//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?  (Read 112783 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
momod dan glamod seharusnya netralll gt, mana boleh bertindak sewenang wenang. =)) =)) =))

saya harap para momod bertindak sesuai tugasnya sbg momod

 ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Sekali lagi, semoga selanjutnya kembali ke topik awal yaitu baca Sutra + bulu Bebek Mandarin = pernikahan harmonis. Saya tahu masing-masing pihak masih tidak terima, tetapi posting OOT di sini sudah terlalu banyak. Jadi mohon pengertian semua pihak.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
 [at] kainyn sebaiknya mulai dari post saya post kalau ada yang tidak berhubungan dengan thread ini di hapus saja, atau kalau mau di lock saja menunggu apakah mahayana mau meneruskan dan memberikan penjelasan atau mau mundur dari diskusi ini, daripada malah melebar kemana2.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Kalau sdr forte sudah mengetahui kalau sdr riky secara umur masih muda, tetapi cara sdr forte terhadap riky juga kelihatannya mengintimidasi. Terus terang saya ada PM riky, saya jelaskan secara baik baik dan diterima sehingga hasilnya riky mundur dr polemik tersebut. Kalau mengenai debat antara theravadin dan mahayanis, rasanya saya juga dr dulu juga sudah banyak terjun menyikapinya. Karena saya merasa sudah tidak ada titik temunya yah saya akhiri saja. Dan kayaknya di masa masa mendatang polemik/persoalan debat antara konsep theravada dan mahayana itu pasti bakalan muncul lagi, karena terus bertambahnya member member yg kritis. Lantas apakah semuanya harus dibungkam dgn pembahasan yg tidak substansial seperti tata bahasa dan semacamnya. Saya setuju kalau tata bahasa yg etis itu penting, tetapi jgn terus menerus di polemikkan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[at] kainyn sebaiknya mulai dari post saya post kalau ada yang tidak berhubungan dengan thread ini di hapus saja, atau kalau mau di lock saja menunggu apakah mahayana mau meneruskan dan memberikan penjelasan atau mau mundur dari diskusi ini, daripada malah melebar kemana2.
Saya pikir tidak perlu di-lock dulu jadi kalau ada yang sewaktu-waktu mau memberi info, bisa langsung post di sini. Kita juga menunggu hasil eksperimen Bro marcedes terhadap sutra ini, sampai sejauh mana kemajuannya. Tetapi untuk berikutnya, yang tidak berhubungan dengan topic, saya akan delete tanpa pemberitahuan lagi. Harap maklum.


Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Dear all,

Dalam Mahayana memang ada Sutra2 yang sifatnya memberi manfaat secara duniawi.  Kekuatan yang bersifat metafisik itu ada bukan tidak ada. 
Dharma diajarkan dengan memberi manfaat kepada siapa pun yang merasa cocok, sehingga ada yang bersifat lokiya, ada yang bersifat lokuttara, ada yg bersifat Neyartha ada yg bersifat Nitharta, ada yang bersifat  paramartha, ada yang bersifat samvrti.  Semua ditujukan tergantung pada makhluk yang berbeda-beda karakternya.
Dan satu hal lagi, kaidah penafsiran sutra mahayana tidaklah sekedar dilihat secara tersurat, apalagi secara sepotong-sepotong. Sutra-sutra itu seperti sebuah jaringan yang saling terkait satu sama lain, sehingga tidak selalu dilihat secara satu sisi saja.  Dalam konteks Mahayana , sutra seperti sebuah jejaring (net).
 
Saya tidak ingin mendebatkan isi sutra ini. Tapi mohon diingat
Sekotor apapun pandangan saudara2 terhadap sebuah sutra, adalah tidak baik bersikap  menyindir (dgn cara yg sangat halus ) atau mentertawakannya.   
 oleh karena itu mohon kendalikan batin masing2. karena akan merugikan diri sendiri , dan tidak membawa pada kemajuan. Kita sama2 merasa diri sebagai siswa Buddha, maka minimal mari berusaha bersikap seperti yang dipuji oleh para ariya.
 
 _/\_
 



Seingat saya, dalam Tripitaka memank terbagi menjadi beberapa segmen dan bagian. Bahkan ada sutra yang bukan berasal dari ucapan Sakyamuni Buddha sendiri, tetapi "disetarakan" kualitas-nya dengan sutra, seperti sutra altar oleh Hui Neng.
Dalam topik ini, termasuk dalam  bagian manakah sutra ini?

NB: Dlm tradisi penamaan China,  Sang Buddha Gotama biasa umum dipanggil Sakyamuni Buddha (Se Cia Mu Ni Fo), karena merujuk pada Buddha yang berasal dari suku Sakya.Tidak ada merendahkan dalam hal ini.

Agar mengembalikan pembahasan sesuai topik, ada yg bisa bantu menjelaskan pertanyaan saya?

TATIYAMPI  :whistle:
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
DARI PADA RIBUT-RIBUT...MARI KITA COBA MOTTO BUDDHISME   E  H   I   P  A   S   I    K   O  :))

kalau begitu mari kita uji coba....
nanti saya mau coba ah bulu bebek nya...
tunggu hasilnya yah...
nanti saya post disini,kita bahas sama-sama.

dalam rangka melakukan ehipasiko pada ajaran buddha.....saya rencanakan memberikan 3 pasangan sebagai eksperimen....^^


======-=======================
mengenai fasilitas brp/grp waktu bro ricky singgung....
sebenarnya saya sudah pernah menyampaikan pendapat mengenai fasilitas itu....kadang kita menyinggung secara tidak sengaja melalui tulisan kita yg cenderung tidak se jalan dengan keyakinan orang lain....maka tentu pasti lah kemungkinan dapat brp itu lebih tinggi...

hal ini justru mempertebal dosa ataupun moha juga...jadi setidak nya forum ini bisa bukan sekedar fasilitas, melainkan juga sistem yg mengajarkan kita mengikis LDM tebal...hauhauhahua

saya juga dulu begitu, tidak setuju dengan beberapa kitab mahayana yg menjanjikan berbagai hal...bahkan sampai orang yg tinggal d jambudipa "tidak tua tidak mati bebas dari penyakit" ( artinya manusia )
jadi tidak heran dapat brp........

btw, mengapa motto "talk less do more" saya dipakai-pakai yah...wkwkwkwkwkwk
 _/\_

benar, baiknya dicoba dulu saja. Daripada berdiskusi tetapi ga mempraktekkan. 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
berarti pandangan papa bond sama seperti di thread ini  ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8021.msg131651.html#msg131651
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

sebelum melanjutkan diskusi, yg saya ingin tanyakan benarkah sutra ini demikian atau sutra palsu?

pakai? memangya bulu mandarin itu di pakai di mana? di tempel kan di mana tuh :))

Setelah mengalami banyak polisi tidur...diluar benar atau tidaknya sutra diatas...bagi saya itu adalah fenomena wajar dan kemungkinannya bisa terjadi 50-50. Saya akan coba ulas.

Saya ambil contoh dengan bahan perbandingan air paritta yg bisa menyembuhkan atau menyembuhkan orang yg kesurupan, walaupun hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi 100% tetapi media air tetap digunakan,  pertanyaan mengapa media air?

Sama halnya bulu bagian belakang bebek mandarin adalah hanya sebuah media.

Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.

Hal tersebut juga sama halnya dengan media air yg dibacakan paritta, banyak sekali berbagai ragam umat buddhist menyikapinya entah itu dari aliran mana.

Apakah itu sesuai ajaran Sang Buddha? pertama kita harus lihat kacamata mana yg kita pakai
yang kedua apa latar belakang munculnya sutra itu, jika memang hal yg dipertanyakan bro marcedes adalah merupakan bagian sutra. sekalipun tidak, alangkah baiknya mengetahui latar belakanganya baru bisa disimpulkan.

Sebenarnya fenomena mistis/kegaiban adalah hal yg wajar bisa direpresentasikan melalui media. Tetapi seberapa pengaruhnya dan bagaimana pengaruhnya ini seperti law of attraction.

Seringkali suatu kejadian bisa membantu seseorang dengan cara yg unik tetapi orang langsung menjadikannya hal yg umum atau digeneralisasi akhirnya menjadi takhayul dan sembarang percaya.

Bila bulu itu sudah dibacakan 1008 kali  dan si penerima bulu tidak percaya, lalu yg membaca juga tidak ada kekuatan konsentrasi dan moralitas yang baik, maka hal itu menjadi percuma.

Saya pribadi tentu tidak cocok dengan cara itu. Tetapi bekerja atau tidak, harus melalui penelaahan lebih lanjut. Yang pasti Mahakaruna dharani sendiri bagi saya baik tetapi kalau tujuannya untuk hal2 yg aneh bisa jadi benar2 aneh atau memang bisa walaupun 50-50.

Bisa jadi sutra tersebut diatas disisipi suatu tradisi.
berarti pandangan papa bond sama seperti di thread ini  ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8021.msg131651.html#msg131651

Ngak juga tuh, asumsi acek aja kale...  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
soalnya ada 50 - 50 nya tuh ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
soalnya ada 50 - 50 nya tuh ;D

Mirip tapi tak sama pengertiannya  ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
mau tanya, kenapa harus 1008x? rumusannya dari mana?
dutiyampi
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[...]
Apakah benar2 bisa terjadi bisa ya dan bisa juga tidak. Apa faktor penyebabnya?

1. Kekuatan konsentrasi orang yg membacakan
2. Keyakinan dari si penerima
3. Kejodohan karma atau kamma baik yg memang berbuah

Nah bila ketiga hal diatas terpenuhi maka keberhasilan bisa saja tercapai. Ada tipe2 orang yg percaya terhadap hal diatas . Kalau dinasehati dhamma mereka malas mendengarnya, tetapi karena percayanya pada hal tsb diatas, ditambah karena mungkin dipercaya dari kekuatan avalokitesvara mereka menghargai bulu itu sedemikian rupa yg jika mereka ribut berarti mencederai kesakralan kekuatan bulu yg merupakan media dari pembacaan sutra yg berulang kali.
Sama halnya kita memancarkan metta dengan gelombang pikiran yg terus menerus kepada orang tertentu dengan tujuan baik tanpa ada keegoan, bisa nyampe juga energi itu dan orang itu bisa berubah, sejauh mana itu bisa...sejauh kekuatan konsentrasi, buah kamma dan faktor x x x lainnya.
[...]

Saya mau tanya di bagian 3 faktor ini. Jika memang tergantung kekuatan konsentrasi, mengapa dipatok 1008x? Bagi orang yang terbiasa konsentrasi, mungkin beberapa kali saja sudah bisa merenungkannya, sebaliknya bagi yang tidak biasa konsentrasi, mungkin 1008x masih sangat kurang.

Kemudian jika kembali pada karma, saya setuju itu adalah yang membuahkan karma baik. Namun jadinya apa kepentingan "Sutranya khusus", "Patungnya yang Avalokiteshvara", dan "objeknya Bulu Bebek Mandarin"? Adakah relevansinya?

Terakhir keyakinan si penerima, apakah berarti kalau dibacakan orang berkonsentrasi tinggi, dibacakan dengan benar, di depan patung yang benar, dan menggunakan bulu bebek yang sesuai, tidak akan berefek jika si penerima tidak percaya?
 
« Last Edit: 24 March 2010, 08:48:40 AM by Kainyn_Kutho »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Nanti yang ke dukun juga ada yg berhasil. Apakah ini bisa disamakan dgn khasiat bulu bebek + sutra ? Bandingkan dgn ratana sutta yang dilafalkan oleh Buddha, isi-nya tidak ada yg metafisika. Isi-nya adalah kesunyataan, yang mana dgn kesunyataan tersebut, para dedemit, hantu dan makhluk halus lainnya "memberi muka" kpd pelafal sutta tersebut. Demikian juga misalnya kita liat angulimala sutta, kita telaah isinya, dimana yg diungkapkan oleh bhante angulimala sbg suatu kebenaran bahwa angulimala sudah menghentikan segala jenis pembunuhan setelah memasuki persamuan sangha, dgn kebenaran tersebut, membantu proses persalinan. Saya juga mau share pengalaman saya, terus terang saya sudah tidak meakukan pembunuhan makhluk apapun secara sadar mungkin sudah 5-6 tahun, jadi sewaktu istri saya bersalin, saya lantunkan terus paritta angulimala. Dan menurut suster2 di rumah sakit, proses persalinan istri saya termasuk yg sangat lancar, dimana saya juga melihat istri saya tidak begitu kesakitan (hal ini juga diamini oleh mertua cewe, yang membandingkan dgn persalinan menantu dia lainnya). Apakah memang benar seperti itu cara kerja-nya pembacaan sutta ? Bisa ya bisa tidak. Tetapi kalau saya lihat paritta perlindungan pali kanon, lebih tidak tendensius isi-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything