//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 586543 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #195 on: 01 September 2009, 10:25:13 AM »
kalau saya pribadi merasa penjelasan tentang karakteristik anatta itu tidaklah terlalu rumit atau membutuhkan filosofi tinggi. Hanya saja ketika di coba di elaborasi dengna pemikiran2x "kreatif" jadilah makin ribet dan jauh dari intinya. Strategi Sang Buddha itu Anatta langsung, tidak perlu mencari2x atta yg bahkan memang tidak ada.

dalam Anatta-Lakkhana Sutta, menurut saya sangat pendek tapi "nendang" sekali. Sisanya tinggal "melihat" apa isi penjelasan karakteristik tersebut saja.


Kalau Suhu (atau siapapun) mau, cobalah eksperimen diskusi lintas kepercayaan dengan menunjukkan sutta tersebut. Atau setidaknya mintalah mereka membaca dan tanyakan pendapatnya. Nanti kita bahas apa yang terjadi.


Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #196 on: 01 September 2009, 10:45:22 AM »
bro kainyn_ktho,

bolehkah sharing bagaimana mengajarkan anatta pada anak SD ?

thanks sebelumnya.
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #197 on: 01 September 2009, 11:08:54 AM »
kalau saya pribadi merasa penjelasan tentang karakteristik anatta itu tidaklah terlalu rumit atau membutuhkan filosofi tinggi. Hanya saja ketika di coba di elaborasi dengna pemikiran2x "kreatif" jadilah makin ribet dan jauh dari intinya. Strategi Sang Buddha itu Anatta langsung, tidak perlu mencari2x atta yg bahkan memang tidak ada.

dalam Anatta-Lakkhana Sutta, menurut saya sangat pendek tapi "nendang" sekali. Sisanya tinggal "melihat" apa isi penjelasan karakteristik tersebut saja.


Kalau Suhu (atau siapapun) mau, cobalah eksperimen diskusi lintas kepercayaan dengan menunjukkan sutta tersebut. Atau setidaknya mintalah mereka membaca dan tanyakan pendapatnya. Nanti kita bahas apa yang terjadi.


Sudah saya pernah coba koq beberapa kali. Yah tidak berakhir dengn mereka langsung menerima karena yah memang masih belum siap saja. Yah hal serupa sama seperti ketika antara melepas tuhan, buat saya sendiri yg dari kecil telah terkondisi membutuhkan waktu lama sampai saya benar2x lepas.

Nah demikian juga ketika umat sebelah ketika diberikan hal ini. Dari sudut pandang tentu juga berbeda, bahkan bertentangan. Tentu tidak bisa diterima demikian langsung. Tergantung kondisi mental si penerimanya.

Tapi IMO saya tetap lebih setuju dengan strategi Anatta - Bukan diri, dibanding mencoba mencari si Atta yg nota bene tidak ada.
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #198 on: 01 September 2009, 11:29:54 AM »
bro kainyn_ktho,

bolehkah sharing bagaimana mengajarkan anatta pada anak SD ?

thanks sebelumnya.

Kalau saya pribadi tidak menganut satu cara pengajaran ampuh buat semua orang. Yang terutama adalah mengerti pola pikir orang tersebut dan mengajak berpikir, BUKAN mengisi dengan doktrin.

Juga dengan anak SD, kita perlu tahu bagaimana ia berpikir. Bagaimana ia memandang dirinya itu ada, kita mengarahkan ia berpikir sendiri. Misalnya ketika kita tanya "siapakah kamu?" dan dijawab "saya adalah pemimpin kelas ini". Lalu kita tanya "jika kamu masuk kelas lain, siapakah kamu?" mungkin akan dijawab lain lagi. Demikianlah kita mengajarkan bahwa jawaban dari "siapa aku?" ini adalah karena suatu kondisi. Kita tidak perlu mengajarkan khanda yang belum tentu mereka paham, tidak perlu hafalkan "sabbe dhamma anatta", tetapi mengajak mereka terus berpikir kritis tentang "siapa aku".
Itulah cara yang saya pilih, ketimbang menunjukkan Anatta-Lakkhana Sutta.
« Last Edit: 01 September 2009, 11:43:33 AM by Kainyn_Kutho »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #199 on: 01 September 2009, 11:37:37 AM »
Sudah saya pernah coba koq beberapa kali. Yah tidak berakhir dengn mereka langsung menerima karena yah memang masih belum siap saja. Yah hal serupa sama seperti ketika antara melepas tuhan, buat saya sendiri yg dari kecil telah terkondisi membutuhkan waktu lama sampai saya benar2x lepas.

Nah demikian juga ketika umat sebelah ketika diberikan hal ini. Dari sudut pandang tentu juga berbeda, bahkan bertentangan. Tentu tidak bisa diterima demikian langsung. Tergantung kondisi mental si penerimanya.

Tapi IMO saya tetap lebih setuju dengan strategi Anatta - Bukan diri, dibanding mencoba mencari si Atta yg nota bene tidak ada.

Jika seseorang memiliki kotak kosong yang ia percaya berisi sebuah harta yang paling berharga di alam semesta, kita tidak bisa memaksanya meninggalkan kotak tersebut atau membujuknya dengan harta lain yang baginya kurang berharga dibanding isi kotak itu. Pertama-tama, buatlah ia membuka kotak tersebut untuk melihat isinya. 

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #200 on: 01 September 2009, 12:18:24 PM »
bro kainyn_ktho,

bolehkah sharing bagaimana mengajarkan anatta pada anak SD ?

thanks sebelumnya.

Kalau saya pribadi tidak menganut satu cara pengajaran ampuh buat semua orang. Yang terutama adalah mengerti pola pikir orang tersebut dan mengajak berpikir, BUKAN mengisi dengan doktrin.

Juga dengan anak SD, kita perlu tahu bagaimana ia berpikir. Bagaimana ia memandang dirinya itu ada, kita mengarahkan ia berpikir sendiri. Misalnya ketika kita tanya "siapakah kamu?" dan dijawab "saya adalah pemimpin kelas ini". Lalu kita tanya "jika kamu masuk kelas lain, siapakah kamu?" mungkin akan dijawab lain lagi. Demikianlah kita mengajarkan bahwa jawaban dari "siapa aku?" ini adalah karena suatu kondisi. Kita tidak perlu mengajarkan khanda yang belum tentu mereka paham, tidak perlu hafalkan "sabbe dhamma anatta", tetapi mengajak mereka terus berpikir kritis tentang "siapa aku".
Itulah cara yang saya pilih, ketimbang menunjukkan Anatta-Lakkhana Sutta.


thanks bro,... rasanya gak gampang mengajarkan anak SD deh...

bisa lebih lanjut menjelaskan....

"sesuatu yg tidak memuaskan" bukan diri (kita) ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #201 on: 01 September 2009, 12:27:17 PM »
Jika seseorang memiliki kotak kosong yang ia percaya berisi sebuah harta yang paling berharga di alam semesta, kita tidak bisa memaksanya meninggalkan kotak tersebut atau membujuknya dengan harta lain yang baginya kurang berharga dibanding isi kotak itu. Pertama-tama, buatlah ia membuka kotak tersebut untuk melihat isinya. 


 _/\_
terima kasih atas kalimat ini ....  :) mengena banget ....

tp gimana ya kalo orang yg memiliki kotak itu yg di kasi tau .. ini kotak pandora, jgn di buka, nanti kamu akan celaka karena menguak hal yg tidak pantas kamu ketahui (rahasia ilahi ... ilahi pake main rahasia .... wuiw)
bukannya itu lah kekuasaan makluk super itu, tidak boleh di pertanyakan ? termasuk kenapa ada jiwa, karena di ciptakan oleh super human tsb, dan ga boleh di pertanyakan (kotak pandora) ...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #202 on: 01 September 2009, 04:21:28 PM »
imo sih dari sudut pandang anatta-lakkhana sutta, itu membuka kotak. Mencoba melihat apakah komponen2x itu si Atta. Jadi dicoba mengupas satu-persatu, membuka satu-persatu melihat apakah itu adalah diri. Bukankah begitu?

Mungkin hanya bahasa saja yg berbeda dalam penyampaian?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #203 on: 01 September 2009, 05:49:56 PM »
Mengenai anatta, saya lebih cenderung mendahuluinya dengan observasi terhadap anicca, ketidakkekalan, perubahan.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #204 on: 01 September 2009, 06:52:47 PM »
thanks bro,... rasanya gak gampang mengajarkan anak SD deh...

bisa lebih lanjut menjelaskan....

"sesuatu yg tidak memuaskan" bukan diri (kita) ?
Sama2. Memang bukan hanya "gak gampang", tetapi sulit sekali.

Kalau menurut saya, atta (sejati) dipandang sebagai tetap, kekal, sempurna. Jika sesuatu adalah berubah, tidak tetap, dan akan hancur, maka tidak cocok disebut sebagai diri. Untuk apa pula kita bersandar pada sesuatu yang tidak kekal demikian?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #205 on: 01 September 2009, 07:08:49 PM »

 _/\_
terima kasih atas kalimat ini ....  :) mengena banget ....

tp gimana ya kalo orang yg memiliki kotak itu yg di kasi tau .. ini kotak pandora, jgn di buka, nanti kamu akan celaka karena menguak hal yg tidak pantas kamu ketahui (rahasia ilahi ... ilahi pake main rahasia .... wuiw)
bukannya itu lah kekuasaan makluk super itu, tidak boleh di pertanyakan ? termasuk kenapa ada jiwa, karena di ciptakan oleh super human tsb, dan ga boleh di pertanyakan (kotak pandora) ...

 _/\_ Sama-sama.

Dalam hal ini, seseorang harus memilih antara "percaya" dan "mengetahui". Jika seseorang memilih percaya tanpa mengetahui, berarti kita tidak bisa berbuat lebih jauh dari situ. Membagikan sesuatu yang kita tahu adalah perlu, tapi menghargai kepercayaan orang lain adalah lebih penting lagi.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #206 on: 01 September 2009, 07:23:44 PM »
imo sih dari sudut pandang anatta-lakkhana sutta, itu membuka kotak. Mencoba melihat apakah komponen2x itu si Atta. Jadi dicoba mengupas satu-persatu, membuka satu-persatu melihat apakah itu adalah diri. Bukankah begitu?

Mungkin hanya bahasa saja yg berbeda dalam penyampaian?

Membahas tentang Anatta-Lakkhana Sutta menurut saya seperti menawarkan harta lain, bukan membuka kotak yang digenggam orang tersebut. Mengapa demikian? Karena sebelum bahasan Anatta-Lakkhana Sutta bisa jalan, kita harus terlebih dahulu menyetujui asumsi mahluk memang hanya terdiri dari 5 khanda, dan lima khanda memang berubah. Namun apakah seorang yang percaya tentang roh akan menyetujui asumsi 5 khanda tersebut? Saya rasa tidak. Mau tidak mau, ia akan membahas tentang "khanda ke 6", yang adalah "isi" dari kotak kosong tersebut.

Juga mengenai ketidak-kekalan, penganut pandangan (semi-)eternalisme akan mengatakan, "sekarang memang tidak kekal dan fana, tetapi nanti akan kekal." Jadi menurut saya, mengarahkan orang yang paling efektif, dimulai dari membahas sudut pandangnya, apa yang dipercayainya, bukan sudut pandang kita, apa yang kita percaya.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #207 on: 01 September 2009, 07:31:44 PM »
Mengenai anatta, saya lebih cenderung mendahuluinya dengan observasi terhadap anicca, ketidakkekalan, perubahan.

Ya, jika bicara tentang anatta, memang sudah tidak bisa terpisah dengan anicca. Di sini maksud saya adalah bagaimana cara kita menyampaikannya agar seseorang bisa menerima. Dari pada memberi tahu tentang anicca dan anatta (memberikan suatu paham baru dari kita, yang mungkin asing bagi pendengar), saya lebih cenderung mengajak seseorang berpikir: menurutnya apakah yang nicca dan apakah yang disebut atta? (membahas suatu paham yang ia genggam, namun mungkin belum pernah diselidiki lebih jauh.)


Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #208 on: 01 September 2009, 08:11:57 PM »
justru disaat itulah paling tepat momentnya utk menguak apa "isi" itu. Memang pendekatan cara kita berbeda.
There is no place like 127.0.0.1

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #209 on: 01 September 2009, 08:25:48 PM »

 _/\_
terima kasih atas kalimat ini ....  :) mengena banget ....

tp gimana ya kalo orang yg memiliki kotak itu yg di kasi tau .. ini kotak pandora, jgn di buka, nanti kamu akan celaka karena menguak hal yg tidak pantas kamu ketahui (rahasia ilahi ... ilahi pake main rahasia .... wuiw)
bukannya itu lah kekuasaan makluk super itu, tidak boleh di pertanyakan ? termasuk kenapa ada jiwa, karena di ciptakan oleh super human tsb, dan ga boleh di pertanyakan (kotak pandora) ...

 _/\_ Sama-sama.

Dalam hal ini, seseorang harus memilih antara "percaya" dan "mengetahui". Jika seseorang memilih percaya tanpa mengetahui, berarti kita tidak bisa berbuat lebih jauh dari situ. Membagikan sesuatu yang kita tahu adalah perlu, tapi menghargai kepercayaan orang lain adalah lebih penting lagi.



bukannya kalo seseorang uda memilih ajaran tetangga tersebut, secara tidak langsung uda menutup option nya utk mengetahui ?, karena mereka kan cuman di tuntun utk percaya, jgn cari2 tau isi dari kotak pandora ini .. gue maha kuasa, gue maha tau, maha maha, elo elo nurut aja .. kalo kaga .. silakan jojing di neraka ... ?

kalo mereka bisa berusaha mencari tau sendiri isi kotak pandora nya itu ... bukannya sejak awal uda bertanya2 ?

 

anything