//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Hadisantoso

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 21
31
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 01 March 2013, 12:05:56 PM »
sebelumnya saya jelaskan dulu ----
saya belum sebagai umat Buddhist,apalagi soal aliran sama sekali belum paham betul perbedaan antar aliran.tapi saya tahu adanya aliran2 yang ada.
karena Mahayana adalah salah satu aliran dari agama Buddha,dan dari post anda itu saya mencium adanya ke-tidak senang-an anda terhadap aliran Mahayana,maka saya bisa menulis----tolong tanya bla bla bla.
arti pertanyaan saya itu-----apakah tingkah laku bhiksu Mahayana rata2 memang seperti itu?

32
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 01 March 2013, 11:53:25 AM »
tolong tanya-----
yang brengsek itu bhiksunya(oknum) atau mahayana?

33
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 01 March 2013, 09:10:55 AM »
1,berkenaan dengan adanya foto2 itu, saya pribadi sama sekali tidak terbebani.
2,saya menjadi terbebani -dalam arti kawatir,kalau mungkin ada umat pemula,baik member atau tamu DC,yang akan terpengaruh oleh foto2 tsb----tapi semoga kekawatiran/kecemasan saya itu hanya sia sia,itu lebih baik.
salam

34
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 28 February 2013, 09:57:17 PM »
Ya kalo memang tidak ingin ADA UMAT TERBEBANI ya sebaiknya menggunakan komentar dengan nada yg ADEM aja bro...saya masih baru tapi melihat ada yang bernada panas jadi takut juga deh....:)
apa komentar saya bernada panas? kalau iya sorry lo

35
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 28 February 2013, 09:37:28 PM »
maaf ni ya om... trus diatas itu tulisan om ? trus tulisan om itu termasuk komentar bukan om ?

maaf beribu ribu maaf om... apakah ada manfaat nya om melihat umat yg terbebani setelah menlihat foto2 tsb ? jika tidak, napa perlu mengasihani ? jika ya, ini yg membuat bingung ;D

cm mengomentari bkn berarti terbebani om. ketika om melihat seorang ibu membunuh anak nya hanya karena burung si anak mengecil, kemudian om memberikan pandangan om yg bs dikatakan sebagai komentar om terhadap peristiwa itu, apakah bs dikatakan om terbebani dgn peristiwa itu ?

;D maaf beribu ribu maaf loh om... sy cm cuap2, jika tdk terbebani, abaikan aja om... klo merasa terbebani oleh tulisan sy, ya di tanggapi aja om... ;D
santai aja.
saya sendiri sama sekali tidak terbebani setelah melihat foto2 itu,tapi saya kawatir kalau2 ada yang terbebani,
misalnya setelah melihat foto2 itu menjadi timbul tanda tanya----bhiksu kok begitu.
semoga saja tidak ada.

36
Mahayana / Re: biksu mahayana melanggar kaga kek gini?
« on: 28 February 2013, 09:01:47 PM »
Setelah melihat foto2 diatas,inilah yang  ada di benak saya.
Apakah foto2 itu ada manfaatnya setelah saya lihat ? ----tidak ada sama sekali.saya tidak merasakan maknanya.
Apakah foto2 itu jadi mempengaruhi saya,merubah pandangan saya tentang bhiksu ?----tidak sama sekali---
Alasannya?
Apakah bhiksu sedunia punya kualitas yang  sama? ----tidak.
Apakah pendeta,pastor,ulama sedunia punya kualitas yang sama?----tidak.
Apakah polisi sedunia punya kualitas yang sama ?---tidak.
Penyandang Profesi atau status yang disebut diatas juga ada yang brengsek----oknumnya.
Belum lagi bila itu hanya foto hasil ediet,----apakah ada perlunya saya teliti? ---- tidak ada faedahnya.
Apakah saya perlu Tanya sumbernya dari mana atau  siapa?----tidak perlu.
Apakah saya perlu tahu apa motivasi mengumpulkan foto2 demikian,entah itu palsu/bohong atau tidak----tidak perlu.
Apakah saya akan menebak nebak apalagi memberi vonis ini komersil ?----tidak perlu.
Yang jelas foto2 itu adalah tidak berguna sama sekali,maaf ini dimata saya.
Lalu kenapa saya memberi komentar?---kasihan kalau ada umat yang akan terbebani setelah melihat foto2 tsb.
Salam.

37
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 28 February 2013, 09:29:18 AM »
untuk cerita pengalaman spt ini tidak diperlukan bukti, karena hanya diceritakan kepada teman sendiri, dan kita bisa menilai kebenaran suatu kisah pengalaman dari pergaulan kita dengan si penutur, dalam kisah yg disampaikan oleh sis Shasika, saya tidak melihat ada keuntungan bagi si penutur untuk menyampaikan pengalaman fiktif, berbeda dengan kisah2 motivasi yg tujuannya memang berdagang (mengambil keuntungan dari menjual) kisah inspiratif.
1.post 617 inilah awal dari OOT,dari topik makluk halus berkembang ke topik kisah motivasi.
2,tulisan di post 617 ini,sebuah kesalahan terjadi,yaitu----berbeda dengan kisah2 motivasi yg tujuannya memang berdagang (mengambil keuntungan dari menjual) kisah inspiratif------vonisnya adalah segala bentuk kisah yang bermuatan motivasi tujuannya adalah dagang/komersial.
tidak terkecuali itu tulisan siapa,sumber dari mana,nyata atau karangan(fiktif).semua komersil.

38
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 27 February 2013, 09:19:27 PM »
 _/\_

Saya kan cuma bertanya pada sis Shasika, dan bukan kepada anda.
Tapi justru anda yang menanggapi (menjawab) pertanyaaan saya di reply #617  :whistle:

Ngapain saya tanya ke diri sendiri dan jawab sendiri karena andalah yang mempermasalahkan ketika saya bertanya pada member lain.  _/\_
_/\_ _/\_ _/\_

39
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 26 February 2013, 04:35:43 PM »
pendapat yg menarik, jika suatu kisah yg dikarang dan dimasukkan ke dalam suatu produk komersial bukan bertujuan untuk mencari untung, maka terus terang saya tidak tahu lagi apa tujuan dari karya itu, mungkin anda sudi memberitahu saya.
bisa dijelaskan ,? dalam kasus saya ini,dimana ada hubungannya dengan produk komersial?

mungkin karena sudah karakter,bila suatu saat anda berkarya,entah tulisan tentang apa,anda akan selalu mencari keuntungan dari karya anda.

mungkin anda tidak pernah membayangkan ada orang berkarya yang non komersil.
mungkin anda tidak akan percaya,bahwa banyak guru spiritual yang menulis dan berceramah tanpa bayaran.

40
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 26 February 2013, 04:01:11 PM »
postingan saya itu bukan ditujukan kepada anda melainkan kepada para penulis kisah motivasi, jadi saya surprised melihat bahwa ternyata anda adalah seorang penulis kisah motivasi juga :jempol:
di Thread yang saya tulis--efec domino sebuah kebaikan. anda memang hanya menanyakan tentang sumber cerita,maka saat itu saya tidak ada reaksi bahkan berterima kasih karena telah diingatkan,tapi di thread ini anda menyinggung lagi soal artikel inspiratif yang HANYA bermotive keuntungan dagangan,saya kembalikan tulisan anda---itu namanya generalisir, jika anda ketakutan bukan berarti semua orang harus ketakutan, bukan?
dengan ke-senior-an anda , seharusnya anda bisa menyadari bahwa ini adalah sebuah pelecehan,cari untung dari mana?

memang forum DC bukan milik anda,dan tulisan anda tidak mewakili forum DC, tapi karena tiadanya respon dari member lain termasuk moderatornya,maka saya anggap bahwa ini memang karakter forum DC.
kisah makluk halus disambut meriah,tapi kisah inspiratif dianggap iklan dan mencari untung.
mungkin saya yang salah,karena inilah Buddhisme sejati.


41
Pengalaman Pribadi / Re: Ada pengalaman dengan Mahluk Halus ?
« on: 26 February 2013, 03:22:03 PM »
untuk cerita pengalaman spt ini tidak diperlukan bukti, karena hanya diceritakan kepada teman sendiri, dan kita bisa menilai kebenaran suatu kisah pengalaman dari pergaulan kita dengan si penutur, dalam kisah yg disampaikan oleh sis Shasika, saya tidak melihat ada keuntungan bagi si penutur untuk menyampaikan pengalaman fiktif, berbeda dengan kisah2 motivasi yg tujuannya memang berdagang (mengambil keuntungan dari menjual) kisah inspiratif.
walaupun sejatinya tidak ada motivasi dagang sama sekali saat saya post tulisan kisah inspiratif,tapi saya sudah jera/kapok,tidak akan saya ulangi lagi di forum yang mulia ini.--DHAMMACITTA---forum Buddhisme.
mencari keuntungan(bisnis) dari posting sebuah kisah inspiratif !

42
Kafe Jongkok / Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« on: 23 February 2013, 09:20:52 AM »
Apakah seseorang yg memahami teori Dhamma dengan baik, harus sudah mampu melihat segala sesuatunya sebagai Anatta?

Jika begitu, hanya para Arahat dong yg boleh membahas, sharing dan mengajarkan Dhamma, krn kita semua (termasuk anda tentunya) masih belum terbebas dari pandangan atta.

Kita semua disini saling sharing, saling belajar, saling mengasah pemahaman, yang tentu saja dalam bentuk TEORI. Urusan praktik tentu di dunia nyata. Tapi di forum ini dan di ceramah2 Dhamma, tetap yg disampaikan , yg ditulis, adalah TEORI. Kita disini membahas TEORI, sedangkan PRAKTIK adalah urusan kita masing2, tanggung jawab kita masing2. Tidak perlu memusingkan praktik orang lain. 'Praktik' mutlak urusan masing2.


::
kalau pendapat saya-----
aktif di forum seperti DC ini juga bisa menjadi tempat praktek dhamma,apabila apa yang ditulis seseorang member bisa bermanfaat bagi member lain atau yang telah membaca.
fungsi forum DC dimata saya----
1,semoga ada yang mengoreksi pemahaman saya.
2,semoga mendapatkan sesuatu yang belum saya ketahui tentang ajaran Buddha.
3,semoga partisipasi saya di forum ini ada manfaat bagi pembaca .

43
Kafe Jongkok / Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« on: 21 February 2013, 03:33:34 PM »
ada cerita nyata yang saya alami sendiri.
tahun lalu anak sepupu saya yang masih kuliah(di surabaya) kena rampok subuh jam 4 pagi,mobil yang masih baru berapa bulan dibelikan ayahnya diambil paksa,lalu anak itu di tembak dan dibuang di pinggir jalan tol.
ternyata anak itu baru pulang dari dugem di sebuah tempat,dan memang sudah sering.
saat melayat itulah saya mendengar komentar dari tamu2 yang datang.
ada 3 pandangan yang berbeda.
A bilang itu sudah takdir.
b bilang itu adalah karma si anak.
C bilang itu kesalahan orang tua yang kurang perhatian terhadap kehidupan anaknya.

yang menarik komentar si C----
bila semua musibah selalu di limpahkan ke takdir atau karma,maka si orang tua tidak perlu lagi mendidik anak,tidak perlu lagi mengawasi anak,bahkan lepas tanggung jawab.

demikianlah pemahaman umat awam.
sebetulnya kejadian seperti ini salah siapa?
ada 3 pandangan yang berbeda.
A bilang itu sudah takdir.
b bilang itu adalah karma si anak.---memang karma dia hanya sampai disitu.
C bilang itu kesalahan orang tua yang kurang perhatian terhadap kehidupan anaknya.

Dari 3 pandangan diatas------

A menggunakan konsep takdir,pemahaman ini banyak celah.
Di satu sisi kematian si anak SUDAH ditakdirkan,namun di sisi lain dalam konsep takdir juga ada keharusan orang tua untuk mendidik anak.
Sehingga terjadilah benturan,misalnya-----
suatu saat orang tua yang sedang menasehati anaknya,agar menjauh dari kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatan dan keselamatan,maka si anak bisa menjawab> tidak masalah ayah,kan sudah ada garis takdir dalam diri saya,bagaimanapun saya menghindari kalau sudah takdir mana bisa menghindar,sebaliknya bila saya belum takdirnya mati,maka tidak ada yang bisa membunuh saya,narkoba sekalipun.

B menggunakan konsep karma diri sendiri,
konsep ini bila tidak hati2 juga akan muncul celah.
Yang saya dengar saat melayat,orang itu begitu ceroboh dalam mengartikan karma,seolah olah terjemahan atau arti karma HAMPIR disamakan dengan takdir,---tidak ada yang bisa merubahnya.
dia telah mengesampingkan faktor external(lingkungan,orang tua,alam DLL) yang bisa mempengaruhi seorang anak untuk MELAKUKAN/MEMILIKI sebuah SEBAB.
seorang anak bisa memiliki sebuah tekad,sebuah pandangan,sebuah pengetahuan tentang efec narkoba pasti ada sebab,------dia telah dicuci otak oleh orang tua,teman ,guru----sehingga dia bisa menghindari narkoba atau prilaku buruk lainnya.
Masalahnya tinggal seberapa hebat deterjen dan seberapa kotor otak yang akan dicuci.
Makanya kadang bisa terjadi----5 bersaudara yang menerima cuci otak dari merk deterjen(orang tua atau guru) yang sama,hasilnya bisa berlainan.

C menggunakan konsep pendidikan umum,tanpa ada unsur spiritual,konsep ini akan mengalami kebuntuan bila si anak memiliki karma buruk yang kuat,sehingga di-didik bagaimanapun si anak tetap bejat,----tapi mungkin bisa mengurangi sedikit,bukan sama sekali sia sia .

Kembali ke kasus yang saya ceritakan,salah siapa?
Agak sulit menjawab dengan tepat kasus perkasus,karena kita tidak paham betul kronologi yang sebenarnya(detail),dan kita juga tidak tahu prilaku mereka sehari hari dari dulu sampai sekarang(keluarga mereka).
Tidak ada artinya dan bukan kapasitas kita untuk memberi vonis siapa yang salah,makna dari kasus ini hanya sebatas untuk menambah kewaspadaan diri kita masing2 dalam perjalanan hidup kita.

Perlindungan,pendidikan,pengawasan ,pembiayaan adalah sebuah kewajiban setiap orang tua terhadap anaknya,maka kelalaian atas sebuah kewajiban adalah sebuah kesalahan.
dan merupakan hak si anak untuk mendapatkan semua itu.

44
Kafe Jongkok / Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« on: 21 February 2013, 12:42:47 PM »
Sungguh merupakan kesalahan besar bagi para orangtua membiarkan anak-anaknya bermalas-malasan, tidak bersekolah, berkelahi, merokok, dan sebagainya, karena nantinya anak itu akan menjadi anak yang nakal dan hidupnya akan menderita. Karena itu, bagi para orangtua dalam mendidik anak-anaknya sangatlah penting. Janganlah kita sebagai orangtua dalam mendidik anak sepenuhnya diserahkan kepada seorang pembantu, tetapi kita pun sebagai orangtua seharusnya turut andil mendidik dan membimbing anak-anak kita, misalnya pada saat hari minggu, hari libur, atau pada saat waktu luang. Dengan demikian anak akan selalu mendapat perhatian dari orangtuanya. Kalau anak selalu diperhatikan, anak akan mempunyai rasa kasih sayang kepada orangtuanya. Dengan demikian anak-anaknya akan menjadi anak-anak yang baik.

Dalam hal ini, Sang Buddha pernah menerangkan di dalam Sigalovāda Sutta, Dīgha Nikāya tentang kewajiban orangtua terhadap anaknya. Ada lima cara, yaitu:

1. Mencegah anaknya berbuat jahat;

2. Menganjurkan anaknya berbuat baik;

3. Memberikan pendidikan yang sesuai untuk anak-anaknya;

4. Mencari pasangan yang sesuai untuk anak-anaknya;

5. Menyerahkan harta warisan kepada anak-anaknya.

Demikianlah lima hal yang harus diperhatikan bagi para orangtua dalam melaksanakan kewajibannya kepada anak-anaknya. Jadi, sebagai orangtua jika ingin mengharapkan anaknya menjadi anak yang baik, berguna dan bermanfaat, maka yang terpenting adalah perhatian, tanggung jawab, mendidik, serta membimbing langsung kepada anak-anaknya, janganlah menyerahkan sepenuhnya kepada pembantu, atau lupa akan kewajiban orangtua terhadap anak hanya karena kesibukan pekerjaan kantor, berdagang, dan sebagainya. Apabila kita sebagai orangtua dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan prinsip ajaran Sang Buddha di dalam Sigalovāda Sutta, maka nantinya anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik bagi orangtuanya sendiri maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu, tingkatkanlah peran-serta orangtua dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran Sang Buddha, dan semoga apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
berarti bila anak jadi nakal,pecandu atau sebagainya,pihak orang tua punya peran didalamnya.
ok kalau begitu para orang tua KEMBALI punya tanggung jawab.
dan si anak juga punya hak untuk mendapat perlindungan dan bimbingan orang tua.

45
Kafe Jongkok / Re: sisi yang ke3=keseimbangan.
« on: 21 February 2013, 09:30:25 AM »
salah diri sendiri
ini menjadi berita baik bagi umat awam.
bagi para orang tua----tidak perlu lagi ada tanggung jawab apapun terhadap perkembangan dan perjalanan hidup anak kandungnya,sehingga tidak perlu mendidik,mengawasi,termasuk memilihkan sekolah bahkan mungkin untuk membiayai segala keperluan hidup anaknya hanya ala kadarnya,atau suka2-----karena apapun yang orang tua lakukan tidak akan menghasilkan apapun ,tidak berpengaruh apapun terhadap masa depan anaknya-----menjadi pecandu,pemalas,bodoh atau sebaliknya jujur,rajin ,pandai,berpendidikan------semua menjadi pilihan dan urusan anaknya sendiri ,tanpa bisa dipengaruhi siapapun,termasuk guru sekolah dan guru agama.
bagi si anak-----tidak lagi perlu menanggapi ocehan apapun dari orang tua,----cukup jawab saja-----percuma ayah ibu menasehati saya,karena perjalanan hidup saya ada di tangan saya sendiri,bila sukses maka itu karena usaha saya sendiri, bila saya gagal dan jadi penjahat sekalipun itu karena salah saya sendiri.
dengan kata lain----bila saya jadi orang sukses itu bukan karena jasa orang tua,bila saya jadi pecandu atau penjahat,itu juga bukan karena kelalaian dan kesalahan orang tua.

selamat telah jadi orang merdeka.

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 21
anything