namo buddhaya
dalam millinda panha, bab 14 #62 :
"Anda mengatakan bahwa jika seorang umat awam mencapai tingkat Arahat dia harus memasuki Sangha pada hari itu juga, atau kalau tidak, dia akan mati dan mencapai parinibbana. Tetapi jika dia tidak bisa mendapat jubah, mangkok dan penahbis pada saat itu, maka kondisi kearahatan yang mulia itu akan sia-sia karena melibatkan hancurnya suatu kehidupan."
"Kesalahan itu bukan terletak pada kearahatannya, melainkan pada keadaan si umat awam yang terlalu lemah untuk menopang kearahatan itu. Seperti halnya, O baginda, meskipun makanan melindungi kehidupan makhluk, dia juga akan mengambil nyawa orang yang pencernaannya lemah. Demikian juga, jika seorang umat awam mencapai tingkat Arahat, maka karena kelemahan kondisi itulah dia harus memasuki Sangha pada hari itu juga. Kalau tidak, dia akan mati."
yg saya ingin tanyakan, apakah ada contoh kasus seorang awam yg mencapai tingkat kesucian arahat, namun tidak memasuki Sangha sehingga mati dan mencapai parinibbana saat itu juga?
dan mengapa dalam "Tetapi jika dia tidak bisa mendapat jubah, mangkok dan penahbis pada saat itu, maka kondisi kearahatan yang mulia itu akan sia-sia karena melibatkan hancurnya suatu kehidupan." mendapat penahbis dapat dipahami karena untuk memasuki Sangha seseorang perlu ditahbiskan, namun mengapa harus mendapat jubah dan mangkok? karena jika penahbisan dilakukan di hutan, atau tempat terpencil lainnya, dan sulit untuk memperoleh 2 benda tersebut, maka arahat yg baru ditahbiskan itu akan mati?
mohon petunjuk saudara sekalian ..