the di.t.thamatta.m bhavissati," - "Di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat" - maksudnya tidak dicemari oleh pikiran, si aku & emosi;
 
"Sute sutamatta.m bhavissati," - "Di dalam yang terdengar, hanya ada yang terdengar";
 
"Mute mutamatta.m bhavissati," - "Di dalam yang tercerap [oleh ketiga indra yang lain], hanya ada yang tercerap";

"Vi~n~naate vi~n~ naatamatta.m bhavissatii" - "Di dalam yang teringat, hanya ada yang teringat."

(Menurut Kamus Pali (Buddhadata): "muta" = sense perceptions through nose, tongue and touch;
'vi~n~naata' (dari 'vijaanaati') = perceived (tercerap); karena di atasnya sudah disebut 'terlihat', 'terdengar', dan 'tercerap oleh ketiga indra yang lain', maka di sini tinggal 'ingatan' yang muncul pada indra keenam, yaitu batin.)

Inilah yang oleh Sang Buddha disebut "melihat apa adanya" ("yatha-bhutam nyana-dassanam"). ... artinya melihat segala sesuatu berhenti pada persepsi murni, tanpa dicemari oleh pikiran, emosi, keinginan, ketidaksenangan dsb ...

Kesadaran MMD ini dapat dan harus dibawa ke dalam kesadaran sehari-hari ... memang dalam kesadaran sehari-hari persepsi mau tidak mau selalu diikuti pikiran, si aku & emosi ... ini karena sati belum kuat ... Tapi bila kita cukup terlatih ... pikiran, si aku & emosi yang mengikuti persepsi itu hanya berlangsung sesaat ... karena sati bisa menghentikan pikiran, si aku & emosi yang sudah keburu muncul itu agar tidak merajalela. ...

Tapi ini harus terjadi DENGAN SENDIRINYA, tidak bisa disengaja. ... Orang tidak bisa bilang, "Saya mau sadar." ... Kalau disengaja, itu berarti batin terlibat lagi dalam konsep-konsep ... kali ini konsep-konsep Mulapariyaya-sutta yang halus ... dan dengan demikian ia tidak bisa masuk ke dalam samadhi yang sesungguhnya ... di mana tidak ada lagi pikiran, si aku & emosi.

Semoga Rekan Riky bisa memahami ini. :)

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 01 June 2008, 07:35:18 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Untuk Riky ...
« Reply #329 on: 03 June 2008, 04:24:40 AM »
Pak hudoyo jika begitu konsep teorinya brati secara mutlak pada saat meditasi kita "sadar" atau "mengamati" objek pernafasan kita??Hanya terfokus pada hal tersebut saja??Tanpa berusaha memikirkan apa2,ketika pikiran yg laen muncul fokus pada pernafasan jgn berpikir gitu ya pak??(wah jika begitu konsepnya sungguh luar binasa para arahat...)
Thanks atas bimbingannya...
_/\_

Bukan! ... Yang kamu katakan itu adalah meditasi pernapasan (anapana-sati) ... hasilnya cuma ketenangan ... bukan pencerahan dan nibbana.

Dalam vipassana, yang disadari --bukan diperhatikan-- adalah seluruh fenomena badan & batin (nama-rupa) ini ...

"Badan" ... apakah "badan" itu? ... Semua yang terjadi pada badan kita: napas (antara lain) ... rasa gatal ... rasa pegal ... nyeri ... kesemutan ... dingin ... panas ... suara yang masuk ke telinga ... bau yang tercium ... citarasa (manis, pahit, pedas, asin dsb) yang kita kecap ... pokoknya semua yang terjadi pada tubuh kita & kita cerap melalui pancaindra ... Jadi, berpindah-pindah dari satu obyek ke obyek lain ... Vipassana bukan BERKONSENTRASI pada satu obyek (misalnya: napas) saja ...

"Batin" ... apakah "batin" itu? ... "Batin" itu banyak komponennya ... semua itu harus disadari ketika muncul dalam kesadaran ... Yang paling sering muncul dalam meditasi adalah: ingatan (memori) ... lalu diikuti pikiran (menanggapi memori atau menanggapi rangsangan dari pancaindra) ... lalu emosi/perasaan: nyaman, tidak nyaman, senang, tidak senang, susah, jengkel, frustrasi, dsb ... lalu keinginan, harapan, keputusasaan ... dsb ... Cobalah sadari kalau itu muncul ... Mungkin tidak bisa disadari semuanya ... tidak apa-apa ... sadari saja apa yang mampu disadari ... Untuk mengetahui apakah Anda menyadari itu, cobalah jawab pertanyaan ini: Apakah yang terjadi kalau suatu fenomena batin itu disadari? ... Nah, cobalah bermeditasi ...


Quote
Kemudian 1 hal lagi brati anicca sangat jelas?Tanpa aku/diri yg kekal...
Disini "aku" brati ketika kita berhenti berpikir maka "aku" akan lenyap bukan bersamaan lenyapnya pikiran??(brati intinya org yg sudah mencapai tingkat kearahatan sudah berhenti "berpikir" dan melihat segala sesuatu dengan persepsi murni.that's amazing.How can do it?Sedangkan pikiran ini setiap detiknya sungguh "liar")Persepsi murni sendiri diats dr pikiran ^^ wah2,gw pikir pikiran yg teratas dr segalanya ^^(rupanya salah ya?)
Sekali lagi Thanks atas bimbingannya...
_/\_

Betul ... pikiran ini sungguh liar ... Oleh karena itu jangan berharap akan bisa menghentikannya secara instan ... Mulailah dengan menyadari apa yang terjadi pada saat kini ... di dalam meditasi, jangan mengharap apa-apa ... jangan punya cita-cita apa-apa ... semua itu cuma pikiran ...

Pikiran bukan yang tertinggi ... banyak orang salah mengira ... makin banyak gelar yang diperoleh makin hebat ... tapi ternyata ia tidak mampu menyadari pikirannya sendiri ... Jadi yang lebih tinggi daripada pikiran adalah berhentinya pikiran ... Itulah yang dilatih dalam vipassana.

Selanjutnya, untuk Riky akan saya tayangkan diskusi saya dengan Madman (Andi Cahya) di Bandung ... Madman, 26 tahun, seorang Muslim keturunan Cina-Sunda ... sekarang tengah menyelesaikan S2 Hukum, sambil bekerja di sebuah kantor pengacara ... kenal dengan saya melalui internet pada bulan Februari 2008 ... Sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang meditasi ... lalu berdiskusi dengan saya melalui internet ... sambil latihan MMD sendiri di rumah ... pada bulan April 2008 ikut retret MMD 3 hari di Cipanas ... sekarang ia berhasil mengembangkan kesadaran vipassana yang sangat kuat. ... Sangat luar biasa perkembangan anak semuda itu!

Saya akan tayangkan diskusi saya dengan Madman sejak awal sekali ... mudah-mudahan Riky bisa menarik manfaat dari diskusi itu ... dan berlatih meditasi sendiri di rumah ... Semoga Riky mampu mengikuti jejak Madman ... :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 03 June 2008, 07:24:07 AM by hudoyo »

 

anything