Tak lama...
Terdengar suara gema dengan suara berat...
"Oooommmmm... Shava..."
dan dari balik awan,
terlihat sosok yg berusaha menerobos membelah awan
Namun masih tertutup kabut awan...
hanya terlihat seperti bayangan hitam
yang membentuk posisi duduk Full Lotus
Terdengar tantangan...
"Bisakah kamu menyempurnakan Imajinasimu dengan memunculkan sosokku sepenuhnya?"
mencoba menjawab tantangan dengan
.....konsentrasi.....
...
sisi terluar'nya mulai kelihatan jelas warna keemasan...
....
.....nyerah.....
hanya sanggup sampai sisi-sisi terpinggir...
Sang sosok memunculkan dirinya sepenuhnya...
Lalu tertawa berat dan panjang...
dan kemudian menghilang lagi masuk kebalik awan
Ketiga sosok kakek tadi, kelihatan kembali...
Yang mengunakan baju pelayan...
Memberikan petuah tentang kehidupan,
"Manusia didunia harus bla bla bla bla bla..."
Maaf, saya benar-benar sudah lupa apa aja isi bla bla bla nya,
tapi lebih kurang isinya tentang filosofi hubungan antara manusia
dan terakhir...
sebagai penutup kata dia langsung memberikan kata-kata to-the-point...
"Jangan Perawakan Kasar (Emosi) Kwan-Kong Yang Kau Ikutin, Itu bukan zaman mu"
Gue-nya Kaget!!!
dalem hati gw mendumel "buset negh orang... dari tadi ngomonk geto langsung khan gw bisa nangkep arah omongan elo"
"Kwan-Kong yang kau kenal bukanlah Kwan-Kong yang sebenarnya..."
Terdengar suara gelegar teriakan.... SIAPA YANG GOSIPIN GUE!!!
Seorang berwajah merah, Berbaju hijau, dengan kegarangannya melompat turun...
maap, gak jelas melompat dari mana
NOTE: Kwan-Kong adalah sosok yang saya anggap membuka/menyadarkan "Jalan Buddhism" ke-gue,
So... kata-kata gampangnya Kwan-Kong adalah Tokoh Idola Kemenyan
Sosok Pelayan: "Nah... orang nya datang..."
dan dengan gaya sok akrab en hangat'nya yg bener-bener gak sesuai dengan "kegarangannya",
Kwan-Kong berusaha tampil hangat dengan mengumbar Tawa (yg gak cocok dengan profilnya)
Kwan-Kong:
"hahaha... benar itu...
pada zaman mu tidak seharusnya mengandalkan emosi, kasar... bla bla bla..."
as usual... "bla bla bla" => "lupa"
Setelah mendengarkan ceramah yang puanjang tentang filosofi kehidupan,
Gue mulai bisa ngerasa "akrab" dengan sosok garang ini...
Ada satu yg masih bisa gue ingat...
Ini merupakan tentang Keahlian (dan kelebihan) para dewa...
"Bagi gue dikit kelebihan bisa tidak?"
"Bisa... Bisa... Muka Merah gue mau... ?"
riak wajah gue langsung kesel dibercandain...
Lalu... dia memberikan petuah lagi...
Kelebihan dan Keahlian bisa dilatih...
Hal ini bukan untuk diminta, tapi dilatih,
Latihlah... jangan mengharap ada yg bisa memberikan,
tapi latihlah sendiri...
.... bersambung