Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Buddhisme dan Kehidupan => Vegetarian => Topic started by: Buddhism on 10 December 2007, 09:03:14 AM
-
Hi teman2..
Terdapat kebimbangan di forum lain tentang Vegetarian.
Apakah Sang Buddha Mewajibkan kita berVegetarian ?
Terdapat Sutta yang menyatakan tidak wajib, tetapi ada juga source yang mengatakan bahwa hal tersebut wajib.
Thanks for sharing
-
sourcenya yg mengatakan wajib itu yang mana yah ?
-
http://.org/showthread.php?t=31380
mungkin saudara bisa membaca link diatas untuk lebih detailnya.
Thanks ya sudah membantu :'(
-
dalam hal ini sumber theravada jelas2 bertentangan dengan sumber2 mahayana.
jadi sebaiknya gunakan penilaian diri sendiri saja...
-
oh sutra tentang karma yah, beda yah sama yg di thread sebelah sutra tentang karma nya ?
-
lagi2x cause & effect sutra...
-
Khotbah Sang Buddha Tentang Hukum Karma(Sebab dan Akibatnya)
Pada suatu waktu ada satu perkumpulan di pegunungan (Lin-Shan)dimana 1250 Bhikku,siswa Sang Buddha menghadirinya,Ananda,salah satu dari siswa utama Sang Buddha,setelah bekeliling 3 kali dengan merangkupkan tangan di hadapan Buddha Sakyamuni,membungkukan badan dalam pernghormatan,dengan rendah hati beliau bertanya: "Di zaman kegelapan,dimana kebanyakan orang-orang gemar mengikuti jalan ketidakbenaran,tidak mempunyai rasa hormat kepada ajaran Sang Buddha,tidak mempunyai kasih sayang terhadap orang tua mereka,tidak bermoral,sengsara dan kotor (jorok),diantara mereka ada yang tuli,buta,bisu,bodoh,cacat dalam segi-segi yang lain dan kebanyakan orang membiasakan diri melakukan pembunuhan...bagaimanakah kita dapat mengerti keadaan ini dan prinsip dasar dari kasus-kasus yang mendatangkan kenyataan ini dan akibat-akibat yang harus diderita oleh masing-masing perorangan secara tak terelakan atas perbuatannya.Yang Mulia,sudikah Anda dengan baik hati menjelaskna hal ini kepada kami?"
Buddha Sakyamuni memberitahu Ananda dan para siswa yang lain mendengar secara teliti: "Saya sekarang akan menguraikan secara terperinci peraturan dari Hukum Karma.Karena pengaruh akibat perbuatan dari kehidupan yang lalu,sebagian orang dilahirkan dalam keadaan miskin,sebagian kaya,sebagian bahagia,sebagian hidup sengsara.Adanya 4 peraturan secara terpisah dalam memperoleh kebahagiaan dan kemakmuran untuk kehidupan yang akan datang."
Yaitu:
1.Kita harus merawat dan mempunyai kasih kepada orang tua.
2.Menghormati para Buddha,Dharma(ajaran Sang Buddha) dan para Bhikksu/Bhikksuni.
3.Berpantang makan daging.
4.Bermurah hati(berdana)
Kemudian Sang Buddha meneruskan khotbah tentang hukum karma:" Nasib adalah pengumpulan dari efek-efek (akibat) dari kehidupan yang lampau menentukan nasib anda saat ini.Karma saat ini membentuk kehidupan anda yang berikutnya.Pelajarilah hukum karma yang diuraikan seperti dibawah ini.
"HUKUM KARMA BERSIFAT ADIL DAN KATA-KATA YG KUUCAPKAN ADALAH BENAR"
Setelah membicarakan tentang Hukum Karma kepada Ananda dan para pengikut lain nya,Sang Buddha menambahkan:" Adanya contoh-contoh yang banyak sekali tentang Hukum Karma.Tetapi saya hanya akan menyebutkan karma yang terjadi pada umumnya."
Kemudian Ananda berkata:" Pada akhir dari zaman kegelapan kebanyakan manusia akan lahir mati terus menerus,mereka mengumpul akibat perbuatan yang salah yang mana tak terhitung banyaknya,karena mereka tidak mengetahui tentang hukum Sebab-Akibat dari hukum karma."
"Kita berterima kasih sekali kepada Sang Buddha atas khotbahnya yang sebegitu baik yang Beliau berikan kepada kita,maka itu siapa saja yg menulis dan membaca,mencetak dan membagikan kitab suci ini untuk memuliakan Sang Buddha.akan diberkahi kebahagiaan yang abadi dan dapat melihat Buddha Amitabha,Bodhistatva Avalokitesvara dan semua Buddha yang lain dalam alam surga setelah berkahirnya kehidupan ini."
Sumber "KITAB HUKUM KARMA"(The Cause & Effect Sutra)
yg di bold itu kutipan kata siapa ya?
Ananda kah?
atau penulis sutra ini...
-
karena masing2x punya contekan sendiri, silahkan ehipasiko saja. cobain dan lihat hasilnya
-
sungguh hal yang memusingkan..
whatever lah, yang penting tidak menambah karma buruk... :))
thanks yah
-
Sebenernya tdk memusingkanlah, sudah jelas sang buddha menerangkan, masing2 mempunyai karmanya sendiri, yang vegetarian ya silahkan jalani sesuai dengan yang anda yakini, yang tidak vegetarian juga silahkan, karena effectnya itu toh hanya diri sendiri yang tau, apa membawa kemajuan / kemunduran?
intinya ya satu = JALAN TENGAH
-
Jalan Tengah, yah ko, bisa tolong dijelaskan tentang hal ini?
OOT gpp yah.. ;D
Thanks
-
rajin2 baca kk
wkkwkwkwkwkw
;D ;D ;D
-
Jalan Tengah, yah ko, bisa tolong dijelaskan tentang hal ini?
OOT gpp yah.. ;D
Thanks
Seseorang tidak harus memaksa dirinya untuk melakukan praktek-praktek yang sulit, karena seharusnya seseorang belajar melepaskan kemelekatan dari lingkungan di sekeliling dirinya. Mengerti dan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, itulah "Jalan Tengah"
_/\_ :lotus:
-
^ thanks ci udah pang jawabin hehehehe, tadinya mao jawab tp pasti panjang ngetiknya, yah udah ci lily yang wakilin.
-
Setahu saya di Shurangama Sutra, Brahma Sutra, dan Lankavatara Sutra (Mahyana) tidak ada larangan, tapi cuma disarankan. Di Tipitaka juga tidak ada larangan, tapi juga tidak ada anjuran.
Biasanya argumentasi yang muncul :
Buddha makan daging (terjemahan Pali), Buddha tidak makan daging (terjemahan Pali salah), Vegetarian lebih berwelasasih daripada pemakan daging (belum tentu), Pemakan bebas lebih seimbang batinnya dari vegetarian (belum tentu), vegetarian mengurangi pembunuhan tidak langsung (belum tentu), makan daging sama dengan membunuh (salah tidak sama), di Sutra anu ada larangan (di mana? setahu saya cuma saran), di Tipitaka bagi umat awam tidak larangan (memang, tapi tidak ada anjuran juga), vegetarian lebih sehat dari pemakan daging (belum tentu), Bhikkhu tidak boleh makan daging (diajukan oleh Devadatta, ditolak Buddha, kalau Bhikkhu memang tidak boleh makan daging tertentu yaitu daging manusia, kuda, gajah, anjing/serigala dll, dan tidak boleh makan daging yang dilihat, didengar, dan diketahui sengaja dibunuh untuk dimakan Bhikkhu tersebut). Terus ujung-ujungnya bawa-bawa vinaya masing-masing dan akhirnya ribut aliran ini lebih benar dari yang lain.
Kalau saya sih biasanya makan yang ada aja, kalau adanya cuma sayur, makan, kalau adanya daging juga makan. Tapi jeleknya sih kalau ditawarin sayur di Vihara lebih senang beli nasi campur di luar >:D , ngga tau kenapa ga bisa makan di Vihara, kalau di rumah biasa makan seadanya.
-
Ngapain ribet. Ada apa ya makan loh. Kalo gak dilarang dan dianjurkan. Tuh tergantung kita nya. Kalo emang suka ya makan. Emang mahayana lebih ke vege. Tapi ginny Theravada juga vege. Karena sering bareng teman ke rumah makan vegetarian. Enak juga kok. Teman ginny sih bukan mahayana. Tp aliran aneh maitreya
-
gua ga vege, tapi...
makanan vege yg dijual di kedai2 makan maitreya enak lho...
bumbunya kuat =P~
-
bumbu kuat ato micin kuat ?
-
Micin ? Vetsin / MSG ?
-
Vegie sih vegie, tapi bentuknya sama rasanya di sama2in sama daging beneran, dasar manusia, aneh2 aja.
-
bumbu kuat ato micin kuat ?
ga tau... mirip kari india
-
emm, gw dapet jawaban renungan neh.. :P
CMIIW yah..
Sang Buddha ga mewajibkan kita untuk vegetarian, karena Vegetarian itu ada disebabkan oleh metta dari individu itu sendiri, karena pancaran metta nya terhadap makhluk lain, mereka merasa enggan untuk mengkonsumsi segala sesuatu yang berasal dari nyawa makhluk lain, hanya untuk dirinya sendiri, sementara dia berpikir bahwa dia ga akan kelaparan apabila tidak mengkonsumsi daging dan hanya mengkonsumsi sayuran.
Betapa mulianya orang yang secara tulus bervegetarian ^:)^
-
emm, gw dapet jawaban renungan neh.. :P
CMIIW yah..
Sang Buddha ga mewajibkan kita untuk vegetarian, karena Vegetarian itu ada disebabkan oleh metta dari individu itu sendiri, karena pancaran metta nya terhadap makhluk lain, mereka merasa enggan untuk mengkonsumsi segala sesuatu yang berasal dari nyawa makhluk lain, hanya untuk dirinya sendiri, sementara dia berpikir bahwa dia ga akan kelaparan apabila tidak mengkonsumsi daging dan hanya mengkonsumsi sayuran.
Betapa mulianya orang yang secara tulus bervegetarian ^:)^
dari perenunganku baik daging maupun sayuran sama2 berasal dari nyawa mahkluk lain... termasuk obat, kosmetik, dll... inilah alam kita, so ga usah cari2 alasan utk bervegetarian ataupun tidak bervegetarian. :)
-
??? jadi bingung
-
coba direnungkan baik2, darimana sayur2an berasal. kebanyakan sayuran berasal dari hasil pertanian. nah hasil pertanian ga luput dari yg namanya pestisida. nah coba hitung daging, utk menghasilkan 1kg daging (misalnya ikan), mungkin cuma 2 ekor ikan lele yg terbunuh. sedangkan utk menghasilkan 1kg sayur, berapa serangga yg terbunuh. ini cuman ilustrasi, bukan artinya membujuk kamu utk ga makan sayur ya :) kalau saya pribadi sih lebih baik, makanan apa yg ada dimakan. jgn kalau pas dihidangkan daging semua malah complaint saya vege. atau kalau ga ada daging bilang mana dagingnya... apa yg ada kita bersyukur aja
_/\_
-
haha,. iya yah, ga kepikiran sampai kesana :P
unik jg, bisa kepikiran.
-
Betul... jadi intinya adalah pemahaman pada diri sendiri bahwa kita makan itu untuk hidup, bukan hidup untuk makan...
Selama kita menghayati bahwa kita makan untuk hidup, biarpun makan daging sekalipun, ibaratnya tuh hewan yang mati "dihargai" untuk meregang nyawa demi kelangsungan mahluk lain (kita)... bukan untuk kepuasan lidah semata...
Kalau saya sih memang vegetarian dengan alasan utama kesehatan, yah syukur deh kebetulan sejalan dengan ajaran Buddhism juga yang biarpun saya sendiri belom pernah baca sih ada sutta yang mewajibkan menjadi vege...
-
coba direnungkan baik2, darimana sayur2an berasal. kebanyakan sayuran berasal dari hasil pertanian. nah hasil pertanian ga luput dari yg namanya pestisida. nah coba hitung daging, utk menghasilkan 1kg daging (misalnya ikan), mungkin cuma 2 ekor ikan lele yg terbunuh. sedangkan utk menghasilkan 1kg sayur, berapa serangga yg terbunuh. ini cuman ilustrasi, bukan artinya membujuk kamu utk ga makan sayur ya :) kalau saya pribadi sih lebih baik, makanan apa yg ada dimakan. jgn kalau pas dihidangkan daging semua malah complaint saya vege. atau kalau ga ada daging bilang mana dagingnya... apa yg ada kita bersyukur aja
_/\_
Mantap...
Jawaban yg sangat bagus...
Apa yang saat itu ada, maka itulah yg kita makan...
Salah satu bentuk ketidakmelekatan...
-
Jawaban luar biasa ko tesla. Salut..Salut.. Ntar ke medan ginny traktir makan **** **** sedang-dang deh. :)) :))
-
veg or non veg??? enjoy aja......yg penting enjoy life, kalo vege enjoy, ok, kalo ngak juga ok .
Yg penting yg vege ngak bilang yg non veg ngak bagus, dan yg non veg juga ngak bilang veg sok suci. Saling menghargai, saling asah,asih dan asuh akan timbul keharmonisan.
Hidup penuh dengan alasan, tapi jangan jadikan hidup untuk beralasan :)) lama2 jadi ayam kalasan.
_/\_
-
ko tesla idolaku :P
-
jadi malu nih... :-[
-
POKOKNE...
JANGAN DENGERIN OKNUM2 ANEH YG BILANK WAJIB VEGIE!!
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK...
SO, NDAK MUNGKIN WAJIB VEGIE...
_/\_
YG PENTING BUKAN YG MASUK KEDALAM MULUT...
TETAPI YG KELUAR DARI MULUT...
ups..kepencet..caps lock... ^-^
-
Ayatnya Matius 15:11 sol
-
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK...
SETAHU SAYA BUDDHA 'TIDAK MENOLAK' ATAUPUN MENGANJURKAN.
uppps... kena virus capslock :hammer:
-
mh...... setau aku gak ada pemaksaan d dlm agama buddha dr awal mengenai perbuatan jahat maupun vege... :P wong buddha saja tdk vege bagaimana mungkin di suruh vege
-
Vege gak vege sih menurut saya terserah masing2 individu saja, seperti yang Bro Bond katakan, yang rasa vege bagus ya laksanakan, yang merasa vege gak perlu ya gak perlu vege.
Setahu saya Sang Buddha tidak menganjurkan orang vege, yang saya tahu tiap individu melaksanakan vege dengan motif dan tujuan yang ber-beda2, ada yang karena metta nya terhadap makhluk hidup, ada yang demi alasan kesehatan, ada yang diharuskan oleh ajaran kepercayaannya, ada yang melaksanakan vege hanya pada waktu2 tertentu dan untuk tujuan tertentu, jadi ya kembali ke individu masing2 saja deh.
Dewasa ini kita bisa lihat yang suka makan makanan vege bukan hanya dari kalangan Budhhist saja, sering ditemui di restoran vege umat agama lain juga makan makanan vege, bahkan di Batam di Vihara Maitreya sering terlihat umat berjilbab makan di restoran vege yang ada di dalam Vihara Maitreya, so masak kita yang umat Buddhist aja kok malah mempermasalahkan soal vege ini ??? jadi aneh..... :o :P :( ^:)^
-
ko tesla idolaku :P
Kenalkan Buddhism
nih saya yang cakep ini adiknya hahaha ;D
ko tesla nebeng terkenal ;) ;D
-
ko tesla idolaku :P
Kenalkan Buddhism
nih saya yang cakep ini adiknya hahaha ;D
ko tesla nebeng terkenal ;) ;D
Wah..sudah promosi nih... kebetulan saya manajemen artis nih, ayo bergabung dengan saya supaya promosinya lebih sukses dan lebih cepat terkenal.... :)) :)) :))
-
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK...
SETAHU SAYA BUDDHA 'TIDAK MENOLAK' ATAUPUN MENGANJURKAN.
uppps... kena virus capslock :hammer:
Sang Buddha menolak permintaan Devadatta untuk memasukkan aturan dilarang memakan daging kedalam vinaya. selebihnya sepertinya tidak pernah dengar lagi deh.
-
Namo Buddhaya,
Ikutan nimbrung diskusi soal vegetarian. Memang benar apa yang telah diungkapkan bahwa dasar ajaran Buddha adalah Jalan Tengah (Majjhimapatthipada), dimana hal ini diterima baik Theravada, Mahayana, ataupun Vajrayana. Jadi kita ambil ini sebagai titik tolak. Titik tolak kedua, Buddhisme mengajarkan kita untuk tidak melekat, baik pada daging ataupun bukan daging. Ketidak-melekatan ini juga diterima oleh semua aliran dalam Buddhisme.
Jadi tidak ada kewajiban atau keharusan dalam Buddhisme bahwa kita selaku umat Buddha wajib bervegetarian. Vegetarian tidak menjamin seseorang menjadi suci. Yang Mulia Dalai Lama mengatakan bahwa kalau benar vegetarian dapat menjadikan seorang suci, maka sapi dan hewan2 herbivora tentu sudah lebih suci dibanding manusia.
Ada aliran tertentu yang menurut saya sudah menyimpang, mengajarkan bahwa seseorang harus vegetarian, tetapi tentu saja pandangan ini tidak benar. Bagi saya vegetarian adalah salah satu bentuk latihan batin atau spiritual, jadi semuanya harus kembali pada kualitas batin seseorang. Bervegetarian tanpa mengalami kemajuan batin berarti latihan spiritualnya gagal total. Tetapi orang yang sanggup mempraktekkan metta, meskipun tidak bervegetarian, maka itulah yang latihan spiritualnya berhasil.
Dalam Sutra Shurangama atau Lankavatara memang ada disinggung tentang vegetarian, tetapi yang patut diingat kedua sutra tersebut juga mengajarkan olah spiritual. Jadi mencomot sekelumit ajaran dari suatu sutra dan menjadikannya seolah2 sebagai ajaran pamungkas adalah tidak bijaksana. Suatu sutra adalah suatu "paket" yang harus dipelajari sampai tuntas. Marilah kita kembangkan metta sesuai dengan yang diajarkan Sang Bhagava.
Demikian sekedar urun rembug dari saya. Mohon maaf kalau ada kata yang salah.
Metta,
Tan
-
Thats right bro Tan
anumodana
-
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK (aturan vegie tsb dimasukkan ke dalam sangha)
SETAHU SAYA BUDDHA 'TIDAK MENOLAK' ATAUPUN MENGANJURKAN.
uppps... kena virus capslock :hammer:
Sang Buddha menolak permintaan Devadatta untuk memasukkan aturan dilarang memakan daging kedalam vinaya. selebihnya sepertinya tidak pernah dengar lagi deh.
ooo... saya yg salah... makasih atas koreksinya ^:)^
-
Namo Buddhaya,
Ikutan nimbrung diskusi soal vegetarian. Memang benar apa yang telah diungkapkan bahwa dasar ajaran Buddha adalah Jalan Tengah (Majjhimapatthipada), dimana hal ini diterima baik Theravada, Mahayana, ataupun Vajrayana. Jadi kita ambil ini sebagai titik tolak. Titik tolak kedua, Buddhisme mengajarkan kita untuk tidak melekat, baik pada daging ataupun bukan daging. Ketidak-melekatan ini juga diterima oleh semua aliran dalam Buddhisme.
Jadi tidak ada kewajiban atau keharusan dalam Buddhisme bahwa kita selaku umat Buddha wajib bervegetarian. Vegetarian tidak menjamin seseorang menjadi suci. Yang Mulia Dalai Lama mengatakan bahwa kalau benar vegetarian dapat menjadikan seorang suci, maka sapi dan hewan2 herbivora tentu sudah lebih suci dibanding manusia.
Ada aliran tertentu yang menurut saya sudah menyimpang, mengajarkan bahwa seseorang harus vegetarian, tetapi tentu saja pandangan ini tidak benar. Bagi saya vegetarian adalah salah satu bentuk latihan batin atau spiritual, jadi semuanya harus kembali pada kualitas batin seseorang. Bervegetarian tanpa mengalami kemajuan batin berarti latihan spiritualnya gagal total. Tetapi orang yang sanggup mempraktekkan metta, meskipun tidak bervegetarian, maka itulah yang latihan spiritualnya berhasil.
Dalam Sutra Shurangama atau Lankavatara memang ada disinggung tentang vegetarian, tetapi yang patut diingat kedua sutra tersebut juga mengajarkan olah spiritual. Jadi mencomot sekelumit ajaran dari suatu sutra dan menjadikannya seolah2 sebagai ajaran pamungkas adalah tidak bijaksana. Suatu sutra adalah suatu "paket" yang harus dipelajari sampai tuntas. Marilah kita kembangkan metta sesuai dengan yang diajarkan Sang Bhagava.
Demikian sekedar urun rembug dari saya. Mohon maaf kalau ada kata yang salah.
Metta,
Tan
_/\_ ^:)^
By : Zen
-
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK (aturan vegie tsb dimasukkan ke dalam sangha)
SETAHU SAYA BUDDHA 'TIDAK MENOLAK' ATAUPUN MENGANJURKAN.
uppps... kena virus capslock :hammer:
Sang Buddha menolak permintaan Devadatta untuk memasukkan aturan dilarang memakan daging kedalam vinaya. selebihnya sepertinya tidak pernah dengar lagi deh.
ooo... saya yg salah... makasih atas koreksinya ^:)^
makane...buku jangan dibakar n diminum..tapi dibaca... :))
-
DEVADATTA NGANJURIN SELURUH MEMBER SANGHA UNTUK VEGIE AJAH BUDDHA NOLAK (aturan vegie tsb dimasukkan ke dalam sangha)
SETAHU SAYA BUDDHA 'TIDAK MENOLAK' ATAUPUN MENGANJURKAN.
uppps... kena virus capslock :hammer:
Sang Buddha menolak permintaan Devadatta untuk memasukkan aturan dilarang memakan daging kedalam vinaya. selebihnya sepertinya tidak pernah dengar lagi deh.
ooo... saya yg salah... makasih atas koreksinya ^:)^
makane...buku jangan dibakar n diminum..tapi dibaca... :))
waks... ketahuan pula lagi :P :-[
^:)^ ^:)^ ^:)^
-
yg di bold itu kutipan kata siapa ya?
Ananda kah?
atau penulis sutra ini...
Setahu saya itu bukan termasuk dalam sutra tersebut, saya pernah melihat tulisan seperti itu dibeberapa buku, tapi letaknya di bagian belakang, tidak dijadikan satu dengan isinya. Jadi saya rasa tulisan tersebut adalah himbauan dari si penerbit buku.
Setahu saya di Shurangama Sutra, Brahma Sutra, dan Lankavatara Sutra (Mahyana) tidak ada larangan, tapi cuma disarankan. Di Tipitaka juga tidak ada larangan, tapi juga tidak ada anjuran.
Terlepas dari dianjurkan vegetarian atau tidak dan diluar Surangama Sutra dan Brahma Sutra (karena saya belum cek ulang) , kita tidak/belum bisa menggunakan Lankavatara Sutra sebagai acuan mengenai vegetarian. Kenapa tidak/belum bisa? Karena butuh memastikan Lankavatara Sutra mana yang kita jadikan acuan? Karena ada 2 versi Lankavatara Sutra. Yang satu dengan chapter mengenai vegetarian yang satu tanpa chapter mengenai vegetarian. Tapi isi selebihnya dari keduanya sama.
-
_/\_
Kl Menurut hui, Vegetarian nggak harus wajib, karena tergantung dari niat orang itu aja...
;)
-
saya setuju dgn bro ryu.. jalan tengah..
makan daging ok
makan sayur ok
gak ada daging ok!! lalu makan sayur
gak ada sayur ok!! ok lalu makan daging
gak ada daging dan sayur!! ok juga.. lalu makan apa?? puasa aja.. bisa mutih juga..kan Ok JUGa
jaln tengah ya boz..
-
Dari paham Theravada, yang dianjurkan oleh Buddha adalah melatih diri untuk mencapai kesucian (terbebas dari keserakahan, kebencian dan kebodohan bathin), dan pencapaian itu tidak ada hubungannya dengan makan makanan tertentu, karena memang makanan tidak menyucikan seseorang. Dalam Jivaka Sutta dikatakan bahwa syarat daging yang dimakan adalah tidak melihat/mendengar/menduga bahwa ada hewan dibunuh untuk kita, yang maksudnya adalah "KITA YAKIN BAHWA KITA TIDAK MENYEBABKAN TERBUNUHNYA MAHLUK TERSEBUT". Kemudian dikatakan jika seseorang makan dengan pikiran penuh cinta kasih, tidak melekat pada rasanya, mengetahui bahwa makanan adalah hanya penunjang hidup, bukan untuk menyenangkan indriah, maka tidak ada 'bahaya' dari makan makanan itu.
Dalam Theravada, tidak dipilah-pilah makanan ini cocok dan ini tidak cocok, namun pikiran yang dipilah-pilah.
Hal ini juga dijelaskan dalam Amagandha Sutta, ketika seorang yang menganut paham 'pantang makan daging' berdebat dengan Buddha Kassapa.
Namun, walaupun makan daging tidak dianjurkan atau dilarang, namun pikiran kejam dan pembunuhan mahluk tentu saja dilarang.
Perbedaan kecenderungan dari Theravada & Mahayana tentang Vegetarianisme hanyalah berdasarkan pada tempat di mana kedua aliran berkembang. Tidak perlu dipegang secara fanatik.
Jika suatu saat Buddhisme berkembang di Kutub, maka keharusan praktek Vegetarianisme belum tentu cocok.
Jika makan daging menimbulkan perasaan bersalah, maka silahkan dihindari.
-
"The General had invited the Buddha and the Bhikkhus for a meal at which meat was served. The Jains who had earlier enjoyed the exclusive patronage of the General, now spread the story that Siha has a "fat beast" (thûla pasu) killed for the occasion, and the Buddha by knowingly partaking of its meat, had committed an act of grave karmic consequence (pâ.ticcakamma). In fact the meat had not been specially slaughtered, but had been purchased on the market. The Buddha took the opportunity created by this incident to lay down the rule governing the consumption of fish and flesh. Addressing the monks he said: "Do not eat meat knowing that it has been killed specially for (your) use; I allow the use of fish and meat blameless in three ways, unseen, unheard and unsuspected".
-
Peraturan Vegetarian tidak masuk dalam Vinaya juga, menurut saya, adalah karena tidak mau menjadikan Bhikkhu kurang waspada pada pikirannya (dengan merasa tidak ada bahaya jika makan makanan yang sudah dipilih-pilih tersebut, padahal tetap saja bahayanya ada pada pikiran, bukan makanan).
Di samping itu, mungkin untuk mengukuhkan nasihat agar Bhikkhu mempunyai sifat "mudah dirawat". Susah dibayangkan merawat Bhikkhu dengan paham vegetarianisme mutlak, dilakukan oleh komunitas nelayan.
-
"The General had invited the Buddha and the Bhikkhus for a meal at which meat was served. The Jains who had earlier enjoyed the exclusive patronage of the General, now spread the story that Siha has a "fat beast" (thûla pasu) killed for the occasion, and the Buddha by knowingly partaking of its meat, had committed an act of grave karmic consequence (pâ.ticcakamma). In fact the meat had not been specially slaughtered, but had been purchased on the market. The Buddha took the opportunity created by this incident to lay down the rule governing the consumption of fish and flesh. Addressing the monks he said: "Do not eat meat knowing that it has been killed specially for (your) use; I allow the use of fish and meat blameless in three ways, unseen, unheard and unsuspected".
anu numpang nanya..
bonyok gw khan Tridharma..so, kalo kita keluar makan gitu..
mereka panggil kepiting,kerang..dll..tanpa kasih tao gw...(dah tao kalo gw gk bakal makan kalo ditanya)
gw makan ato gk yak?
kalo gk makan kayakne gmana gitu loh(padahal pengen mwahahah)...kalo makan kayakne rada egois yak.. :|
-
^ kalau udah nanya begitu berarti masuk kategori suspected, padahal kriteriannya kan unseen, unheard & unsuspected.
soal makan ga makan, pilihan lo sendiri :))
-
Di samping itu, mungkin untuk mengukuhkan nasihat agar Bhikkhu mempunyai sifat "mudah dirawat". Susah dibayangkan merawat Bhikkhu dengan paham vegetarianisme mutlak, dilakukan oleh komunitas nelayan.
Bhikkhunya makan sushi setiap hari :)). Well, paham vegetarian mungkin awalnya terkena pandangan budaya dan kepercayaan setempat. Oleh karena itu mari belajar kebijaksanaan Sang Buddha mengenai hal ini.
Buat Sol, moso ga tau kalo perginya makan kepiting dan kerang,masuk restorannya pasti udah tau donk kalo ada aquarium gede tempat display yang kita bisa pake jari nunjuk2 mau yang ini lho pak digoreng...huehehehhee......kalo memang udah suspect pesen menu lain aja ato ngga,jangan mikir macem2 di restoran itu. :P
-
[..]
....... yang saya tahu tiap individu melaksanakan vege dengan motif dan tujuan yang ber-beda2, ada yang karena metta nya terhadap makhluk hidup, ada yang demi alasan kesehatan, ....
Boleh tanya nih, apa hubungan vegetarian (berkaitan dengan membunuh makhluk hidup secara langsung) dan bervegetarian dgn tujuan/motif metta?
Dewasa ini kita bisa lihat yang suka makan makanan vege bukan hanya dari kalangan Budhhist saja, sering ditemui di restoran vege umat agama lain juga makan makanan vege, bahkan di Batam di Vihara Maitreya sering terlihat umat berjilbab makan di restoran vege yang ada di dalam Vihara Maitreya, so masak kita yang umat Buddhist aja kok malah mempermasalahkan soal vege ini ??? jadi aneh..... :o :P :( ^:)^
Kita tidak tahu persis umat lain (contoh teman dari kalangan i-s-l-a-m, k-r-i-s-t-e-n, dll) pergi ke restoran Vege utk santap makanan, apakah karena masakannya enak? murah? makan bareng teman lain atau karena ada tujuan lain, anyway....terserah deh, terus terang sy tidak tahu persis.
Silakan pilih mau vege atau tidak, ada daging yah makan aja, ada sayur juga makan deh, kalo ga ada daging....sebaiknya jangan mogok makan (ini retorika yah....gpp deh, saling mengukuhkan pendapat yg mirip).
bervegetarian juga bisa menjadi sejenis kemelekatan, jadi yah hati-hati saja, jgn sampai tercemplung dlm salah satu ekstrem. bagi yg bisa vegetarian ada baiknya ingatkan kembali motivasi dasar, yaitu utk latihan batin, dll.
yg belum sanggup vegetarian yah sudah, makan aja daging apa adanya, dan jgn sampai terjebak dalam kemelekatan terhadap daging (walaupun ada kemelekatan dlm jumlah yg byk atau sedikit) namun tetap jadikan cara utk berlatih melepas kemelekatan thd makanan, terutama daging. sebetulnya makanan apapun (sayur kek, daging kek, coklat, susu, permen, dll) perlu dijadikan latihan utk melepas, bukan menjadi semakin melekat dan nafsu keinginan semakin besar.
selamat berlatih utk dua-duanya, vege maupun tidak vege.
bow and respect,
-
Buat Sol, moso ga tau kalo perginya makan kepiting dan kerang,masuk restorannya pasti udah tau donk kalo ada aquarium gede tempat display yang kita bisa pake jari nunjuk2 mau yang ini lho pak digoreng...huehehehhee......kalo memang udah suspect pesen menu lain aja ato ngga,jangan mikir macem2 di restoran itu. :P
maksud gw gini loh..
gw gk pesen...tiba2 ajah keluar..dan emank gw tao itu pasti idup..tapi apakah binatang itu dibunuh untuk diri gw? ato karena bokap gw mesen untuk "kita"?
-
Buat Sol, moso ga tau kalo perginya makan kepiting dan kerang,masuk restorannya pasti udah tau donk kalo ada aquarium gede tempat display yang kita bisa pake jari nunjuk2 mau yang ini lho pak digoreng...huehehehhee......kalo memang udah suspect pesen menu lain aja ato ngga,jangan mikir macem2 di restoran itu. :P
maksud gw gini loh..
gw gk pesen...tiba2 ajah keluar..dan emank gw tao itu pasti idup..tapi apakah binatang itu dibunuh untuk diri gw? ato karena bokap gw mesen untuk "kita"?
ikutan ahh...
klo kgk ada yang mesen daging masak orang kerajinan motong hewan utk konsumsi...
ada supply ada demand...
secara tidak lgsg gw bilang binatang itu dibunuh atas permintaan kita
haa... 8)
-
_/\_ kalo sudah merasa curiga,jangan makan deh....pesen kangkung aja....hauhahaa
-
klo kgk ada yang mesen daging masak orang kerajinan motong hewan utk konsumsi...
ada supply ada demand...
secara tidak lgsg gw bilang binatang itu dibunuh atas permintaan kita
hukum supply demand yaph,huehehehhe.....kalo balik lagi ke hukum keseimbangan alam(pelajaran IPA dulu soal rantai makanan) boleh ngga.....yang dipermasalahkan oleh kalangan vegetarian bisanya adalah pembunuhan,padahal kalo mau ditilik,semua kegiatan kita sadar atau tanpa sadar sudah melakukan pembunuhan,bahkan mata berkedip sekalipun sejuta bakteri tewas...apa yang diajarkan Sang Buddha sudah cukup jelas bukanlah total makan sayur tapi makanlah secukupnya untuk menjaga badan tetap hidup menjalankan Dhamma.
Kalo semua org vegetarian di dunia, bumi ini penuh dengan kerbau,babi,kambing berkeliaran dimana-mana....pernah terpikir?
-
klo kgk ada yang mesen daging masak orang kerajinan motong hewan utk konsumsi...
ada supply ada demand...
secara tidak lgsg gw bilang binatang itu dibunuh atas permintaan kita
hukum supply demand yaph,huehehehhe.....kalo balik lagi ke hukum keseimbangan alam(pelajaran IPA dulu soal rantai makanan) boleh ngga.....yang dipermasalahkan oleh kalangan vegetarian bisanya adalah pembunuhan,padahal kalo mau ditilik,semua kegiatan kita sadar atau tanpa sadar sudah melakukan pembunuhan,bahkan mata berkedip sekalipun sejuta bakteri tewas...apa yang diajarkan Sang Buddha sudah cukup jelas bukanlah total makan sayur tapi makanlah secukupnya untuk menjaga badan tetap hidup menjalankan Dhamma.
Kalo semua org vegetarian di dunia, bumi ini penuh dengan kerbau,babi,kambing berkeliaran dimana-mana....pernah terpikir?
xiixiixii... klo bgt kenapa mesti menjadi bingung ini makanan dipersiapkan apa tidak ^-^ ^-^ hajar aja gak usah pusing
n soal over population tidak akan terjadi karena loe ude bilang rantai makanan...
-
haa...
gara-gara asal hajar neh...
makanya tingkat population hewan meningkat di bumi ini
keseimbangan alam mulai bergeser........
hayo siapa yang tau...dan sadar....
apa aja tuh....population yang meningkat dan punah...
karna 'hajar' bleh....... ::) ::) ::) ::)
-
yang pasti hewan2 yang dikonsumsi manusia kgk bakan punah dipelihara terus
yang punah itu yg gak bisa dimakan contoh nya dinosaurus :)) :)) :))
-
:hammer: mode
Hati2x juga jangan beli dan pesen sayur karena itu disediakan utk kita beli/pesen loh. selama dari penanaman sampai panen dan distribusi buanyak mahluk hidup yang terbunuh juga loh. Nanti punah lagi...
oh iya, baju->kain->benang->kapas juga banyak makan korban tuh. masih mau pake baju? >:D
-
makanya blehhhhh
jangan asal hajar
apa mau tuh pakai baju ampe berlapis lapis
tiap jam ganti
makan terusssssssssssss sampai meledus tuh perut :)) :))
makan untuk hidup apa hidup untuk makan....
aku mahhh
lou mau makan........ya makan....engak ada hubungan dengan ku
mau engak makan yah engak makan........engak ada hubungan dengan ku juga
kalau mau aku traktir yah ikut aku dah....makan vg
EGOIS mode on 8) 8) 8)
-
oh iya, baju->kain->benang->kapas juga banyak makan korban tuh. masih mau pake baju?
Pake Daon aja kayak Adam dan Hawa :P
-
Halo Bro Zhang !;
Apa kabar ?
Ternyata dunia inet ini sempit buat kita yah ! :))
Temu dimilis tetangga eh ketemu lagi disini :))
Kebetulan dikasih temen juga forumnya
Bukan si henyung ama kang akian yang kasih tau forumnya lokh.
-
kl vege wajib bagi seorang umat buddha, napa ms bnyk umat yg gak vege? cnthnya, seorg umat beragama diwjbkan berdoa/kebaktian/smbhyang tp untuk yg sederhana ini sj bnyk yg gk ngelaksanain pa lg soal vege yg menygkt nfs mkn..... hehehe... namaste
-
Dahulu, sebelum Bodhisatta Kassapa mencapai kebuddhaan, ia memiliki sahabat bernama Tissa yang kemudian meninggalkan keduniawian dan menjadi pertapa. Dalam pertapaannya, Tissa menjauhkan diri dari makanan yang berasal dari daging dan menggolongkannya sebagai Amagandhā (yang menodai).
Sewaktu Bodhisatta Kassapa meninggalkan keduniawian dan mencapai kebuddhaan, Tissa sangat gembira. (Tissa percaya akan pencapaian yang akan dicapai oleh Kassapa karena melihat 32 tanda manusia agung (maha purisa lakkhana) pada tubuh Kassapa, di mana dikatakan jika berumah tangga, akan menjadi seorang Cakkavati, dan bila meninggalkan kehidupan berumah tangga, akan menjadi seorang Samma Sambuddha).
Kemudian Tissa pergi mengunjungi Buddha Kassapa dan mencari tahu apakah Buddha Kassapa ini makan daging. Dan ketika melihat bahwa ternyata Buddha Kassapa ini makan daging, ia menjadi kecewa. Kemudian Buddha Kassapa berkata kepada Tissa:
‘Menghancurkan mahluk hidup, membunuh, mengikat, mencuri, berbohong, penipuan, bicara tak berguna, berzinah dengan istri orang lain, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang tidak mengendalikan diri dalam kenikmatan indriah, tamak akan hal-hal yang indah; berkumpul dengan yang tidak baik, berpandangan salah, tidak adil, tidak rasional, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka yang tidak sopan, kasar, menghasut, pengkhianat, kejam, sombong, memaksakan kehendak, kikir, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Kemarahan, bermabuk-mabukan, keras kepala, tidak menghargai pendapat orang, dusta, iri hati, omong besar, angkuh, tinggi hati, bergaul dengan yang tidak bermoral, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia yang jahat, yang tidak membayar hutangnya, pemfitnah, pengingkar janji, pemalsu, mereka yang melakukan perbuatan rendah, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Mereka di dunia ini yang tidak menjaga perilaku terhadap mahluk lain, yang tidak mengaku setelah mengambil milik orang lain, jahat, kejam, kasar, tidak memiliki rasa hormat, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Para mahluk yang haus akan permusuhan, menyakiti, selalu melakukan kejahatan, yang karenanya, setelah meninggal, akan pergi pada kegelapan dan jatuh ke alam neraka, inilah amagandhā, bukan memakan daging;
Bukan daging atau ikan, atau berpuasa, atau ketelanjangan, atau rambut tercukur, atau rambut kusut, atau kotoran, atau kulit kasar, atau pemujaan pada api, atau penyiksaan diri, atau mantra-mantra, atau sumpah (keagamaan), atau persembahan (pengorbanan), atau perayaan musim yang dapat menyucikan seseorang yang belum mengalahkan keragu-raguan;
Seorang yang bijaksana berjalan dengan indera yang terjaga, indera yang terkendali, teguh dalam Dhamma, berbahagia dalam hal yang benar dan wajar; mengalahkan semua ikatan dan meninggalkan semua dukkha, tidak melekat dengan apa yang dilihat dan didengar’
Setelah itu, Tissa bersujud di kaki Buddha Kassapa dan bersama dengan dua puluh ribu pengikutnya memasuki Sangha Buddha Kassapa. Tissa bersama Bharadvaja kemudian menjadi murid utama (Agga Savaka) Buddha Kassapa, seperti halnya Sariputta dan Maha-Moggallana pada jaman Buddha Gotama.
---
Buddha Kassapa adalah Buddha setelah Buddha Konagamana, sebelum Buddha Gotama.
-
[at] atas...
:jempol:
Tipitaka berjalan.... sudah kembali... :jempol:
_/\_ :lotus:
-
[at] atas...
:jempol:
Tipitaka berjalan.... sudah kembali... :jempol:
_/\_ :lotus:
Hi, Lily! :)
_/\_
-
All Buddhas have a meal with meat on the day of their final Nibbana.
Diambil dari riset Sayagyi U Chit Tin mengenai Bodhisatta Metteya.
Sekali lagi, gak akan ketemu titik temunya. Yang gak vegetarian punya referensi sendiri, yang vegetarian punya referensi sendiri.
Toleransi dalam Buddha Dhamma bukanlah melalui persetujuan dalam arti semua harus sama, melainkan melalui pengertian. Persetujuan yang dipaksakan merupakan sumber sektarian.
-
Peraturan Vegetarian tidak masuk dalam Vinaya juga, menurut saya, adalah karena tidak mau menjadikan Bhikkhu kurang waspada pada pikirannya (dengan merasa tidak ada bahaya jika makan makanan yang sudah dipilih-pilih tersebut, padahal tetap saja bahayanya ada pada pikiran, bukan makanan).
Di samping itu, mungkin untuk mengukuhkan nasihat agar Bhikkhu mempunyai sifat "mudah dirawat". Susah dibayangkan merawat Bhikkhu dengan paham vegetarianisme mutlak, dilakukan oleh komunitas nelayan.
Tambahan: Untuk daging Gajah, Kuda, Singa, Harimau, Macan, Ular, Anjing Liar (dan sejenisnya, termasuk Hyena), Beruang, dan Manusia, tidak boleh dimakan karena alasan lain.
-
Alasannya adalah karena binatang ini bisa menicum aroma sesamanya sendiri maka dengan memakan binatang ini ototmatis tubuh akan menyebarkan aroma yang sama dengan binatang tersebut namun dalam sinyal yang berbeda yaitu musuh. kalau kamu menjumpai mereka yang suka daging ular dan meminum darahnya atau dagingnya,ketika orang itu masuk ke dalam hutan maka ular akan berdatangan untuk mematuk orang itu.
-
Yang gak vegetarian punya referensi sendiri, yang vegetarian punya referensi sendiri.
Toleransi dalam Buddha Dhamma bukanlah melalui persetujuan dalam arti semua harus sama, melainkan melalui pengertian. Persetujuan yang dipaksakan merupakan sumber sektarian.
sip deh _/\_
-
All Buddhas have a meal with meat on the day of their final Nibbana.
Diambil dari riset Sayagyi U Chit Tin mengenai Bodhisatta Metteya.
Sekali lagi, gak akan ketemu titik temunya. Yang gak vegetarian punya referensi sendiri, yang vegetarian punya referensi sendiri.
Toleransi dalam Buddha Dhamma bukanlah melalui persetujuan dalam arti semua harus sama, melainkan melalui pengertian. Persetujuan yang dipaksakan merupakan sumber sektarian.
Memang kembali pada kecocokan masing-masing.
Saya sendiri mendukung Vegetarian (karena segala kebaikan dan manfaatnya), tetapi tidak menganut daging adalah "haram".
Alasannya adalah karena binatang ini bisa menicum aroma sesamanya sendiri maka dengan memakan binatang ini ototmatis tubuh akan menyebarkan aroma yang sama dengan binatang tersebut namun dalam sinyal yang berbeda yaitu musuh. kalau kamu menjumpai mereka yang suka daging ular dan meminum darahnya atau dagingnya,ketika orang itu masuk ke dalam hutan maka ular akan berdatangan untuk mematuk orang itu.
Untuk Gajah dan Kuda, adalah karena kedua binatang itu adalah kendaraan kerajaan. Untuk menghindari perselisihan dengan Raja karena kesalahpahaman, maka daging itu dihindari.
Untuk Manusia, adalah karena kisah seorang Upasika yang "mendanakan" daging betisnya untuk dibuat kaldu bagi bhikkhu yang sakit karena hari itu Uposatha, tidak ada hewan yang dipotong.
-
pernah dijelaskan oleh seorang biksu juga bahwa gajah dan kuda juga mengetahui jenisnya melalui aroma.namun bila ingin dijelaskan dari cerita Tipitaka ya okeh aja,kalo dari biologis ya seperti itu.
-
pernah dijelaskan oleh seorang biksu juga bahwa gajah dan kuda juga mengetahui jenisnya melalui aroma.namun bila ingin dijelaskan dari cerita Tipitaka ya okeh aja,kalo dari biologis ya seperti itu.
Memang kebanyakan hewan (termasuk Kuda dan Gajah) mengetahui sejenisnya melalui aroma (Pheromone?). Tetapi biasanya kuda dan gajah tidak cenderung menyerang manusia, tidak seperti 7 jenis hewan buas lainnya.
-
Saya copy lagi dari postingan saya yang lainnya.
Kasyapa berkata lagi: "Mengapa Anda awalnya mengizinkan para bhiksu untuk memakan tiga jenis daging suci?"
[Sang Buddha:]"O Kasyapa! Tiga jenis daging suci ini diberikan [diberlakukan] mengikuti kebutuhan pada saat [keadaan]
itu."(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)
Di sini dalam Sutra Mahayanapun diakui bahwa Sang Buddha memang membolehkan para Bhiksu untuk mengkonsumsi tiga jenis daging suci [murni].
Dengan ini, tiga jenis daging murni diizinkan dari sudut pandang yang berbeda dan 10 jenis daging dilarang dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda [pula], semua [jenis daging] dilarang, sampai ajal seseorang tiba."
(Mahayana Mahaparinirvana Sutra)
Mahaparinirvana Sutra menjelaskan tentang kebingungan umat Buddha antar sekte mengenai apakah Sang Buddha melarang atau membolehkan makan daging.
Di sini Sang Buddha sendiri mengatakan bahwa tiga jenis daging murni diizinkan dari sudut pandang tertentu [dalam hal ini Theravada], pada kondisi tertentu.
Namun dari sudut pandang lainnya, berdasarkan kondisi tertentu, Sang Buddha melarang konsumsi segala macam jenis daging alias vegetarian. [dalam hal ini Mahayana]
_/\_
The Siddha Wanderer
-
setau ku sih kalo untuk umat awam tidak dilarang... CMIIW
-
Sebenernya tdk memusingkanlah, sudah jelas sang buddha menerangkan, masing2 mempunyai karmanya sendiri, yang vegetarian ya silahkan jalani sesuai dengan yang anda yakini, yang tidak vegetarian juga silahkan, karena effectnya itu toh hanya diri sendiri yang tau, apa membawa kemajuan / kemunduran?
intinya ya satu = JALAN TENGAH
bisnis rumah makan vegetarian menggiurkan loh, jadi dukung vege deh
vege asli gak makan daging palsu
-
bisnis rumah makan vegetarian menggiurkan loh, jadi dukung vege deh
vege asli gak makan daging palsu
[at] Andi Sangkala
setuju bgt...
org yg bervege karena ingin mengembangkan cinta kasih pada semua mahluk apa masih bisa makan daging palsu?
walaupun palsu tetep aja ada keinginan dan nafsu untuk memakan daging, bagi orang yang ingin mengembangkan cinta kasih keinginan ini lah yang harus dihilangkan ;D
-
Kalau mau dihubungkan "makanan" dan "cinta kasih", kok vegetarian masih bisa makan sayuran yang sudah dibuang ulatnya, yang pembajakan sawah untuk menanamnya menyebabkan kematian cacing-cacing, yang pestisidanya membunuh serangga, yang memerlukan pembunuhan hama tikus dan lain-lain demi kelangsungan makanan tersebut?
Bagaimana dengan penggunaan AC? Selain Freonnya membantu melubangi Ozon, pemakaian listriknya juga memperbesar konsumsi bahan bakar yang mendukung Global Warming, yang jelas sudah membunuh banyak mahluk. Bagaimana baju berwarna yang menghasilkan limbah tekstil yang meracuni ikan-ikan? Bagaimana dengan penggunaan mobil/motor yang menimbulkan polusi? Bagaimana mereka yang tinggal di pemukiman yang asalnya adalah rawa/hutan/tempat tinggal para hewan?
-
[at] Kainyn
Para Bhikkhu mengenakan baju, dan makan makanan yang berasal seperti om kainyn katakan, dan mereka enjoy enjoy aja tuh
-
Bukan karena "enjoy"-nya, tapi memang para Bhikkhu memiliki pengertian bahwa "makanan" adalah yang masuk ke mulut, menunjang kehidupan dan kemudian menjadi kotoran dan dibuang. Sedangkan "cinta kasih" adalah masalah pikiran yang dikembangkan setiap saat.
-
hmmm.... jadi ini tentang orang yang bilang ingin mengembangkan cinta kasih dengan cara bervegetarian.
tetapi om kainyn mempertanyakan bilamana hal ini
Kalau mau dihubungkan "makanan" dan "cinta kasih", kok vegetarian masih bisa makan sayuran yang sudah dibuang ulatnya, yang pembajakan sawah untuk menanamnya menyebabkan kematian cacing-cacing, yang pestisidanya membunuh serangga, yang memerlukan pembunuhan hama tikus dan lain-lain demi kelangsungan makanan tersebut?
Bagaimana dengan penggunaan AC? Selain Freonnya membantu melubangi Ozon, pemakaian listriknya juga memperbesar konsumsi bahan bakar yang mendukung Global Warming, yang jelas sudah membunuh banyak mahluk. Bagaimana baju berwarna yang menghasilkan limbah tekstil yang meracuni ikan-ikan? Bagaimana dengan penggunaan mobil/motor yang menimbulkan polusi? Bagaimana mereka yang tinggal di pemukiman yang asalnya adalah rawa/hutan/tempat tinggal para hewan?
begitu?
hmmm..... iya juga ya? apa mereka sadar kalau ternyata seperti itu?
kalau begitu malah tambah repot ya orang, yg mo mengembangkan cinta kasih ini?
-
wew berat wkwkwkwk....
-
Sebaiknya kita jalankan saja yg menurut kita terbaik untuk kemajuan bathin masing2.Dari pada sok tau Sang Buddha bilang ini bilang itu,kalau tidak benar ,pada berani menanggung akibat karmanya apa,karena sebenarnya Sang Buddha tidak berkata demikian tetapi kita yg sok tau membantah Khotbah Sang Buddha yg sebenarnya.
-
hmmm.... jadi ini tentang orang yang bilang ingin mengembangkan cinta kasih dengan cara bervegetarian.
tetapi om kainyn mempertanyakan bilamana hal ini
Kalau mau dihubungkan "makanan" dan "cinta kasih", kok vegetarian masih bisa makan sayuran yang sudah dibuang ulatnya, yang pembajakan sawah untuk menanamnya menyebabkan kematian cacing-cacing, yang pestisidanya membunuh serangga, yang memerlukan pembunuhan hama tikus dan lain-lain demi kelangsungan makanan tersebut?
Bagaimana dengan penggunaan AC? Selain Freonnya membantu melubangi Ozon, pemakaian listriknya juga memperbesar konsumsi bahan bakar yang mendukung Global Warming, yang jelas sudah membunuh banyak mahluk. Bagaimana baju berwarna yang menghasilkan limbah tekstil yang meracuni ikan-ikan? Bagaimana dengan penggunaan mobil/motor yang menimbulkan polusi? Bagaimana mereka yang tinggal di pemukiman yang asalnya adalah rawa/hutan/tempat tinggal para hewan?
begitu?
hmmm..... iya juga ya? apa mereka sadar kalau ternyata seperti itu?
kalau begitu malah tambah repot ya orang, yg mo mengembangkan cinta kasih ini?
Topik lama, tapi kelupaan dijawab.
Sebelum bicara yang jauh ke cinta-kasih, pengikut Ajaran Buddha harus memiliki pengertian benar terlebih dahulu. Dikatakan makhluk adalah kumpulan 5 khanda/skandha yaitu kesadaran, pikiran, perasaan, pencerapan, dan jasmani. Ketika makhluk meninggal, maka khanda/skandha itu terurai dan kesadaran penerus mencari khanda/skandha baru sesuai dengan kondisi dan kamma/karma yang mendukung. Demikianlah makhluk tersebut dikatakan mengalami kelahiran kembali. Yang "tertinggal" adalah jasmani saja, yang sesuai waktu dan kondisi, juga akan terurai kemudian.
Sekarang jadi pertanyaan, ketika kita mengatakan "mengasihi", apakah terhadap makhluk, ataukah terhadap jasmani? Jika seseorang memiliki pengertian mengasihi adalah terhadap bangkai, yah silahkan ia katakan "vegetarian = cinta kasih".
Daging yang tidak memenuhi 3 syarat (dalam Jivaka Sutta) bukan berkaitan dengan dagingnya atau cara mendapatkan daging (yaitu pembunuhan), namun berkaitan dengan kemajuan bathin umat Buddha itu sendiri. Daging yang dibunuh tidak untuk kita atau memang untuk kita adalah objek yang sama. Penderitaan yang dialami hewan tersebut juga sama dan nilai nutrisinya pun sama. Namun jika dengan sikap kita, apakah dari pikiran, ucapan, perbuatan, menyebabkan, mendukung, atau menyetujui terjadinya pembunuhan, maka itu tidak sesuai dengan ajaran belas kasih.
Kemudian muncul pendapat, "jika semua orang berhenti makan daging, maka permintaan daging menurun, dan pembunuhan otomatis turun." Ya, itu spekulasi. Kalau hanya dugaan, bisa juga timbul pendapat, "jika orang berhenti makan daging, maka tukang potong daging jadi ga ada kerjaan. Maka bisa jadi mereka ganti profesi dari tukang potong hewan jadi penjual produk kulit, tukang adu hewan (judi), atau bahkan tukang potong manusia." Dalam spekulasi, semua hal bisa terjadi, namun semua tidak ada artinya karena memang hanya sebatas spekulasi saja.
-
yang jelas kambing belum suci. ;D
-
karena binatang pemakan sayur tak punya pikiran / akal sehat
-
Hi teman2..
Terdapat kebimbangan di forum lain tentang Vegetarian.
Apakah Sang Buddha Mewajibkan kita berVegetarian ?
Terdapat Sutta yang menyatakan tidak wajib, tetapi ada juga source yang mengatakan bahwa hal tersebut wajib.
Thanks for sharing
Referensi Pali Kanon menyatakan tidak wajib... yang lain mungkin wajib... kalau saya ikut yang Pali Kanon...
-
yang jelas kambing belum suci. ;D
Saya pernah dengar kisah ,
CMIIW, Sang Buddha bercerita pernah lahir sebagai kelinci dan mengorbankan nyawa untuk seorang petapa suci..
Kelinci (hewan~~kambing)= berkorban jiwa = suci ?
Semoga Semua Mahluk Berbahagia :)
~Peace
Freedom
-
karena binatang pemakan sayur tak punya pikiran / akal sehat
Manusia memiliki akal sehat dan kebijaksanaan :)
Ada pilihan :)
Mau ??
-
bisnis rumah makan vegetarian menggiurkan loh, jadi dukung vege deh
vege asli gak makan daging palsu
[at] Andi Sangkala
setuju bgt...
org yg bervege karena ingin mengembangkan cinta kasih pada semua mahluk apa masih bisa makan daging palsu?
walaupun palsu tetep aja ada keinginan dan nafsu untuk memakan daging, bagi orang yang ingin mengembangkan cinta kasih keinginan ini lah yang harus dihilangkan ;D
Tidak ada larangan, apalagi dalam sutra, bahwa teman-teman yang berVegetarian tidak boleh mengkonsumsi "daging palsu",
Selama terbuat dari olahan tahu, jamur, gluten, dan lain-lain (meatless)..
Yah, menurut saya,
teman-teman yang BerVegetarian juga masih sama-sama berjuang dan belum mencapai kesempurnaan :)
Jadi maafkan jika , ada teman-teman yang BerVegetarian yang masih melekat sana-sini termasuk "daging palsu".
Yang penting. Selama saat makan "daging palsu" tsb,
Tidak melihat, didengar dan dicurigai telah secara khusus dibuat untuk dirinya _/\_
Semoga Semua Mahluk Berbahagia :)
~Peace
Freedom
-
Melihat judul topik ini sangat menarik. Menurut terawangan saya Buddha kadang vegetarian dan kadang tidak. Jadi tidak usah pusing. Wajib atau tidak wajib tergantung kitanya. Jadi tidak perlu pusing. Enjoy aja
-
Terserah aja.. yang penting kita tidak menambah karma buruk... :D
-
Selama ini saya belum menemukan adanya larangan memakan daging dalam suatu sutta ataupun vinaya.
apapun pilihan anda, nibbana tujuan akhirnya. _/\_