tapi MMD adalah vipassana, sehingga para praktisi perlu menjaga tingkah laku, perlu usaha, perlu langkah2 keras selepas meditasi duduknya. Dalam vipassana, meditasi duduk dan keseharian tidak dapat dipisahkan.
Seperti contoh merokok yg telah sy jelaskan sebelumnya, kira2 begitu menurut pandangan sy.
di sini tampaknya pendapat kita bertolak belakang...
menurut saya, yg anda namakan menjaga tingkah laku dan usaha itu bukanlah meditasi. kalo dipraktekkan, bukannya sadar dan mengamati segala yg ada, malah bisa2 praktisi sibuk mikir: "gimana ya tingkah laku gimana yg bener", "apa tingkah laku saya udah bener", "oops, tadi saya salah", "wah kok terulang lagi, sialan", "kok susah sih?", "aduh, barusan ada dosa mula caritta", "hmm, enak nih", "saya udah tenang, tingkah laku saya perfect", "kemaren sila saya bocor, boongin bos", etc.
kalo diteliti kata "usaha", maka "usaha" menyiratkan sebuah ketidakpuasan.
tidak puas dengan kondisi sekarang dan keinginan untuk menuju sebuah kondisi yg lain.
usaha mencerminkan batin yg berada di masa lalu atau batin yg mikirin masa depan.
bukankah begitu bang?
sedangkan meditasi seharusnya menjadi damai, content (saya susah menterjemahkannya), saat ini, di sini, hanya sadar, hanya mengamati...
semakin anda berusaha, semangkin meditasinya buyar.