//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [INFO] Thalasemia  (Read 6653 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
[INFO] Thalasemia
« on: 18 December 2008, 06:25:41 PM »
Tanpa perawatan yang baik, penderita thalasemia hanya dapat bertahan hidup sampai usia delapan tahun saja.

Thalasemia memang kurang populer. Namun, bukan berarti tak ada penderita penyakit ini di sekitar kita. Dengan perawatan yang baik, penderita thalasemia bisa melakukan aktivitas layaknya orang normal. Tapi jika tidak, thalasemia bisa merenggut nyawa.

Karena kurang populer, orang pada umumnya tidak paham gejala thalasemia. Mereka juga tidak tahu cara mendeteksi penyakit ini secara dini. Deteksi dini merupakan hal yang sangat penting. Sebab, jika terdeteksi secara dini, penanganan penyakit pun bisa dilakukan sedini mungkin. Hasilnya tentu lebih baik dibanding jika penanganan dilakukan ketika perjalanan penyakit sudah lanjut.

Penyakit thalasemia dapat dideteksi sejak bayi masih di dalam kandungan. Seperti dijelaskan Dr Suthat Fucharoen dari Pusat Studi Thalasemia Universitas Mahidol, Thailand, dalam simposium thalasemia di Jakarta, belum lama ini, jika suami atau istri merupakan pembawa sifat (carrier) thalasemia, maka anak mereka memiliki kemungkinan sebesar 25 persen untuk menderita thalasemia. Karena itu, ketika sang istri mengandung, disarankan untuk melakukan tes darah di laboratorium untuk memastikan apakah janinnya mengidap thalasemia atau tidak.

Selain dalam kandungan, thalasemia juga bisa dideteksi ketika si anak telah lahir dan mulai tumbuh. Pada mereka, gejala dini thalasemia dapat dilihat dari kulit dan wajah yang tampak pucat, pertumbuhan lebih lambat dibanding anak-anak pada umumnya, dan terjadi pembengkakan pada perut akibat pembengkakan limpa.

Hanya saja, gejala ini amat umum dan dapat terjadi pada banyak penyakit. ''Karena itu, untuk memastikan apakah seseorang menderita thalasemia atau tidak, maka harus dilakukan pemeriksaan darah,'' tutur Suthat. Gejala thalasemia, kata Suthat, dapat dilihat pada anak usia tiga sampai 18 bulan. Bila tidak mendapat perawatan serius, anak-anak dengan kelainan darah bawaan yang disebut thalasemia ini hanya dapat hidup hingga delapan tahun saja. ''Satu-satunya perawatan yang bisa dilakukan untuk penderita thalasemia mayor adalah dengan transfusi darah secara teratur seumur hidup,'' katanya.

Dengan perawatan rutin ini, penderita thalasemia bisa hidup normal bahkan dapat berkarier seperti halnya orang yang tidak menderita thalasemia. Tak heran, ada penderita thalasemia yang berhasil menjadi dokter, insinyur, atau profesi lainnya. ''Mereka memiliki kemampuan intelektual yang tidak berbeda dengan manusia normal,'' demikian Suthat.

Kerusakan DNA
Thalasemia, menurut pakar hematologi dari Rumah Sakit Leukas Stauros, Yunani, dr Vasili Berdoukas, merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kerusakan DNA dan penyakit turunan. Penyakit ini muncul karena darah kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin sehingga tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah secara normal.

Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, jelas Berdoukas, mengandung zat besi (Fe). Nah, kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.

Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi organ tubuh. Menurut Berdoukas, penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian. ''Penderita thalasemia tidak bisa memproduksi rantai globin sehingga tidak bisa memproduksi hemoglobin dan sel darah merahnya mudah rusak,'' kata dia dalam simposium yang sama.

Dikatakan Berdoukas, tidak sedikit penderita thalasemia yang meninggal dunia akibat penimbunan zat besi pada organ jantung. Walau penimbunan zat besi akibat transfusi darah terjadi di berbagai organ -- paling banyak di hati -- namun karena jantung mempunyai daya kompensasi yang kurang di banding organ lain, maka banyak penderita thalasemia meninggal karena komplikasi jantung.

Pencegahan
Pengidap thalasemia yang mendapat pengobatan secara baik dapat menjalankan hidup layaknya orang normal di tengah masyarakat. Sementara zat besi yang menumpuk di dalam tubuh bisa dikeluarkan dengan bantuan obat. Selama ini, kata Suthat, zat besi yang menumpuk di tubuh penderita thalasemia hanya bisa dikeluarkan dengan penyuntikan obat Desferal. Obat yang disuntikkan di bawah kulit ini akan mengikat zat besi dan dikeluarkan melalui urine.

Dia mengatakan, saat ini telah ditemukan tablet yang dapat menggantikan proses pembuangan zat besi berlebih dalam tubuh sehingga penderita tidak perlu mendapat suntikan Desferal. ''Tablet ini dapat mengurangi risiko gagal jantung karena penumpukan zat besi,'' kata Suthat. Walau begitu, pencegahan tetap lebih penting ketimbang pengobatan. Untuk mencegah penyebaran thalasemia, menurut Berdoukas, hal paling baik adalah melakukan tes darah pada setiap calon pengantin. ''Karena apabila salah satunya memiliki kerusakan DNA yang dapat menyebabkan thalasemia, maka ada kemungkinan penyakit itu menurun pada anak mereka.''

Saran tersebut tentu perlu dipertimbangkan oleh para calon pengantin. Sebab, harus diakui, thalasemia sudah ada di tengah masyarakat Indonesia. Data menunjukkan, terdapat 3.000 penderita thalasemia yang terdaftar dan tersebar di Pulau Jawa. Dari jumlah itu, 1.300 di antaranya tinggal di Jakarta. Untuk Indonesia, diperkirakan terdapat 3.000 penderita baru setiap tahun. Sementara di Thailand, terjadi penambahan penderita thalasemia sebanyak 12 ribu orang setiap tahunnya.
« Last Edit: 18 December 2008, 06:54:08 PM by Forte »
korban keganasan

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #1 on: 19 December 2008, 09:56:47 AM »
bukan info T_T

ada yang punya pengalaman soal talasemia,,
semoga mau berbagi disini..
korban keganasan

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #2 on: 19 December 2008, 10:10:37 AM »
Saya punya teman yang putrinya mengidap Thalasemia. Sekarang usianya sekitar 7 tahun dan sudah tinggal di luar negeri. Pada awalnya mereka sering berkonsultasi di Yayasan Thalasemia Indonesia yang ada d RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Yang saya dengar salah satu yang harus diperhatikan adalah pola makan. Anak tersebut tidak boleh makan nasi dengan minum jus jeruk. Kemudian kalau makan ikan tidak boleh bagian tertentunya (kalau gak salah bagian tengah/perut). Serta banyak lagi pola makan dan pola hidup yang harus disesuaikan.

Bagi yang bermasalah dengan Thalasemia, silahkan saja menghubungi yayasan tersebut. Semoga bermanfaat.

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #3 on: 19 December 2008, 10:29:52 AM »
selain RSUP Cipto masih ada yayasan lain gak bos?

ada kemungkinan sembuh gak bos? maksudnya pake alternatif :))

thanks atas infonya boss
korban keganasan

Offline CKRA

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 919
  • Reputasi: 71
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #4 on: 19 December 2008, 11:10:23 AM »
Wah, kalau keberadaan yayasan lain atau cabang Yayasan Thalasemia Indonesia di kota lain saya tidak punya informasi. Sorry lho. Nanti kalau ada infonya saya akan share lagi.

Biasanya kalau pertama kali datang dilakukan test darah. Kemudian dokter bisa melihat apakah thalasemia yang diidap oleh anak tersebut hanya bersifat carrier atau sudah benar-benar penderita. Lalu penanganannya selanjutnya bagaimana, bisa konsultasi dengan dokter.

Untuk pengobatan alternatif saya sih belum pernah dengar sama sekali. Tapi mungkin saja ada herbal tertentu yang bisa memperkuat fungsi organ tertentu.

Mungkin rekan lain bisa membantu menambahkan.

Offline Thisag

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 1
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #5 on: 21 March 2009, 09:37:00 AM »
silahkan jalan jalan di web ini http://www.thalassaemia-yti.or.id dibagian popti kayaknya ada daftar wilayah yang sudah ada poptinya (perhimpunan orang tua penderita thalasemia indonesia)

Offline Thisag

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 1
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #6 on: 21 March 2009, 09:54:31 AM »
maaf info saja, saya sudah coba kumpulkan artikel artikel tentang thalasemia (dari paman google) dalam bahasa indonesia (soalnya bhs inggris saya memble nih..)
yang berminat silahkan jalan jalan kesana..
http://www.facebook.com/group.php?gid=50005291233


Offline Thisag

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 1
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #7 on: 21 March 2009, 09:56:02 AM »
"Setetes darahmu merupakan kehidupan buat kami, setetes perhatianmu merupakan lilin penerang bagi kehidupan kami"..

"Di zaman ini dimana manusia umumnya sibuk berjuang untuk mengisi hidupnya, kami (thal pasien) senantiasa dekat dan sibuk bergulat dengan mautnya"

AYO dukung thalasemia indonesia, ayo kita sama sama "fight against thalasemia"



Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: [INFO] Thalasemia
« Reply #8 on: 21 March 2009, 10:05:50 AM »
yah mari dukung, hidup memang sulit sekarang tidak seperti jaman siti nurbaya , asal nikah saja

periksa kesehatan sebelum kepelaminan
korban keganasan