Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: gryn tea on 29 January 2015, 01:47:34 PM

Title: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gryn tea on 29 January 2015, 01:47:34 PM
-Karma Orang Tua Dan Anak-
Seorang mahasiswi menangis tersedu-sedu dihadapan dosen agama Buddha yang penuh kasih terhadapnya. Ia sedih, kecewa, dan agak tergoncang batinnya menghadapi kenyataan pahit yang harus diterimanya saat ini.
Ia tidak menduga bahwa hubungan cinta yang telah dibinanya selama ini harus kandas di tengah jalan. Ia tidak menyangka bahwa calon mertuanya akan menolak dirinya sebagai menantu hanya karena ia mempunyai seorang ayah yang gemar berjudi dan mabuk-mabukan. Ia sedih karena calon mertuanya beranggpan bahwa jika orangtuanya berkelakuan tidak baik, maka anaknya pasti mempunyai kelakuan yang tidak baik pula. Ia kecewa karena ia merasa bahwa anggapan itu tidak berlaku terhadap dirinya. Dengan penuh kesabaran, dosen agama Buddha tadi memberikan nasihat-nasihat yang ternyata dapat menghibur mahasiswi tersebut.
Sesungguhnya karma orang-tua tidak menurun kepada anaknya karena setiap makhluk membawa karmanya masing-masing. Namun, memang ada persamaan karma antara orangtua dan anak sehingga mereka bisa berkumpul dalam satu keluarga. Setiap makhluk yang akan bertumimbal lahir harus mempunyai getaran karma yang sama dengan orang tuannya.
Jadi, pada saat mahasiswi tadi bertumimbal lahir melalui kandungan ibunya, ia mempunyai getaran karma yang sama pula. Jika ia mempunyai ayah yang berkelakuan tidak baik, maka ini merupakan buah dari karma buruk yangpernah dilakukannya pada kehidupan yang lampau. Dengan demikian, ia tidak boleh membenci ayaknya. Ia tidak boleh menyalahkan ayahnya. Ia tidak boleh beranggapan bahwa ayahnyalah yang merupakan penyebab putushnya hubungan cintanya dengan teman kuliahnya itu.
Sesungguhnya, hubungan cintanya juga bisa putus diakibatkan oleh karma buruk lain yangpernah dilakukannya pada kehidupan yang lampau.
Dalam kita suci Dhammapada Bab XXIII ayat 332, dikatakan:
“Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap petapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap para ariya (orang suci) juga merupakan kebahagiaan.”
Ayah dan ibu merupakan orang tua kita. Walau bagaimanapun buruknya sifat ayah dan ibu kita, mereka tetap orangtua kita.
Sebagai anak, kita wajib menghormati dan menyayangi mereka. Jika mereka berkelakuan tidak baik, maka kita wajib berusaha untuk menyadarkan mereka agar kembali ke jalan yang benar. Memang ini bukan merupakan suatu tugas yang mudah, tetapi usaha kita lakukan dengan penuh pengorbanan pun tak akan sia sia.
Anak yang baik tidak akan menyalahkan orang lain bila ia menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Hendaknya ia menyadari bahwa penderitaan itu hanya datang kepada orang yang memang harus menerimanya. Ia akan menerima penderitaan itu dengan tabah walau tidakd apat dipungkiri bahwa pada saat itu pasti batinnya agak tergoncang.Namun, ia tidak akan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.
Ia akan menyadari bahwa tak ada gunanya menyesali peristiwa yang telah terjadi. Jika hubungan cinta itu memang harus kandas di tengah jalan, maka hal ini tidka perlu terlalu ditangisi. Masih ada kirannya pemuda lain yang lebih baik dari dia. Masih ada calon mertua yang dapat mengerti keadaannya dan mau menerimanya sebagai menantu. Masih banyak orang tua yang tidak berpandang picik seperti tersebut diatas.
Dan masih banyak orang tua yang yakin bahwa menantunya merupakan orang yang baik walaupun orangtua menantunya berkelakuan tidak baik.
Mahasiswi di atas merupakan gadis yang baik. Ia dapat menjadi baik berkat pendidikan agama yang diperolehnya di bangku sekolah. Ia tekun belajar agama Buddha. Ia rajin mendengarkan dan berdiskusi Dharma dengan tokon-tokoh Buddhis. Ia senantiasa berusaha melaksanakan Pancasila Buddhis dalam kehidupannya sehari-hari. Ia senang berbuat amal sesuai denga kemampuannya.
Jika kelak ia berumah tangga, ia telah bertekad untuk menjadi seorang isteri yang setia dan puas hanya dengan seorang suami serta senantiasa menghormati ayah dan ibu mertuanya sebagai dewa dan dewi. Ia yang telah terbiasa hidup sederhana itu bertekad untuk tidak menjadi isteri yang materialistis.
Sesungguhnya, pemuda yang dapat memperisterinya itu akan bahagia. Dengan demikian, nyatalah bahwa dari orangtua yang berkelakuan tidak baik mungkin saja muncul anak-anak yang berkelakuan baik.
Dalam Dhammapada Bab III ayat 43, dikatakan:
“Bukan seorang ibu, ayah, maupun sanak keluarga lain yang dapat melakukan; melainkan pikiran sendiri yang diarahkan dengan baik yang akan dapat mengangkat derajat seseorang
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 29 January 2015, 06:30:24 PM
-Karma Orang Tua Dan Anak-
Seorang mahasiswi menangis tersedu-sedu dihadapan dosen agama Buddha yang penuh kasih terhadapnya. Ia sedih, kecewa, dan agak tergoncang batinnya menghadapi kenyataan pahit yang harus diterimanya saat ini.
Ia tidak menduga bahwa hubungan cinta yang telah dibinanya selama ini harus kandas di tengah jalan. Ia tidak menyangka bahwa calon mertuanya akan menolak dirinya sebagai menantu hanya karena ia mempunyai seorang ayah yang gemar berjudi dan mabuk-mabukan. Ia sedih karena calon mertuanya beranggpan bahwa jika orangtuanya berkelakuan tidak baik, maka anaknya pasti mempunyai kelakuan yang tidak baik pula. Ia kecewa karena ia merasa bahwa anggapan itu tidak berlaku terhadap dirinya. Dengan penuh kesabaran, dosen agama Buddha tadi memberikan nasihat-nasihat yang ternyata dapat menghibur mahasiswi tersebut.

kesedihan adalah bagian dari dukkha.
tiada satupun yg bisa lepas darinya kecuali mampu mencabut akarnya.
u mengatasi kesedihan, pilihan yg baik adalah aktifitas yg terbuka,
spt olahraga bersama, musik klasik, olahraga air, ataupun baca paritta u orang mati.
anda tertarik dengan sutra hati

Rupa adalah sunyata
Sunyata adalah rupa
Proses apakah yg membuat pancaskandha sedih
Sehingga dari sunyata menjadi bukan sunyata

Proses inilah yg mesti dikurangi dalam pikiran dan perbuatan jasmani.

Proses apakah yg membuat pancaskandha gembira dan bisa total melepas
Saya tekankan melepas bukan menerima pasrah.
Proses itulah yg mesti diusahakan, diupayakan sbg kehidupan menjadi berjalan normal,
dan seimbang seperti dulu sebelum anda mengenal laki laki itu.

Anda tidak mampu merubah keadaan dalam waktu sesingkat singkatnya.
namun anda mampu merubahnya dengan ketekunan sedikit demi sedikit.
memerlukan waktu yg lama tapi pasti.




Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gryn tea on 29 January 2015, 07:14:36 PM
Not me larr

Just copas

Btw, apa itu sutta hati ???
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 29 January 2015, 07:23:13 PM
Not me larr

Just copas

Btw, apa itu sutta hati ???

Nada anda sedih sekali.
Mengenai sutra hati diabaikan dulu.

Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: pengelana_abadi on 29 January 2015, 10:34:46 PM
kalau kelak anak saya ingin menikah dengan seseorang yang orang tuanya suka berjudi dan mabuk-mabuk-an,
saya pasti juga akan menolaknya.

alasannya sederhana...

orang tua yang suka berjudi dan mabuk-mabukan, pasti akan kehabisan uang..
akhirnya dia akan memaksa meminta uangnya kepada anaknya..
bila anak saya menikah dengan anak orang tua tersebut,
dipastikan hidup anak saya akan sangat menderita dan tidak bahagia
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: hari_sio on 02 February 2015, 12:24:37 PM
salam bahagia dan sejahtera adik gryn

 _/\_
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 02 February 2015, 07:33:11 PM
-Karma Orang Tua Dan Anak-
Seorang mahasiswi menangis tersedu-sedu dihadapan dosen agama Buddha yang penuh kasih terhadapnya. Ia sedih, kecewa, dan agak tergoncang batinnya menghadapi kenyataan pahit yang harus diterimanya saat ini.
Ia tidak menduga bahwa hubungan cinta yang telah dibinanya selama ini harus kandas di tengah jalan. Ia tidak menyangka bahwa calon mertuanya akan menolak dirinya sebagai menantu hanya karena ia mempunyai seorang ayah yang gemar berjudi dan mabuk-mabukan. Ia sedih karena calon mertuanya beranggpan bahwa jika orangtuanya berkelakuan tidak baik, maka anaknya pasti mempunyai kelakuan yang tidak baik pula. Ia kecewa karena ia merasa bahwa anggapan itu tidak berlaku terhadap dirinya. Dengan penuh kesabaran, dosen agama Buddha tadi memberikan nasihat-nasihat yang ternyata dapat menghibur mahasiswi tersebut.



Sesungguhnya karma orang-tua tidak menurun kepada anaknya karena setiap makhluk membawa karmanya masing-masing. Namun, memang ada persamaan karma antara orangtua dan anak sehingga mereka bisa berkumpul dalam satu keluarga. Setiap makhluk yang akan bertumimbal lahir harus mempunyai getaran karma yang sama dengan orang tuannya.
Jadi, pada saat mahasiswi tadi bertumimbal lahir melalui kandungan ibunya, ia mempunyai getaran karma yang sama pula. Jika ia mempunyai ayah yang berkelakuan tidak baik, maka ini merupakan buah dari karma buruk yangpernah dilakukannya pada kehidupan yang lampau. Dengan demikian, ia tidak boleh membenci ayaknya. Ia tidak boleh menyalahkan ayahnya. Ia tidak boleh beranggapan bahwa ayahnyalah yang merupakan penyebab putushnya hubungan cintanya dengan teman kuliahnya itu.
Sesungguhnya, hubungan cintanya juga bisa putus diakibatkan oleh karma buruk lain yangpernah dilakukannya pada kehidupan yang lampau.


Dalam kita suci Dhammapada Bab XXIII ayat 332, dikatakan:
“Berlaku baik terhadap ibu merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap ayah juga merupakan kebahagiaan. Berlaku baik terhadap petapa merupakan suatu kebahagiaan dalam dunia ini; berlaku baik terhadap para ariya (orang suci) juga merupakan kebahagiaan.”
Ayah dan ibu merupakan orang tua kita. Walau bagaimanapun buruknya sifat ayah dan ibu kita, mereka tetap orangtua kita.
Sebagai anak, kita wajib menghormati dan menyayangi mereka. Jika mereka berkelakuan tidak baik, maka kita wajib berusaha untuk menyadarkan mereka agar kembali ke jalan yang benar. Memang ini bukan merupakan suatu tugas yang mudah, tetapi usaha kita lakukan dengan penuh pengorbanan pun tak akan sia sia.
Anak yang baik tidak akan menyalahkan orang lain bila ia menghadapi keadaan yang tidak menyenangkan. Hendaknya ia menyadari bahwa penderitaan itu hanya datang kepada orang yang memang harus menerimanya. Ia akan menerima penderitaan itu dengan tabah walau tidakd apat dipungkiri bahwa pada saat itu pasti batinnya agak tergoncang.Namun, ia tidak akan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan.


Ia akan menyadari bahwa tak ada gunanya menyesali peristiwa yang telah terjadi. Jika hubungan cinta itu memang harus kandas di tengah jalan, maka hal ini tidka perlu terlalu ditangisi. Masih ada kirannya pemuda lain yang lebih baik dari dia. Masih ada calon mertua yang dapat mengerti keadaannya dan mau menerimanya sebagai menantu. Masih banyak orang tua yang tidak berpandang picik seperti tersebut diatas.
Dan masih banyak orang tua yang yakin bahwa menantunya merupakan orang yang baik walaupun orangtua menantunya berkelakuan tidak baik.
Mahasiswi di atas merupakan gadis yang baik. Ia dapat menjadi baik berkat pendidikan agama yang diperolehnya di bangku sekolah. Ia tekun belajar agama Buddha. Ia rajin mendengarkan dan berdiskusi Dharma dengan tokon-tokoh Buddhis. Ia senantiasa berusaha melaksanakan Pancasila Buddhis dalam kehidupannya sehari-hari. Ia senang berbuat amal sesuai denga kemampuannya.


Jika kelak ia berumah tangga, ia telah bertekad untuk menjadi seorang isteri yang setia dan puas hanya dengan seorang suami serta senantiasa menghormati ayah dan ibu mertuanya sebagai dewa dan dewi. Ia yang telah terbiasa hidup sederhana itu bertekad untuk tidak menjadi isteri yang materialistis.
Sesungguhnya, pemuda yang dapat memperisterinya itu akan bahagia. Dengan demikian, nyatalah bahwa dari orangtua yang berkelakuan tidak baik mungkin saja muncul anak-anak yang berkelakuan baik.
Dalam Dhammapada Bab III ayat 43, dikatakan:
“Bukan seorang ibu, ayah, maupun sanak keluarga lain yang dapat melakukan; melainkan pikiran sendiri yang diarahkan dengan baik yang akan dapat mengangkat derajat seseorang


Jika memang sulit keadaannya, ybs hendaknya tidak terbuka dalam segala hal.
Misalnya soal keuangan, kemudian harta yg tdk bergerak. Semuanya off the record.
Mengenai masa depan, tidak semua orang berpikir spt penulis diatas. Ada orang yg rasional
Yg bisa membedakan anak yg baik dan kelakuan ortu yg berbeda.

Penulis copas tsb tidak menyadari bahwa cinta yg ditolak mertua, belum tentu berpisah untuk selamanya.
Ingatlah merpati tidak bisa dan pernah ingkar janji. Sekalipun berpisah jauh, ia tidak akan berpaling dari pasangan hidupnya.
Ia senantiasa diliputi semangat cinta yg tiada menuntut dan berani berkorban.
Sekalipun orangtuanya setengah hati menerima mereka berdua.
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 02 February 2015, 07:42:51 PM

Jika memang sulit keadaannya, ybs hendaknya tidak terbuka dalam segala hal.
Misalnya soal keuangan, kemudian harta yg tdk bergerak. Semuanya off the record.
Mengenai masa depan, tidak semua orang berpikir spt penulis diatas. Ada orang yg rasional
Yg bisa membedakan anak yg baik dan kelakuan ortu yg berbeda.

Penulis copas tsb tidak menyadari bahwa cinta yg ditolak mertua, belum tentu berpisah untuk selamanya.
Ingatlah merpati tidak bisa dan pernah ingkar janji. Sekalipun berpisah jauh, ia tidak akan berpaling dari pasangan hidupnya.
Ia senantiasa diliputi semangat cinta yg tiada menuntut dan berani berkorban.
Sekalipun orangtuanya setengah hati menerima mereka berdua.





Jangan sekali sekali mencari di dhammapaxx u urusan begini.
Perjuangkan cinta anda dan tunjukkan pada mereka jika Anda bisa
Mendidik anak anak dgn hasil yg berbeda dgn orang tua anda.

Apapun resikonya, pasangan yg memiliki keyakinan yg sama adalah yg terbaik.
Bukan pasangan yg memiliki keyakinan yg sama dengan calon mertua.
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gochan on 06 February 2015, 10:13:23 PM
-Karma Orang Tua Dan Anak-
Mahasiswi di atas merupakan gadis yang baik. Ia dapat menjadi baik berkat pendidikan agama yang diperolehnya di bangku sekolah. Ia tekun belajar agama Buddha. Ia rajin mendengarkan dan berdiskusi Dharma dengan tokon-tokoh Buddhis. Ia senantiasa berusaha melaksanakan Pancasila Buddhis dalam kehidupannya sehari-hari. Ia senang berbuat amal sesuai denga kemampuannya.

Ikut prihatin atas apa yang dialami .
BTW seandainya itu terjadi terhadap anda , apa yang akan anda lakukan ?
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gochan on 06 February 2015, 10:19:13 PM
Rupa adalah sunyata
Sunyata adalah rupa
Proses apakah yg membuat pancaskandha sedih
Sehingga dari sunyata menjadi bukan sunyata


Maaf , berhubung pengetahuan saya dangkal, dapatkah dijelaskan bait diatas ?

Hormat sebelumnya _/\_
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 07 February 2015, 05:27:56 AM

Rupa adalah sunyata
Sunyata adalah rupa
Proses apakah yg membuat pancaskandha sedih
Sehingga dari sunyata menjadi bukan sunyata

Maaf , berhubung pengetahuan saya dangkal, dapatkah dijelaskan bait diatas ?

Hormat sebelumnya _/\_

Ini adalah cuplikan sutra hati.

Orang yg menulisnya menguasai arahatta magga.
Mampu memutuskan 8 dari 10 samyojana atau belenggu kehidupan.

Proses kesedihan itu memiliki banyak sebab yg mendahului.
bijaksana jika sebab yg baik dikembangkan dan sebab sebab yg tidak baik dikurangi
Sbg kesedihan berkurang, berganti dengan gembira seperti sebelumnya.

Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: pengelana_abadi on 07 February 2015, 07:56:40 PM
Ini adalah cuplikan sutra hati.

Orang yg menulisnya menguasai arahatta magga.
Mampu memutuskan 8 dari 10 samyojana atau belenggu kehidupan.


jangan asal OMONG!

sebutkan sumber yang menyebutkna penulis sutra hati itu arahatta magga
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gochan on 07 February 2015, 10:35:42 PM
Ini adalah cuplikan sutra hati.

Orang yg menulisnya menguasai arahatta magga.
Mampu memutuskan 8 dari 10 samyojana atau belenggu kehidupan.

Proses kesedihan itu memiliki banyak sebab yg mendahului.
bijaksana jika sebab yg baik dikembangkan dan sebab sebab yg tidak baik dikurangi
Sbg kesedihan berkurang, berganti dengan gembira seperti sebelumnya.

Terimakasih atas infonya _/\_
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: gochan on 07 February 2015, 10:42:22 PM
jangan asal OMONG!

sebutkan sumber yang menyebutkna penulis sutra hati itu arahatta magga

Seandainya orang sakit sibuk bertanya siapa  pembuat obat yang diberikan oleh dokter , bisa-bisa ia tidak merasakan manfaat obat tersebut.

Lain halnya bila yang diberikan dokter itu racun, akan tetapi beranikah dokter memberikan racun?

 _/\_ 
Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: baruna on 08 February 2015, 12:02:39 AM
jangan asal OMONG!

sebutkan sumber yang menyebutkna penulis sutra hati itu arahatta magga

Jawablah pertanyaan thread apa arti cuplikan sutra hati jika sanggup.



Title: Re: -Karma Orang Tua Dan Anak-
Post by: Closedeyes on 28 February 2015, 04:58:39 PM
Sebenarnya cerita ini sama seperti yang saya alami, mempunyai orang tua yang terkenal karena keburukannya di publik apalagi di jaman informasi seperti ini membuat saya selalu gagal dalam hal asmara

Disitu saya berpikir mungkin memang hidup tidak memberi hal ini sehingga saya tidak mengharapkannya lagi dan lebih baik melihat hal lain yang masih ada, hal ini membuat saya menjadi tidak sensitif dan dingin pada orang" sekitar saya

Orang tua saya mendorong saya untuk cepat menikah tapi saya melihat hal itu adalah sia-sia, terkadang saya merasa kasihan pada mereka, kesunyataan dan nihilisme, kesedihan membuat saya sudah tidak tahu lagi bagaimana membedakannya