//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama  (Read 31629 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline SUGI THEN

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 304
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« on: 22 June 2012, 03:31:52 AM »

"Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama"


Apa yang dimaksud mencapai pantai seberang bersama-sama, banyak umat Buddha diluar tradisi Mahayana yang menganggapnya sebagai mencapai nirvana bersama-sama dan mereka berkata untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin bisa bersama-sama tetapi harus sendiri-sendiri pandangan tersebut memang benar, memang untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin berbarengan tetapi yang dimaksudkan dalam pandangan Mahayana bukanlah itu, mencapai pantai seberang atau nirvana bersama-sama yaitu dimaksudkan adalah berlatih bersama-sama untuk mencapai kesuksesan pencapaian nirvana.
Contohnya demikian sewaktu anda naik keatas perahu yang besar dengan kapasitas 1250 orang anda tidak akan mungkin langsung naik berbarengan langsung bersama-sama 1250 orang dalam waktu yang sama, tetap saja anda akan naik satu persatu sewaktu semua penumpang sudah pada naik maka kapal itu akan berlayar bersama-sama dengan penumpangnya yang berjumlah 1250 penumpang sewaktu sampai ditujuan para penumpang pun tidak mungkin dalam waktu bersamaan langsung turun 1250 orang tetapi mereka akan turun satu persatu inilah yang dimaksud dengan mencapai pantai seberang bersama-sama maka itu filosofi tersebut digambarkan dengan perahu naga yang sedang berlayar perhatikan gambar diatas ini :

*Buddha digambarkan sebagai simbol Nirvana pantai seberang yang akan dituju.

*Bodhisattva digambarkan sebagai simbol pembimbingan atau pelindung dharma sesuai janji ikrar para Bodhisattva yang akan terus membimbing semua mahluk keluar dari lautan samsara.

*Kapal Naga digambarkan sebagai simbol Dharma sebuah kendaraan ajaran kebenaran yang akan membawa kita keluar dari lautan samsara.

*Lautan digambarkan sebagai simbol dukha samsara semua mahluk terjerat dan terombang-ambing oleh lautan dukha samsara.

*Bhiksu yang mendayung digambarkan sebagai simbol Sangha yaitu para guru yang akan mengarahkan kita kejalan yang benar sesuai dengan Buddha Dharma.

*Penumpang kapal digambarkan sebagai simbol umat manusia yang sedang berlatih bersama-sama didalam Dharma.

inilah filosofi Mahayana tentang mencapai nirvana bersama-sama yang berarti berlatihlah bersama-sama menuju pantai bahagia jangan saling meninggali hanya demi kepentingan pribadi ataupun sekedar kebahagian pribadi inilah yang dipraktekan oleh Sang Buddha sendiri sewaktu beliau mencapai penerangan sempurna beliau tidak menyimpan untuk pribadinya sendiri tetapi beliau ajarkan kepada semua umat manusia dan para dewa berharap agar para manusia dan para dewa dapat berlatih dengan giat agar kelak dapat keluar dari lautan samsara dan pencapai nirvana bersama-sama.

Tadyata Om Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha

Berseberang Berseberanglah Menuju Pantai Bahagia

Semoga Bermanfaat _/|\_
Sarve Sattva Bhavantu Sukhinah!

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #1 on: 22 June 2012, 04:59:11 AM »
*Bodhisattva digambarkan sebagai simbol pembimbingan atau pelindung dharma sesuai janji ikrar para Bodhisattva yang akan terus membimbing semua mahluk keluar dari lautan samsara.

menurut anda Bodhisattva = Bodhisatta ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kristin_chan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 631
  • Reputasi: 54
  • Gender: Female
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #2 on: 22 June 2012, 11:39:19 AM »
Ada satu hal yang saya sering bertanya-tanya:
1. mengapa perlu menunggu untuk bersama-sama menyeberang, sementara sendiri-sendiri juga bisa menyeberang?
2. Mengapa Sang Buddha tidak menunggu murid-muridnya untuk menyeberang bersama-sama?
Be kind whenever possible. It's always possible.

Offline Asia

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #3 on: 22 June 2012, 11:49:28 AM »
 [at]  Sugi Then: yang jadi penumpang (umat awam), enak dong, tinggal duduk saja sudah bisa sampai. Bhiksu-nya yang repot mendayung ???

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #4 on: 22 June 2012, 12:05:53 PM »
Mencapai alam rendah bersama-sama itu lebih mudah daripada mencapai nirwana bersama-sama. Lebih mudah belajar jadi buruk dan berkumpul dengan orang yang berkarakter buruk daripada belajar jadi orang baik dan berkesempatan berteman dengan orang baik. Awal secangkir air putih,tercampur sesendok kopi,untuk kembali jadi air putih yang bersih perlu dilakukan usaha  khusus.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #5 on: 22 June 2012, 12:29:38 PM »
maksudnya "bersama-sama" itu bersama siapa ya? kalau bersama2 kita di sini, karena kita blm mencapai Nirvana maka itu berarti para penganut mahayana itu tidak ada satu pun yg telah mencapai Nirvana. karena kalau pergi sendiri berarti tidak bersama-sama.

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #6 on: 22 June 2012, 12:56:53 PM »
Kalau itu mengikatmu,lepaskan saja.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #7 on: 22 June 2012, 01:12:36 PM »
jawaban singkat: pilihan y.b.s

jawaban panjang:
- ada seseorang yang mengerti kapan nama & rupa habis masa pakainya
contoh: Sang Buddha, Ven. Sariputta, Ven. Mogallana, Ven Ananda, Ven. Dabba, Ven. Bakula, Mahapajapati Gotami Theri dll

- berkaitan dengan karma y.b.s (karma pendukung, pemotong, penghancur. ini jenis spekulasi. hanya sang buddha yang mengetahuinya secara tepat.)
contoh: Bahiya Daruciriya, Pukkhusati, Suppabuda, Tambadatika, Ven. Upasena


ref: RAPB jilid 3

Ada satu hal yang saya sering bertanya-tanya:
1. mengapa perlu menunggu untuk bersama-sama menyeberang, sementara sendiri-sendiri juga bisa menyeberang?
2. Mengapa Sang Buddha tidak menunggu murid-muridnya untuk menyeberang bersama-sama?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #8 on: 23 June 2012, 05:28:02 AM »
bagaimana bisa bersama2 ? wong sendiri aja susah
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kristin_chan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 631
  • Reputasi: 54
  • Gender: Female
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #9 on: 23 June 2012, 11:15:45 AM »
Gawat... Musti baca RAPB sampe jilid 3. Jilid 1 aja blom kelar :(( :'(
Be kind whenever possible. It's always possible.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #10 on: 23 June 2012, 12:31:28 PM »
Gawat... Musti baca RAPB sampe jilid 3. Jilid 1 aja blom kelar :(( :'(

bukunya udah dijual ya?

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #11 on: 14 July 2012, 02:06:56 PM »
adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang buta tetapi mau melihat apel tersebut

adalah susah dan tidak mungkin menjelaskan apel kepada orang yang tidak buta tetapi tidak mau melihat apel tersebut.


Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #12 on: 14 July 2012, 02:18:16 PM »
adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang buta tetapi mau melihat apel tersebut

bagaimana orang buta melihat apel??
pakai mata kaki?? :-?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #13 on: 14 July 2012, 02:25:30 PM »
adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang melihat dan mau mengerti bahwa benda tersebut adalah apel.

adalah susah dan tidak mungkin menjelaskan apel kepada orang buta tetapi mau melihat bahwa benda tersebut adalah apel.



ujar2an hal dibawah ini seperti tetangga sebelah kami yang memiliki moto: lebih baik tidak melihat tapi percaya

adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang buta tetapi mau melihat apel tersebut

adalah susah dan tidak mungkin menjelaskan apel kepada orang yang tidak buta tetapi tidak mau melihat apel tersebut.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #14 on: 14 July 2012, 02:27:57 PM »

"Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama"


Apa yang dimaksud mencapai pantai seberang bersama-sama, banyak umat Buddha diluar tradisi Mahayana yang menganggapnya sebagai mencapai nirvana bersama-sama dan mereka berkata untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin bisa bersama-sama tetapi harus sendiri-sendiri pandangan tersebut memang benar, memang untuk mencapai nirvana tidak akan mungkin berbarengan tetapi yang dimaksudkan dalam pandangan Mahayana bukanlah itu, mencapai pantai seberang atau nirvana bersama-sama yaitu dimaksudkan adalah berlatih bersama-sama untuk mencapai kesuksesan pencapaian nirvana.

Contoh nyata kita bisa melihat apa yang dilakukan oleh yayasan buddha tzuzhi. Melakukan kebajikan bersama - sama, Mengajak orang lain melakukan kebajikan bersama sama. Mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak. Memberikan diri kita untuk kepentingan orang banyak. Pikiran senantiasa setiap saat selalu mengutama kepentingan orang lain.

Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana.
Meditasi saja tidak cukup.
Jalan kebenaran hanya bisa dicapai melalui pelepasan diri yang sepenuhnya.  Pelepasan diri yang sepenuhnya hanya bisa dicapai dengan memberikan dirimu bagi orang lain.
Pertama mungkin kita ke hutan, melakukan meditasi sampai kita menyadari dan melihat kebenaran bahwa jalan tidak ada disana. Karena itu hanya membawa kita pada tahap untuk menyadari bahwa jalan bodhisatva adalah jalan seutuhnya yang membawa diri kita pada pembebasan sepnuhnya melalui pengorbanan diri.

Tanpa orang lain, anda tidak akan mencapai pembebasan seutuhnya.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #15 on: 14 July 2012, 02:34:10 PM »
bagaimana orang buta melihat apel??
pakai mata kaki?? :-?

ujar2an hal dibawah ini seperti tetangga sebelah kami yang memiliki moto: lebih baik tidak  melihat tapi percaya

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma."
sepertinya ini hanya jadi hiasan saja.

Bro tidak melihat sesuatu hal yang sedang dijelaskan oleh orang lain, tetapi hanya melihat sesuatu/hal yang ingin bro lihat sendiri dan meresponnya berdasarkan persepsi bro sendiri.

Dengan kata lain , bro melihat ilusi bro sendiri dan meresponnya

Kenapa kita melihat hal yang ingin kita lihat dan tidak melihat hal apa adanya, karena ego kita menutupi mata kita. Pengetahuan membuat ego kita semakin besar. Apa yang kita tahu memperkuat ego kita.
Apa yang kita pelajari membuat ego kita semakin kuat, semakin melekat daripada melepaskannya, kita malah terjebak dengan ego kita.

Jadi apa gunanya pengetahuan dhamma itu, bila itu membuat LDM kita semakin menebal

« Last Edit: 14 July 2012, 02:40:04 PM by djoe »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #16 on: 14 July 2012, 04:30:18 PM »

memberikan diri kepada orang lain juga perlu pertimbangan, agar Anda juga tetap bisa hidup dengan baik
kalau hanya "memberikan diri kita untuk kepentingan orang banyak" tanpa memperhatikan diri sendiri kiranya tindakan seperti ini malah merugikan diri kita sendiri.
Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa pada saat memberi objek yang diberi mendatangkan manfaat untuk kita sebelum, pada saat & sesudah memberi

Contoh nyata kita bisa melihat apa yang dilakukan oleh yayasan buddha tzuzhi. Melakukan kebajikan bersama - sama, Mengajak orang lain melakukan kebajikan bersama sama. Mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak. Memberikan diri kita untuk kepentingan orang banyak. Pikiran senantiasa setiap saat selalu mengutama kepentingan orang lain.


Sang Buddha mencapaian kesempurnaan dengan melakukan meditasi dan bukan cara pengorbanan diri
tulisan Anda suka dicampur aduk antara "Meditasi saja tidak cukup", "melakukan meditasi sampai kita menyadari dan melihat kebenaran bahwa jalan tidak ada disana" dan "pembebasan sepnuhnya melalui pengorbanan diri"

atau pengetahuan dan referensi kami selama ini yang tidak tepat, mohon dikoreksi ...

Quote
Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana.
Meditasi saja tidak cukup.
Jalan kebenaran hanya bisa dicapai melalui pelepasan diri yang sepenuhnya.  Pelepasan diri yang sepenuhnya hanya bisa dicapai dengan memberikan dirimu bagi orang lain.
Pertama mungkin kita ke hutan, melakukan meditasi sampai kita menyadari dan melihat kebenaran bahwa jalan tidak ada disana. Karena itu hanya membawa kita pada tahap untuk menyadari bahwa jalan bodhisatva adalah jalan seutuhnya yang membawa diri kita pada pembebasan sepnuhnya melalui pengorbanan diri.

Tanpa orang lain, anda tidak akan mencapai pembebasan seutuhnya.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #17 on: 14 July 2012, 04:32:36 PM »

iya Anda benar, itu hanya slogan karena kami masih belum mampu melihat Dhamma yang sejati.

adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang melihat dan mau mengerti bahwa benda tersebut adalah apel.

adalah susah dan tidak mungkin menjelaskan apel kepada orang buta tetapi mau melihat bahwa benda tersebut adalah apel.
ujar2an hal dibawah ini seperti tetangga sebelah kami yang memiliki moto: lebih baik tidak melihat tapi percaya
adalah lebih mudah menjelaskan apel kepada orang yang buta tetapi mau melihat apel tersebut

adalah susah dan tidak mungkin menjelaskan apel kepada orang yang tidak buta tetapi tidak mau melihat apel tersebut.

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma."
sepertinya ini hanya jadi hiasan saja.



kami tidak sedang berilusi jika kami sedang berilusi kami tidak berada di Forum ini
kemungkinan Anda yang sedang berilusi dengan tidak melihat kami tetapi mengatakan hal tanpa ada dasar kami sedang berilusi.

kami lebih percaya dengan melihat bukan sperti ujar2an Anda diatas ttg orang buta "lebih baik tidak melihat tapi percaya"
kami berpikir bahwa contoh yang Anda berikan tentang orang buta tidaklah tepat, bagaiman jika Anda mengatakan kepada orang buta bahwa yang Anda berikan itu apel dan 99 orang yang datang kepada orang buta tsb memberikan durian dan meyakinkan orang buta itu bahwa durian tsb adalah apel.
kami pikir dan yakin bahwa orang buta tersebut akan meng-Amini, bahwa durian tsb adalah apel.

btw, apakah ada contoh orang buta yang percaya dengan "melihat" ? atau itu hanya hiasan saja ?
Quote
Bro tidak melihat sesuatu hal yang sedang dijelaskan oleh orang lain, tetapi hanya melihat sesuatu/hal yang ingin bro lihat sendiri dan meresponnya berdasarkan persepsi bro sendiri.

Dengan kata lain , bro melihat ilusi bro sendiri dan meresponnya


kalau boleh, Anda bisa jelaskan "melihat apa adanya" itu seperti apa ?
ambilah contoh "melihat apa adanya" dalam kehidupan sehari2 dan beserta rujukannya secara konvensional (lokuttara) dan hakiki (paramattha).
Kami harapkan rujukan "melihat apa adanya" berasal dari sutra karena ini berada diboard mahayana.

Quote
Kenapa kita melihat hal yang ingin kita lihat dan tidak melihat hal apa adanya, karena ego kita menutupi mata kita. Pengetahuan membuat ego kita semakin besar. Apa yang kita tahu memperkuat ego kita.
Apa yang kita pelajari membuat ego kita semakin kuat, semakin melekat daripada melepaskannya, kita malah terjebak dengan ego kita.

Jadi apa gunanya pengetahuan dhamma itu, bila itu membuat LDM kita semakin menebal


kami akui bahwa kami masih memiliki ego & LDM karena kami masih sekkha.
apakah dengan menunjukan "ego" dan LDM orang lain, Anda menjadi terbebaskan dari hal2 tsb ?
atau Anda tampak akan lebih bijaksana dengan memaparkan "ego" dan LDM orang lain ?
Ataukah Anda telah terbebas dari "ego" dan LDM sehingga menunjuk "ego" dan LDM orang lain ?
jika Anda memang seseorang yang bijaksana, alangkah baiknya jika Anda memberi contoh teladan kepada kami bagaimana terbebas dari "ego" dan LDM.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #18 on: 14 July 2012, 08:48:59 PM »
Contoh nyata kita bisa melihat apa yang dilakukan oleh yayasan buddha tzuzhi. Melakukan kebajikan bersama - sama, Mengajak orang lain melakukan kebajikan bersama sama. Mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak. Memberikan diri kita untuk kepentingan orang banyak. Pikiran senantiasa setiap saat selalu mengutama kepentingan orang lain.

Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana.
Meditasi saja tidak cukup.
Jalan kebenaran hanya bisa dicapai melalui pelepasan diri yang sepenuhnya.  Pelepasan diri yang sepenuhnya hanya bisa dicapai dengan memberikan dirimu bagi orang lain.
Pertama mungkin kita ke hutan, melakukan meditasi sampai kita menyadari dan melihat kebenaran bahwa jalan tidak ada disana. Karena itu hanya membawa kita pada tahap untuk menyadari bahwa jalan bodhisatva adalah jalan seutuhnya yang membawa diri kita pada pembebasan sepnuhnya melalui pengorbanan diri.

Tanpa orang lain, anda tidak akan mencapai pembebasan seutuhnya.

teori dari mana pula ini ;D

Buddha Gotama meditasi sendiri dan telah mencapai penerangan Sempurna koq.
Jadi jelas statement "Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana."
sangat tidak relevan dengan ajaran Buddha ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #19 on: 14 July 2012, 08:51:08 PM »
teori dari mana pula ini ;D

Buddha Gotama meditasi sendiri dan telah mencapai penerangan Sempurna koq.
Jadi jelas statement "Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana."
sangat tidak relevan dengan ajaran Buddha ;D
ah, itu cuma akting kali...  ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #20 on: 14 July 2012, 09:14:30 PM »
teori dari mana pula ini ;D

Buddha Gotama meditasi sendiri dan telah mencapai penerangan Sempurna koq.
Jadi jelas statement "Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana."
sangat tidak relevan dengan ajaran Buddha ;D
tanpa orang lain gotama gak akan lahir, dia khan lahir dari ibunya jadi setelah lahir dia baru tidak terlahir lagi gitu kali maksudnya =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #21 on: 15 July 2012, 12:51:59 PM »
kalau ini dilihat secara harafiah dan mentah2 dibandingkan dengan kanon pali, sudah pasti ngak ketemu poinnya

kalau melihat substansialnya, ini mengajak orang jangan egois, bahkan2 humanis (welas asih)
terlebih lagi untuk Buddhis, karena ini syarat mutlak untuk mencapai pantai seberang
sebenarnya ingin jadi Arahat juga ngak boleh egois, kan ngak mungkin bisa jadi Arahat kalau egois (melekat aku)

saya lihat secara esensial sama saja, cuma mungkin caranya lebih kreatif dan inspiratif

 _/\_

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #22 on: 15 July 2012, 02:05:08 PM »
kalau ini dilihat secara harafiah dan mentah2 dibandingkan dengan kanon pali, sudah pasti ngak ketemu poinnya

kalau melihat substansialnya, ini mengajak orang jangan egois, bahkan2 humanis (welas asih)
terlebih lagi untuk Buddhis, karena ini syarat mutlak untuk mencapai pantai seberang
sebenarnya ingin jadi Arahat juga ngak boleh egois, kan ngak mungkin bisa jadi Arahat kalau egois (melekat aku)

saya lihat secara esensial sama saja, cuma mungkin caranya lebih kreatif dan inspiratif

 _/\_

Ini yang saya maksud one who sees the dharma, yg tidak melihat secara harfiah, yg bukan melihat hal yang ingin kita lihat

Daripada melek tetapi hanya melihat hal yang ingin dilihatnya dengan slogan one who sees the dharma

Salut Bro


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #23 on: 15 July 2012, 02:16:27 PM »
Kecuali anda sekaliber Buddha, pergi ke hutan dan meditasi tidak akan membawa kemana mana.

Pergi ke hutan dan meditasi hanyalah setengah jalan pertama yang tidak membawa kita kemana mana. 

Ketika seseorang telah menempuh setengah jalan pertama pada akhirnya dia akan terjadi dua kemungkinan. Ia akan menyadari jalan sepenuhnya adalah melalui pemberian diri atau Ia akan melekat dengan praktek dan hasil pencapaiannya.

Pada jalan setengah pertama ia akan berusaha melepaskan diri, tetapi itu bukanlah pelepasan diri sesungguhnya. Itu hanyalah suggesti kepada diri sendiri bahwa diri itu tidak ada dan untuk melepaskan diri. Karena tidak ada orang lain di hutan tidak ada interaksi, ia akan mengalami ketenangan yang semu. Sehingga seseorang akan mengira bahwa ia telah melepaskan dirinya.
Tetapi ketika ia kembali ke masyarakat ia akan menyadari bahwa debu itu hanyalah mengendap ke dasar dan hanya tinggal waktu ombak atau angin akan menghembuskan debu tersebut.

Ketika seseorang telah berhasil pada setengah jalan pertama dan mencapai pembebasan diri, tetapi pembebasan diri ini adalah multak atau tidak harus di test di tengah tengah masyarakat. Benarkah telah tiada diri disitu???

Jalan satu satunya adalah pemberian diri anda bagi orang lain. Tetapi kemudian kita akan menyadari dengan pemberian diri kita bagi orang lain, dengan satu langkah kaki dua pulau terlampaui, kenapa harus pergi ke hutan dan meditasi sementara hasil yang dicapai dengan pergi ke hutan dan meditasi bisa diperoleh melalui pemberian diri anda bagi orang lain. Kenapa harus melalui jalan berliku liku sementara ada jalan yang lurus menuju tujuan anda.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #24 on: 15 July 2012, 02:21:41 PM »
Dan perlu diingat, Buddha pergi ke hutan dan meditasi demi penderitaan manusia. Ia memberikan dirinya demi penderitaan orang lain. Ia mencari jalan demi penderitaan orang lain.

Kita tidak akan tahu batin yang seperti apa yang buddha rasakan ketika ia memutuskan pergi ke hutan untuk meditasi?

Kecuali anda mempunya batin yang sama, yang sama welasasih dengan Buddha, yang melepaskan segalanya demi mencari jalan untuk mengatasi penderitaan manusia maka boleh saja anda meniru Buddha.


Jika tidak, jangan meniru Buddha dan mengatakan mengatakan  pergi ke hutan dan meditasi akan membawa pada pembebasan diri, karena kita tidak tahu kondisi batin Buddha ketika ia memutuskan melepaskan semuanya dan pergi ke hutan untuk meditasi.

Jadi jika seseorang hanya melihat luar, maka ia hanya melihat perbuatan seseorang dan mengambil kesimpulan berdasarkan apa yang diperbuat seseorang maka pembebasan diri dapat dicapai dan tidak akan mengerti substansi didalamnya
« Last Edit: 15 July 2012, 02:26:55 PM by djoe »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #25 on: 15 July 2012, 02:33:08 PM »
Bodhisatta mengajar dulu baru mencapai pencerahan atau mencapai pencerahan dulu baru mengajar??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #26 on: 16 July 2012, 06:48:43 AM »
Kalo kita naik pesawat, sebelum take off biasanya pramugarinya akan memperagakan prosedur penyelamatan dan keadaan darurat.

Trus ada instruksi seperti ini :
"Jika tekanan udara dalam cabin menurun, masker oksigen akan otomatis keluar. Bagi yang membawa anak kecil, harap memakai masker untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong memakaikan untuk anak anda"   ::)  :-?

Ooops, ini di kapal laut ya, bukan kapal udara  :hammer:    ^-^
« Last Edit: 16 July 2012, 06:51:32 AM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #27 on: 16 July 2012, 08:52:00 AM »
Kalo kita naik pesawat, sebelum take off biasanya pramugarinya akan memperagakan prosedur penyelamatan dan keadaan darurat.

Trus ada instruksi seperti ini :
"Jika tekanan udara dalam cabin menurun, masker oksigen akan otomatis keluar. Bagi yang membawa anak kecil, harap memakai masker untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong memakaikan untuk anak anda"   ::)  :-?

Ooops, ini di kapal laut ya, bukan kapal udara  :hammer:    ^-^

untuk kapal laut, peraturannya tetap sama, ganti masker jadi pelampung.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #28 on: 16 July 2012, 09:34:18 AM »
untuk kapal laut, peraturannya tetap sama, ganti masker jadi pelampung.
Kalo begitu kita2 ini masih level anak2 ya bro  :D

Waduh, baru ngomong soal pramugari di pesawat sudah ada yg lempar 2 bata ke gw  ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #29 on: 16 July 2012, 09:46:17 AM »
Berarti orang yang hanya sekaliber Buddha kah yang bisa mencapai penerangan dengan meditasi di hutan ?

wah berarti artikel ini perlu direvisi kah ?

Selesai menyampaikan khotbah, Sang Buddha pulang kembali ke Vihara Jetavana. Sore harinya, para bhikkhu memuji Samanera Tissa dihadapan Sang Buddha, “Bhante, Samanera Tissa telah melakukan sesuatu yang tidak mudah, meskipun ia telah memperoleh pemberian dan dana dari orang-orang Savatthi, tetapi meninggalkannya dan pergi hidup sederhana di dalam hutan.”

Quote

Kisah Samanera Tissa Yang Berdiam Di Hutan

Tissa adalah seorang putra hartawan dari Savatthi. Ayahnya biasa memberi dana makanan kepada Murid Utama Sang Buddha, Sariputta Thera di rumahnya.

Ketika masih kecil, Tissa sering berjumpa dengan Murid Utama pada setiap kesempatan. Pada umur 7 tahun ia menjadi seorang samanera dibawah bimbingan Sariputta Thera. Ketika ia tinggal di Vihara Jetavana, banyak teman dan saudara-saudaranya yang mengunjunginya, membawa pemberian/hadiah dan dana. Samanera berpikir bahwa kunjungan ini sangat menjemukan.

Setelah mempelajari salah satu objek meditasi, ia pergi ke sebuah vihara yang terletak di dalam hutan. Setiap kali penduduk mendanakan sesuatu, Tissa hanya berkata “Semoga kamu berbahagia, bebas dari penderitaan,” (Sukhita hotha, dukkha muccatha), dan kemudian ia berlalu.

Ketika tinggal di vihara dalam hutan, ia tekun dan rajin berlatih meditasi, dan pada akhir bulan ketiga ia mencapai tingkat kesucian arahat.

Setelah selesai masa vassa, Y.A. Sariputta ditemani oleh Y.A. Maha Moggallana dan beberapa orang bhikkhu senior datang mengunjungi Samanera Tissa, dengan seizin Sang Buddha.

Seluruh penduduk desa hadir untuk menyambut Y.A. Sariputta bersama rombongan 4.000 bhikkhu. Mereka juga memohon agar Y.A. Sariputta berkenan menyampaikan khotbah, tetapi murid utama tersebut meminta muridnya, Samanera Tissa, untuk menyampaikan khotbah kepada penduduk desa.

Para penduduk desa, berkata bahwa guru mereka, Samanera Tissa, hanya dapat berkata, “Semoga anda berbahagia, bebas dari penderitaan,” dan mohon kepada Y.A. Sariputta untuk menugaskan bhikkhu yang lain.

Tetapi Y.A. Sariputta tetap meminta Samanera Tissa untuk memberikan khotbah dhamma, dan berkata kepada Tissa, “Tissa, berkatalah kepada mereka bagaimana mencapai kebahagiaan dan bagaimana bebas dari penderitaan.”

Untuk memenuhi permintaan gurunya, Samanera Tissa pergi ke tempat khusus untuk menyampaikan khotbah Dhamma. Ia menjelaskan kepada para penduduk desa, arti kelompok kehidupan (khandha), landasan indria dan objek indria (ayatana), faktor-faktor menuju penerangan/Pencerahan sempurna (Bodhipakkhiya Dhamma), jalan menuju kesucian arahat dan nibbana, dan sebagainya. Akhirnya, ia menjelaskan, “Siapa saja yang mencapai tingkat kesucian arahat akan terbebas dari semua penderitaan dan mencapai “kedamaian sempurna”, sementara yang lainnya masih berputar-putar pada lingkaran tumimbal lahir (samsara).”

Y.A. Sariputta memuji Tissa telah menyampaikan khotbah Dhamma dengan baik.

Fajar mulai menyingsing ketika ia menyelesaikan uraiannya, dan seluruh penduduk desa sangat terpesona. Beberapa dari mereka terkejut karena Samanera Tissa memahami Dhamma dengan baik, tetapi mereka juga merasa tidak puas, karena pada awalnya ia hanya sedikit mengajarkan Dhamma kepada mereka; sedangkan yang lain merasa bahagia mengetahui samanera tersebut sangat terpelajar dam merasa bahwa mereka sangat beruntung Samanera Tissa berada di antara mereka.

Sang Buddha, dengan kemampuan batin luar biasa-Nya, melihat dari Vihara Jetavana bahwa timbul dua kelompok penduduk desa, kemudian Beliau menampakkan diri, untuk menjernihkan kesalah-pahaman yang ada.

Sang Buddha hadir ketika para penduduk desa sedang menyiapkan makanan untuk para bhikkhu. Maka, mereka mempunyai kesempatan untuk berdana makanan kepada Sang Buddha. Setelah bersantap, Sang Buddha berkata kepada para penduduk desa, “O umat awam, kamu semua sangat beruntung memiliki Samanera Tissa di antara kalian. Karena dengan kehadirannya di sini, aku, murid-murid utama-Ku, bhikkhu-bhikkhu senior dan banyak bhikkhu lainnya saat ini hadir mengunjungi kalian.” Kata-kata ini menyadarkan para penduduk desa bagaimana beruntungnya mereka bersama Samanera Tissa dan mereka sangat puas.

Sang Buddha kemudian menyampaikan khotbah kepada para penduduk desa dan para bhikkhu, dan pada akhirnya, beberapa dari mereka mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Selesai menyampaikan khotbah, Sang Buddha pulang kembali ke Vihara Jetavana. Sore harinya, para bhikkhu memuji Samanera Tissa dihadapan Sang Buddha, “Bhante, Samanera Tissa telah melakukan sesuatu yang tidak mudah, meskipun ia telah memperoleh pemberian dan dana dari orang-orang Savatthi, tetapi meninggalkannya dan pergi hidup sederhana di dalam hutan.”

Kepada mereka Sang Buddha menjelaskan, “Para bhikkhu, seorang bhikkhu, apakah ia tinggal di desa ataupun di kota, seharusnya hidup tidak mengharapkan pemberian dan dana. Jika seorang bhikkhu meninggalkan semua keuntungan keduniawian dan rajin melaksanakan Dhamma, maka ia pasti akan mencapai tingkat kesucian arahat.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 75 berikut:

Ada jalan lain menuju pada keuntungan duniawi,
dan ada jalan lain yang menuju ke Nibbana. Setelah menyadari hal ini dengan jelas,
hendaklah seseorang bhikkhu siswa Sang Buddha tidak bergembira dalam hal-hal duniawi,
tetapi mengembangkan pembebasan diri.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #30 on: 16 July 2012, 09:47:17 AM »
Kalo begitu kita2 ini masih level anak2 ya bro  :D

Waduh, baru ngomong soal pramugari di pesawat sudah ada yg lempar 2 bata ke gw  ::)
healing ... ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #31 on: 16 July 2012, 09:52:13 AM »
healing ... ;D
tq bro   ;)

#galakamatmaenlemparbata.com   ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #32 on: 16 July 2012, 12:14:55 PM »

Ooops, ini di pesawat laut ya, bukan pesawat udara  :hammer:    ;D

Kalo kita naik pesawat, sebelum take off biasanya pramugarinya akan memperagakan prosedur penyelamatan dan keadaan darurat.

Trus ada instruksi seperti ini :
"Jika tekanan udara dalam cabin menurun, masker oksigen akan otomatis keluar. Bagi yang membawa anak kecil, harap memakai masker untuk diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong memakaikan untuk anak anda"   ::)  :-?

Ooops, ini di kapal laut ya, bukan kapal udara  :hammer:    ^-^
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #33 on: 16 July 2012, 12:18:07 PM »
sepertinya ndak cman cuplikan Samanera Tissa saja yang perlu direvisi tapi seluruh Tipitaka
karena mahkluk sekaliber Sang Buddha hanya ada 1 mahkluk saja yang mampu pergi ke hutan dan "mendapatkan" pencerahan, menurut reply #23.

Berarti orang yang hanya sekaliber Buddha kah yang bisa mencapai penerangan dengan meditasi di hutan ?

wah berarti artikel ini perlu direvisi kah ?

Selesai menyampaikan khotbah, Sang Buddha pulang kembali ke Vihara Jetavana. Sore harinya, para bhikkhu memuji Samanera Tissa dihadapan Sang Buddha, “Bhante, Samanera Tissa telah melakukan sesuatu yang tidak mudah, meskipun ia telah memperoleh pemberian dan dana dari orang-orang Savatthi, tetapi meninggalkannya dan pergi hidup sederhana di dalam hutan.”
« Last Edit: 16 July 2012, 12:25:44 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #34 on: 16 July 2012, 12:38:35 PM »
Sanggupkah kita seperti Buddha yang welas asih mengorbankan dirinya, melepaskan segalanya, memberikan dirinya untuk mencari jalan demi penderitaan umat manusia???

Pengetahuan dhamma hanya dipergunakan untuk menguatkan akar diri.


 :(

Jangan hanya meniru penampilan dari luar, tetapi tirulah juga dari dalamnya.
Jika tidak, maka jadinya hanya seperti burung beo yang berlagak manusia.
Burung Beo tidak akan pernah menjadi manusia
« Last Edit: 16 July 2012, 12:41:36 PM by djoe »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #35 on: 16 July 2012, 01:55:59 PM »
Sanggupkah kita seperti Buddha yang welas asih mengorbankan dirinya, melepaskan segalanya, memberikan dirinya untuk mencari jalan demi penderitaan umat manusia???

Pengetahuan dhamma hanya dipergunakan untuk menguatkan akar diri.


 :(

Jangan hanya meniru penampilan dari luar, tetapi tirulah juga dari dalamnya.
Jika tidak, maka jadinya hanya seperti burung beo yang berlagak manusia.
Burung Beo tidak akan pernah menjadi manusia
oh berarti anda itu burung beo yang sudah menjadi manusia atau sama juga burung beo?
kalau menurut anda burung beo tidak akan pernah menjadi manusia, jadi anda tetap burung beo dong?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #36 on: 16 July 2012, 01:59:47 PM »
Sanggupkah kita seperti Buddha yang welas asih mengorbankan dirinya, melepaskan segalanya, memberikan dirinya untuk mencari jalan demi penderitaan umat manusia???

Pengetahuan dhamma hanya dipergunakan untuk menguatkan akar diri.


 :(

Jangan hanya meniru penampilan dari luar, tetapi tirulah juga dari dalamnya.
Jika tidak, maka jadinya hanya seperti burung beo yang berlagak manusia.
Burung Beo tidak akan pernah menjadi manusia
jika ingin berdiskusi.. berdiskusilah dengan ilmiah bro..
Anda mengatakan : "pergi ke hutan dan meditasi itu adalah hal sia2 dan tidak bisa mendapatkan pencerahan"
lalu ketika statement anda diuji.. anda malah bermellow ria..
bagaimana bisa berdiskusi jika model pribadi anda seperti ini..

ilustrasi seperti ini :
djoe  :  1+1= 3
guru : ha ? 1+1 bukannya 2 ?
djoe : guru, anda jangan hanya meniru ucapan orang lain.. bagaimana pun juga anda bukan penemu 1+1 = 2, anda hanya seperti burung beo berlagak manusia..

walau si guru dikatai sebagai burung beo, burung nuri, burung kakaktua, burung parkit segala macam.. tapi jawaban 1+1 = 3 itu tetap saja salah, kebenaran yang sesungguhnya tetap 1+1 = 2
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #37 on: 16 July 2012, 04:27:34 PM »

kami tidak akan memaksakan opini yang ada Tipitaka kepada Anda jika Anda memiliki pandangan sperti dibawah ini

Quote
Kecuali anda sekaliber Buddha, pergi ke hutan dan meditasi tidak akan membawa kemana mana.

dan

Quote
Dan perlu diingat, Buddha pergi ke hutan dan meditasi demi penderitaan manusia. Ia memberikan dirinya demi penderitaan orang lain. Ia mencari jalan demi penderitaan orang lain.


tapi yang perlu Anda tela'ah lebih lanjut, cobalah untuk belajar dengan bukti yang ada dalam hal ini yang ada di dalam sutta/sutra.
Minimal Anda membaca kembali posting dari si TS, posting paling atas.




Sanggupkah kita seperti Buddha yang welas asih mengorbankan dirinya, melepaskan segalanya, memberikan dirinya untuk mencari jalan demi penderitaan umat manusia???

Pengetahuan dhamma hanya dipergunakan untuk menguatkan akar diri.


 :(

Jangan hanya meniru penampilan dari luar, tetapi tirulah juga dari dalamnya.
Jika tidak, maka jadinya hanya seperti burung beo yang berlagak manusia.
Burung Beo tidak akan pernah menjadi manusia
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #38 on: 17 July 2012, 12:29:13 PM »
Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri dalam kesunyian tidak akan mampu menolong lain dengan baik. Setahu saya,dari kisah hidup para bhiksu mahayanist yang berhasil dalam berlatih diri,semuanya memulainya dari hidup menyendiri dulu yang cukup lama baru keluar,itu pun kalau dimohon mengajar. Contoh Bhiksu YIn Kuang,Bhiksu Kuang Chin,Bhiksu Xin Yun,Bhiksu Tao an,para bhiksu tibetan dan juga para Bhikhu Dhutangga di hutan. Maafkan saya,saya belum membaca kisah hidup dan melihat satu bhiksu,bhikkhu,lama tibetan yang belum pernah hidup dalam penyepian yang berhasil dalam "jalan" tapi anehnya dikenal orang ramai. Setelah meninggalnya,tidak ada relicnya sebagai bukti pencapaian.Bahkan bhante Ashin Jinarakita pun pernah mengalami hidup dalam pertapaan di burma. Tolong kasih tahu kalau ada seorang bhiksu,bhikhu,sidha atau apapun dia dalam lingkup buddhism yang berhasil mencapai jalan tanpa melewati hidup dalam kesunyian? Namaste

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #39 on: 17 July 2012, 02:21:14 PM »
Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri dalam kesunyian tidak akan mampu menolong lain dengan baik. Setahu saya,dari kisah hidup para bhiksu mahayanist yang berhasil dalam berlatih diri,semuanya memulainya dari hidup menyendiri dulu yang cukup lama baru keluar,itu pun kalau dimohon mengajar. Contoh Bhiksu YIn Kuang,Bhiksu Kuang Chin,Bhiksu Xin Yun,Bhiksu Tao an,para bhiksu tibetan dan juga para Bhikhu Dhutangga di hutan. Maafkan saya,saya belum membaca kisah hidup dan melihat satu bhiksu,bhikkhu,lama tibetan yang belum pernah hidup dalam penyepian yang berhasil dalam "jalan" tapi anehnya dikenal orang ramai. Setelah meninggalnya,tidak ada relicnya sebagai bukti pencapaian.Bahkan bhante Ashin Jinarakita pun pernah mengalami hidup dalam pertapaan di burma. Tolong kasih tahu kalau ada seorang bhiksu,bhikhu,sidha atau apapun dia dalam lingkup buddhism yang berhasil mencapai jalan tanpa melewati hidup dalam kesunyian? Namaste
Bravo, pandangan anda kritis dan analitis   ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #40 on: 17 July 2012, 02:29:00 PM »
Tolong kasih tahu kalau ada seorang bhiksu,bhikhu,sidha atau apapun dia dalam lingkup buddhism yang berhasil mencapai jalan tanpa melewati hidup dalam kesunyian? Namaste
LSY
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #41 on: 17 July 2012, 02:39:30 PM »
Ada para Guru mengajarkan murid2nya secara langsung dan jelas dan ada yg memakai perumpamaan...

Kalo saya pribadi, lebih cocok dengan yg jelas2 aja dan langsung... soalnya dengan jelas dan langsung aja, masih sulit, apalagi jika pake perumpamaan... contohnya Gambar perahu tsb, maksudnya mungkin menjelaskan ke pantai sebrang dibantu oleh Boddhisatva dan para Bhikkhu (atau seperti yg dijelaskan oleh TS), tapi nggak mungkin toh TS atau yg membuat gambar tsb menjelaskan kesemua yg melihat gambar ini cerita perumpamaan tsb? Jika tidak dijelaskan orang cenderung berpikir para Boddhisatva dan Bhikkhu akan mendayungkan perahu kita keseberang, kita cuma perlu berdiri saja, nggak usah mengayuh...

Jadi, opini saya: saya masih tetap berpikiran bahwa Ajaran pencerahan seyogyanya harus disampaikan sejelas2nya, dan seterang2nya ... sedapat mungkin...

Udah sulit, jangan dipersulit

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #43 on: 17 July 2012, 03:00:36 PM »
LSY

RYU
Yang bedua ini memang tidak bisa dipisahkan   :)) :)) ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #44 on: 17 July 2012, 03:40:09 PM »
RYU
:hammer: :hammer: :hammer:

tapi masih kalah sama LSY.... ;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #45 on: 17 July 2012, 04:03:00 PM »
:hammer: :hammer: :hammer:

tapi masih kalah sama LSY.... ;D ;D
iya sih aye blom bisa kek gini :
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #46 on: 17 July 2012, 04:18:43 PM »
kerennn... 
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #47 on: 17 July 2012, 04:41:08 PM »
Saya pernah membaca buku Master Lu,dan dia memang mengasingkan diri dulu sebelum muncul.Lebih jelas,kalau ada muridnya yang muncul di forum ini.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #48 on: 18 July 2012, 01:14:28 PM »
jika ingin berdiskusi.. berdiskusilah dengan ilmiah bro..
Anda mengatakan : "pergi ke hutan dan meditasi itu adalah hal sia2 dan tidak bisa mendapatkan pencerahan"
lalu ketika statement anda diuji.. anda malah bermellow ria..
bagaimana bisa berdiskusi jika model pribadi anda seperti ini..

ilustrasi seperti ini :
djoe  :  1+1= 3
guru : ha ? 1+1 bukannya 2 ?
djoe : guru, anda jangan hanya meniru ucapan orang lain.. bagaimana pun juga anda bukan penemu 1+1 = 2, anda hanya seperti burung beo berlagak manusia..

walau si guru dikatai sebagai burung beo, burung nuri, burung kakaktua, burung parkit segala macam.. tapi jawaban 1+1 = 3 itu tetap saja salah, kebenaran yang sesungguhnya tetap 1+1 = 2

Itu dikarenakan anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat
anda mendengar hanya apa yang ingin anda dengar
anda melihat kebenaran hanya apa yang menurut anda benar

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #49 on: 18 July 2012, 01:15:35 PM »
Itu dikarenakan anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat
anda mendengar hanya apa yang ingin anda dengar
anda melihat kebenaran hanya apa yang menurut anda benar
bukan menurut saya koq.. sesuai dengan literatur tipitaka..

lalu ? apakah reaksi anda hanya mellow ria ? tidak bisakah menjawab secara ilmiah ?
« Last Edit: 18 July 2012, 01:17:06 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #50 on: 18 July 2012, 01:45:37 PM »
Orang yang tidak mengenal dirinya sendiri dalam kesunyian tidak akan mampu menolong lain dengan baik. Setahu saya,dari kisah hidup para bhiksu mahayanist yang berhasil dalam berlatih diri,semuanya memulainya dari hidup menyendiri dulu yang cukup lama baru keluar,itu pun kalau dimohon mengajar. Contoh Bhiksu YIn Kuang,Bhiksu Kuang Chin,Bhiksu Xin Yun,Bhiksu Tao an,para bhiksu tibetan dan juga para Bhikhu Dhutangga di hutan. Maafkan saya,saya belum membaca kisah hidup dan melihat satu bhiksu,bhikkhu,lama tibetan yang belum pernah hidup dalam penyepian yang berhasil dalam "jalan" tapi anehnya dikenal orang ramai. Setelah meninggalnya,tidak ada relicnya sebagai bukti pencapaian.Bahkan bhante Ashin Jinarakita pun pernah mengalami hidup dalam pertapaan di burma. Tolong kasih tahu kalau ada seorang bhiksu,bhikhu,sidha atau apapun dia dalam lingkup buddhism yang berhasil mencapai jalan tanpa melewati hidup dalam kesunyian? Namaste

Pergi ke hutan dan hidup menyendiri seseorang mungkin bisa menembus anatta dan merasakan sedikit pencerahan, tetapi itu hanyalah pencerahan kecil. Ibarat seperti seseorang diatas kapal yang terciprat air laut. Walau ia bisa merasakan air laut, tetapi ia belum menjadi laut itu sendiri. Walau ada kebijaksanaan tetapi ia belumlah menjadi kebijaksanaan itu sendiri. Walau ada kebenaran tetapi ia belum menjadi kebenaran.

Ia harus keluar dari hutan untuk mempraktekkan dan membuktikan apa yang ia rasakan didalam kehidupaan pertapaan ke dalam perbuatan nyata.
Ia harus membuktikan benarkah ia telah mencapai anatta dengan perbuatan nyata di masyarakat dengan memberikan dirinya.

Pergi ke hutan mungkin seperti seseorang yang belajar dari sd sampai mahasiswa, kemudian menyadari pada akhirnya ia harus keluar hutan untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya langsung di masyarakat.

Sedangkan ada orang yang mempraktekkannya langsung seperti seseorang yang belajar secukupnya dan memiliki pengetahuan dasar yang secukupnya untuk menunjang  pekerjaannya dan kemudian bekerja praktek dan menimba ilmu pengetahuan yang nyata secara langsung dan lewat perbuatan nyata.

Intinya pergi ke hutan dan hidup menyendiri tanpa praktek dan perbuatan nyata di masyarakat, seseorang tidak mungkin akan mencapai pencerahan sempurna.

Karena jalan menuju pencerahan sempurna adalah melalui pemberian dirimu seutuhnya dengan berakhirnya ego. Ego hanya bisa diakhiri dengan perbuatan nyata. Meditasi mungkin bisa menembus anatta tetapi itu hanyalah pengetahuan intelletual anda tentang anatta. Karena keadaan tanpa diri itu harus dibuktikan dalam perbuatan nyata di dalam kehidupan sehari hari.

Seperti sesorang yang hidup di desa dan menemukan singkong di hutan dan hanya makan singkong dan mengatakan singkong makanan yang terenak dan tidak mau yang lain karena ia tidak tahu tentang adanya keju. Tetapi ketika ia mulai berubungan dengan keju  dan tahu tentang keju ini disitu baru bisa diketahui apakah ia masih tetap setia dengan singkong dan mengatakan singkong makanan yang terenak dan tidak mengiginkan makanan lain.


Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #51 on: 18 July 2012, 01:54:13 PM »
Pergi ke hutan dan hidup menyendiri seseorang mungkin bisa menembus anatta dan merasakan sedikit pencerahan, tetapi itu hanyalah pencerahan kecil. Ibarat seperti seseorang diatas kapal yang terciprat air laut. Walau ia bisa merasakan air laut, tetapi ia belum menjadi laut itu sendiri. Walau ada kebijaksanaan tetapi ia belumlah menjadi kebijaksanaan itu sendiri. Walau ada kebenaran tetapi ia belum menjadi kebenaran.

Ia harus keluar dari hutan untuk mempraktekkan dan membuktikan apa yang ia rasakan didalam kehidupaan pertapaan ke dalam perbuatan nyata.
Ia harus membuktikan benarkah ia telah mencapai anatta dengan perbuatan nyata di masyarakat dengan memberikan dirinya.

Pergi ke hutan mungkin seperti seseorang yang belajar dari sd sampai mahasiswa, kemudian menyadari pada akhirnya ia harus keluar hutan untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya langsung di masyarakat.

Sedangkan ada orang yang mempraktekkannya langsung seperti seseorang yang belajar secukupnya dan memiliki pengetahuan dasar yang secukupnya untuk menunjang  pekerjaannya dan kemudian bekerja praktek dan menimba ilmu pengetahuan yang nyata secara langsung dan lewat perbuatan nyata.

Intinya pergi ke hutan dan hidup menyendiri tanpa praktek dan perbuatan nyata di masyarakat, seseorang tidak mungkin akan mencapai pencerahan sempurna.

Karena jalan menuju pencerahan sempurna adalah melalui pemberian dirimu seutuhnya dengan berakhirnya ego. Ego hanya bisa diakhiri dengan perbuatan nyata. Meditasi mungkin bisa menembus anatta tetapi itu hanyalah pengetahuan intelletual anda tentang anatta. Karena keadaan tanpa diri itu harus dibuktikan dalam perbuatan nyata di dalam kehidupan sehari hari.

Seperti sesorang yang hidup di desa dan menemukan singkong di hutan dan hanya makan singkong dan mengatakan singkong makanan yang terenak dan tidak mau yang lain karena ia tidak tahu tentang adanya keju. Tetapi ketika ia mulai berubungan dengan keju  dan tahu tentang keju ini disitu baru bisa diketahui apakah ia masih tetap setia dengan singkong dan mengatakan singkong makanan yang terenak dan tidak mengiginkan makanan lain.


nah.. anda sendiri sudah mulai tidak konsisten dengan ketikan anda sendiri :
Awal mengatakan : hasil penyendirian ke dalam hutan tidak membawa ke mana2..
Sekarang : hasil penyendirian ke dalam hutan hanya membawa pencerahan kecil..


Yang benar yang mana ? tidak membawa kemana2 atau pencerahan kecil ?
dan literatur please.

« Last Edit: 18 July 2012, 01:57:42 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #52 on: 18 July 2012, 01:58:12 PM »
nah.. anda sendiri sudah mulai tidak konsisten dengan ketikan anda sendiri :
Awal mengatakan : hasil penyendirian ke dalam hutan tidak membawa pencerahan apa-apa..
Sekarang : hasil penyendirian ke dalam hutan hanya membawa pencerahan sedikit..

Yang benar yang mana ? dan literatur please.

itu karena anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat. Anda tidak melihat secara keseluruhan.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #53 on: 18 July 2012, 02:05:25 PM »
itu karena anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat. Anda tidak melihat secara keseluruhan.

saya "melihat" berdasarkan literatur yang saya pegang karena saya belum mencapai pencerahan.
Dan saya yakin anda juga belum mencapai pencerahan, jadi tidak mungkin opini anda menjadi literatur ;D
dan saya melihat anda secara nyata tidak bisa menyajikan literatur sebagai pendukung OPINI anda..
tidak masalah jika anda mengatakan saya tidak melihat secara keseluruhan, tapi setidaknya pernyataan anda didukung dengan literatur yang jelas.. agar diskusi ini juga lebih enak dan tidak hanya sekedar memaksakan opini pribadi.

jika anda ternyata tidak bisa menyajikan literatur, ya saya juga tidak memaksa. Tapi dari sana hanya terlihat karakter anda yang bisa membuat opini tanpa landasan yang jelas. Dan jika berkelanjutan, tidak ada manfaat bagi kita untuk meneruskan diskusi ini. Ibarat meributkan 2+2 = 3 tanpa ada landasan yang jelas sangatlah sia2..

Jadi sekarang semua tergantung pada anda. Dan mohon maaf, jika reply anda berikutnya tidak dibalas jika balasan anda juga hanya berupa opini dan opini
wasting time bro.. sayang waktu ;D


« Last Edit: 18 July 2012, 02:09:10 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #54 on: 18 July 2012, 02:06:09 PM »
Itu dikarenakan anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat
anda mendengar hanya apa yang ingin anda dengar
anda melihat kebenaran hanya apa yang menurut anda benar
sama ajah, anda membenar2kan hanya apa yang menurut anda benar, setelah salah jurus belut keluar dan menambahkan kesalahan dari kebenaran sehingga kebenaran menjadi kesalahan, lalu kebenaran pun menjadi kabur dengan kesalahan pandangan sendiri =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #55 on: 18 July 2012, 02:07:45 PM »
Pergi ke hutan dan hidup menyendiri seseorang mungkin bisa menembus anatta dan merasakan sedikit pencerahan, tetapi itu hanyalah pencerahan kecil. Ibarat seperti seseorang diatas kapal yang terciprat air laut. Walau ia bisa merasakan air laut, tetapi ia belum menjadi laut itu sendiri. Walau ada kebijaksanaan tetapi ia belumlah menjadi kebijaksanaan itu sendiri. Walau ada kebenaran tetapi ia belum menjadi kebenaran.

ini sungguh mengejutkan, pencapaian penerangan Sempurna Sang Buddha di hutan Uruvela ternyata hanyalah "sedikit pencerahan".

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #56 on: 18 July 2012, 02:10:07 PM »
ini sungguh mengejutkan, pencapaian penerangan Sempurna Sang Buddha di hutan Uruvela ternyata hanyalah "sedikit pencerahan".
nah itu juga cukup kaget

pengetahuan2 seperti ini.. hanya sedikit :

Quote
Pengetahuan pertama merupakan pengetahuan melihat dengan jelas dan rinci kelahiran-kelahiran-Nya yang terdahulu (pubbenivasanussati ñana). Hal ini terjadi pada waktu jaga pertama, yaitu antara jam 18.00 sampai 22.00.

Pengetahuan kedua merupakan pengetahuan melihat dengan jelas kematian dan tumimbal lahir kembali makhluk hidup (dibbacakkhu ñana). Ia melihat makhluk-makhluk lenyap dan muncul kembali dalam kondisi rendah dan mulia, cantik dan buruk, mujur dan sial. Hal ini terjadi pada waktu jaga kedua, yaitu antara jam 22.00 sampai 02.00.

Pengetahuan ketiga merupakan pengetahuan akan penghancuran noda (asavakkhaya ñãna). Ia mengetahui secara langsung segala sesuatu sebagaimana adanya. Ia menyadari dan mencerap bahwa pikiran-Nya terbebas dari noda keinginan indrawi, noda kehidupan, dan noda kebodohan batin. Dan ketika Ia terbebas, muncullah pengetahuan bahwa Ia telah terbebas. Ia menyadari langsung bahwa kelahiran-Nya sudah dihancurkan; hidup suci sudah dijalankan; apa yang harus dilakukan sudah dilakukan; tiada lagi kelahiran kembali di alam mana pun juga. Hal ini terjadi pada waktu jaga ketiga, yaitu antara jam 02.00 sampai 04.00. Ia mengetahui bahwa “inilah penderitaan”, bahwa “inilah sumber penderitaan”, bahwa “inilah berakhirnya penderitaan”, dan bahwa “inilah jalan menuju akhirnya penderitaan”.

Dengan tercapainya Pengetahuan Sejati Ketiga maka Bodhisatta mencapai Arahatta-Magga, menjadi Yang Sadar (Buddha), Yang Terberkahi (Bhagava), Yang Tercerahkan Sempurna (Sammasambuddha). Seiring dengan Pencerahan-Nya, Buddha juga memperoleh penegtahuan sempurna tentang Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani).
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #57 on: 18 July 2012, 02:12:22 PM »
nah itu juga cukup kaget

pengetahuan2 seperti ini.. hanya sedikit :

keknya bagi maha memang buddha ketika masih arahat masih SD, masih kecil =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #58 on: 18 July 2012, 02:16:44 PM »
keknya bagi maha memang buddha ketika masih arahat masih SD, masih kecil =))

itu namanya generalisir, jangan hanya karena seorang umat tolol lalu alirannya yg disalahkan.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #59 on: 18 July 2012, 02:24:54 PM »
itu namanya generalisir, jangan hanya karena seorang umat tolol lalu alirannya yg disalahkan.
umat tolol atau bodohsatwa?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #60 on: 18 July 2012, 02:27:27 PM »
umat tolol atau bodohsatwa?

satwa bodoh

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #61 on: 18 July 2012, 03:17:17 PM »
ini sungguh mengejutkan, pencapaian penerangan Sempurna Sang Buddha di hutan Uruvela ternyata hanyalah "sedikit pencerahan".

Contoh cara pandang satwa tolor (meminjam istilah bro).
Ketik seseorang mengatakan pergi ke hutan, langsung dikaitkan dengan pencerahan Sang Buddha di hutan Uruvela dan melihatnya secara sepotong.

Tetapi kita tidak bisa menyalahkan satwa tersebut. Kita tidak bisa menyalahkan cara pandang satwa tersebut yg melihat suatu permasalahan secara secara sepotong sepotong. Karena kondisi mentalnya memang seperti itu. Menyalahkan dan kecewa dengan sikap dan cara pandang satwa tersebut hanyalah suatu bentuk kebodohan kita sendiri.  Mereka hanya melihat hal yang ingin dilihatnya.
Kalau memang pergi ke hutan bisa mencapai penerangan sempurna, kenapa tidak pergi ke hutan dan berdiam disitu?
Buktikanlah kebenaran ini.


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #62 on: 18 July 2012, 03:21:42 PM »
umat tolol atau bodohsatwa?

Contoh umat tolor atau bodohsatwa(pakai istilah bro), yang mengatakan pergi ke hutan dan meditasi bisa mencapai pencerahan sementara diri tidak pernah meditasi. Bukankah itu umat tolor atau Bodohsatwa?

Ibarat seperti seseorang mengatakan siapa bilang apel rasanya tidak enak loh? Itu umat tolor atau bodohsatwa?
Sementara diri tidak pernah makan apel. Bukankah itu umat tolor atau Bodohsatwa?

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #63 on: 18 July 2012, 03:25:50 PM »
Bagaimana kalau bro djoe masuk hutan dulu untuk beberapa bulan,lalu kita lihat dan share disini,kira-kira lebih berat mana antara kehidupan dalam penyunyian dan hidup berlatih dalam dunia ramai? Kalau ada orang yang mampu mencapai pencerahan dalam dunia ramai tanpa pernah merasakan hidup dalam penyunyian,maka tolong tunjukkan siapa orangnya.Ini benar serius,saya pribadi sangat ingin belajar dari orang demikian.Ingat bro djoe,di hutan,gunung sunyi itu penghuninya lebih ramai dari perkotaan.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #64 on: 18 July 2012, 03:33:27 PM »
Contoh umat tolor atau bodohsatwa(pakai istilah bro), yang mengatakan pergi ke hutan dan meditasi bisa mencapai pencerahan sementara diri tidak pernah meditasi. Bukankah itu umat tolor atau Bodohsatwa?

Ibarat seperti seseorang mengatakan siapa bilang apel rasanya tidak enak loh? Itu umat tolor atau bodohsatwa?
Sementara diri tidak pernah makan apel. Bukankah itu umat tolor atau Bodohsatwa?
yeah, berarti anda orang pintar apa tolol?
berarti anda yang mengatakan pergi ke hutan dan meditasi bisa mencapai pencerahan kecil?
anda sudah meditasi kehutan sehingga bisa mengatakan hanya mencapai pencerahan kecil?
bahkan anda mengatakan :
Quote
pergi ke hutan dan hidup menyendiri tanpa praktek dan perbuatan nyata di masyarakat, seseorang tidak mungkin akan mencapai pencerahan sempurna.
pengalaman andakah orang pintar?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #65 on: 18 July 2012, 03:46:49 PM »
yeah, berarti anda orang pintar apa tolol?
berarti anda yang mengatakan pergi ke hutan dan meditasi bisa mencapai pencerahan kecil?
anda sudah meditasi kehutan sehingga bisa mengatakan hanya mencapai pencerahan kecil?
bahkan anda mengatakan :pengalaman andakah orang pintar?

 _/\_

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #66 on: 18 July 2012, 04:04:28 PM »
Bagaimana kalau bro djoe masuk hutan dulu untuk beberapa bulan,lalu kita lihat dan share disini,kira-kira lebih berat mana antara kehidupan dalam penyunyian dan hidup berlatih dalam dunia ramai? Kalau ada orang yang mampu mencapai pencerahan dalam dunia ramai tanpa pernah merasakan hidup dalam penyunyian,maka tolong tunjukkan siapa orangnya.Ini benar serius,saya pribadi sangat ingin belajar dari orang demikian.Ingat bro djoe,di hutan,gunung sunyi itu penghuninya lebih ramai dari perkotaan.

Daripada masuk ke hutan untuk mencapai pencerahan, adalah lebih baik bila kita melakukan perbuatan nyata yang bermanfaat bagi banyak orang lain.

Dan masuk ke hutan bukanlah suatu jaminan akan mendapatkan pencerahan walau saya sendiri juga tidak akan menolak untuk masuk ke hutan. Tetapi saya lebih memilih melakukan suatu perbuatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain. Karena ego kitalah yang menghalangi kita daripada pencerahan.
Bisa  juga kita melakukan ke dua duanya, intinya masuk ke hutan bukanlah jaminan ada pencerahan. Sedangkan menurut saya melakukan perbuatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain, menghapus ego dan memikirkan orang lain adalah suatu hal multlak untuk pencerahan. Jika dilakukan secara sepenuh hati  secara konsisten dan terus menerus di tambah meditasi maka kita akan bisa melihat dan menembus ego itu sendiri suatu hari.

Jalan bodhisatva adalah jalan multrak yang harus dilalui bagi orang yang ingin mencapai pencerahan, sedangkan masuk ke hutan hanyalah option.
Anda harus menumbangkan ego itu sendiri baru akan terungkap hal diluar ego.,


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #67 on: 18 July 2012, 04:29:37 PM »
:)) ibarat orang yang tidak bisa berenang dia mengajari, memberikan les, melayani agar orang bisa berenang, maka otomatis orang itu akan bisa berenang dengan sendirinya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #68 on: 18 July 2012, 11:15:11 PM »

:)) ibarat orang yang tidak bisa berenang dia mengajari, memberikan les, melayani agar orang bisa berenang, maka otomatis orang itu akan bisa berenang dengan sendirinya :))

mulai ketahuan siapa yang sedang berilusi ...   :whistle: :whistle: :whistle:

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma."
sepertinya ini hanya jadi hiasan saja.

Bro tidak melihat sesuatu hal yang sedang dijelaskan oleh orang lain, tetapi hanya melihat sesuatu/hal yang ingin bro lihat sendiri dan meresponnya berdasarkan persepsi bro sendiri.

Dengan kata lain , bro melihat ilusi bro sendiri dan meresponnya

Kenapa kita melihat hal yang ingin kita lihat dan tidak melihat hal apa adanya, karena ego kita menutupi mata kita. Pengetahuan membuat ego kita semakin besar. Apa yang kita tahu memperkuat ego kita.
Apa yang kita pelajari membuat ego kita semakin kuat, semakin melekat daripada melepaskannya, kita malah terjebak dengan ego kita.

Jadi apa gunanya pengetahuan dhamma itu, bila itu membuat LDM kita semakin menebal
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #69 on: 18 July 2012, 11:24:42 PM »
pernyataan Anda sendiri bertentangan, pibu yah ?


Quote
Pergi ke hutan sendirian dan meditasi disana tidak akan membawa anda kemana mana.
Meditasi saja tidak cukup.
Jalan kebenaran hanya bisa dicapai melalui pelepasan diri yang sepenuhnya.  Pelepasan diri yang sepenuhnya hanya bisa dicapai dengan memberikan dirimu bagi orang lain.

versus

Daripada masuk ke hutan untuk mencapai pencerahan, adalah lebih baik bila kita melakukan perbuatan nyata yang bermanfaat bagi banyak orang lain.

Dan masuk ke hutan bukanlah suatu jaminan akan mendapatkan pencerahan walau saya sendiri juga tidak akan menolak untuk masuk ke hutan. Tetapi saya lebih memilih melakukan suatu perbuatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain. Karena ego kitalah yang menghalangi kita daripada pencerahan.
Bisa  juga kita melakukan ke dua duanya, intinya masuk ke hutan bukanlah jaminan ada pencerahan. Sedangkan menurut saya melakukan perbuatan nyata yang bermanfaat bagi orang lain, menghapus ego dan memikirkan orang lain adalah suatu hal multlak untuk pencerahan. Jika dilakukan secara sepenuh hati  secara konsisten dan terus menerus di tambah meditasi maka kita akan bisa melihat dan menembus ego itu sendiri suatu hari.

Jalan bodhisatva adalah jalan multrak yang harus dilalui bagi orang yang ingin mencapai pencerahan, sedangkan masuk ke hutan hanyalah option.
Anda harus menumbangkan ego itu sendiri baru akan terungkap hal diluar ego.,
« Last Edit: 18 July 2012, 11:43:15 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #70 on: 19 July 2012, 11:26:41 AM »
pertanyaan saya belum dijawab sampe sekarang..

Sang Buddha mencapai pencerahan dulu baru mengajar atau mengajar dulu baru mencapai pencerahan??
djoe
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #71 on: 19 July 2012, 02:13:39 PM »
 At Djoe,Kata-katamu tidak bisa membuktikan mentalmu. Kalau ada orang yang sedang susah dan tidak pernah bahagia datang padamu meminta semua uangmu dan rumahmu,istrimu yang cantik,anakmu yang lucu,saya harap kamu sebagai bodhisatva yang memikirkan makhluk hidup dan memberikan semua milikmu padanya.Sanggup?

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #72 on: 19 July 2012, 03:33:12 PM »
pertanyaan saya belum dijawab sampe sekarang..

Sang Buddha mencapai pencerahan dulu baru mengajar atau mengajar dulu baru mencapai pencerahan??
djoe

Kalau burung beo meniru Buddha dari luar saja, maka burung tetaplah burung
Jika burung beo mengerti Buddha dari luar dan dalam dan bisa meniru Buddha dari luar dan dalam, maka burung pun bisa menjadi Buddha.

Kalau mata hanya mempeletoti satu titik saja di alam yang luas ini, maka orang melek itu sama saja dengan orang buta, tidak mau melihat hal yang lain dan hanya melihat hal yang ingin dilihatnya.



Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #73 on: 19 July 2012, 04:23:12 PM »
djoe,

Sang Buddha mencapai pencerahan dulu baru mengajar atau mengajar dulu baru mencapai pencerahan??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #74 on: 19 July 2012, 04:23:52 PM »
At Djoe,Kata-katamu tidak bisa membuktikan mentalmu. Kalau ada orang yang sedang susah dan tidak pernah bahagia datang padamu meminta semua uangmu dan rumahmu,istrimu yang cantik,anakmu yang lucu,saya harap kamu sebagai bodhisatva yang memikirkan makhluk hidup dan memberikan semua milikmu padanya.Sanggup?

Menghilangkan ego dari diri kita bukanlah seperti yang bro maksudkan seperti itu. Lagian tidak ada manfaatnya memberikan semua hal itu jika batin kita masih melekat pada ego. Sama seperti literatur yang anda pelajari juga tidak bisa membuktikan mentalmu. Kenapa tidak pergi ke hutan dan meditasi? Karena itu bukan suatu jaminan akan tercapai pencerahan.

Demikian juga dengan memberikan seperti yang bro maksudkan diatas. Berlatihlah dari mulai hal hal yang kecil. Jangan kira berlatih dengan hal hal yang kecil itu gampang . Mulailah dari misalnya jika dirumah atau dikantor kita dimarahi dikarenakan suatu perbuatan saudara / teman kamu. Bisa gak Bro menerimanya dengan lapang dada tanpa memberikan komentar apapun dan hanya menerimanya dengan sepenuh hati. Tidak menyalahkan orang lain tetapi menerimanya sendiri.

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #75 on: 19 July 2012, 07:43:22 PM »
Bro Djoe. Sepertinya anda bolak balik,pertama anda mencerca hidup dalam kesendirian yang jelas dipuji oleh Sang Buddha sendiri. Anda malah mampu menilai atas bawah kanan kiri tentang pencapaian yang didapat dari cara hidup Dhutanga seolah-olah anda telah melakoninya.Tapi kenyataan anda sama sekali tidak mampu melakoninya dan malah tidak memahami sama sekali mengapa sang Buddha memuji hidup dhutanga. Oleh sebab kamu memuji cara berlatih di dunia ramai,maka saya ajukan pertanyaan dan pernyataan di atas dengan maksud ingin tahu apakah anda bisa melakoninnya,ternyata kamu tidak bisa juga. Jadi kamu sebenarnya mau apa? Apakah anda mau mencoba mengatakan bahwa cara hidup dhutanga yang dipuji oleh Sang Buddha itu salah dan Mereka yang telah membuktikan diri mereka berhasil dalam latihan,kamu anggap apa? Kamu tinggal tunjukkan satu orang saja dari jaman sang Buddha sampai hari ini,yang berhasil dalam latihan tanpa melewati hidup dalam pengasingan diri.Cukup satu saja. Kalau ada,maka salah satu kitab yang memuji hidup dhutanga mungkin akan dihapus dari sejarah buddhism. Tambah satu lagi,tolong tunjukkan siapa yang mampu dan telah berhasil membawa para makhluk dalam samsara ini menyebarang ramai-ramai ke tanah suci.

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #76 on: 19 July 2012, 07:50:28 PM »
Begini saja, supaya argumenmu bisa diterima oleh siapa pun dalam buddhism,kamu tulis saja sanggahanmu tentang hidup dhutanga yang dipuji oleh Sang Buddha.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #77 on: 19 July 2012, 08:06:49 PM »
diperkuat dengan rujukan / referensi ;D
kalau tidak ada rujukan, kami anggap Anda sedang berilusi

Begini saja, supaya argumenmu bisa diterima oleh siapa pun dalam buddhism,kamu tulis saja sanggahanmu tentang hidup dhutanga yang dipuji oleh Sang Buddha.
« Last Edit: 19 July 2012, 08:08:43 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #78 on: 19 July 2012, 08:29:05 PM »
Begini saja, supaya argumenmu bisa diterima oleh siapa pun dalam buddhism,kamu tulis saja sanggahanmu tentang hidup dhutanga yang dipuji oleh Sang Buddha.
diperkuat dengan rujukan / referensi ;D
kalau tidak ada rujukan, kami anggap Anda sedang berilusi

nah.. anda sendiri sudah mulai tidak konsisten dengan ketikan anda sendiri :
Awal mengatakan : hasil penyendirian ke dalam hutan tidak membawa ke mana2..
Sekarang : hasil penyendirian ke dalam hutan hanya membawa pencerahan kecil..


Yang benar yang mana ? tidak membawa kemana2 atau pencerahan kecil ?
dan literatur please.

hanya akan dijawab seperti ini :
Kalau burung beo meniru Buddha dari luar saja, maka burung tetaplah burung
Jika burung beo mengerti Buddha dari luar dan dalam dan bisa meniru Buddha dari luar dan dalam, maka burung pun bisa menjadi Buddha.

Kalau mata hanya mempeletoti satu titik saja di alam yang luas ini, maka orang melek itu sama saja dengan orang buta, tidak mau melihat hal yang lain dan hanya melihat hal yang ingin dilihatnya.

sudah saya lihat banyak yang meminta referensi termasuk saya.. namun hasilnya ? nihil

makanya terus terang agak susah berdiskusi secara ilmiah dengan bro djoe.. karena dia memiliki pemikiran yang dia sendiri tanpa sadari melekat pada pemikiran itu sendiri.. dan celakanya tanpa ada referensi dari tipitaka yang jelas ..

akibatnya apa.. akan bolak balik hanya bisa mengeluarkan statement "puitis" :

"anda belum mengerti.." -> apakah bro djoe benar2 mengerti ? parameternya apa ? gak jelas juga
"anda hanya melihat apa yang ingin anda lihat" -> apakah saat ini bro djoe juga hanya melihat apa yang ingin bro djoe lihat ?
jika tidak.. tentu bro djoe bisa mempertanggungjawabkan statement nya dengan referensi

ibarat orang gila mengatakan paus itu ikan.. dan ketika kita menanyakan referensi, terus menerus hanya mengatakan.. anda belum mengerti.. tidak akan mencapai titik temu..

idealnya bro djoe sendiri memiliki itikad baik dalam berdiskusi dan tidak hanya mempertahankan ego semata tanpa literatur yang jelas
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #79 on: 19 July 2012, 09:38:15 PM »
burung beo teriak burung beo, maling teriak maling.... ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #80 on: 19 July 2012, 09:40:11 PM »
burung beo teriak burung beo, maling teriak maling.... ;D

salah, yg benar "lalat teriak lalat"

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #81 on: 19 July 2012, 09:43:37 PM »
burung beo teriak burung beo, maling teriak maling.... ;D
salah, yg benar "lalat teriak lalat"
salah juga.

belum mencapai, tapi pengen mencerahkan, melayani orang lain, tidak mungkin bisa tercerahkan kalau hidup di hutan, makanya dia itu pengen tercerahkan, melayani orang lain, mungkin dapat jackpot sesudah orang lain tercerahkan barulah dia mencapai pencerahan dengan tiba2.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #82 on: 20 July 2012, 03:10:33 PM »
satwa bodoh sedang membahas bodosatwa  :)) :))
« Last Edit: 20 July 2012, 03:12:41 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #83 on: 22 July 2012, 11:06:54 AM »
    Seseorang yang mempunyai pikiran yang tidak pantas, pikiran yang tidak menuju ke arah pencerahan dan welas asih di masa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat bagi dirinya dan batinnya dan hanya menciptakan penderitaan dan meciptakan karma negatif kemudian bertekad untuk berlatih dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang menuju welas asih dan pencerahan untuk menetralisirkan karma negatif di masa lalu.

    Dua orang yang mempunyai pikiran serakah dimasa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat dan hanya menciptakan penderitaan batin dan karma negatif.

    Yang satu berlatih pergi ke hutan dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang tidak serakah dari waktu ke waktu dengan tujuan menetralkan karma masa lalu untuk mencapai buah

    Yang satu berlatih pergi ke tempat dimana terdapat penderitaan dan berdiam dimasa sekarang dengan menciptakan pikiran yang murah hati dengan perbuatan nyata demi tujuan meringakan penderitaan orang lain tanpa memikirkan karma masa lalu dan sekarang.

    Yang pertama mengkonsentrasikan pada menetralkan pada karma diri sendiri
    Yang kedua mengkonsentrasikan pada meringankan penderitaan orang lain.

    Kadang dalam praktek kita tidak menyadari kita menjadi lebih ego ketimbang melepaskan ego.

    Yang manakah diantara ke dua yang akan mencapai buah pencerahan?

    Menjadi tidak serakah adalah setengah jalan pertama
    Murah hati adalah jalan lengkap dan sempurna
    Kenapa harus bersusah payah menjadi tidak serakah, jika hal itu bisa dicapai dengan murah hati dan perbuatan nyata dan bermanfaat bagi orang lain?
    Kenapa harus menunggu untuk menjadi tidak serahkah terlebih dahulu agar kita bisa bermurah hati pada orang lain? Agar kita bisa melakukan perbuatan manfaat pada orang lain di masa sekarang?

    Melepaskan ego adalah setengah jalan pertama
    Memberikan dirimu bagi orang lain adalah jalan lengkap dan sempurna.
    Kenapa harus melepaskan ego jika hal itu bisa dicapai dengan memberikan diri kita dan lebih bermanfaat bagi orang lain?
    Kenapa harus menunggu menjadi tanpa ego/diri dimana kita bisa mencapainya di masa sekraang dengan memberikan diri kita bagi orang lain dengan perbuatan nyata dan bermanfaat di masa sekarang?


Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #84 on: 22 July 2012, 01:33:19 PM »
    Seseorang yang mempunyai pikiran yang tidak pantas, pikiran yang tidak menuju ke arah pencerahan dan welas asih di masa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat bagi dirinya dan batinnya dan hanya menciptakan penderitaan dan meciptakan karma negatif kemudian bertekad untuk berlatih dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang menuju welas asih dan pencerahan untuk menetralisirkan karma negatif di masa lalu.

    Dua orang yang mempunyai pikiran serakah dimasa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat dan hanya menciptakan penderitaan batin dan karma negatif.

    Yang satu berlatih pergi ke hutan dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang tidak serakah dari waktu ke waktu dengan tujuan menetralkan karma masa lalu untuk mencapai buah

    Yang satu berlatih pergi ke tempat dimana terdapat penderitaan dan berdiam dimasa sekarang dengan menciptakan pikiran yang murah hati dengan perbuatan nyata demi tujuan meringakan penderitaan orang lain tanpa memikirkan karma masa lalu dan sekarang.

    Yang pertama mengkonsentrasikan pada menetralkan pada karma diri sendiri

bagaimana cara untuk menetralkan karma diri sendiri ?

Quote
Yang kedua mengkonsentrasikan pada meringankan penderitaan orang lain.

ajaran baru nih ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #85 on: 22 July 2012, 04:42:00 PM »
Lucu juga statementnya bro djoe yang ngotot "mengkonsentrasikan pada ringankan penderitaan orang lain" agar tidak dikatakan ego

Ilustrasinya begini, ada seorang pemuda ingin mengkonsentrasi menghilangkan penderitaan orang lain yang menderita kesakitan, apakah si pemuda itu langsung bisa hanya bermodal "konsentrasi"

Konsentrasi itu hendaknya ditujukan dulu ke si pemuda, misal dalam menyelesaikan studi kedokteran dan meraih gelar dokter, barulah si pemuda bisa meringankan penderitaan orang lain..

Begitu juga dengan Buddha, menemukan jalan pencerahan dalam bermeditasi, baru mengajarkannya kepada orang lain, dan Buddha TIDAK MENDAPATKAN PENCERAHAN ketika hanya bertekad / konsentrasi dan hidup di masyarakat ramai. Lihatlah mengapa Buddha meninggalkan semuanya terlebih dahulu..

Makanya terkadang statement om djoe ini cukup menyesatkan ;D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #86 on: 22 July 2012, 04:55:00 PM »

ideologi sperti ini yang digunakan untuk berargumen
makanya ndak ada yang nyambung ...

cobalah sdr. Djoe melepas ego ideologis tersebut ketika berdiskusi di DC
dan kami akan melihat, apakah Anda masi "keukeuh" dengan ego Anda mempertahankan ideologis tsb ?

jika masi "keukeuh" maka ego-NYA ada pada Anda,
semoga Anda bisa melihat ego Anda sendiri tanpa harus menunjuk2 ego orang lain.

Spoiler: ShowHide
    Seseorang yang mempunyai pikiran yang tidak pantas, pikiran yang tidak menuju ke arah pencerahan dan welas asih di masa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat bagi dirinya dan batinnya dan hanya menciptakan penderitaan dan meciptakan karma negatif kemudian bertekad untuk berlatih dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang menuju welas asih dan pencerahan untuk menetralisirkan karma negatif di masa lalu.

    Dua orang yang mempunyai pikiran serakah dimasa lalu dan menyadari bahwa pikiran tersebut tidak bermanfaat dan hanya menciptakan penderitaan batin dan karma negatif.

    Yang satu berlatih pergi ke hutan dan berdiam di masa sekarang dan menciptakan pikiran yang tidak serakah dari waktu ke waktu dengan tujuan menetralkan karma masa lalu untuk mencapai buah

    Yang satu berlatih pergi ke tempat dimana terdapat penderitaan dan berdiam dimasa sekarang dengan menciptakan pikiran yang murah hati dengan perbuatan nyata demi tujuan meringakan penderitaan orang lain tanpa memikirkan karma masa lalu dan sekarang.

    Yang pertama mengkonsentrasikan pada menetralkan pada karma diri sendiri
    Yang kedua mengkonsentrasikan pada meringankan penderitaan orang lain.

    Kadang dalam praktek kita tidak menyadari kita menjadi lebih ego ketimbang melepaskan ego.

    Yang manakah diantara ke dua yang akan mencapai buah pencerahan?

    Menjadi tidak serakah adalah setengah jalan pertama
    Murah hati adalah jalan lengkap dan sempurna
    Kenapa harus bersusah payah menjadi tidak serakah, jika hal itu bisa dicapai dengan murah hati dan perbuatan nyata dan bermanfaat bagi orang lain?
    Kenapa harus menunggu untuk menjadi tidak serahkah terlebih dahulu agar kita bisa bermurah hati pada orang lain? Agar kita bisa melakukan perbuatan manfaat pada orang lain di masa sekarang?

    Melepaskan ego adalah setengah jalan pertama
    Memberikan dirimu bagi orang lain adalah jalan lengkap dan sempurna.
    Kenapa harus melepaskan ego jika hal itu bisa dicapai dengan memberikan diri kita dan lebih bermanfaat bagi orang lain?
    Kenapa harus menunggu menjadi tanpa ego/diri dimana kita bisa mencapainya di masa sekraang dengan memberikan diri kita bagi orang lain dengan perbuatan nyata dan bermanfaat di masa sekarang?

Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #87 on: 23 July 2012, 07:17:26 PM »
Makanya terkadang statement om djoe ini cukup menyesatkan ;D

point2 ini yg dijadikan patokan oleh satu tradisi/aliran dan terus bertransformasi sampai sekarang.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #88 on: 23 July 2012, 10:34:04 PM »
ayo semangat  om djoe
Samma Vayama

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #89 on: 24 July 2012, 08:57:27 AM »
Mari kita lihat mana yang lebih ego. 1. Mereka yang hidup di kota ramai,segala fasilitas boleh dikatakan sudah ada, mau makan disediakan dengan segala menu ditambah cia pou,mau mandi dan buang air besar sudah ada tempat,mau tidur tinggal nyalakan AC dan ranjang sudah empuklah. Bosan,tinggal main gadget daripada membaca buku dharma,kemana-mana ada yang antarin dan mobil tersedia,baju cukup dan mungkin pembantu yang cuci dll............ lalu apakah mereka ini MUDAH mencapai pencerahan atau tambah susah dirawat? 2.Mereka yang hidup menyendiri,apalagi yang di hutan dan gunung. Makan,jalan kaki keluar cari sendiri,itu kalau dapat dan makan apa adanya. Mandi tidak ada sabun,mau buang air besar dan kecil harus hati-hati,takut ada makhluk kecil yang tertimpa air bah dan longsoran tinja.Tidur,kasur seempuk tanah dan batu,musiknya dinyanyikan para penghuni hutan. Baju cuci sendiri apa adanya dll............... apakah orang-orang ini merepotkan orang lain? Apa yang didapat? Paling tidak mereka tidak merepotkan orang lain dan merusak lingkungan,batin mereka lebih terkendali dan matang tenang.

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #90 on: 24 July 2012, 09:24:32 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #91 on: 24 July 2012, 09:29:46 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.
Wah wah....  ::)   apakah dengan demikian mereka kembali ke jalan sravakayana?   :-? :whistle: ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #92 on: 24 July 2012, 09:56:28 AM »
Dalam tradisi aliran Buddhism apapun ada cara latihan Dhutanga nya. Sekedar contoh saja. Kalau ada yang pernah pergi ke Gunung JIU HUA SAN,gunung sucinya bagi KSITIGHARBA BODHISATVA,maka akan tahu betapa para bhiksu disana hidup dalam kesederhanaan yang prihatin di cuaca yang sangat dingin,makanan sehari-hari boleh dikatakan cuma bubur dan sayur asin lobak. Bhiksu-bhiksunya pada kurus tapi anehnya raut muka mereka cerah-cerah. Setiap kepala viharanya pasti pernah menjalani dhutanga selama beberapa tahun di gua-gua yang ada disekitar pengunungan itu dan semua kepala viharanya meninggalkan relic setelah meninggalkan jasmaninya.Kalau kebetulan beruntung diperkenankan masuk ke ruang  para leluhur maka kita bisa melihat peninggalan relic para bhiksu. Bhiksu-bhiksu yang hidup disini tak mau dan tidak suka keramaian,hanya menjalani kegiatan sehari-hari dan berlatih meditasi.

ada 13 praktik Dhutanga yaitu
Quote
Group One: Dhutanga Connected with Robes: (1) Refuse-Rag-Wearer’s Practice, and (2) Triple-Robe Wearer’s Practice,

Group Two: Dhutanga Connected with Alms-food: (3) Alms-Food-Eater’s Practice, (4) House-to-House-Seeker’s Practice, (5) One-Sessioner’s Practice, (6) Bowl-Food-Eater’s Practice, (7) Later-Food-Refuser’s Practice,

Group Three: Dhutanga Connected with the Resting Place: (8) Forest-Dweller’s Practice, (9) Tree-Root-Dweller’s Practice, (10) Open-Air-Dweller’s Practice, (11) Charnel-Ground-Dweller’s Practice, (12) Any-Bed-User’s Practice, and

Group Four: Dhutanga Connected with Energy: (13) Sitter’s Practice.

Dhutanga yg mana yg anda maksudkan?

Offline senbudha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 209
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #93 on: 24 July 2012, 10:21:18 AM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #94 on: 24 July 2012, 10:28:31 AM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

Oh... anda yg membuat pernyataan bahwa para bhiksu dari aliran lain itu juga mempraktikkan Dhutanga, saya pikir anda tahu, yah tidak apa2 jika ternyata anda cuma sekedar asal cuap2 saja.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #95 on: 24 July 2012, 01:11:36 PM »
Anda harus tanyakan pada masing-masing bhiksu tersebut kalau mau tahu. Adalah terserah mereka mau praktekkan yang mana,bukan urusanku dan urusanmu.Lagian tidak diumumkan mereka mau praktekkan yang mana? Lagian apakah masalah buatmu kalau mereka tidak kasih tahu yang mana?

kok sensi ya ! :o
test case  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline vajra.chedika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #96 on: 23 August 2012, 11:27:36 PM »
Yg dimaksud dlm topik diskusi ini mengacu pd warna semangat altruistik, jd bukan dlm artian harfiahnya. Sebetulnya ada 3 macam:
1. Saya dulu mencapai kebebasan baru yg lain saya tolong
2. Barengan mencapai kebebasan
3. Saya terakhir

Jgn dibayangkan sbg implementasinya di lapangan. Ini murni cuma tendensi/preferensi masing2 individu dlm menumbuhkan semangatnya.

Offline siswahardy

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 615
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #97 on: 24 August 2012, 12:13:46 AM »
Yg dimaksud dlm topik diskusi ini mengacu pd warna semangat altruistik, jd bukan dlm artian harfiahnya. Sebetulnya ada 3 macam:
1. Saya dulu mencapai kebebasan baru yg lain saya tolong
2. Barengan mencapai kebebasan
3. Saya terakhir

Jgn dibayangkan sbg implementasinya di lapangan. Ini murni cuma tendensi/preferensi masing2 individu dlm menumbuhkan semangatnya.

sedari awal saya sudah berusaha menyampaikannya,
tapi memang sulit kalau kita terpaku pada satu perspektif saja

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #98 on: 21 November 2012, 04:05:04 PM »
Mari kita lihat mana yang lebih ego. 1. Mereka yang hidup di kota ramai,segala fasilitas boleh dikatakan sudah ada, mau makan disediakan dengan segala menu ditambah cia pou,mau mandi dan buang air besar sudah ada tempat,mau tidur tinggal nyalakan AC dan ranjang sudah empuklah. Bosan,tinggal main gadget daripada membaca buku dharma,kemana-mana ada yang antarin dan mobil tersedia,baju cukup dan mungkin pembantu yang cuci dll............ lalu apakah mereka ini MUDAH mencapai pencerahan atau tambah susah dirawat? 2.Mereka yang hidup menyendiri,apalagi yang di hutan dan gunung. Makan,jalan kaki keluar cari sendiri,itu kalau dapat dan makan apa adanya. Mandi tidak ada sabun,mau buang air besar dan kecil harus hati-hati,takut ada makhluk kecil yang tertimpa air bah dan longsoran tinja.Tidur,kasur seempuk tanah dan batu,musiknya dinyanyikan para penghuni hutan. Baju cuci sendiri apa adanya dll............... apakah orang-orang ini merepotkan orang lain? Apa yang didapat? Paling tidak mereka tidak merepotkan orang lain dan merusak lingkungan,batin mereka lebih terkendali dan matang tenang.


Praktik tidak mencari merupakan praktik lanjutan karena ia merupakan praktik tanpa-diri. Sementara adalah wajar bagi orang yang mulai mempelajari dan mempraktikkan Buddhisme demi keuntungan mereka sendiri, akhirnya, melalui praktik, keegoisan mereka berguguran. Mereka mendapati diri mereka sibuk karena orang lain memerlukan bantuan mereka, dan mereka menyediakan apa yang dibutuhkan. Orang seperti itu bahkan tidak lagi berpikir tentang mencapai pencerahan.

Bila kamu telah berhenti khawatir soal pencapaianmu sendiri, maka kamu telah tercerahkan. Jika tidak demikian, akan selalu ada pikiran berkelana yang halus dan keterikatan pada keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Jika kamu ingin membebaskan diri dari segala kekotoran batin dan penderitaan duniawi dan jika kamu menginginkan pembebasan, kamu masih melekat pada dirimu. Hanya ketika kamu tidak memiliki kekhawatiran soal pencerahanmu sendiri, maka kamu benar-benar dapat tercerahkan. Praktik tidak mencari merupakan praktik keadaan tercerahkan.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #99 on: 21 November 2012, 04:35:43 PM »

Praktik tidak mencari merupakan praktik lanjutan karena ia merupakan praktik tanpa-diri. Sementara adalah wajar bagi orang yang mulai mempelajari dan mempraktikkan Buddhisme demi keuntungan mereka sendiri, akhirnya, melalui praktik, keegoisan mereka berguguran. Mereka mendapati diri mereka sibuk karena orang lain memerlukan bantuan mereka, dan mereka menyediakan apa yang dibutuhkan. Orang seperti itu bahkan tidak lagi berpikir tentang mencapai pencerahan.

Bila kamu telah berhenti khawatir soal pencapaianmu sendiri, maka kamu telah tercerahkan. Jika tidak demikian, akan selalu ada pikiran berkelana yang halus dan keterikatan pada keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Jika kamu ingin membebaskan diri dari segala kekotoran batin dan penderitaan duniawi dan jika kamu menginginkan pembebasan, kamu masih melekat pada dirimu. Hanya ketika kamu tidak memiliki kekhawatiran soal pencerahanmu sendiri, maka kamu benar-benar dapat tercerahkan. Praktik tidak mencari merupakan praktik keadaan tercerahkan.
Saya punya banyak teman beragama lain yang tidak pernah tahu apalagi khawatir masalah 'pencapaian', berarti mereka telah tercerahkan donk yah?

Yang bold biru, mungkin seperti orang sakit ingin sembuh, berusaha untuk sembuh, makan obat untuk sembuh, berarti orang itu sakit. Kalau sudah pasrah nunggu ko'it, tidak lagi berusaha, maka ia telah sembuh. ;D

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Filosofi Mahayana Mencapai Nirvana Bersama-sama
« Reply #100 on: 22 November 2012, 08:50:55 AM »
Saya punya banyak teman beragama lain yang tidak pernah tahu apalagi khawatir masalah 'pencapaian', berarti mereka telah tercerahkan donk yah?

Yang bold biru, mungkin seperti orang sakit ingin sembuh, berusaha untuk sembuh, makan obat untuk sembuh, berarti orang itu sakit. Kalau sudah pasrah nunggu ko'it, tidak lagi berusaha, maka ia telah sembuh. ;D

 :)) :)) :))
 :'( :'( :'(

 

anything