Saya pernah mengalami hal serupa. Semakin ditolak, semakin terkumpul air ludahnya dan malah semakin sering. Ini justru karena kita memikirkannya dan menolaknya. Kita berpikir bahwa “menelan air ludah” adalah rintangan, menurunkan konsentrasi, lalu akhirnya kita menolaknya dan berusaha tidak memikirkannya. Bahkan saya sempat berpikir bahwa air ludah ini harus segera ditelan barulah saya bisa mulai lagi melatih konsentrasi. Tentu saja ini pemikiran keliru. Coba sedikit berdamai. Saya biasanya tahan sebentar. Kadang air ludah tidak banyak tapi kita terlalu cepat ingin menelannya. Coba tahan dulu sambil tetap memperhatikan pikiran. Biasanya ini hanya perasaan saja. Kalau sudah banyak, telan juga gak apa, tapi tetap sadar. Lalu kembali lagi ke napas. Intinya, apapun yang terjadi, terjadilah, yang terpenting bukanlah tentang menghilangkan rintangannya tapi seberapa besar kita “aware” (sadar).