jelas tidak mungkin belajar samatha apalagi vipasana dari buku.
sutta adalah yg didengar dan diulang, dihapal dan ditulis dalam pitaka.
tidak ada hubungannya sama sekali dengan nyana, apalagi metode praktek.
jika benar ada hubungannya, sejak dahulu pertapa sidharta bersamadi
dibawah pohon bodhi dengan membawa buku.
pertanyaan membodohi, tidak mendidik.
Namaste Bro Lautan..
Terima kasih atas komentarnya..
Mohon maaf bila pertanyaan saya menyakiti..
Saya menanyakan pertanyaan tersebut bertujuan agar dapat lebih cepat mengetahui, karena sudah saya cari pada Tipitaka dgn bahasa Pali yg sy download dari Tipitaka.net, saya tidak menemukan istilah vipassana disana, mungkin karena istilan vipassana pada jaman itu berbeda.
Ada keinginan untuk menemukan dan mengetahui dengan jelas, tentang metode meditasi pandangan terang di jaman Buddha, karena menurut pribadi saya metode yang diajarkan di jaman sekarang ini sedikit bias.
Pada intinya, saya sedang mencari rincian penjelasan, bagaimana kondisi / proses batin seseorang sehingga dapat menyebrang, dari yang tadinya seorang Puttujhana, menjadi seorang Ariya.
Untuk contoh saja, kita tidak dapat melakukan koreksi terhadap kesalahan / apa yang kita lakukan dimasa lalu, tapi untuk dapat mengendapkan pikiran yang bergejolak karena penyesalan, ketakutan, dll. dapat dilakukan, yaitu dengan menjaga sila, dan dengan kesadaran yang tidak terputus. Tetapi, apakah dengan cara yang sama seseorang dapat menyebrang?
Demikian lah maksud pertanyaan saya..
Kepada Bro Suwarto, Mas Tidar, Dan Seniya, saya ucapkan banyak terima kasih.