//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KARANGAN ATAU BUKAN???  (Read 86209 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #105 on: 07 July 2011, 09:11:05 PM »
sebagai tambahan saja... saya sudah membaca biografi guru padmasambawa yg diterbitkan karaniya, memang benar GP membunuh anak menteri tsb dengan menjatuhkan katvanga di atas kepalanya shg anak tersebut meninggal.

ingin tau alasannya? GP mempunyai kekuatan waskita yg membaca karma anak menteri tsb kelak. bahwa dia akan membunuh banyak orang ketika dia besar nanti. Sbg tindakan pencegahan dan pembebasan, GP membunuh anak tsb agar ia terhindar dari karma berat yg akan membuat dia jatuh ke neraka. Tidak ada cara lain selain membunuh anak tsb dari penglihatan waskita seorang boddhisattva agung seperti GP.

tindakan membunuh tsb didasarkan atas welas asih agung, agar anak tsb bisa diselamatkan, sebelum ia besar nanti dan melakukan perbuatan karma yg sangat berat. Dan kemungkinan besar GP mempunyai kekuatan yg bisa membuat anak tersebut terlahir di alam yg lebih baik. semua karma anak tsb telah diketahui secara gamblang oleh GP sehingga beliau berani mengambil tindakan membunuh demi menyelamatkan anak tsb. Akan
tetapi krn tidak mengerti, raja dan para menteri menganggap pembunuhan tsb sebagai tindakan kriminal, shg beliau diasingkan.

Di Jatakamala sutra juga ada ttg kehidupan lampau Sakyamuni Buddha pada saat beliau menjadi bodhisattva agung. Beliau dengan berani membunuh seorang penjahat di atas kapal yg akan mencari harta karun. Saat itu dengan kekuatan kewaskitaan, beliau melihat bahwa penjahat tsb berencana akan membunuh dgn meracuni semua penumpang kapal (300 orang) dan mengambil harta karun untuk dirinya sendiri.

sebelum hal itu terjadi, sang bodhisattva telah mengetahui nya, lalu beliau mengambil tindakan pencegahan dan sekaligus menyelamatkan penjahat tsb agar tidak melakukan perbuatan karma berat, walaupun dengan cara membunuhnya. dan terbukti benar bahwa ditemukan sejumlah bubuk racun yg telah dipersiapkan oleh penjahat tsb.

sekali lagi, tindakan membunuh seorang bodhisattva agung hanya didasarkan pada welas asih agung demi menyelamatkan mahluk2 lainnya dari karma berat, dan hal itu sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia biasa. Dalam hal ini sang bodhisattva tsb memang telah "qualified" atau memiliki kemampuan kewaskitaan yg luar biasa yg bisa mengetahui segala bentuk karma sebelum hal itu terjadi. Dan sudah pasti beliau melakukan pembunuhan tsb untuk menyelamatkan banyak mahluk lain, dengan motivasi yg bajik, dan didasari atas mahakaruna serta bodhicitta agung.

semoga membantu pengertian anda ...  :)


bold : itu lho UPAYA KAUSALYA
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #106 on: 07 July 2011, 09:11:53 PM »
Quote
baik "emanasi", tentunya mash relevan kalau kita menganalisa perilaku padmasambhava yg katanya adalah emanasi Buddha. karena saya tidak memiliki kemampuan untuk kembali ke masa lampau, maka saya hanya berusaha memahami melalui pembahasan spt pada thread ini. anda yg buru2 mengalihkan topik agar aib dari idola anda tidak terbongkar, (atau minimal begitulah kesan yg saya tangkap).

Siapa peduli kesan anda? Sepanjang saya ikut forum ini dari dulu smpe sekarang sudah banyak sekali pertanyaan mengulang" pdhl sudah dijawab en pas dijawab kadang diem aja g tau setuju pa gak... eh bbrp bulan lagi diulang lagi... buat apa sy njelasin panjang"? Capek. Apalagi sudah OOT karena yg bikin capek selalu produk hasil OOT juga.

Kalau mau main kesan, kesan saya lho ya: anda berusaha mempertahankan topik untuk sekedar mencari kesalahan. Nah kesan saya belum tentu benar kan?  :D  Klo sy ketemu org di luar yang suka nyari kesalahan, ya saya cuekin ajah, emg mau debat?

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #107 on: 07 July 2011, 09:16:46 PM »
Siapa peduli kesan anda? Sepanjang saya ikut forum ini dari dulu smpe sekarang sudah banyak sekali pertanyaan mengulang" pdhl sudah dijawab en pas dijawab kadang diem aja g tau setuju pa gak... eh bbrp bulan lagi diulang lagi... buat apa sy njelasin panjang"? Capek. Apalagi sudah OOT karena yg bikin capek selalu produk hasil OOT juga.

Kalau mau main kesan, kesan saya lho ya: anda berusaha mempertahankan topik untuk sekedar mencari kesalahan. Nah kesan saya belum tentu benar kan?  :D  Klo sy ketemu org di luar yang suka nyari kesalahan, ya saya cuekin ajah, emg mau debat?

 _/\_
The Siddha Wanderer

saya koreksi sedikit, saya memang skeptis perihal padmasambhava ini, dan saya berusaha mencari2 penjelasan yg dapat memberikan minimal sedikit saja keyakinan pada sosok misterius ini. saya tidak menyalahkan anda karena kesan keliru anda.

tapi yg menarik walaupun anda tidak peduli dengan kesan saya, anda tetap tidak membantah yg menyiratkan bahwa kesan saya benar

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #108 on: 07 July 2011, 09:21:16 PM »
Quote
tapi yg menarik walaupun anda tidak peduli dengan kesan saya, anda tetap tidak membantah yg menyiratkan bahwa kesan saya benar

Untuk apa membantah? kalau misalkan memang kesan anda terhadap saya salah trs emg mau diapain?

Gimana" supaya merbaikin kesan saya di anda ya harus ngeladenin anda diskusi topik "bunuh" tsb.... walaupun sy menyangkal tp klo sy g mau ngladenin y anda akan tetap berkata bahwa saya hanya mau mengalihkan topik saja.

Ntar jd debat kusir. Biar pembaca dari berbagai kalangan aliran dan background saja yg menilai....

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #109 on: 07 July 2011, 09:23:04 PM »
Untuk apa membantah? kalau misalkan memang kesan anda terhadap saya salah trs emg mau diapain?

Gimana" supaya merbaikin kesan saya di anda ya harus ngeladenin anda diskusi topik "bunuh" tsb.... walaupun sy menyangkal tp klo sy g mau ngladenin y anda akan tetap berkata bahwa saya hanya mau mengalihkan topik saja.

Ntar jd debat kusir. Biar pembaca dari berbagai kalangan aliran dan background saja yg menilai....

 _/\_
The Siddha Wanderer

_/\_

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #110 on: 07 July 2011, 09:26:25 PM »
 _/\_
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #111 on: 07 July 2011, 09:31:21 PM »
Lantas kenapa kalau saya kutip dari Dhammapada?

Di Dharmapada Udanavarga juga ada kutipan yang mirip sekali bahkan hampir persis. Asalnya sama aja.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Jika sama, mengapa anda tidak menggunakan Udanavarga malah justru Dhammapada yang condong dipakai oleh Theravada? Padahal kita sedang membicarakan 84.000 sutra bukan sutta. Apakah mungkin tujuan awal anda menggunakan Dhammapada karena untuk menyindir Theravadin bahwa dalam literaturnya juga ada “ajakan membunuh”? Sayang sekali jika iya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #112 on: 07 July 2011, 09:35:59 PM »
IMO
tadinya memang tidak tahu bahwa benar adalah membunuh orang tua,
sesudah ada kutipan Dhammapada dari sdr Hendrako, barulah ngerti bahwa bunuh ibu dan ayah adalah kiasan bukan bunuh orang tua benaran.
kemudian berkelit lagi, ya boleh2 saja sih, namanya juga UPAYA KAUSALYA  :))

Saya rasa tidak, ybs tahu bahwa itu bukan arti sebenarnya karena ia menggunaan tanda kutip pada kata "bunuh".
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #113 on: 07 July 2011, 09:36:41 PM »
Quote
Jika sama, mengapa anda tidak menggunakan Udanavarga malah justru Dhammapada yang condong dipakai oleh Theravada? Padahal kita sedang membicarakan 84.000 sutra bukan sutta. Apakah mungkin tujuan awal anda menggunakan Dhammapada karena untuk menyindir Theravadin bahwa dalam literaturnya juga ada “ajakan membunuh”? Sayang sekali jika iya.

Hahhahaha bukankah sudah sering saya katakan:

Mahayana menerima semua aliran Buddhis Shravakayana tanpa terkecuali, sehingga Dharmapada yang dipakai pun bisa dari Mahisasaka bisa dari Sarvastivada bisa dari Theravada.

Jd ya Dhammapada termasuk dalam 84.000 Sutra. Lagian yang diketahui umum Dhammapada bukan Dharmapada kan? Y saya ikut yg publik banyak tahu ajah ngapain repot" pake versi Udanavarga, sy juga hafal di luar kepalanya yg Dhammapada bukan Udanavarga.

Pali hanyalah sebuah bahasa yang kemudian dipakai oleh Theravada Mahaviharavasin, sedangkan Mahasanghika, Sarvastivada dsb menggunakan bahasa sendiri" juga ada Praktit, Magadhi, dsb. Mahayana menerima itu semua, makanya ada yg namanya "Theravadin Mahayana" seperti dicatat bhiksu Xuanzang ketika berkungjung ke pusat Theravada di Srilanka sono, salah satu produk "Theravadin Mahayana" itu Vimutti-magga.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 07 July 2011, 09:39:18 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #114 on: 08 July 2011, 04:36:32 AM »
sebagai tambahan saja... saya sudah membaca biografi guru padmasambawa yg diterbitkan karaniya, memang benar GP membunuh anak menteri tsb dengan menjatuhkan katvanga di atas kepalanya shg anak tersebut meninggal.

ingin tau alasannya? GP mempunyai kekuatan waskita yg membaca karma anak menteri tsb kelak. bahwa dia akan membunuh banyak orang ketika dia besar nanti. Sbg tindakan pencegahan dan pembebasan, GP membunuh anak tsb agar ia terhindar dari karma berat yg akan membuat dia jatuh ke neraka. Tidak ada cara lain selain membunuh anak tsb dari penglihatan waskita seorang boddhisattva agung seperti GP.

tindakan membunuh tsb didasarkan atas welas asih agung, agar anak tsb bisa diselamatkan, sebelum ia besar nanti dan melakukan perbuatan karma yg sangat berat. Dan kemungkinan besar GP mempunyai kekuatan yg bisa membuat anak tersebut terlahir di alam yg lebih baik. semua karma anak tsb telah diketahui secara gamblang oleh GP sehingga beliau berani mengambil tindakan membunuh demi menyelamatkan anak tsb. Akan tetapi krn tidak mengerti, raja dan para menteri menganggap pembunuhan tsb sebagai tindakan kriminal, shg beliau diasingkan.

Di Jatakamala sutra juga ada ttg kehidupan lampau Sakyamuni Buddha pada saat beliau menjadi bodhisattva agung. Beliau dengan berani membunuh seorang penjahat di atas kapal yg akan mencari harta karun. Saat itu dengan kekuatan kewaskitaan, beliau melihat bahwa penjahat tsb berencana akan membunuh dgn meracuni semua penumpang kapal (300 orang) dan mengambil harta karun untuk dirinya sendiri.

sebelum hal itu terjadi, sang bodhisattva telah mengetahui nya, lalu beliau mengambil tindakan pencegahan dan sekaligus menyelamatkan penjahat tsb agar tidak melakukan perbuatan karma berat, walaupun dengan cara membunuhnya. dan terbukti benar bahwa ditemukan sejumlah bubuk racun yg telah dipersiapkan oleh penjahat tsb.

sekali lagi, tindakan membunuh seorang bodhisattva agung hanya didasarkan pada welas asih agung demi menyelamatkan mahluk2 lainnya dari karma berat, dan hal itu sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia biasa. Dalam hal ini sang bodhisattva tsb memang telah "qualified" atau memiliki kemampuan kewaskitaan yg luar biasa yg bisa mengetahui segala bentuk karma sebelum hal itu terjadi. Dan sudah pasti beliau melakukan pembunuhan tsb untuk menyelamatkan banyak mahluk lain, dengan motivasi yg bajik, dan didasari atas mahakaruna serta bodhicitta agung.

semoga membantu pengertian anda ...  :)
Maaf menurut saya agak aneh kalau guru padma harus membunuhnya demi menyelamatkan orang tersebut dari karma buruknya apakah tidak ada cara lain selain membunuh secara fisik cobalah untuk membunuh pikiran buruknya bukan fisiknya dengan membuka kesadaran pikiriannya sehingga dia tau mana perbuatan yang buruk dan perbuatan yang baik seperti sang buddha menyadari anggulimala kenapa sang buddha tidak membunuh anggulimala sedangkan anggulimala seorang pembunuh bahkan ibunya sendiri pun mau dibunuh tetapi sang buddha tidak membunuh fisiknya melainkan membuka kesadaran pikirannya sehingga anggulimala menyatakan bertobat atas perbuatannya itu!!!

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #115 on: 08 July 2011, 05:44:20 AM »
Saya rasa tidak, ybs tahu bahwa itu bukan arti sebenarnya karena ia menggunaan tanda kutip pada kata "bunuh".

menurut saya tanda kutip kata 'bunuh' itu memang utk memperjelas bahwa ada terjadi pembunuhan juga di dhammapada
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #116 on: 08 July 2011, 07:38:11 AM »
sebagai tambahan saja... saya sudah membaca biografi guru padmasambawa yg diterbitkan karaniya, memang benar GP membunuh anak menteri tsb dengan menjatuhkan katvanga di atas kepalanya shg anak tersebut meninggal.

ingin tau alasannya? GP mempunyai kekuatan waskita yg membaca karma anak menteri tsb kelak. bahwa dia akan membunuh banyak orang ketika dia besar nanti. Sbg tindakan pencegahan dan pembebasan, GP membunuh anak tsb agar ia terhindar dari karma berat yg akan membuat dia jatuh ke neraka. Tidak ada cara lain selain membunuh anak tsb dari penglihatan waskita seorang boddhisattva agung seperti GP.

tindakan membunuh tsb didasarkan atas welas asih agung, agar anak tsb bisa diselamatkan, sebelum ia besar nanti dan melakukan perbuatan karma yg sangat berat. Dan kemungkinan besar GP mempunyai kekuatan yg bisa membuat anak tersebut terlahir di alam yg lebih baik. semua karma anak tsb telah diketahui secara gamblang oleh GP sehingga beliau berani mengambil tindakan membunuh demi menyelamatkan anak tsb. Akan tetapi krn tidak mengerti, raja dan para menteri menganggap pembunuhan tsb sebagai tindakan kriminal, shg beliau diasingkan.

Di Jatakamala sutra juga ada ttg kehidupan lampau Sakyamuni Buddha pada saat beliau menjadi bodhisattva agung. Beliau dengan berani membunuh seorang penjahat di atas kapal yg akan mencari harta karun. Saat itu dengan kekuatan kewaskitaan, beliau melihat bahwa penjahat tsb berencana akan membunuh dgn meracuni semua penumpang kapal (300 orang) dan mengambil harta karun untuk dirinya sendiri.

sebelum hal itu terjadi, sang bodhisattva telah mengetahui nya, lalu beliau mengambil tindakan pencegahan dan sekaligus menyelamatkan penjahat tsb agar tidak melakukan perbuatan karma berat, walaupun dengan cara membunuhnya. dan terbukti benar bahwa ditemukan sejumlah bubuk racun yg telah dipersiapkan oleh penjahat tsb.

sekali lagi, tindakan membunuh seorang bodhisattva agung hanya didasarkan pada welas asih agung demi menyelamatkan mahluk2 lainnya dari karma berat, dan hal itu sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia biasa. Dalam hal ini sang bodhisattva tsb memang telah "qualified" atau memiliki kemampuan kewaskitaan yg luar biasa yg bisa mengetahui segala bentuk karma sebelum hal itu terjadi. Dan sudah pasti beliau melakukan pembunuhan tsb untuk menyelamatkan banyak mahluk lain, dengan motivasi yg bajik, dan didasari atas mahakaruna serta bodhicitta agung.

semoga membantu pengertian anda ...  :)

haizzz, ternyata ajaran buda sangat hebat =)) ajaran kasih nya sampai segitu nya demi menyelamatkan ratusan main bunuh satu orang =))

kalah sama seseorang yang menyelamatkan jutaan dengan mengorbankan nyawanya, bukan membunuh seperti ajaran buda, sangat memalukan =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #117 on: 08 July 2011, 08:06:33 AM »
Hahhahaha bukankah sudah sering saya katakan:

Mahayana menerima semua aliran Buddhis Shravakayana tanpa terkecuali, sehingga Dharmapada yang dipakai pun bisa dari Mahisasaka bisa dari Sarvastivada bisa dari Theravada.

Saya tahu itu, oleh karena itu saya merasa Mahayana sekarang ini adalah aliran , maaf, “campur aduk”, dan tidak menutup kemungkinan ajaran agama lain juga dimasukkan. Sejak awal saya tidak mempermasalahkan isinya sama atau tidak antara Dharmapada dan Dhammapada, tetapi sumber yang anda gunakan asalnya dari mana, jelas dari literatur Theravada.

Quote
Jd ya Dhammapada termasuk dalam 84.000 Sutra. Lagian yang diketahui umum Dhammapada bukan Dharmapada kan? Y saya ikut yg publik banyak tahu ajah ngapain repot" pake versi Udanavarga, sy juga hafal di luar kepalanya yg Dhammapada bukan Udanavarga.

Pali hanyalah sebuah bahasa yang kemudian dipakai oleh Theravada Mahaviharavasin, sedangkan Mahasanghika, Sarvastivada dsb menggunakan bahasa sendiri" juga ada Praktit, Magadhi, dsb. Mahayana menerima itu semua, makanya ada yg namanya "Theravadin Mahayana" seperti dicatat bhiksu Xuanzang ketika berkungjung ke pusat Theravada di Srilanka sono, salah satu produk "Theravadin Mahayana" itu Vimutti-magga.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Sutta dan sutra jelas dari bahasanya beda, Pali dan Sankerta.  Dan anda katakan sendiri Pali hanyalah sebuah bahasa yang kemudian dipakai oleh Theravada Mahaviharavasin.
Nah, di sini jelas anda mengambil kutipan dari Pali. Gitu aja kok repot untuk mengakui bahwa mengambil sumber dari literatur Theravada yang memang lebih terkenal dari versi yang lain. :))

Itu saja yang ingin saya sampaikan.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #118 on: 08 July 2011, 08:19:54 AM »
Quote
Saya tahu itu, oleh karena itu saya merasa Mahayana sekarang ini adalah aliran , maaf, “campur aduk”, dan tidak menutup kemungkinan ajaran agama lain juga dimasukkan. Sejak awal saya tidak mempermasalahkan isinya sama atau tidak antara Dharmapada dan Dhammapada, tetapi sumber yang anda gunakan asalnya dari mana, jelas dari literatur Theravada.

Sutta dan sutra jelas dari bahasanya beda, Pali dan Sankerta.  Dan anda katakan sendiri Pali hanyalah sebuah bahasa yang kemudian dipakai oleh Theravada Mahaviharavasin.
Nah, di sini jelas anda mengambil kutipan dari Pali. Gitu aja kok repot untuk mengakui bahwa mengambil sumber dari literatur Theravada yang memang lebih terkenal dari versi yang lain. :))

Hahahha.. campur aduk? Kalau anda belum faham kerangka berpikir dan tahapan-tahapan Mahayana ya sepintas terlihat "campur aduk".... hahaha... y udah terserah anda kita g bahas ini skrg... :)) :))

Hahahaha... kenapa Pali dan Sanskerta harus jadi pembeda? ong Mahayana nerima semua aliran koq... hahahahaha... mau Pali mau Magadhi mau Prakrit itu kan bahasa yang berbeda" krn anjuran Buddha adalah ajaran-Nya disampaikan sesuai bahasa masyarakat daerah masing-masing..  ^-^ ^-^

Loh y dari awal saya emg ngakui ngambil dr Dham(m)apada kok..  :)) :)) Dr awal postingan sy g pernah nulis Dha(r)mapada....  :)) :)) Apanya yg repot? hahah

Sekian jg dr saya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KARANGAN ATAU BUKAN???
« Reply #119 on: 08 July 2011, 08:28:07 AM »
Maaf menurut saya agak aneh kalau guru padma harus membunuhnya demi menyelamatkan orang tersebut dari karma buruknya apakah tidak ada cara lain selain membunuh secara fisik cobalah untuk membunuh pikiran buruknya bukan fisiknya dengan membuka kesadaran pikiriannya sehingga dia tau mana perbuatan yang buruk dan perbuatan yang baik seperti sang buddha menyadari anggulimala kenapa sang buddha tidak membunuh anggulimala sedangkan anggulimala seorang pembunuh bahkan ibunya sendiri pun mau dibunuh tetapi sang buddha tidak membunuh fisiknya melainkan membuka kesadaran pikirannya sehingga anggulimala menyatakan bertobat atas perbuatannya itu!!!


saya pikir itulah bedanya antara Buddha sungguhan dan Buddha karangan