//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: J KrishnaMurti  (Read 176322 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #105 on: 17 April 2008, 11:26:35 AM »

Jadi, saya lebih suka tidak memakai perumpamaan mikroskop, melainkan cukup melihat diri sendiri dengan mata telanjang, secara pasif, tanpa melakukan apa-apa, tanpa perlu alat, metode, cara, konsep apa pun.. :)


Salam Pak Hud...

Diskusi menjadi semakin menarik nih.

Saya ada tambahan sedikit:
Teknik apapun yg dipakai untuk mencapai 'padamnya si aku', pada praktiknya harus diusahakan 'diterapkan setiap saat'. Mengamati secara pasif harus dilatih untuk 'diterapkan di setiap moment keseharian'.

Ini saja sedikit opini dari saya...

Frens silahkan lanjut...

 _/\_

::





Salam jumpa kembali, Rekan Willibordus. :)

Tidak ada teknik apa pun untuk "memadamkan aku", tidak ada teknik apa pun untuk "sadar setiap saat". :)

Di sinilah sulitnya vipassana. ... Si aku ini licin sekali seperti belut, ... ketika pikiran merasa "paham" bahwa si aku ini harus padam, dan sadar/eling itu harus terjadi terus-menerus dari saat ke saat, ... maka si aku ini lolos dari pengamatan, dan menempatkan diri lagi menjadi si pengendali, si pengatur di atas, lalu menuntut: "kasih saya teknik untuk memadamkan aku, untuk sadar terus-menerus." :) ... Itu adalah gerak pikiran/si aku lagi, Rekan Willibordus. :)  ... Jadinya nanti seperti seekor anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri ... ya mustahillah tertangkap. :)

Jadi, bagaimana? ... Mari saya ambil satu contoh konkrit yang sering kita alami:

Kita semua pernah melamun, bukan? ... Lamunan yang enak, berlangsung beberapa menit ... Lalu, tiba-tiba saya sadar, bahwa saya sedang melamun ... pada detik itu, ke mana lamunan saya? ... lenyap, bukan? tanpa sengaja dilenyapkan, tanpa ditekan, tanpa dilawan ... (sekalipun sedetik kemudian bisa lamunan itu bisa muncul kembali.).

Sekarang saya tanya: sadarnya saya itu, apakah direncanakan? apakah ada polanya? apakah ada tekniknya? ... tidak, bukan ... saya lagi enak-enak melamun beberapa lama, tahu-tahu saya sadar ... saya tidak tahu dari mana datangnya sadar itu ... tidak ada tekniknya.

Apalagi untuk sadar terus-menerus ... sama sekali tidak ada tekniknya! ... Cuma ada satu kiat: JANGANLAH BERUSAHA UNTUK SADAR, melainkan sadarilah saat-saat ketika ANDA SEDANG TIDAK SADAR (Ini gampang mengatakannya, tapi sekali lagi, tidak ada tekniknya ...)

Seperti ketika sedang melamun tadi (tidak sadar), kalau muncul sadar, maka lamunan itu seketika berhenti. ... Tapi itu tidak bisa diupayakan, tidak bisa dilatih. ... Kalau dia datang, Anda beruntung ... kalau tidak, next time better :) ... tetapi tetaplah berada pada saat sekarang, dalam keadaan sadar/eling atau tidak sadar/melamun, ... jangan berpikir: "Aku harus sadar terus-menerus, dari saat ke saat."

Itulah sejauh yang bisa didiskusikan. ... Selebihnya terjunlah ke air: kalau mau bisa berenang, harus terjun ke air, jangan cuma mendiskusikan bagaimana cara berenang yang baik. :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 17 April 2008, 11:49:05 AM by hudoyo »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: J KrishnaMurti
« Reply #106 on: 17 April 2008, 11:35:38 AM »
Apakan mungkin rakit yang lain bisa mengantarkan ke pantai seberang? Karena rakit yang lain itu harus ada ijin yang punya lho? Hanya rakit di buddhis perasaan aye nih yang mengajarkan tiada aku. Memang bener rakit itu akhirnya ditinggalkan sih sehingga tdk melekat.

*aye juga masih buta neh*
« Last Edit: 17 April 2008, 11:37:16 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #107 on: 17 April 2008, 12:03:45 PM »
 _/\_
Pak Hud,

Sudah lama tidak jumpa, sudah kangen juga  ;D.

Sehari2 saya biasanya kongkow dengan kawan2 DiCiner's disini  :) Beberapa hari yg lalu Benny mengusulkan untuk mengundang Pak Hud kesini, saya sangat antusias, karena saya yakin banyak pengalaman Pak Hud yg bisa dibagi untuk kami semua disini.

Terima kasih atas tanggapan Pak Hud.

Berusaha untuk 'Tetap Sadar' adalah sangat berbeda dengan berpikir 'Aku harus sadar terus menerus'. Kedengarannya membingungkan. ;D Namun, contoh 'Melamun' tsb menurut sy sangat bagus, sangat membantu untuk mengerti / membayangkan apa itu 'tersadarkan', meskipun tidak persis begitu, tapi setidaknya bisa membantu.


Salam,
Willibordus

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: J KrishnaMurti
« Reply #108 on: 17 April 2008, 12:13:56 PM »
Jadi, saya lebih suka tidak memakai perumpamaan mikroskop, melainkan cukup melihat diri sendiri dengan mata telanjang, secara pasif, tanpa melakukan apa-apa, tanpa perlu alat, metode, cara, konsep apa pun.. :)
ngarti, pak.

mengenai metode, di manakah letak problemnya kalo kita meditasi dengan suatu metode, katakanlah meditasi ketenangan memperhatikan keluar masuk nafas?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #109 on: 17 April 2008, 01:00:08 PM »
Memang sebenarnya pada saat seseorang sudah masuk pada praktek Dhamma, segala label terkikis habis, pikiran2lah menyebabkan delusi. Tetapi label dalam bentuk teori diperlukan tatkala kalyanimita yg sesungguhnya sangat sulit ditemukan dan juga untuk menjadi pedoman tentang arah sebuah jalan bagi mereka yg baru memulai dalam praktek.

Saya ada pertanyaan lagi untuk Pak Hudoyo, sepanjang yg saya pahami tentang tahapan paling terakhir sebelum mencapai Nibbana atau penghentian terakhir atau momen terakhir yg harus dipatahkan adalah atta itu sendiri yg akhirnya menembus anatta. Benarkah demikian? _/\_

Jawaban saya sebaiknya saya gabung dengan jawaban untuk Rekan Ryu, ya, karena substansinya hampir sama. :)

Bukannya rakit dibutuhkan untuk mencapai pantai sebrang? Kalo rakitnya salah ato bocor ya gak akan sampe yah.

'Atta' itu apa? ... 'atta' itu bukan sesuatu yang tersembunyi di dalam lubuk batin kita, yang baru terbongkar nanti pada "akhir perjalanan" menuju 'nirwana'. ...

'Atta' adalah segala sesuatu yang ada dalam batin kita sekarang: pikiran, perasaan, keinginan, ketidaksenangan, harapan, kekecewaan, kepercayaan, iman, ajaran agama, pengetahuan, pengalaman, ... semua itu adalah 'atta'.

Jadi, 'atta' itu harus disadari SEKARANG, bukan NANTI. ... Dan yang menarik ialah, setiap kali 'atta' itu disadari--dalam wujud apa pun--ia pasti LENYAP seketika itu juga ... sekalipun sesaat lagi bisa muncul kembali dalam bentuk lain atau bentuk yang semula.

*****

Sekarang tentang "rakit", "jalan", "metode" atau apa pun istilahnya. ... Itu semua adalah sifat-sifat dari suatu AGAMA, termasuk Agama Buddha. Tiap agama mempunyai "tujuan", "goal"; dan untuk mencapai goal itu, di masa depan tentunya, ditawarkan sebuah "rakit", "jalan", "syariat", "metode", apa pun namanya. Jadi inilah kebiasaan berpikir manusia dalam meproses masalah spiritual di dalam agama, tidak ubahnya seperti ia memproses setiap masalah duniawi yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selalu ada: (1) tujuan: (2) cara/metode, dan (3) waktu untuk mencapainya (di masa depan).

Mohon dipahami ini dulu baik-baik, sebelum kita membahas bagaimana halnya dalam MEDITASI. Pengalaman kesadaran dalam MEDITASI sangat berbeda dengan hasil pemikiran/renungan dalam AGAMA.

Terutama tentang WAKTU. Apabila Anda sadar/eling, sehingga pikiran berhenti, maka kesadaran tentang WAKTU pun berhenti: tidak ada lagi masa lampau dan masa depan dalam kesadaran kita:yang ada adalah saat kini yang terus-menerus mengalir, tapi tidak ada kesadaran "mengalir dari mana" atau "mengalir ke mana". Dalam keadaan itu, segala konsep-konsep & pemikiran-pemikiran yang berhubungan dengan waktu pun berhenti: tidak ada lagi tujuan "mencapai pantai seberang", tujuan "lenyapnya aku" dsb dsb. Karena tidak ada lagi "tujuan", "pantai seberang" dsb, maka tidak relevan lagi bicara atau mikir-mikir tentang "rakit", tentang "jalan" dsb.

Yang ada tinggallah saat kini dengan apa yang ada, yakni batin ini, yang terus berubah, timbul tenggelam, kadang-kadang hening, kadang-kadang ribut. Keheningan dan berhentinya pikiran/aku yang cepat atau lambat datang, akan datang ketika tidak diharapkan, seperti pencuri di waktu malam, ketika si aku yang mengharap-harap tidak ada lagi.

Begitulah ajaran Jalan Suci Berfaktor Delapan, Empat Kebenaran Suci dsb tidak relevan lagi dalam kesadaran vipassana, ketika orang mulai duduk diam mengamati pikirannya sendiri. Ketika orang mulai duduk diam, itulah LANGKAH PERTAMA, yang sekaligus adalah LANGKAH TERAKHIR.

Saya tidak tahu, apakah Anda memahami ini atau tidak. Kalau tidak, saya sarankan, ikutilah retret vipassana; Anda akan melihat secara langsung semuanya yang dibicarakan di sini.

Salam,
Hudoyo


« Last Edit: 17 April 2008, 01:45:17 PM by Sumedho »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #110 on: 17 April 2008, 01:58:24 PM »
ngarti, pak.

mengenai metode, di manakah letak problemnya kalo kita meditasi dengan suatu metode, katakanlah meditasi ketenangan memperhatikan keluar masuk nafas?

Tidak ada problem ... silakan saja. :)
Meditasi seperti itu mempunyai tujuan tertentu--dalam hal ini, ketenangan--jadi ada metodenya untuk mencapai tujuan itu.

Kadang-kadang meditasi pernapasan (anapanasati) saya lakukan bila pikiran sedang kacau karena banyak problem di kantor. Tapi dengan meditasi ketenangan tidak akan diperoleh pemahaman diri, kearifan & kebebasan. Meditasi ketenangan semata-mata bukanlah vipassana.

Salam,
hudoyo

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: J KrishnaMurti
« Reply #111 on: 17 April 2008, 02:04:25 PM »
Terima kasih Pak Hudoyo, saya paham sekarang dan penjelasan Anda langsung straight to the point. dan saya sungguh terkesan kalimat Anda " Langkah pertama, yg sekaligus adalah langkah terakhir". Benar2 membuka hati saya.

 _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #112 on: 17 April 2008, 02:13:47 PM »
Amituofo  ^:)^

Salam,
Hudoyo
« Last Edit: 17 April 2008, 02:18:33 PM by hudoyo »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: J KrishnaMurti
« Reply #113 on: 17 April 2008, 03:42:37 PM »

Silakan lakukan masing-masing, saya tidak ingin menilai JK :)
mengapa Pak Hud langsung menuju pada kesimpulan bahwa saya bilang pikiran, ucapan, dan tindakan JK tidak selaras?
Justru itu suatu pertanyaan untuk direnungkan bersama, sambil melihat catatan "karir" JK.....silakan yg berminat untuk mencari tahu, saya rasa itu penting sebagai informasi tambahan.

bow and respect,

menanggapi kata "catatan karir JK" yg dimaksud oleh Samanera Nyanabhadra,
apakah ini yg Samanera maksudkan? mohon bimbingannya:

Quote
In 1932, at the age of thirty-seven, Krishnamurti entered into a personal relationship with Rosalind Rajagopal, the wife of his long time associate D. Rajagopal. It was only with the publication of the book, "Lives in the Shadow of J. Krishnamurti" by Radha Rajagopal Sloss, in 1991, that knowledge of the affair was made public.

terjemahan bebas dari saya (mohon koreksinya):

tahun 1932, pada usia 37, JK mempunyai "hubungan pribadi" dg Rosalind Rajagopal.
pernyataan itu dinyatakan oleh Radha Rajagopal Sloss melalui buku yg berjudul "Hidup dalam Bayangan JK" :P pada thn 1991.

IMO, hal tsb hanyalah sebuah pernyataan dari Radha yg tidak dapat (saya) dibuktikan...

Quote
Radha Rajagopal Sloss adalah
anak perempuan dari Rosalind Rajagopal.

Suami dari Rosalind atau ayah dari Radha adalah
Desikacharya Rajagopal.

Desikacharya Rajagopal adalah
associate (teman? rekan? partner?) JK yg sudah lama.

CMIIW

salam metta,
:lotus:
« Last Edit: 17 April 2008, 03:44:08 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: J KrishnaMurti
« Reply #114 on: 17 April 2008, 04:33:18 PM »
Bukannya rakit dibutuhkan untuk mencapai pantai sebrang? Kalo rakitnya salah ato bocor ya gak akan sampe yah.

Memang, tetapi di Sutta lain disebutkan, rakit harus ditinggalkan, jangan melekat pada rakit.

setahuku, rakit dibutuhkan utk mencapai pantai seberang.
Kalau sudah tiba di seberang, ya rakitnya harus ditinggalkan, bukan utk dilekati.
BUT, kalau belum nyampe di seberang, tapi rakitnya udah dibuang.. gimana atuh???
kata Suhu Sumedho: Selamat! Silahkan Anda berenang sekuat tenaga ke tepian...   8)
itu pun kalo selamet, ga tenggelam... :P
kalau Anda tenggelam, selamat! Anda belum beruntung...
SAMSARA NO WAY OUT !!!


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: J KrishnaMurti
« Reply #115 on: 17 April 2008, 06:11:06 PM »
Pantai seberang mungkin adalah pantai ini

    ... Anda ingin sampai ke pantai seberang dengan cara apa pun, dan Anda berenang mati-matian, tanpa tahu di mana pantai seberang itu. Pantai seberang itu mungkin adalah pantai ini, jadi Anda berenang menjauhinya. Jika saya boleh memberikan saran: berhentilah berenang. Ini tidak berarti Anda harus menjadi seperti orang bebal, hidup seperti tumbuhan atau berpangku tangan saja, alih-alih Anda harus eling secara pasif, tanpa memilih-milih apa pun, tanpa mengukur; lalu lihat apa yang terjadi. Mungkin tidak terjadi apa-apa; tetapi jika Anda mengharapkan lonceng itu berdentang lagi, jika Anda mengharapkan semua perasaan dan kenikmatan itu kembali lagi, maka Anda berenang ke arah yang salah. Untuk hening dibutuhkan energi besar; berenang menghabiskan energi itu. Anda membutuhkan seluruh energi Anda untuk keheningan batin, dan hanya di dalam kekosongan, di dalam kekosongan sempurna, sesuatu yang baru bisa muncul.

J Krishnamurti - Eight Conversations, 5
[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]

comot dari thread Pak Hudoyo di kaskus neh...
minta izinnya Pak! ^:)^
soalnya kata pantai lagi hot... :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: J KrishnaMurti
« Reply #116 on: 17 April 2008, 07:02:47 PM »
wah masih ingat aja becandaan rakit itu. nga ketemu di threadnya nih, masuk ke topic mana itu thread... ???

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,721.0.html
There is no place like 127.0.0.1

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: J KrishnaMurti
« Reply #117 on: 17 April 2008, 09:05:22 PM »
jadi binun nih aye  :o
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: J KrishnaMurti
« Reply #118 on: 17 April 2008, 09:09:27 PM »
jadi binun nih aye  :o
Knapa binun bro?
IMO rakit2 adalah step2 nya..pegangan.. pada saat di tengah sungai kan rakit harus dipegang kuat biar jangan keceburrr...
Samma Vayama

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: J KrishnaMurti
« Reply #119 on: 17 April 2008, 09:18:22 PM »
jadi binun nih aye  :o
Knapa binun bro?
IMO rakit2 adalah step2 nya..pegangan.. pada saat di tengah sungai kan rakit harus dipegang kuat biar jangan keceburrr...


Baca yang ini nih :

Quote
Pantai seberang mungkin adalah pantai ini

    ... Anda ingin sampai ke pantai seberang dengan cara apa pun, dan Anda berenang mati-matian, tanpa tahu di mana pantai seberang itu. Pantai seberang itu mungkin adalah pantai ini, jadi Anda berenang menjauhinya. Jika saya boleh memberikan saran: berhentilah berenang. Ini tidak berarti Anda harus menjadi seperti orang bebal, hidup seperti tumbuhan atau berpangku tangan saja, alih-alih Anda harus eling secara pasif, tanpa memilih-milih apa pun, tanpa mengukur; lalu lihat apa yang terjadi. Mungkin tidak terjadi apa-apa; tetapi jika Anda mengharapkan lonceng itu berdentang lagi, jika Anda mengharapkan semua perasaan dan kenikmatan itu kembali lagi, maka Anda berenang ke arah yang salah. Untuk hening dibutuhkan energi besar; berenang menghabiskan energi itu. Anda membutuhkan seluruh energi Anda untuk keheningan batin, dan hanya di dalam kekosongan, di dalam kekosongan sempurna, sesuatu yang baru bisa muncul.

J Krishnamurti - Eight Conversations, 5
[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]

Sound like Nibbana, but .....?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))