//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?  (Read 112161 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

:) maka tinggalkan lah jika tidak bermanfaat,masih banyak orang lain yang mau membaca,bukan anda saja.. :)

_/\_

Memang benar pandangan anda, dan yang menjadi perhatian saya  adalah Sikap dan Perilaku yang "KATANYA" bahwa yang ajaran paling hebat adalah Buddha Dhamma. Inilah kontradiksinya. Sehingga tidak ada manfaat dari kontradiksi tersebut untuk dipetik. Bagi saya, semua orang di sekeliling saya adalah guru, termasuk anda. 

Nah,kalau anda tahu,mengapa anda "mempermasalahkannya" lagi?kalau bagi anda,ada kontradiksi,dan kontradiksi itu tidak membawa manfaat bagi anda,ya tinggalkan aja..make it simple aja.. :)

kata Alm.Gusdur,"Gitu aja koq repot"

_/\_

Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

catatan :

Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.


Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

ini sangat tidak netral menurut saya dan sepihak,anda mengeluarkan pandangan seperti ini berati anda "menyalahkan" 1 pihak atau anda ingin mengasumsikan bahwa "thread" ini tidak ada manfaat dhamma sama sekali?.. :)

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.
baca postingan saya yang diatas..anda bilang anda tidak mempermasalahkannya,tetapi anda sendiri mengeluarkan Statement semacam itu,,..apa arti semua ini?

Quote
Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.
anda dan saya berbeda,kita memiliki jalan masing2,setuju?ini adalah ruang diskusi bukan ruang kepercayaan..:)
saya sampai saat ini tidak mampu membedakan antara saddha dan fanatisme,setahu saya fanastime itu biasanya didasari oleh kepercayaan membabi buta...sedangkan tulisan2 saya disini tidak sekedar kepercayaan membabi buta,apakah bisa dikategorikan sebagai fanatisme?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
 [at] bro Riky
Maaf jika anda berpikir saya menyerang, padhal tdk ada maksud itu sama sekali. Saya hanya menghimbau yang mana ditujukan pd kita semua. (anda bisa lihat sendiri saya menyatakannya "kendali kan diri masing2" yg berarti utk kita semua")

Maaf juga , sebelum memberi himbauan, saya memang menangkap bahwa anda memang bermaksud menghina komunitas tertentu, melalui pernyataan " bhiksu Mahayana itu KACAU" . Kemudian pernyataan anda ini ditekankan lagi dengan penafsiran sepihak anda melalui mimpi raja Pasenadi dan ramalan Buddha, yang secara tidak langsung "menunjuk" pd komunitas tertentu juga.
Jika anda merasa telah menyatakan apa adanya dgn alasan bukan menghina, seharusnya anda menyadari juga bahwa yang namanya bhiksu kacau itu bukan hanya pada komunitas Mahayana. Tidak ada komunitas manapun di dunia ini  yang sikap/perilaku individunya secara keseluruhan bersih. Jadi jelas2 anda telah mengeneralisasi.

Kemudian mengenai pernyataan anda tentang Sakyamuni berkonotasi Rendah, saya rasa anda telah berlebihan. Silakan baca Ratana Sutta, di situ juga menggunakan kata Sakyamuni yang dianggap sebagai julukan yang disanjung oleh para siswa Buddha, bukan seperti perkiraan anda bahwa itu julukan yg berasal dari kaum brahmana.   

 _/\_
 

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
hebatnya forum ini...dari dulu hingga sekarang...baru menulis menurut pendapat saya,sudah kena brp 3 point,hehe,,kalau pun anda semua brp saya hingga minus,saya tidak terpengaruh olehnya... :)

"kalau anda hanya ingin mendengarkan yang menyenangkan saja,jangan membaca tulisan saya..karena tulisan saya mengandung,unsur yang menyenangkan dan tidak menyenangkan..."[nanti hanya menambah DOSA saja.. :)]

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
[at] bro Riky
Maaf jika anda berpikir saya menyerang, padhal tdk ada maksud itu sama sekali. Saya hanya menghimbau yang mana ditujukan pd kita semua. (anda bisa lihat sendiri saya menyatakannya "kendali kan diri masing2" yg berarti utk kita semua")

Saya rasa "maaf2an" gitu tidak lah begitu penting,setuju?yang penting batin kita netral,dan masing2 tahu batinnya mengandung unsur DOSA atau tidak..saya bukan orang yang suka bermulut manis[ini sudah terjadi sejak saya menjadi member DC,sejak saya mengikuti MMD,sampai saat ini..Ini adalah gaya bicara saya,saya tidak tahu di Sutra Mahayana tercantum atau tidak cerita ini,tetapi di Sutta Theravada(Apakah saya akan ditegur lagi karena membanding antara Theravada dan Mahayana?nanti kalau saya pakai referensi Theravada saja,dikatakan saya salah rujukan,kalau saya nanya Mahayana ada atau tidak dikatakan membandingkan,serba salah memang disini..) tercantum jelas bahwa "ucapan" juga bisa menjadi "kebiasaan" tetapi tidak diikuti oleh "kehendak" jahat didalamNya,Para Ariya yang mengatakan ucapan yang terdengar kasar,bukan berati didasari oleh LDM.. :)]


Quote
Maaf juga , sebelum memberi himbauan, saya memang menangkap bahwa anda memang bermaksud menghina komunitas tertentu, melalui pernyataan " bhiksu Mahayana itu KACAU" . Kemudian pernyataan anda ini ditekankan lagi dengan penafsiran sepihak anda melalui mimpi raja Pasenadi dan ramalan Buddha, yang secara tidak langsung "menunjuk" pd komunitas tertentu juga.
Jika anda merasa telah menyatakan apa adanya dgn alasan bukan menghina, seharusnya anda menyadari juga bahwa yang namanya bhiksu kacau itu bukan hanya pada komunitas Mahayana. Tidak ada komunitas manapun di dunia ini  yang sikap/perilaku individunya secara keseluruhan bersih. Jadi jelas2 anda telah mengeneralisasi.
Maka dari itu himbau lah "komunitas" anda juga...apakah perlu saya quotekan setiap member yang "menjurus" ke Mahayana,cara postingannya?anda tentunya ikut membaca thread ini dari awal sampai akhir bukan?apakah bro Gandalf tidak pantas mendapat teguran dengan gaya bahasanya?ini namanya tidak adil...dan saya rasa anda juga tidak bisa membawa "keadilan",karena kita semuanya bukan Arahatta..
Sayangnya,anda hanya menggunakan "asumsi" sepihak tanpa melibatkan saya sebagai pihak kedua,ini sungguh disayangkan..[saya mencurigai anda,sedang memonitor gerak gerik saya,karena setiap postingan saya selalu muncul nama "anda",apakah arti semua ini?]
anda tahu bahwa pembagiaan Mahayana tidak bisa terjadi karena "pemakaian" Bhiksu itu selalu menuju ke Mahayana[tidak peduli Mahayana asli atau palsu,kalau anda memang kuatir dengan pernyataan2 saya yang dirasa "meresahkan" umat Mahayana,silakan dikonfontir,nah dengan begitu kita sama2 bisa enak kan?jangan mengekang kebebasan orang lain untuk berbicara,itu tidak "fine",Buddha sendiri tidak pernah mengekang siapapun untuk berpendapat..]

Quote
Kemudian mengenai pernyataan anda tentang Sakyamuni berkonotasi Rendah, saya rasa anda telah berlebihan. Silakan baca Ratana Sutta, di situ juga menggunakan kata Sakyamuni yang dianggap sebagai julukan yang disanjung oleh para siswa Buddha, bukan seperti perkiraan anda bahwa itu julukan yg berasal dari kaum brahmana.   

 _/\_
 

Kalimat Sakyamuni saya secara jelas sudah memberitahukan artinya dari "sakya" dan "muni",tujuan saya hanya untuk menambah pengetahuan kita disini..Kalau memang menyisakan luka di batin "seseorang" ,maka saya meminta maaf untuk pernyatan saya tersebut,tapi saya katakan sekali lagi bahwa saya tidak bermaksud untuk menghina,saya hanya mempertanyakan kata "sakyamuni" itu.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Menurut kesimpulan dari sudut pandang saya saja :

Tidak ada manfaat dhamma/dharma yang dapat saya petik dari diskusi ini !

ini sangat tidak netral menurut saya dan sepihak,anda mengeluarkan pandangan seperti ini berati anda "menyalahkan" 1 pihak atau anda ingin mengasumsikan bahwa "thread" ini tidak ada manfaat dhamma sama sekali?.. :)

_/\_

Memang tulisan saya tidak netral ( bold merah ), hanya sudut pandang saya pribadi SAJA, kenapa anda mempermasalahkannya ? Artinya jika kita tahu menghargai tradisi yang lain dan bersikap dan berperilaku NETRAL berarti kita tahu MENGHARGAI dan MENGHORMATI tradisi lain , dan berarti kita tahu bagaimana bertanya yang baik dan pantas ?

Artinya apapun jawaban yang kita terima berarti menambah wawasan dan pengetahuan, kita tidak dapat MEMAKSAKAN PENDAPAT dengan cara-cara yang dapat mengeneralisasi pandangan dari sudut pandangan sendiri ( berarti tidak netral ). Karena kita belum mencapai kesucian, berarti kebenaran yang kita bahas adalah relative.

Begini saja, saya tidak akan diskusi mengenai thread ini, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah, saya melihat anda menpunyai kemampuan dhamma yang melampaui kemampuan saya.

ALANGKAH BAIKNYA, jika dengan kemampuan anda miliki dan menggunakan semangat anda yang luar biasa untuk membabarkan dhamma, karena ini adalah salah satu cara untuk membendung kr****nisasi. Dan ini dapat dilakukan oleh manusia yang PENUH DEDIKASI dan PENUH SEMANGAT seperti anda dan  yang merupakan cikal bakal berkembangnya Buddhist. Artinya kita menggunakan energi untuk  melakukan hal yang bermanfaat. Karena saya yakin anda tentu setuju bahwa Buddha Dhamma adalah luar biasa.

 _/\_
« Last Edit: 20 March 2010, 11:19:48 AM by CHANGE »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
yang menjadi masalah adalah Theravada selalu merujuk pada 1 komunitas yaitu Theravada,sedangkan Mahayana bisa merujuk pada banyak komunitas...jadi Mahayana mana yang bisa menjadi panutan?bagaimana kita membedakan ini Mahayana A dan ini Mahayana B?

Mungkin saya membutuhkan bantuan pakar Mahayana disini,sehingga saya tidak dituduh mengeneralisasikan semua Komunitas Mahayana,karena saya tidak bermaksud begitu,,..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Quote
Back To Topic.
Tapi saya agak heran dengan topik ini kenapa larinya jadi ke bebek peking mandarin ya?? Apakah Sutra ini di kotbahkan di Tiongkok sehingga menggunakan perumpamaan bebek mandarin??

Di India, bebek Cakra memang menjadi simbol kesetiaan / cinta antar pasangan pula  8)  8)

Atau suatu kedekatan hubungan seperti bebek yang menyimbolkan Shantaraksita dengan muridnya Kamalashila

Kenapa dipakai bebek mandarin? Tak lain yah karena waktu diterjemahkan ya harus sesuai dengan kultur setempat (Tiongkok)!! Apalagi bebek mandarin itu juga ada loh di India!!  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saya belum menemukan informasi mengenai bebek mandarin itu banyak dan berhabitat di India. Menurut Om Wiki habit mereka dari Asia Timur. India sendiri bukan di Asia Timur. Ya kecuali tuh bebek jalan-jalan terus nyasar. Tapi ini tidak mungkin untuk dijadikan acuan. Sesuatu yang dijadikan acuan seharusnya sesuatu yang umum dilihat orang.

Bebek Cakra, saya belum menemukan informasi mengenai jenis bebek ini. Saya hanya menemukan : Chakra Duck: Chunks of duck tossed w pepper sauce served in the bed of puff pastry. ;D

Jika memang bebek cakra itu ada dan itu yang dimaksud, sepertinya agak kurang lazim menggantinya dengan bebek yang ada di Tiongkok. Seharusnya penerjemah tetap menggunakan kata yang sama atau setidaknya mengadaptasikannya dalam ejaan mandarin. Contoh, kata bodhisattva menjadi pútí sà duǒ, nadanya hampir sama.

Untuk memastikan ini saya perlu melihat teks Sanskritnya, sayang belum ketemu.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Yg aye tau dupa India juga ada yg dibuat dari kotoran sapi lho  selain untuk bahan dinding rumah ^-^

Quote
Tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS..

Are you do more talk less ?
« Last Edit: 20 March 2010, 11:28:53 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
ingin bertanya...

sejarah dan asal usul sutra tersebut, apakah ada yg dapat memaparkannya?

i'm just a mammal with troubled soul



Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Memang tulisan saya tidak netral ( bold merah ), hanya sudut pandang saya pribadi SAJA, kenapa anda mempermasalahkannya ? Artinya jika kita tahu menghargai tradisi yang lain dan bersikap dan berperilaku NETRAL berarti kita tahu MENGHARGAI dan MENGHORMATI tradisi lain , dan berarti kita tahu bagaimana bertanya yang baik dan pantas ?

Mengapa saya berkata tulisan anda menjadi tidak netral?walau itu asumsi atau pandangan anda pribadi?karena tulisan anda ini :

Quote
Saya tidak mempermasalahkan, saya posting untuk semuanya, anda yang pertama kali menjawab. Inilah permasalahannya. Selalu mengangap diri sendiri tidak bermasalah, dan selalu menyalahkan orang orang lain bermasalah.

dan anda menambahkan catatan :
Quote
Pada saat menpelajari Buddha Dharma/Dhamma, saya tidak mempermasalahkan 3 mahzab besar walaupun punya kecenderungan ke salah satunya. Tetapi tidak menutup bathin untuk belajar yang lainnya. Saya tidak menemukan Ajaran yang membuat saya menjadi FANATIK ( Ekstrimis ) sejauh yang saya ketahui dan baca.

masih mau bilang bahwa tulisan anda netral?masih mau bilang anda tidak mempermasalahkan thread ini padahal kalimat anda sendiri kontradiksi?

yang sering saya temukan didalam semua diskusi adalah semua orang yang berdiskusi selalu menghalalkan segala cara melakukan pembenaran atas kalimatnya sehingga sering kali mereka lupa tulisan pertama yang mereka tuliskan..

Quote
Artinya apapun jawaban yang kita terima berarti menambah wawasan dan pengetahuan, kita tidak dapat MEMAKSAKAN PENDAPAT dengan cara-cara yang dapat mengeneralisasi pandangan dari sudut pandangan sendiri ( berarti tidak netral ). Karena kita belum mencapai kesucian, berarti kebenaran yang kita bahas adalah relative.

Sammuti Sacca bukan berati tidak memiliki Paramatha Sacca,karena Sammuti Sacca juga merupakan bagian dari Paramatha Sacca,hanya saja Sammuti sacca bisa saja benar ,bisa saja salah,dia benar pada kondisi tertentu,tetapi tidaklah bijak pada kondisi tertentu..

Saya tidak memaksakan pendapat saya kepada siapapun,tetapi yang tepat menurut saya adalah saya mengeluarkan pendapat saya,kayak Bro Gandalf,toh dia bisa mengeluarkan pendapatnya,dan tidak ada yang marah2 atau merasa terhina...giliran pendapat saya,semuanya merasa terhina,resah dan sebagainya,kan aneh..lagian semua pendapat Gandalf saya tanyakan dan kami berdiskusi,bukan dengan sikap defensif seperti itu..

saya tidak "mengeneralisasikan" itu sudah saya jelaskan diatas,,,..dan gawatnya adalah anda sudah mulai masuk ke ranah "pendiskriminasian" "pembunuhan karakter" "penghakiman" secara sepihak...didalam diskusi dunia manapun ini disebut "pembunuhan karakter"..

Quote
Begini saja, saya tidak akan diskusi mengenai thread ini, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah, saya melihat anda menpunyai kemampuan dhamma yang melampaui kemampuan saya.
kalau mau diskusi diluar thread ini,buatlah thread baru..saya tidak tahu kemampuan dhamma anda,saya juga tidak tahu kemampuan Dhamma saya,saya tidak mau menebak2..bukankah dalam sutta tertulis,jangan mengganggap lawan bicara anda "lebih tinggi,setara,atau lebih rendah dari anda".. :)

Quote
ALANGKAH BAIKNYA, jika dengan kemampuan anda miliki dan menggunakan semangat anda yang luar biasa untuk membabarkan dhamma, karena ini adalah salah satu cara untuk membendung kr****nisasi. Dan ini dapat dilakukan oleh manusia yang PENUH DEDIKASI dan PENUH SEMANGAT seperti anda dan  yang merupakan cikal bakal berkembangnya Buddhist. Artinya kita menggunakan energi untuk  melakukan hal yang bermanfaat. Karena saya yakin anda tentu setuju bahwa Buddha Dhamma adalah luar biasa.
"semangat luar biasa" saya ditujukan untuk pelatihan meditasi saya,bukan dikonfontir dengan Agama tetangga..itu namanya saya tidak bijak,cari masalah..

Buddha dhamma adalah luar biasa,saya setuju..membuddhinasikan orang lain,saya tidak setuju... :)

Anumodana _/\_

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Nah,contoh anda tidak relevan bagi saya,mengapa demikian?Sekarang masalahnya adalah Islam dan kr****n berbeda,nabi mereka juga berbeda,nantinya kalau ada kesamaan itu berati ada penambahan disalah 1 kitab mereka..Kalau mereka memiliki kesamaan atau berasal 1 sumber yang sama yaitu TUHAN,maka tidak mungkin terjadi Perang Salib,Jihad dan semacam itu..Anda,saya dan semua orang disini tahu bahwa yang paling sering berperang adalah kr****n dan islam,,
sedangkan yang kita diskusikan disini adalah Ajaran Buddha yang katanya sumberNya sama yaitu Buddha,atau anda mau bilang antara Theravada dan Mahayana ada salah 1 dari kedua mazhab ini memiliki sumber yang tidak sama?yang 1 Buddha yang 1 lagi bukan Buddha?
Anda bilang tidak relevan padahal Yahudi, Nasrani dan Is1am berasal dari keturunan Abraham, menggunakan Kitab Taurat yang sama. Perhatikan apa yang anda tulis.


Quote
Ya,setahu anda...saya hanya memberikan info apa arti dari "muni" dan "sakya",terima tidak terima ya kembali ke masing2 pihak..
Itu sih bukan memberikan info, tetapi ditambah penilaian pribadi bahwa "Sakyamuni" adalah pernyataan merendahkan. Sekali lagi perhatikan apa yang telah anda tulis.



Quote
Ok,yang ini saya minta maaf...sori saya tidak merasa diserang,saya juga tidak merasa menjelek2an Mahayana,faktanya memang begitu..Apakah kebenaran terlalu pahit untuk diterima?kata Handaka[pendiri Ehipassiko Foundation],obat yang pahit adalah obat yang paling manjur.. :)
OK.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
[...]
Ini hanya berupa pandangan saya belaka,silakan bukankah semua orang bebas berpandangan disini?atau kebebasan disini telah dibatasi?

saya menulis berdasarkan fakta yang ada,kecuali saya menulis sesuka hati saya dan mengucapkan kata2 kotor atau menghina secara "pribadi" dan lain-lain semacam itu..tetapi saya rasa konteks pernyataan saya masih sesuai atau masih dalam "ranah" diskusi ini..

Dimana TS bertanya,maka saya mengomentarinya..

Jikalau memang ada kesalahan,saya membutuhkan "bimbingan" anda,untuk menujukkan atau mengklarifikasikan pernyataan saya yang salah..Saya rasa Gandalf yang menggunakan kata2 kayak kotoran gitu,Theravada biasa2 saja dan stay cool..sudahlah jangan bersifat "posesif" berlebihan..Kita kan hanya diskusi saja..

[...]
Yang berwarna merah itu, maksudnya apa?

Harus diingat, memang semua bebas mengungkapkan pendapat, tetapi bukan berarti bebas menghina. 


mungkin maksud ricky, kayak kotoran itu bukan perkataan gandalf yang kotor tapi contoh perkataan gandalf yang mengenai kotoran sapi, disambung gitu seperti menghina perkataan gandalf ya =))

salah pengertian, makanya melihat tulisan itu dicermati dulu lihat maksudnya =))

Selain pembaca, penulis juga perlu memperhatikan tanda baca dan tata bahasa yang baik agar tidak memberikan kalimat ambigu. Hal tersebut saya singgung karena ada laporan ke moderator, yang berarti ada pembaca yang mengartikan tulisan tersebut sebagai penghinaan.


Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Anda bilang tidak relevan padahal Yahudi, Nasrani dan Is1am berasal dari keturunan Abraham, menggunakan Kitab Taurat yang sama. Perhatikan apa yang anda tulis.
Bro kain,yang tidak relevan itu sumbernya..yaitu TUHAN,apakah Islam,kr****n,dll sumber TUHAN adalah 1?Islam mengatakan bahwa tiada tuhan selain ALLAH...bagaimana menurut anda?relevan tidak?
sumbernya telah berbeda,mereka mengakui TUHAN,tetapi mereka mengakui TUHAN mereka masing2,,ISLAM mengakui MUHAMMAD NABI,sedangkan kr****n mengakui ,dan mereka membawa "pesan" yang berbeda..itu letak yang ingin saya sampaikan..

Sedangkan dalam Mahayana dan Theravada sumbernya 1 yaitu Buddha Gotama,kecuali anda mengasumsikannya lain..

Quote
Itu sih bukan memberikan info, tetapi ditambah penilaian pribadi bahwa "Sakyamuni" adalah pernyataan merendahkan. Sekali lagi perhatikan apa yang telah anda tulis.
OK.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...