[qute author=hudoyo link=topic=2355.msg34173#msg34173 date=1208522974]
Jawaban untuk Rekan Bond.
Cerita dari retret MMD di Samarinda, 19 – 23 Maret 2008:MMD MENEMUKAN WUJUD FINALNYA
Pada waktu
Meditasi Mengenal Diri (MMD) mulai diajarkan pada
Mei 2000, modelnya mengikuti
meditasi vipassana versi
Mahasi Sayadaw. Selama beberapa tahun kemudian, model ini tetap dipertahankan.
Beberapa karakteristik dari meditasi
vipassana versi
Mahasi Sayadaw adalah:
(1) menggunakan
Maha-satipatthana-sutta sebagai referensi,
(2) dilandasi oleh
usaha (viriya) yang maksimal,
(3) menekankan
konsentrasi pada
“obyek utama”, yakni
napas pada
meditasi duduk, dan
langkah pada
meditasi jalan, di samping menyadari pula segala fenomena lain yang masuk melalui indra-indra selama bermeditasi,
(4) menggunakan beberapa
teknik untuk
memperkuat konsentrasi, yakni:
-
mencatat (naming, labeling) segala sesuatu yang diamati,
-
memperlambat semaksimal mungkin segala gerakan tubuh ketika meditasi jalan dan ketika melakukan kegiatan sehari-hari.
(5)
bertujuan mencapai
‘nyana-nyana’ (pencerahan, insights) yang bertingkat-tingkat, yang berpuncak pada tercapainya
magga & phala, yakni
kesadaran ariya (suci) Sotapana dst sampai
Nibbana (Nirwana).
--------------------
Ini yg benar, sesuai dgn tuntunan meditasi.
--------------------
Dalam perkembangan MMD selanjutnya, dalam interaksi pembimbing dan para praktisi MMD yang serius, secara berangsur-angsur berkembanglah suatu versi meditasi
vipassana yang
sama sekali berbeda. Versi
vipassana ini banyak diilhami oleh pencerahan & ajaran
J. Krishnamurti.
Namun, ini
bukan berarti bahwa MMD telah menyimpang dari ajaran Buddha Gotama yang asli. Oleh karena, ternyata kemudian ditemukan
sutta-sutta dalam kitab suci
Tipitaka Pali yang mengandung
ajaran meditasi oleh Buddha Gotama yang
persis sama dengan
meditasi yang diajarkan oleh J. Krishnamurti. Sutta-sutta itu adalah:
(1)
Bahiya-sutta (Udana, 1.10)
(2)
Malunkyaputta-sutta (Samyutta-nikaya, 35.95)
(3)
Kalaka-sutta (Anguttara-nikaya, 4.24)
Tambahan pula, mengingat sutta-sutta ini termasuk
sutta-sutta pendek, dapat disimpulkan mereka berasal dari
masa yang relatif lebih tua dari kitab suci
Tipitaka Pali.
Sejak tahun 2007 sampai sekarang, praktik MMD berangsur-angsur telah menemukan
wujudnya yang final, yang amat berbeda dengan meditasi
vipassana versi
Mahasi Sayadaw atau dengan
teknik-teknik meditasi
vipassana lainnya. Beberapa karakteristik MMD yang berbeda itu adalah:
(1) menggunakan
Bahiya-sutta, Malunkyaputta-sutta dan
Kalaka-sutta sebagai referensi;
(2) sama sekali tidak dilandasi oleh
usaha (viriya) - alih-alih menekankan pada
sadar/eling (sati) secara pasif (
usaha dipahami sebagai
gerak dari pikiran/si aku/atta);
(3) tidak menekankan pada
konsentrasi, melainkan
pengembangan sadar/eling (sati) seluas-luasnya, tanpa mengamati satu obyek dalam waktu relatif lama (
tidak ada "mengamati" secara sengaja) – dalam keadaan ini
konsentrasi akan berkembang dengan sendirinya—bukan
dibuat/disengaja—bersama dengan berkembangnya
keheningan;
(4) karena tidak mengembangkan konsentrasi secara sengaja, maka
tidak menggunakan teknik apa pun, seperti
“mencatat”--yang adalah
gerak pikiran--atau
memperlambat gerakan –
gerakan tubuh akan melambat dengan sendirinya bersama menguatnya kesadaran;
(5)
tidak mempunyai tujuan, cita-cita atau harapan apa pun yang disadari, tidak bertujuan mencapai
“nyana-nyana”, bahkan tidak bertujuan mencapai
nibbana, di masa depan; alih-alih, sekadar
menyadari munculnya si aku/atta dalam segala bentuknya
dari saat ke saat, pada saat kini.
--------------------
Ini salah.melamun dgn berada di tengah.
--------------------
Di dalam retret MMD,
perbedaan mendasar dengan teknik meditasi
vipassana versi Mahasi Sayadaw atau dengan teknik-teknik meditasi
vipassana lainnya terlihat nyata pada kesulitan yang dihadapi oleh para peserta retret yang sebelumnya telah terbiasa dengan teknik-teknik meditasi
vipassana tertentu. Dalam beberapa jam pertama, mereka harus
“membongkar” keterkondisian terhadap teknik-teknik meditasi
vipassana itu, untuk dapat masuk ke dalam
keheningan MMD yang
tanpa teknik, tanpa tujuan dan
tanpa usaha apa pun.
Pada beberapa peserta retret yang berhasil mengatasi
keterkondisiannya pada teknik-teknik meditasi vipassana tertentu, akan dirasakan suatu
kelegaan, keringanan, kejernihan, seolah-olah suatu beban yang berat terlepas dari pundak, yakni
“beban meditasi”.
---------------------------
Jelas ringan lha wong tujuannya dilepaz.apa saja tanpa tujuan, sedikit usaha ya ringan.
Semestinya usaha maksimal, seperti bhodisatta di bawah pohon bodhi. Viriya atau mati (tdk mungkin u bodhisatta).
Seperti orang yg berlari, kaki dan tangannya diisi pemberat. Hari 1 sd.3 1kg. Hari 4 sd 6 2kg. Sisanya
5kg.begitu pula viriya, semakin masuk kedalam, viriya mesti bertambah atau vipasanna gugur.
Jk gugur, perhatian pasti tdk ada.mulai berpaling.memperhatikan bunga, kupu, tamu vihara, dsb.
Waktu vipasana, mengurangi makan u mendorong semangat. 3 hari pertama 2 kali mkn. Kemudian 1
Kali makan. Kemudian hanya 5 sendok nasi putih sj. tetap samadi mulai jam 04 pagi s.d jam 08. Malam.
nanti setelah ini bisa, baru belajar, misalnya anathalakhana sutta. Jangan dibalik. Jawaban suttanya diberikan dahulu,
kemudian saat meditasi tinggal memadankan sutta dgn pengalamannya selama melamun di tengah.
pertanyaaan yg timbul. Jika memang benar 5khanda adalah disebut sebagai notself, lantas apa yg tersisa ...
Jawabnya ya itu tadi .... VIRIYA.Itu baru belajar viriya, belum 6yang lain dari sattasabhojangga.jangan viriya dibuat
notself sehingga jadi melamun ditengah.
jika sdh mdnyadari kekeliruan akibat sinkritis dgn agama lain, tentu segera menghentikan dan kembali pada cara meditasi yg sudah baku.
-------------------------
Mengingat adanya
perbedaan-perbedaan mendasar di antara
MMD dengan berbagai
teknik meditasi vipassana lain, maka semakin dirasa mendesak perlunya sebuah
buku panduan MMD yang lengkap.
Di bawah ini disajikan beberapa testimoni dari para peserta retret MMD 3 hari 4 malam di
Vihara Ekayana, Samarinda, tgl 19 – 23 Maret 2008.
Pembimbing,
Hudoyo Hupudio
*****