//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??  (Read 36204 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #15 on: 25 May 2008, 08:31:15 AM »
Memang betul bahwa dalam ajaran Sang Buddha tidak ada sosok Pribadi Pencipta alam semesta. Awal mula alam semesta 'tidak seharusnya dipikir-pikir' (acinteyya), kata Sang Buddha.

Namun, membahas masalah "Tuhan" di Indonesia ini sangat penting, karena umat Buddha tidak bisa berada seperti katak di bawah tempurung, tanpa berinteraksi dengan teman-teman non-Buddhis sesama warga negara ini dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu umat Buddha harus belajar bagaimana bicara tentang "Tuhan" dengan umat agama lain.

Nah, di dalam wacana lintas-iman (lintas-agama), masalah "Tuhan" dibahas di seputar dua topik metafisikal khusus:

(1) Penciptaan alam semesta;
(2) Nasib & tujuan akhir manusia.


Bagi umat Buddha, topik #1 sudah out, karena Sang Buddha sudah menegaskan bahwa "asal mula alam semesta tidak seharusnya dipikir-pikir." Ini bisa kita katakan secara tegas kepada umat agama lain, agar pembicaraan tentang "Tuhan" tidak bertele-tele di seputar topik #1 ini.

Tentang topik #2, nasib & tujuan akhir manusia, Dhamma yang diajarkan Sang Buddha justru berpusat di seputar topik ini. Oleh karena itu, umat Buddha harus & dapat berdialog dengan umat agama lain tentang "Tuhan" dari aspek topik #2 ini.

Harap diingat, pembicaraan tentang "Tuhan" secara lintas-agama bukanlah bermaksud untuk mencari-cari dan memaksakan satu konsep "Tuhan" yang bisa diterima oleh semua pihak--yang adalah mustahil. Pembicaraan tentang "Tuhan" secara lintas-agama dimaksudkan untuk saling mengenal kepercayaan/iman masing-masing pihak, tanpa niat menyalahkan dan melecehkan satu sama lain--ini yang sayang sekali sering dilakukan oleh semua pihak di internet--tidak terkecuali oleh umat Buddha sendiri--sesuatu yang mereka sendiri tidak berani melakukannya secara nyata dengan tetangganya yang berbeda agama.

Nah, sebelum membahas "Tuhan" dari aspek topik #2 di atas, mari kita menjelajahi sebentar bagaimana pengertian "Tuhan" di berbagai agama:

* di agama-agama monoteistik, "Tuhan" adalah sosok PRIBADI yang sekaligus Pencipta alam semesta dan Penguasa nasib manusia.

* di agama Hindu situasinya agak rumit, karena agama Hindu terdiri dari berlapis-lapis kepercayaan, pemahaman dan perilaku keagamaan. Yang paling dalam disebut paham Advaita (monisme, bukan-serba-dua); di sini prinsip yang terdalam dari eksistensi ini disebut Brahman, yang tunggal tapi tak terkatakan. Brahman ini ada di alam semesta; dan Brahman ini ada pula di dasar batin manusia (disebut Atman). Apabila manusia menembus kenyataan bahwa Atman di dasar batinnya itu IDENTIK dengan Brahman, maka orang tersebut dikatakan mencapai 'moksha' (musnah, yang musnah adalah dirinya/ahamkara); ini paralel dengan pengertian 'mencapai nibbana' dalam Buddhisme; 'nibbana' = padam, yang padam adalah aku/atta.

Dalam masyarakat Hindu ada pengertian keagamaan yang lain dengan pengertian 'Brahman/Atman" di atas; yaitu pengertian adanya banyak dewa, seperti Brahma, Wisnu, Syiwa dst. Biasanya setiap keluarga Hindu mempunyai satu dewa (di antara dewa yang banyak itu) yang dipuja sebagai pelindung keluarga; dewa seperti itu dinamakan 'ishta-devata' (dewa pribadi) - jadi keluarga A bisa memuja Syiwa saja, keluarga B bisa memuja Wisnu saja, dst.

Nah, mengingat beraneka ragamnya konsep-konsep tentang "Tuhan", khususnya dalam kaitan dengan topik #2 (nasib & tujuan akhir manusia), di dalam berbagai agama, maka dalam pembahasan tentang "Tuhan" secara lintas agama, ada satu pengertian filosofis yang sering kali digunakan sebagai titik tolak pembandingan (komparasi). Pengertian filosofis itu adalah SUMMUM BONUM (The Highest Good). Pengertian inilah yang dipakai untuk mengkaji dan membandingkan: apakah Summum Bonum di agama-agama monoteistik, apakah Summum Bonum di agama Hindu, apakah Summum Bonum di agama Buddha, dst. Jelas Summum Bonum satu agama tidak boleh ditabrakkan dengan Summum Bonum agama lain; bukan itu maksud wacana lintas-agama.

Bahkan di dalam satu agama pun, Summum Bonum satu kelompok umat mungkin berbeda sedikit atau banyak dari Summum Bonum kelompok lain dalam agama yang sama. Misalnya, Summum Bonum kebanyakan umat Islam & Keristen adalah "NAIK KE SORGA, duduk di sebelah kanan Allah." Tetapi di kalangan mistikal kedua agama itu, Summum Bonum para pertapa/pemeditasinya adalah "MENYATU dengan Tuhan". Tidak sama, kan.

Bagaimana dengan Summum Bonum umat Buddha? Di sini pun kita melihat beberapa pemahaman yang berbeda. Di kalangan Theravada, Summum Bonum-nya adalah "mencapai nibbana, menjadi arahat". Di kalangan Mahayana, Summum Bonum-nya adalah "menjadi Bodhisattva". Di kalangan Vajrayana, Summum Bonum-nya adalah "mencapai Kebuddhaan dalam hidup ini juga". Di kalangan Zen, Summum Bonum-nya adalah "mencapai satori, melihat apa adanya." Di kalangan aliran Sukhavati, Summum Bonum-nya adalah "lahir di alam Sukhavati bersama Buddha Amitabha (dan mencapai pembebasan di situ)."

Yang menarik dari aliran Sukhavati adalah paralelismenya dengan Agama Katholik Roma. Mohon diingat, 'paralel' bukan berarti 'sama' atau 'identik', melainkan kemiripan fungsi. Misalnya Buddha Amitabha paralel dengan Allah Bapa; Bodhisattva Avalokitesvara paralel dengan Yesus Kristus. Keparalelan yang besar ini telah memicu suatu dialog yang panjang di beberapa situs di internet. Para bhiksu aliran Sukhavati berdialog dengan para Romo Katholik dengan sangat menarik. Situs-situs internet itu bukan milis di mana setiap orang boleh bicara semaunya, melainkan forum-forum diskusi, seminar dsb yang diadakan oleh beberapa universitas di California, Hawai dan Jepang. Jadi di situ tidak ada saling menghujat dan saling melecehkan, sebagaimana sering kita baca di berbagai milis Budhhis dan Keristen.

Nah, kembali kepada masalah Summum Bonum (saya tidak menyebut "Tuhan" karena istilah "Tuhan" itu sudah memihak kepada salah satu pihak dan membuat pihak lain terpaksa menolaknya), saya ingin mengemukakan pendapat pribadi sebagai seorang yang dibesarkan dalam tradisi Theravada. Di atas telah saya katakan, Summum Bonum dalam aliran Theravada adalah "mencapai nibbana". Kata 'nibbana' itu menunjukkan peristiwanya atau keadaannya. Tapi dari segi ontologi (menjawab pertanyaan "apa yang ada di situ?"), saya melihat bahwa sabda Sang Buddha dalam Udana 8.3, menunjukkan ontologi dari peristiwa atau keadaan 'nibbana'. Di situ Sang Buddha berkata: "Para bhikkhu, ada yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbuat, tak terbentuk ("Atthi, bhikkhave, ajatam akatam abhutam asankhatam ..."); kalau [itu] tidak ada, maka tidak mungkin orang bebas dari yang dilahirkan, tercipta, terbuat, terbentuk ..." -- Menurut hemat saya, kata 'atthi' ('ada') menunjukkan ontologi dari nibbana (apa yang ada/tersisa ketika tercapai pemadaman). Itulah Summum Bonum agama Buddha.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 25 May 2008, 06:45:06 PM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #16 on: 25 May 2008, 10:52:58 AM »
Lapor, tadi aye kasih tulisan pa hudoyo ke cw aye, langsung ditolak, ga mau baca, ga mau nerima :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #17 on: 25 May 2008, 12:35:40 PM »
Lapor, tadi aye kasih tulisan pa hudoyo ke cw aye, langsung ditolak, ga mau baca, ga mau nerima :))

Why??
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #18 on: 25 May 2008, 01:54:12 PM »
Karena ke fanatikannya, bahwa segala sesuatu itu HARUS ada TUHAN. Titik habis perkara.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #19 on: 25 May 2008, 04:50:43 PM »
Quote
Menurut hemat saya, kata 'atthi' ('ada') menunjukkan ontologi dari nibbana (apa yang ada/tersisa ketika tercapai pemadaman). Itulah Summum Bonum agama Buddha.

pernah saya baca, nibbana itu 'ada'.
saya rasa disinilah pembeda anatta & nihilisme...
tapi sampai sekarang, dari yg saya dengar & saya baca (karena saya belum mencapai nibbana),
terus terang malah mengarah ke nihilisme...
kata 'nibbana itu ada' menjadi satu misteri (& satu hint) yg tak terpecahkan.

menurut Pak Hud,
apakah yg tersisa itu?
apakah ada yg bukan termasuk dari khanddha?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #20 on: 25 May 2008, 05:01:32 PM »
Karena ke fanatikannya, bahwa segala sesuatu itu HARUS ada TUHAN. Titik habis perkara.

Jadi gimana tuh, kalo kawin nanti?? ... Pisah ranjang, dong: satu ranjang "umat Tuhan", yang buat Anda ranjang "orang kafir".  ;D  ;D  ;D

Salam,
hudoyo

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #21 on: 25 May 2008, 05:18:38 PM »
Gak apa2 kok pak, yang saya khan neraka, yang dia surga, jadi saya khan harus masuk surga khan :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #22 on: 25 May 2008, 05:22:12 PM »
ihhh, porno   :)) :)) :))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #23 on: 25 May 2008, 05:36:14 PM »
:)) :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #24 on: 25 May 2008, 05:51:06 PM »
Quote
Menurut hemat saya, kata 'atthi' ('ada') menunjukkan ontologi dari nibbana (apa yang ada/tersisa ketika tercapai pemadaman). Itulah Summum Bonum agama Buddha.

pernah saya baca, nibbana itu 'ada'.

hati-hati mengatakan "nibbana ada". ... :)  Banyak umat Buddha mengatakan, "SAYA ingin MASUK ke nibbana." ... ;D

Ya, tidak mungkin ... karena bila nibbana tercapai, SAYA tidak ada lagi. ... "Saya tidak ada lagi" inilah yang secara instinktif ditolak dalam hati oleh banyak umat Buddha. ... Padahal sering kali Sang Buddha wanti-wanti, dalam batin seorang Arahat tidak ada lagi pikiran "ini milikku, ini aku, ini diriku".


Quote
saya rasa disinilah pembeda anatta & nihilisme...

Yang membedakan anatta dari nihilisme adalah Udana 8.3 tadi.


Quote
tapi sampai sekarang, dari yg saya dengar & saya baca (karena saya belum mencapai nibbana),
terus terang malah mengarah ke nihilisme...

Mohon, bisakah Rekan Tesla menampilkan satu saja contoh di mana nibbana ditampilkan "mengarah pada nihilisme"? ;)

Yang sering saya baca kok malah sebaliknya, sering saya melihat nibbana ditampilkan sebagai eternalisme, seolah-olah si aku ini tetap ada dan bersemayam di dalam nibbana.


Quote
kata 'nibbana itu ada' menjadi satu misteri (& satu hint) yg tak terpecahkan.

Di satu pihak dikatakan "nibbana ada", di lain pihak dikatakan "ketika nibbana tercapai, aku tidak ada lagi". ... Memang "tidak dapat dipecahkan" ... oleh PIKIRAN, karena pikiran ini bersifat DUALISTIK dan SELALU MENCIPTAKAN AKU.

Dan memang bukan maksud Sang Buddha agar nibbana itu dipahami oleh pikiran. ... Bukankah Sang Buddha menyatakan bahwa hakikat seorang Buddha (nibbana) itu "tidak seharusnya dipikir-pikir" (acinteyya)?? ... :)


Quote
menurut Pak Hud,
apakah yg tersisa itu?
apakah ada yg bukan termasuk dari khanddha?

Dalam nibbana, khandha masih ada, yang tidak ada adalah kelekatan (upadana) pada khandha itu.
Baru ketika arahat meninggal dunia, maka khandha itu semuanya lenyap.

Apa yang tersisa? ... Yaa, kan sudah dibilang dari awal diskusi ini ... Udana 8.3 ... :)  tapi itu bukan aku lagi (anatta) ... karena aku & pikiran (yg bersumber pada aku) ini sudah padam (nibbuto).

Ini yang secara instinktif sukar diterima oleh umat Buddha ... lalu dikatakannya 'nihilisme' ... padahal bukan nihilisme. ...

Nihilisme adalah kalau Anda mengatakan "N'atthi ajatam, akatam, abhutam, asankhatam" ("Tidak ada yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbuat, tak terbentuk") pada saat nibbana tercapai.

Salam,
hudoyo

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #25 on: 25 May 2008, 07:54:45 PM »
hati-hati mengatakan "nibbana ada". ... :)  Banyak umat Buddha mengatakan, "SAYA ingin MASUK ke nibbana." ... ;D
iya, bagi saya sendiri kalimat ini hanya berupa hint dari Buddha yg menegaskan bahwa ada orang seperti saya  :-[ (yg berkebalikan dari orang yg mengatakan 'saya ingin masuk ke nibbana')

Quote
Ya, tidak mungkin ... karena bila nibbana tercapai, SAYA tidak ada lagi. ... "Saya tidak ada lagi" inilah yang secara instinktif ditolak dalam hati oleh banyak umat Buddha. ... Padahal sering kali Sang Buddha wanti-wanti, dalam batin seorang Arahat tidak ada lagi pikiran "ini milikku, ini aku, ini diriku".

Yang membedakan anatta dari nihilisme adalah Udana 8.3 tadi.

yg terus terang saja... Udana 8.3 itu tidak terjangkau oleh pikiran saya.
yg pikiran saya 'yg tidak terlahirkan, tercipta, terbentuk, terbuat...' = 'mana ada, hehehe...'
krn tidak terjangkau, keyakinan saya tidak mantap, alias ada keragu-raguan. apakah saya memiliki arah yg benar...

Quote
Mohon, bisakah Rekan Tesla menampilkan satu saja contoh di mana nibbana ditampilkan "mengarah pada nihilisme"? ;)
maksud saya di sini adalah anupadisesa nibbana, 5 khandha pembentuk sudah tidak ada, jadi bukankah ini artinya 'lenyap?'.

Quote
Ini yang secara instinktif sukar diterima oleh umat Buddha ... lalu dikatakannya 'nihilisme' ... padahal bukan nihilisme. ...

Nihilisme adalah kalau Anda mengatakan "N'atthi ajatam, akatam, abhutam, asankhatam" ("Tidak ada yang tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbuat, tak terbentuk") pada saat nibbana tercapai.
yah itu dia...
yg tak dilahirkan, tak tercipta, tak terbuat, tak terbentuk... itu memang tidak terjangkau bagi saya... (tapi bukan saya men-judge itu tidak ada yah...)

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #26 on: 26 May 2008, 01:40:34 AM »
Quote from: tesla
yg terus terang saja... Udana 8.3 itu tidak terjangkau oleh pikiran saya.
yg pikiran saya 'yg tidak terlahirkan, tercipta, terbentuk, terbuat...' = 'mana ada, hehehe...'
krn tidak terjangkau, keyakinan saya tidak mantap, alias ada keragu-raguan. apakah saya memiliki arah yg benar...

Rekan Tesla, dalam meditasi, kalau Anda meneliti sumber ketidakmantapan, keraguan itu ... ternyata adalah pikiran yang bergerak ...

Kalau pikiran ini kemudian bisa diam, dengan sendirinya, maka heran ... ketidakmantapan, keraguan ini lenyap. ... :)


Quote
maksud saya di sini adalah anupadisesa nibbana, 5 khandha pembentuk sudah tidak ada, jadi bukankah ini artinya 'lenyap?'.

Cobalah bayangkan batin seorang arahat (sekalipun kita tidak mampu membayangkannya sepenuhnya):

Bila Tesla mencapai tingkat arahat ... dalam batin Anda tidak ada lagi Tesla ... yang ada hanya tubuh & batin ini yang akan rusak, tapi tubuh & batin ini bukan Tesla ... bagi Tesla, Tesla telah lenyap ... itulah sebabnya para arahat menyatakan "nibbana adalah kebahagiaan tertinggi".

Bagi seorang arahat, kepadaman itu sudah menjadi kenyataan ketika ia masih hidup ... dalam batinnya TIDAK ADA LAGI PIKIRAN TENTANG MASA DEPAN ... Jadi, tidak ada lagi keraguan tentang anupadisesa-nibbana ... tidak ada keraguan karena tidak ada pikiran ke situ. ... Tidak ada keraguan karena ia melihat Udana 8.3 sekarang, ketika masih hidup

Catatan: uraian di atas cuma logika saya saja, karena saya belum mengalaminya sendiri. ... Tapi logika itu saja sudah berhasil melenyapkan sebagian besar ketidakmantapan, sekalipun tidak total, selama masih ada si aku & pikirannya ini.

Jadi pelajaran yang bisa ditarik: Jangan mikir-mikir tentang anupadisesa-nibbana ... itu acinteyya (tidak seharusnya dipikir-pikir), kata Sang Buddha ... kalau dipikir-pikir, pasti keraguan, ketakutan muncul ...

Alih-alih: amatilah gerak-gerik pikiran Anda pada saat sekarang ... nanti Anda akan mengalami, pikiran yang tidak perlu akan berhenti ... dan yang tersisa adalah pikiran yang betul-betul diperlukan untuk hidup sekarang:) 

Kalau ini bukan logika ... tapi pengalaman batin yang nyata. ... ;D

Salam
hudoyo
« Last Edit: 26 May 2008, 01:49:24 AM by hudoyo »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #27 on: 28 May 2008, 01:33:21 PM »
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #28 on: 28 May 2008, 03:16:30 PM »
Anumodana Pak Hud atas postingan artikel ini.
Menarik dan sekaligus dapat mencairkan kebekuan (diskusi tentang tuhan) selama ini.
Jika ingin berdebat tentang eksistensi 'tuhan' maka akan sia2 karena masing2 pihak mempunyai 'gambaran' tersendiri tentang 'tuhan' ini. Mending berdiskusi dengan pijakan SUMMUM BONUM, Realitas / Pencapaian Tertinggi.

Jadi, jika ingin diskusi pertanyaannya adalah: "Apa realitas / pencapaian tertinggi yg diajarkan dalam agamamu?", "Bagaimana jalan untuk mencapai hal tsb?"....
Dengan pertanyaan ini, maka masing2 agama dapat menjabarkan tujauan dan cara untuk mencapai tujuan tsb.... Sy pikir akan lebih sejuk dibanding: "Apa tuhanmu" "Tuhan itu ada apa tidak?"....

----------

Khusus mengenai Nibbana, sy lebih cenderung memilih kata: MEREALISASI NIBBANA.
Jadi, pemahamannya akan lebih nyaman:
~ Yaitu meralisasi suatu keadaan batin yg terbebas dari ketamakan, kebencian dan kebodohan. Suatu keadaan batin yg hening.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline o17co177

  • Teman
  • **
  • Posts: 86
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • A Night At The Opera
Re: Tuhan??Bagaimana konsep Tuhan dlm agama Buddha??
« Reply #29 on: 28 May 2008, 05:00:45 PM »
untuk lebih jelasnya liat di pembahasan yang ada sebelumnya.. SSMHB
Seaside whenever you stroll along with me
I'm merely contemplating what you feel inside
Meanwhile I ask you to be my Clementine
You say you will if you could but you can't
I love you madly
Let my imagination run away with you gladly
A brand new angle highly commendable
Seaside rendezvous

 

anything