[(1) Jenis Jenis Kekuatan Supranatural]
Jika seorang pemeiditasi ingin memulai memperlihatkan salin-wujud (Vikubbana) dengan menggunakan kekuatan supranatural, yang dipaparkan sebagai 'Setelah menjadi satu, ia menjadi banyak', dan seterusnya, ia haruslah mencapai kedelapan pencapaian di dalam setiap dari kedelapan kasina yang diakhiri dengan kasina putih. Ia juga harus telah menyempurnakan pengendalian batinnya dalam empat belas ara berikut [374]:
(i) dalam urutan kasina kasina,
(ii) dalam urutan kebalikan dari kasina kasina,
(iii) dalam urutan kasina dan kebalikannya,
(iv) dalam urutan jhana jhana,
(v) dalam urutan kebalikan dari jhana jhana,
(vi) dalam urutan jhana jhana dan kebalikannya,
(vii) jhana jhana yang melompat,
(viii) kasina kasina yang melompat,
(ix) jhana jhana dan kasina kasina yang melompat,
(x) peralihan dari faktor faktor,
(xi) peralihan dari objek,
(xii peralihan dari faktor faktor dan objek,
(xiii) penentuan atas faktor faktor,
(xiv) penentuan atas objek.
3. Lalu, apakah yang dimaksud dengan 'dalam ururan kasina kasina' disini? ...apakah yang dimaksud dengan 'penentuan atas objek?'
(i) disini seorang bhikkhu menjapai jhana dalam kasina tanah, setelah itu dalam kasina air dan seterusnya maju melalui kedelapan kasina, melakukannya sampai seratus kali, bahkan seribu kali, didalam setiap kasina. Ini disebut dengan urutan kasina kasina
(ii) Mencapainya dengan cara serupa dalam urutan kebalikannya, yang dimulai dari kasina putih, ini disebut dalam urutan kebalikan dari kasina kasina
(iii) Mencapainya berulang ulang dalam urutan maju dan mundur, dari kasina tanah hingga kasina putih dan dari kasina putih kembali lagi ke kasina tanah, ini disebut dalam urutan kasina kasina dan kebalikannya
4. (iv) Mencapainya berulang ulang dari jhana pertama hingga ke landasan bukan pencerapan bukan pula tanpa pencerapan, ini disebut dalam urutan dari jhana jhana
(v) Mencapainya berulang ulang dari landasan yang terdiri atas bukan pencerapan bukan pula tanpa pencerapan, kembali lagi jhana pertama, ini disebut dalam urutan kebalikan dari jhana jhana
(vi) Mencapainya dalam uruan maju dan mundur dari jhana pertama hingga ke landasan yang terdiri atas bukan pencerapan bukan pula tanpa pencerapan, kembali ke jhana pertama, ini disebut dalam urutan jhana jhana dan kebalikannya
5. (vii) Ia melompati urutan jhana tanpa melompati kasina dalam cara sebagai berikut: setelah terlebih dahulu mencapai jhana pertama dalam kasina tanah, ia mencapai jhana ketiga dalam kasina yang sama, dan selanjutnya setelah melepas kasina (Bab X, butir 6), ia mencapai landasan yang terdiri atas ruang tanpa batas, setelah itu mencapai landasan yang terdiri atas kekosongan, ini disebut jhana jhana yang melompat. Dan yang berlandaskan pada kasina air dan seterusnya, haruslah ditafsirkan serupa.
(viii) Ketika ia melompati urutan kasina tanpa melompati jhana dalam cara sebagai berikut: setelah mencapai jhana dalam kasina tanah, ia kembali mencapai jhana yang sama dalam kasina api, kemudian dalam kasina biru, dan kemudian dalam kasina merah, ini disebut kasina kasina yang melompat.
(ix) ketika ia melompati jhana jhana maupun kasina kasina dalam cara sebagai berikut: setelah menjcapai jhana pertama dalam kasina tanah, ia kemudian mencapai jhana ketiga dalam kasina api , kemudian ia mencapai landasan yang terdiri atas ruang tanpa batas setelah melepas kasina biru, kemudian mencapai landasan yang terdiri atas kekosongan setelah melepas kasina merah, ini disebut jhana jhana dan kasiana kasina melompat
6. (x) Mencapai jhana pertama dalam kasina tanah [375] dan kemudian mencapai jhana jhana yang lain dalam kasina yang sama, ini disebut peralihan dari faktor faktor.
(xi) Mencapai jhana pertama dalam kasina tanah dan kemudian jhana yang sama dalam kasina air..., dalam kasina putih, ini disebut peralihan dari objek
(xii) Peralihan dari objek dan faktor faktor bersama sama terjadi dalam cara sebagai berikut: ia mencapai jhana pertama dalam kasina tanah, jhana kedua dalam kasin aair, jhana ketiga dalam kasina api, jahan keempat dalam kasina udara, mencapai landasan yang terdiri atas ruang tanpa batas dengan melepas kasina biru, mencpai landasan yang terdiri atas kesadaran tanpa batas dari kasina kuning, mencapai landasan yang terdiri atas kekeosongan dri kasina merah, mencapai landasan yang terdiri atas bukan pencerapan bukan pula tanpa pencerapan dari kasina putih, ini disebut peralihan dari faktor faktor dan objek.
7. (xiii) Penentuan atas faktor faktor jahan nya saja dengan menentukan jhana pertama sebagai lima faktor, jhana kedua sebagai tiga faktor, jhana ketiga sebagai dua faktor dan demikian pula dengan jhana keempat, landasan yang teridri atas raung tanpa batas... dan landasan yang terdiri atas bukan pencerapan bukan pula tanpa pencerapan, ini disebut penentuan atas faktor faktor
(xiv) Demikian pula, penentuan atas objeknya saja sebagai 'Ini kasina tanah', 'Ini kasina air'... 'Ini kasina putih', disebut penetuan atas objek.
Sebagain orang juga akan melaksanakan 'penentuan atas faktor faktor dan objek'; tetapi karena tidak diberikan didalam kitab ulasan (atthakatha) tentunya hal itu tidak diutamakan dalam pengembangan.
8. Adalah tidak mungkin bagi seorang pemeditasi untuk mulai melakukan salin wujud dengan kekuatan supranatural kecuali sebelumnya ia telah menyempurnakan pengembagan batinnya dengan mengendalikan batinnya dalam keempat belas cara tersebut diatas.
Sekarang, samadhi awal/samadhi persiapan (parikama) dalam kasina adalah sulit bagi seorang pemula, dan hanya satu dalam seratus atau seribu yang dapat melakukannya.
Memunculkan tanda (nimitta) adalah sulit bagi yang telah melakukan samadhi awal dan hanya dalam seratus atau seribu yang dapat melakukannya.
Untuk mengembangkan tanda (nimitta) ketika itu telah muncul dan untuk mencapai penyerapan (appana), adalah sulit dan hanya satu dalam seratus atau seribu yang dapat melakukannya.
Untuk menjinakkan batin (cittaparidamana) dalam empat belas cara setelah mencapai pencerapan, adalah sulit dan hanya satu dalam seratus atau seribu yang dapat melakukannya.
Salin wujud dengan kekuatan supranatural setelah melatih sang batin dalam empat belas cara, adalah sulit dan hanya satu dalam seratus atau seribu yang dapat melakukannya.
Cerapan cepat (khippanisanti) setlah mencapai salin wujud adalah sulit dan hanya satu dalam seratu atau seribu yang dapat melakukannya
Visuddhi Magga, jilid 6, hal: 2-5, terbitan: Mutiara Dhamma, Denpasar - Bali
NB: untuk sementara, sekian dulu... disambung kalau ada waktu nulis lagi