"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)
sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?
pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh
Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.
Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan, pertanyaan mengapa media air?
Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?
1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah
Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.
Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.
Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.
Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.
Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.
Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.
Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.