//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - dhammadinna

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 176
61
sepertinya tidak bisa, mesti mendapat rujukan dulu dari puskesmas dan maximal biaya pengantinya cuma 10 juta, bisa tanya2 oma yang ada ikut ini bpjs.

Karena di website bpjs gak ada info tentang plafond, tadi saya telpon ke sana. Nomor telponnya 500400. Di bilang tidak ada plafond.. bisa lebih dari 10jt sih ;D

62
Theravada / Re: Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 20 September 2014, 01:18:36 PM »
^ ^ ^ bukunya sudah saya kasih ke orang. Sekarang baru kepikiran bikin thread ini.. nanti saya posting lagi deh bahasa indonesianya...

63
Theravada / Re: Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 20 September 2014, 11:23:48 AM »
^ ^ ^ makasih... ;D

64
Jurnal Pribadi / percakapan sulit
« on: 20 September 2014, 11:05:19 AM »
Percakapan yang sulit:

A: Diantara A dan B, menurut kamu mana yang sama dengan C?
B: Sama.
A: Yang mana yang sama? A atau B?
B: *hening
A: Menurut kamu A sama dengan C atau tidak?
B: Beda
A: Kalau B, sama dengan C atau tidak?
B: Sama

~ jawaban ambigu akan diberikan jika terdapat lebih dari 2 variabel.

____________

A: Di sana ada Pak Heru ga? Kamu jadi pergi belanja?
B: Jadi

~ jika lebih dari 1 pertanyaan, maka hanya satu yang dijawab

____________

A: Kamu dapat akses ke sistem?
B: g

~ jawaban terlalu singkat. Mungkin setiap huruf ada harganya.

____________

A: Saya mau tanya, kalau form "Material Transaction" itu kan ada pasangannya yaitu "Material Transaction Report." Nah kalo Customer Order Lines itu, pasangannya apa ya?
B: co lines
A: Nggak ada form itu.
B: Ada
A: Nggak ada kok.. coba diprint screen kalau ada. Btw, CO itu singkatan?
B: customer order listring

Padahal maksud dia: "customer order listing".

~ nyanyi dulu ahh: "yaa.. hantaro senang berputar.. berputar.. berputar..."

65
Theravada / Re: Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 19 September 2014, 12:44:36 PM »
Buku

Judul Asli: The Miracle of Being Awake
Judul Terjemahan: Keajaiban Hidup Sadar (Penerbit: Karaniya)
Penulis: Thich Nhat Hanh

Quote
Another time the Buddha recounted the following story, which made me suddenly see the supreme importance of practising mindfulness by one’s own self, that is, to protect and care for one’s self, not worrying about the way another looks after himself, a habit of mind which gives rise to resentment and anxiety. The Buddha said,

“There once was a couple of acrobats. The teacher was a poor widower and the student was a small girl, named Medakathālika. The two of them performed in the streets in order to earn enough to eat. They used a tall bamboo pole which the teacher balanced on the top of his head while the little girl slowly climbed to the top. There she remained balanced while the teacher continued to walk along the ground.

“Both of them had to devote all their attention to maintain perfect balance and to prevent any accident from occurring. One day the teacher instructed the pupil: ’Listen, Medakathālika, I will watch you and you watch me, in order for us to help each other maintain concentration and balance so that no accident will occur. That way we will be sure to earn enough to eat.’ But the little girl was very wise and answered, ’Dear Master, I think that it would be more correct to say that each of us must watch himself. To look after oneself means to look after both of us. That way I am sure we will avoid any accidents and will earn enough to eat.’ The Buddha said: ’The child spoke correctly.’ (Samyutta Nikaya Sutta 47–19)”

In a family, if there is one person who practises mindfulness, the entire family will be able to do likewise thanks to that one person. Because of the presence of one member who lives in mindfulness, the entire family will be reminded to live in mindfulness. If in one class, one student lives in mindfulness, the entire class will be influenced, thanks to the constant reminder of that one student. The presence of such a person can be considered as the presence of a Buddha.


http://www.bps.lk/olib/wh/wh234.pdf


Sutta

Samyutta Nikaya - Maha Vagga
Samyutta Nikaya (buku ke-5) 47:19

Quote
19 (9) Sedaka

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di antara penduduk Sumbha, di mana terdapat sebuah kota Sumbha bernama Sedaka. Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Para bhikkhu, suatu ketika di masa lampau seorang akrobat menegakkan tiang bambu dan berkata kepada muridnya Medakathālikā sebagai  berikut: 167 “Ayo, Medakathālikā, panjatlah tiang bambu ini dan berdiri di atas bahuku.’ Setelah menjawab, ‘Baik, Guru,’ si murid Medakathālikā memanjat tiang bambu dan berdiri di atas bahu gurunya.

Akrobat itu kemudian berkata kepada muridnya Medakathālikā: ‘Engkau melindungi aku, Medakathālika, dan aku akan melindungimu. Demikianlah [169] dengan saling menjaga satu sama lain, saling melindungi satu sama lain, kita akan memperlihatkan keterampilan kita, mengumpulkan upah, dan turun dengan selamat dari tiang bambu ini.’

Ketika ini dikatakan, si murid Medakathālikā menjawab: ‘Bukan begitu caranya, Guru. Engkau melindungi dirimu sendiri, dan aku akan melindungi diriku sendiri. Demikianlah, kita masing-masing menjaga diri sendiri dan melindungi diri sendiri, kita akan memperlihatkan keterampilan kita, mengumpulkan upah, dan turun dengan selamat dari tiang bambu ini.’168

“Itu adalah metode di sana,” Sang Bhagavā berkata. “Seperti halnya si murid Medakathālikā berkata kepada gurunya, ‘Aku akan melindungi  diriku  sendiri,’  para  bhikkhu:  demikianlah  seharusnya  empat landasan perhatian dilatih. ‘Aku akan melindungi orang lain,’ para bhikkhu: demikianlah seharusnya  empat  landasan perhatian dilatih. Dengan melindungi diri sendiri, para bhikkhu, seseorang melindungi orang lain; dengan melindungi orang lain, ia melindungi diri sendiri.

“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, bahwa dengan melindungi diri sendiri, ia melindungi orang lain? Dengan mengejar, mengembangkan, dan  melatih  [empat  landasan  perhatian].  Dengan  cara  demikianlah bahwa dengan melindungi diri sendiri, ia melindungi orang lain. 169

“Dan bagaimanakah, para bhikkhu, bahwa dengan melindungi orang lain, ia melindungi diri sendiri? Dengan kesabaran, tidak mencelakai, cinta kasih, dan simpati. Dengan cara demikianlah bahwa dengan melindungi orang lain, ia melindungi diri sendiri. 170

“‘Aku  akan  melindungi  diri  sendiri,’ para  bhikkhu: demikianlah seharusnya empat landasan perhatian dilatih. ‘Aku akan melindungi orang  lain,’ para  bhikkhu: demikianlah  seharusnya  empat  landasan perhatian dilatih. Dengan melindungi diri sendiri, seseorang melindungi orang lain; dengan melindungi orang lain, ia melindungi diri
sendiri.”


http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%205%20-%20Maha%20Vagga.pdf

66
Theravada / Re: Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 19 September 2014, 11:23:31 AM »
Buku

Judul Asli: The Miracle of Being Awake
Judul Terjemahan: Keajaiban Hidup Sadar (Penerbit: Karaniya)
Penulis: Thich Nhat Hanh

Quote
Quang, the Buddha once said that the problem of life and death is itself the problem of mindfulness. Whether or not one is alive depends on whether one is mindful. In a Saṃyutta Nikāya Sutra (47.20), he tells a story which took place in one village: a famous dancer had just come to the village and the people were swarming the streets to catch a glimpse of her.

At that same moment, a condemned criminal was obliged to cross the village carrying a bowl of oil filled to the very brim. He must concentrate all his might on keeping the bowl steady; for if even one drop of oil were to spill from the bowl to the ground, the soldier directly behind him had orders to whip his sword out and cut off the man’s head. Having reached this point in the story, Gotama asked: “Now, brothers, do you think our prisoner was able to keep all his attention so focused on the bowl of oil that his mind did not stray to steal a glimpse of the famous dancer in town, or to look up at the throngs of villagers making such a commotion in the streets, any of whom could bump into him at any moment?”


http://www.bps.lk/olib/wh/wh234.pdf


Sutta

Samyutta Nikaya - Maha Vagga
Samyutta Nikaya (buku ke-5) 47:20

Quote
20 (10) Gadis Paling Cantik di Seluruh Negeri

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di antara penduduk Sumbha, di mana terdapat sebuah kota Sumbha bernama Sedaka. [170] Di sana Sang Bhagavā berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu!”

“Yang Mulia!” para bhikkhu itu menjawab.

Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:“Para bhikkhu, misalkan ketika mendengar, ‘Gadis paling cantik  di seluruh negeri! Gadis paling cantik di seluruh negeri!’ orang-orang  akan berkumpul. Sekarang gadis paling cantik di seluruh negeri itu akan menari dan bernyanyi dengan elok. Mendengar, ‘Gadis paling cantik di seluruh negeri! Gadis paling cantik di seluruh negeri!’ lebih banyak lagi orang yang berkumpul.

Kemudian seseorang datang, menginginkan kehidupan, tidak menginginkan kematian, menginginkan kebahagiaan, tidak menginginkan penderitaan. Seseorang berkata kepadanya: ‘Sahabat, engkau harus membawa mangkuk yang penuh berisi minyak ini berjalan di antara gadis paling cantik di seluruh negeri itu dan kerumunan orang. Seseorang dengan pedang terhunus akan mengikuti di belakangmu, dan jika engkau menumpahkan bahkan hanya setetes saja, maka kepalamu akan dipenggal.’

“Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, apakah orang itu akan mengabaikan mangkuk berisi minyak itu dan mengalihkan perhatiannya?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Aku menyusun perumpamaan ini, para bhikkhu, untuk menyampaikan maknanya. Ini adalah maknanya: “mangkuk penuh berisi minyak’: ini adalah sebutan untuk perhatian yang diarahkan pada jasmani. Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus berlatih: “Kami akan mengembangkan dan melatih perhatian yang diarahkan pada jasmani, menjadikannya kendaraan kami, menjadikannya landasan kami, memantapkannya, melatih diri kami di dalamnya, dan menyempurnakannya.’ Demikianlah, para bhikkhu, kalian harus berlatih.”


http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%205%20-%20Maha%20Vagga.pdf

67
Theravada / Re: Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 19 September 2014, 10:14:24 AM »
Buku

Judul Asli: Old Path White Clouds
Judul Terjemahan: Jalur Tua Awan Putih (Penerbit: Karaniya)
Penulis: Thich Nhat Hanh

Quote
The next morning when the bhikkhus were out begging, they encountered a group of children playing by the rice paddies. The children had caught a crab which one boy held down with his forefinger. With his other hand, he ripped one of the crab’s claws off. The other children clapped their hands and squealed. Pleased with their reaction, the boy ripped the other claw off.

Then he tore all ofthecrab’s legs off, one by one. He tossed the crab back into the paddy and caught another one. When the children saw the Buddha and bhikkhus arrive, they bowed their heads and then returned to tormenting the next crab. The Buddha told the children to stop.

He said, “Children, if someone ripped off your arm or leg, would it hurt?”

“Yes, Teacher,” the children answered.

“Did you know that crabs feel pain just as you do?”

The children did not answer.

The Buddha continued, “The crab eats and drinks just like you. It has parents, brothers,and sisters. When you make it suffer, you make its family suffer as well. Think about what you are doing.”

The children appeared sorry for what they had done. Seeing that other villagers had gathered around to see what he and the children were talking about, the Buddha used the occasion to offer a teaching about compassion.

He said, “Every living being deserves to enjoy a sense of security and well-being. We should protect life and bring happiness to others. All living beings, whether large or small, whether two-legged or four-legged, whether swimmers or fliers, have a right to live. We should not harm or kill other living beings. We should protect life. “Children, just as a mother loves and protects her only child at the risk of her own life, we should open our hearts to protect all living beings. Our love should encompass every living being on, below, within, outside, and around us. Day and night, whether standing or walking, sitting or lying down, we should dwell in that love.”

The Buddha asked the children to release the crab they had caught. Then he told everyone, “Meditating on love in this way brings happiness first to the one who practices it. You sleep better and wake up more at ease; you do not have nightmares; you are neither sorrowful nor anxious; and you are protected by everyone and everything around you. Those people and beings you bring into your mind of love and compassion bring you great joy,and, slowly, their suffering leaves them.”


http://ajaytao2010.files.wordpress.com/2012/08/old-path-white-clouds-thich-nhat-hanh.pdf


Sutta

Quote
5:4 Boys (Kumara Sutta)

I have heard that on one occasion the Blessed One was staying near Savatthi at Jeta’s Grove, Anathapindika’s monastery. And on that occasion, a large number of boys on the road between Savatthi & Jeta’s Grove were catching fish. Then early in the morning the Blessed One adjusted his under robe and—carrying his bowl & robes—went into Savatthi for alms.

He saw the large number of boys on the road between Savatthi & Jeta’s Grove catching little fish. Seeing them, he went up to them and, on arrival, said to them, “Boys, do you fear pain? Do you dislike pain?”

“Yes, lord, we fear pain. We dislike pain.”

Then, on realizing the significance of that, the Blessed One on that occasion exclaimed:

If you fear pain, if you dislike pain,
don’t anywhere do an evil deed in open or in secret.

If you’re doing or will do an evil deed,
you won’t escape pain catching up as you run away.


http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/udana.pdf

68
Theravada / Sekedar menyandingkan saja (buku dan sutta)
« on: 19 September 2014, 09:56:15 AM »
Iseng-iseng saja, mau menyandingkan buku dan sutta.

________________
Buku = Buku yang beredar di pasaran, yang ditulis oleh bhikkhu/bhiksu atau umat awam.

Sutta = Tipitaka (terlepas dari apakah murni dari Buddha atau sudah ada perubahan di tengah jalan)
________________

Silakan dikoreksi kalau ada sandingan yang tidak sesuai, dan ditambahkan kalau ada yang mau menyandingkan buku dan sutta juga..

69
Jurnal Pribadi / [youtube] lagu Fly Away - Corrinne May
« on: 16 September 2014, 09:45:51 AM »
hati-hati, lagu ini bisa bikin nangis..


70
DhammaCitta Press / Re: Distributor DCPress utk pekan baru
« on: 15 September 2014, 10:32:45 AM »
^ ^ kalau mau kasih ke vihara maitreya juga boleh tuh.. biar mereka kenal dhamma juga ;D

71
Jurnal Pribadi / [youtube] Apakah Orang Malaysia Rasis?
« on: 12 September 2014, 01:46:49 PM »

72
Diskusi Umum / Re: fake buddha quotes
« on: 11 September 2014, 01:48:43 PM »



73
Jurnal Pribadi / Re: note
« on: 10 September 2014, 02:49:40 PM »
^ ^ ^

wkwk.. iya oma, kuserahkan dia padamu...

74
Diskusi Umum / Re: Upacara fangshen
« on: 10 September 2014, 12:22:57 PM »
^ ^ ^

bhikkhu tidak ada kewajiban mengatur/mengajari umat. Umat juga bisa berpikir sendiri, tidak harus selalu diajari bhikkhu.

kalau ada bhikkhu yang mau kasih saran ke umat, ya terserah. Dan terserah umat juga apakah mau menerima saran atau tidak.

mengenai "kapan bisa berubah", tidak tau juga. Itu di luar kuasa kita, dan tak terpikirkan..

75
Diskusi Umum / Re: Upacara fangshen
« on: 10 September 2014, 12:08:43 PM »
:( sayangny bhikhu jg dukung...

1. ada yang dukung, ada yang enggak

2. ada yang tidak berdaya karena acara fangsen sudah diatur panitia. Tugasnya cuma mimpin baca paritta..

-__-'

Pages: 1 2 3 4 [5] 6 7 8 9 10 11 12 ... 176