"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)
Itu yang di bold,agak aneh kalo di zaman sang buddha sudah ada rupang bodhisatva avalokitesvara. Coba aja baca sutra itu, di sana dinyatakan jelas "membaca sutra di hadapan rupang bodhisatva avalokitesvara". bagaimana mungkin di zaman sang Buddha (2500 tahn lalu) sudah ada patung. bukankah di zaman itu belum ada simbol buddhis apapun, apalagi sampai orang india membuat patung bertema figur relijius. gak usah patung avalokitesvara deh, patung buddha gotama ada gak? kayaknya seh gak pernah ada tuh di sutta maupun sutra...[atau jangan-jangan sutra Mahayana lebih pinter berimajinasi dan berkreasi??hihihi..]
patung sang buddha pertama kali dipopulerkan oleh orang yunani, ketika agama buddha menyebar sampai ke yunani. orang yunani ini ahli dalam membuat patung, salah satu tema patung karya orag yunani yg paling terkenal adala patung wanita telanjang dan patung dewa-dewi mereka. kemudian patung kepala buddha gotama juga terkenal di dunia sebagai karya orang yunani. dari karya orang yunani inilah makanya banyak pengikut buddha pun menggunakan objek patung di kemudian hari. dan JELAS PATUNG TIDAK PERNAH DIPAKAI DI ZAMAN BUDDHA GOTAMA MASIH HIDUP. ini satu fakta yg kuat. [bisa ditelurusi lewat Mr.Google
]
jadi kesimpulannya SUTRA ITU HOAX atau memang SUTRA MAHAYANA ITU ADALAH SUTRA YANG DIBIKIN BELAKANGAN OLEH OKNUM2 TERTENTU. kalau masih dilakukan pembenaran, berarti dasar mereka itu "tidak mau mengalah" semua, MOHA.
konyol sekali di saat sang buddha menekunkan kehidupan melepaskan segala bentuk duniawi, BELIAU MALAH MENYURUH BHIKSU UNTUK MEMBACA MANTRA DI DEPAN PATUNG AVALOKITESVARA. bukankah di dalam kisah mahayana katanya avalokitesvara pun ada di zaman itu. berarti avalokitesvara itu bisa ditemui oleh orang2. kalo begitu, ngapain baca mantra di depan patung nya. mendingan juga datang dan ketemu langsung dengan avalokitesvara. ini SUTRA YANG SANGAT KONYOL.
dalam SUTTA THERAVADA, sang buddha menyatakan bahwa kita sebaiknya menghindari mata pencahrarian yang tidak benar. mata pencahian yg tidak benar ini contohnya PENIPUAN, PENUJUMAN, PRAKTIK LINTAH DARAT, dll..[salah 1 dari 8 Jalan Mulia,mata pencaharian benar]
nah terus juga ada sutta [Digha Nikaya] di mana sang buddha menyatakan bahwa di saat petapa-petapa lain bermata pencaharian dengan meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll... kita tidak melakukan itu. "kita" yang dimaksud sang buddha adalah PARA BHIKKHU. jadi sang buddha dan para bhikkhu yang benar itu bermata pencaharian yang benar. apa yang benar itu? yang benar yah pindapata dan menerima undangan makan dari perumah tangga. asalkan perumah tangga itu setidaknya bukan orang yang mencapai tataran kesucian (sotapanna - arahat).
adi maksudnya, di zaman sang buddha, ada banyak petapa aliran lain yang dapat makan / bermata pencaharian dengan cara meramal, menjadi makcomblang, menghitung astronomi, menjadi penengah suami-istri, memberikan jimat2, dll. NAH HAL HAL SEPERTI INI JUSTRU "DIIZINKAN" DALAM MAHAYANA. makanya secara theravada, bhiksu mahayana itu KACAU!
dan satu lagi...
dalam mahayana, sering dipakai istilah "BUddha sakyamuni". sakkyamuni ini berasal dari kata "sakya" dan "muni". "sakya" adalah nama suku siddhatha gotama. kalau "muni" itu nama gelar terhormat, seperti "MASTER" atau "guru". dalam pemahaman kita, "SAKYAMUNI" itu pengertiannya RENDAH SEKALI. SAKYAMUNI = GURU TERHORMAT DARI SUKU SAKYA
coba pahami itu! sangat rendah. sama aja seperti BATAKMUNI, JAWAMUNI, SUNDAMUNI. padahal buddha gotama itu guru seluruh alam semesta. panggilan SAKYAMUNI ini hanya terkenal dari kaum brahmana. kaum brahmana di zaman sang buddha itu sering manggil buddha gotama dengan panggilan "PETAPA GOITAMA" atau "SAKYAMUNI". karena dengan panggilan itu, para brahmana merasa tidak lebih rendah dari buddha gotama. sebab panggilan "BUDDHA" itu benar2 mulia, jadi para brahmana itu tidak mau memanggil buddha gotama dengan panggilan "BUDDHA".
istilah "SAKYAMUNI" itu adalah istilah yang dipakai oleh orang luar. orang luar itu tentu saja para brahmana dan umat awam dari sekte lain. para bhikkhu maupun umat awam yang sudah berlindung pada buddha gotama, PASTI AKAN MEMANGGIL BELIAU DENGAN SEBUTAN "SANG BUDDHA", "SANG BHAGAVA". TIDAK PERNAH ADA UMAT BUDDHA DI ZAMAN DULU YANG MANGGIL BUDDHA GOTAMA DENGAN SEBUTAN "BUDDHA SAKYAMUNI". panggilan sakyamuni benar2 mencirikan panggilan orang dari pihak luar...[yang EGO nya masih sangat KUAT]
dan menurut suatu referensi, istilah "SAKYAMUNI" pun lahir dari bahasa sansekerta. bahasanya para kaum elit, golongan brahmana, bahasanya para petapa aliran lain (sebab di zaman dulu, semua petapa merasa dirinya lebih tinggi dari umat awam. makanya mereka menggunakan bahasa mereka yang lebih elit, yaitu bahasa sansekerta. selain itu, bahasa sansekerta / petapa lain selalu mengucapkan mantra-mantra karena mereka percaya bahwa bahasa sansekerta itu "bahasa suci", jadi pelafalan mantra pasti akan manjur).
beda sekali dengan buddha gotama yang tidak memakai mantra atau embel embel apapun[bisa dilihat dari Anggutara Nikaya bahwa "Bukan dengan doa atau sumpah,..."]. buddha gotama mengucapkan paritta yang isinya hanya mendorong orang lain untuk mempraktikkan apa yang diucapkan dalam parita itu. coba aja teliti semua paritta theravada. semua yang diucapkan di paritta adalah hal hal yang harus dipraktikkan. ini sama seperti pembacaan tekad. paritta sering kali manjur karena diucapkan atas dasar kebenaran, kekuatan dari perkataan benar akan mendukung kebenaran untuk muncul.
misalnya paritta angulimala: "...dulu saya telah banyak membunuh makhluk hidup. dengan pernyataan kebenaran ini, semoga anda dapat melahirkan dengan selamat".[Saccakiriya Gatha]
Anumodana