//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?  (Read 112162 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.

ckckckck..tenang saja..toh beberapa hari lagi saya sudah jarang aktif disini.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))

adakah saya mengatakan forumnya yang salah?sebab brp adalah orang yang membrp,terlepas dari suka tidak suka dengan pernyataan saya...itu saja.. :)

lagipula saya tidak peduli koq.. :)

forum buddhisme bukan DC saja..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.



Maaf OOT sebentar,

Bro Riky, dapatkah anda memberitahu saya, yang mana tulisan saya merupakan "pembunuhan karakter " ?

 _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Maaf OOT sebentar,

Bro Riky, dapatkah anda memberitahu saya, yang mana tulisan saya merupakan "pembunuhan karakter " ?
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.


Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_

hebatnya lagi dari dulu yang disalahin, forumnya muluk... padahal sich padahal... :))

adakah saya mengatakan forumnya yang salah?sebab brp adalah orang yang membrp,terlepas dari suka tidak suka dengan pernyataan saya...itu saja.. :)

lagipula saya tidak peduli koq.. :)

forum buddhisme bukan DC saja..

Anumodana _/\_

u r tricky boy  great!! :jempol:

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
u r tricky boy  great!! :jempol:

orang medan bung!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Bro kain,yang tidak relevan itu sumbernya..yaitu TUHAN,apakah Islam,kr****n,dll sumber TUHAN adalah 1?Islam mengatakan bahwa tiada tuhan selain ALLAH...bagaimana menurut anda?relevan tidak?
sumbernya telah berbeda,mereka mengakui TUHAN,tetapi mereka mengakui TUHAN mereka masing2,,ISLAM mengakui MUHAMMAD NABI,sedangkan kr****n mengakui ,dan mereka membawa "pesan" yang berbeda..itu letak yang ingin saya sampaikan..

Sedangkan dalam Mahayana dan Theravada sumbernya 1 yaitu Buddha Gotama,kecuali anda mengasumsikannya lain..
Semoga ini OOT yang terakhir.
Yahudi, Nasrani & Is1am: Asalnya dari Allah, sama-sama menerima Taurat Musa dan Mazmur Daud. Setelah beberapa generasi, muncul Yesus dengan Injil, tapi Yahudi tidak menerima. Maka pecahlah antara Yahudi dan Nasrani yang menerima Yesus. Selang beberapa generasi lagi, muncul Mohammad. Yahudi dan Nasrani tidak mengakui, maka pecah lagi dan muncul Is1am yang menerima Al-Qur'an dan Mohammad.
Apakah bisa dibilang sumbernya (Allah) adalah berbeda?
Sejauh penciptaan Adam oleh Allah, penurunan Taurat dan Mazmur, datangnya Mesias, sumbernya adalah sama bagi ketiga kepercayaan. Kemudian karena perbedaan interpretasi dari kitab tersebut, muncul 3 agama yang kita kenal sekarang.

Demikian juga ada batasan di mana awalnya semua Umat Buddha itu sama, namun setelah perbedaan interpretasi, maka lambat-laun timbullah Theravada dan Mahayana. Sebagaimana menggunakan Alkitab untuk menilai Is1am, demikian juga penggunaan Kitab Theravada untuk menilai Mahayana.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Ok,yang terakhir pertanyaan saya,"TuhanNya sama atau berbeda"?

dan anda hendak mengatakan bahwa sutra tersebut hanya salah "tafsir" atau ditafsir berbeda2 dan semua tafsiran adalah betul adanya?

saya tidak menangkap apa yang hendak anda sampaikan..

Jika kr****n ,Islam berdasarkan 1 sumber yang sama,maka tidak ada namanya 2 nabi yang mendapatkan wahyu,yang 1 mati di paku,yang 1 lagi hilang entah kemana..jelas nabi mereka berbeda,,..jadi nabi Mahayana siapa?nabi Theravada siapa?

dan lagi apakah ajaran Islam dan kr****n sama?Ajaran Semua Buddha adalah SAMA..

kalau masih belum nemu titik temu,mari buka thread baru di discus board..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Ok,yang terakhir pertanyaan saya,"TuhanNya sama atau berbeda"?

dan anda hendak mengatakan bahwa sutra tersebut hanya salah "tafsir" atau ditafsir berbeda2 dan semua tafsiran adalah betul adanya?

saya tidak menangkap apa yang hendak anda sampaikan..

Jika kr****n ,Islam berdasarkan 1 sumber yang sama,maka tidak ada namanya 2 nabi yang mendapatkan wahyu,yang 1 mati di paku,yang 1 lagi hilang entah kemana..jelas nabi mereka berbeda,,..jadi nabi Mahayana siapa?nabi Theravada siapa?

dan lagi apakah ajaran Islam dan kr****n sama?Ajaran Semua Buddha adalah SAMA..

kalau masih belum nemu titik temu,mari buka thread baru di discus board..

Anumodana _/\_
OK, saya tidak akan menjawab di sini. Kalau mau bahas, mungkin bisa buka baru di "Diskusi Umum".

Berikutnya, perihal apa pun selain dari isi Maha Karunacitta Dharani Sutra tentang pernikahan harmonis & bulu bebek, harap dilanjutkan di tempat lain.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Silakan buat judulnya di Diskusi Umum,nanti saya akan check disana..tetapi harus konsistensi tentang point yang ingin kita "diskusikan",,,relevan atau tidak.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.



Minta maaf, OOT yang terakhir.

Sejujurnya sangat kebingungan jika alur ini dikatakan sebagai "pembunuhan karakter". Ya, bagaimanapun setiap orang menpunyai sudut pandang masing-masing. Agar tidak berlanjut lebih jauh, mengapa tulisan saya demikian, karena yang ingin disampaikan adalalah :

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 50,51,52, 53 dan 152 berikut :

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum; demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh.

Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang.


saya harap dhammapada ini jangan disalahartikan.
Anumodana
 _/\_
« Last Edit: 20 March 2010, 12:56:15 PM by CHANGE »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Syair 50 (IV:6. Kisah Pertapa Paveyya)

Seorang wanita kaya berasal dari Savatthi telah mengangkat Paveyya, seorang pertapa, sebagai seorang anak dan memenuhi semua kebutuhannya. Ketika dia mendengar tetangganya memuji Sang Buddha, dia sangat berharap dapat mengundang Beliau ke rumahnya untuk menerima dana makanan. Maka, Sang Buddha diundang ke rumah wanita kaya tersebut dan makanan terpilih telah disiapkan.

Ketika Sang Buddha sedang menyampaikan anumodana, Paveyya, yang berada di ruang sebelah, menjadi sangat murka. Dia menyalahkan dan mengutuk wanita tersebut karena menghormati Sang Buddha. Wanita tersebut mendengar kutukan serta teriakannya, menjadi sangat malu sehingga dia tidak dapat berkonsentrasi terhadap apa yang disampaikan oleh Sang Buddha. Sang Buddha berkata kepada wanita itu agar tidak usah memperhatikan kutukan-kutukan dan perlakuan tersebut, tetapi perhatikan saja perbuatan baik dan perbuatan buruk yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 50 berikut :

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri.

Wanita kaya tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

menurut saya mengutip dhammapada bukan hanya mengutip kata yang terletak pada "syair"nya saja,tetapi cerita dibalik syair tersebut juga..Yang saya boldkan diatas,,saya menangkap bahwa Buddha ingin menyampaikan pesan kepada wanita tersebut,agar tidak terpengaruh oleh kutukan2 yang tidak jelas itu,ditambahkan pada bagian akhir "perhatikanlah kebaikan dan keburukan diri sendiri.."

ini tidak relevan kalau anda "hendak" mengajari saya untuk memperhatikan kesalahan saya sendiri,ini mah namanya dalih pembenaran...

Syair 51-52 (IV:7. Kisah Chattapani, Seorang Umat Awam)

Seorang umat awam bernama Chattapani yang merupakan seorang anagami tinggal di Savatthi. Pada satu kesempatan, Chattapani menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana, mendengarkan khotbah Dhamma dengan penuh hormat dan penuh perhatian.

Ketika itu Raja Pasenadi juga sedang mengunjungi Sang Buddha. Chattapani tidak berdiri sebab dia berpikir bahwa berdiri berarti dia memberikan hormat kepada raja bukan kepada Sang Buddha. Raja menganggap hal ini adalah suatu penghinaan dan melanggar peraturan. Sang Buddha mengetahui pemikiran Raja Pasenadi; maka Beliau memuji Chattapani, yang sangat baik dalam Dhamma dan juga telah mencapai tingkat kesucian anagami.

Mendengar hal ini, Raja Pasenadi sangat terpesona dan memberikan penghormatan kepada Chattapani.

Pada pertemuan berikutnya, raja bertemu dengan Chattapani dan berkata, "Anda sangat pandai; dapatkah anda datang ke istana dan memberikan pelajaran Dhamma kepada kedua orang istriku ?" Chattapani menolak tetapi beliau menyarankan untuk meminta izin kepada Sang Buddha agar menugaskan seorang bhikkhu untuk memberikan pelajaran Dhamma. Raja menghampiri Sang Buddha dan menceritakan maksudnya. Sang Buddha memerintahkan Ananda untuk memberikan pelajaran Dhamma secara teratur kepada Ratu Mallika dan Ratu Vasabhakhattiya di istana.

Setelah beberapa waktu, Sang Buddha bertanya kepada Ananda tentang kemajuan dari kedua orang ratu tersebut. Ananda menjawab bahwa Ratu Mallika mendengarkan Dhamma dengan sungguh-sungguh, sedangkan Vasabhakhatiya tidak sungguh-sungguh belajar Dhamma. Mendengar ini Sang Buddha berkata bahwa Dhamma akan memberikan manfaat bagi seseorang yang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, penuh hormat, dan penuh perhatian serta rajin mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 51 dan 52 berikut :

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum; demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.

Syair 63 (V:4. Kisah Dua Orang Pencopet)

Suatu ketika dua orang pencopet bersama-sama dengan sekelompok umat awam pergi ke Vihara Jetavana. Di sana Sang Buddha sedang memberikan khotbah. Satu di antara mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Tetapi pencopet satunya lagi tidak memperhatikan khotbah yang disampaikan karena ia hanya berpikir untuk mencuri sesuatu. Ia mengatur cara untuk mengambil sejumlah uang dari salah seorang umat.

Setelah khotbah berakhir mereka pulang dan memasak makan siangnya di rumah pencopet kedua, pencopet yang sudah mengatur cara untuk mengambil sejumlah uang tersebut. Istri dari pencopet kedua mencela pencopet pertama: "Kamu sangat tidak bijaksana, mengapa kamu tidak mempunyai sesuatu untuk dimasak di rumahmu."

Mendengar pernyataan tersebut, pencopet pertama berpikir,"Orang ini sangat bodoh, dia berpikir bahwa dia menjadi sangat bijaksana." Kemudian bersama-sama dengan keluarganya, ia menghadap Sang Buddha dan menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 63 berikut :

Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohannya, maka ia dapat dikatakan bijaksana; tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana, sesungguhnya dialah yang disebut orang bodoh.

Semua keluarga pencopet pertama tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

saya tidak tahu apakah Dhammapada syair ke 152 lebih tepat ditujukan kepada siapa.. :)

yang aneh anda mengquote tulisan saja dan menjelaskan soal Dhammapada ini..

saya hendak menyampaikan Dhammapada juga sebagai berikut :

Sang Buddha kemudian membabarkan syair 60 dengan menggabungkan kedua pernyataan di atas seperti berikut ini :

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga, satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah; sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh yang tak mengenal Ajaran Benar.


Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 


mungkin maksud ricky, kayak kotoran itu bukan perkataan gandalf yang kotor tapi contoh perkataan gandalf yang mengenai kotoran sapi, disambung gitu seperti menghina perkataan gandalf ya =))

salah pengertian, makanya melihat tulisan itu dicermati dulu lihat maksudnya =))

Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.


iya saya juga lihat, dan bingung masalah apa yang mengakibatkan pelaporan itu, mungkin karena saya mengikuti alur debat disini jadi mengerti yang di katakan ricky, dan bingung masalah pelaporan itu mengenai apa, sudah clear ya :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
iya saya juga lihat, dan bingung masalah apa yang mengakibatkan pelaporan itu, mungkin karena saya mengikuti alur debat disini jadi mengerti yang di katakan ricky, dan bingung masalah pelaporan itu mengenai apa, sudah clear ya :)
Buat saya sudah clear. Untuk pelapor saya harap juga begitu.