imo sih dari sudut pandang anatta-lakkhana sutta, itu membuka kotak. Mencoba melihat apakah komponen2x itu si Atta. Jadi dicoba mengupas satu-persatu, membuka satu-persatu melihat apakah itu adalah diri. Bukankah begitu?
Mungkin hanya bahasa saja yg berbeda dalam penyampaian?
Membahas tentang Anatta-Lakkhana Sutta menurut saya seperti menawarkan harta lain, bukan membuka kotak yang digenggam orang tersebut. Mengapa demikian? Karena sebelum bahasan Anatta-Lakkhana Sutta bisa jalan, kita harus terlebih dahulu menyetujui asumsi mahluk memang hanya terdiri dari
5 khanda, dan lima khanda memang
berubah. Namun apakah seorang yang percaya tentang roh akan menyetujui asumsi 5 khanda tersebut? Saya rasa tidak. Mau tidak mau, ia akan membahas tentang "khanda ke 6", yang adalah "isi" dari kotak kosong tersebut.
Juga mengenai ketidak-kekalan, penganut pandangan (semi-)eternalisme akan mengatakan, "sekarang memang tidak kekal dan fana, tetapi
nanti akan kekal." Jadi menurut saya, mengarahkan orang yang paling efektif, dimulai dari membahas sudut pandangnya, apa yang dipercayainya, bukan sudut pandang kita, apa yang kita percaya.