//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?  (Read 112949 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
[at] Samanera Peacemind:
Ada di buku RAPB hal 2015 -2016 jilid 2, di mana ada banyak kemiripan dengan metode pembacaan mantra Mahayana, misalnya:
"Si pembaca harus termotivasi oleh keinginan mencapai Pembebasan." (Ini mirip dengan Mahayana yang menekankan Bodhicitta pada pembacaan Mantra)

Kotoran sapi (gomaya) digunakan untuk melapisi tempat di mana Atanatiya Paritta dibacakan.

Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

ini saya copas dari perpusatakan DC RAPB jilid 2 halaman 2015-2016

penjelasan mengenai tindak kejahatan dengan hukumannya. Raja akan memastikan jenis kejahatan yang telah dilakukan orang itu yang disesuaikan dengan penjelasan dan daftar kejahatan yang terdapat dalam kitab, dan kemudian hukumannya akan dijatuhkan atas orang itu.
Pelaksanaan tradisi Vajjã yang dijelaskan di atas sangat menenteramkan rakyat. Saat salah satu teman atau sanak saudara mereka dihukum karena suatu tindak kejahatan, masyarakat tidak akan menyalahkan para pangeran Vajjã. Mereka memahami bahwa raja hanya menegakkan keadilan dan bahwa kesalahan terletak pada si pelaku kejahatan. Merasa puas dan terlindungi sepenuhnya oleh hukum, mereka menjalani usaha mereka dengan jujur. Oleh karena itu, ketaatan terhadap sistem keadilan yang telah berlaku sejak lama adalah fakor yang mendukung bagi kemajuan para penguasa.)
(iv) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Keempat
“ânanda, apakah para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan apakah mereka mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan? Apakah yang engkau dengar?”
“Yang Mulia, aku mendengar bahwa para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan bahwa mereka mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan.”
“ânanda, selama para pangeran Vajjã memperlakukan orang-orang yang lebih tua dengan sopan, penuh penghargaan dan penuh penghormatan, dan mau mempertimbangkan nasihat orang-orang yang lebih tua yang layak didengarkan, mereka akan makmur; tidak ada alasan bagi kemunduran mereka.”
(Istilah ‘sopan, penuh penghargaan dan penghormatan’, semuanya menunjukkan arti yang mendalam akan penghormatan, kasih [2015]

sayang, dan kerendahan hati. ‘mendengarkan nasihat mereka’ artinya menjumpai mereka untuk berkonsultasi dua atau tiga kali setiap hari.
Jika para pangeran muda tidak memiliki rasa hormat terhadap mereka yang lebih tua dan tidak meminta nasihat dari mereka yang lebih tua, para pangeran muda itu akan diabaikan oleh para sesepuh, dan karena kurangnya bimbingan, mereka akan cenderung bersenang-senang menikmati kenikmatan indria dan melupakan tugas-tugas kerajaan mereka, sehingga mengakibatkan kejatuhan mereka.
Jika para pangeran menghormati para sesepuh, para sesepuh akan memberikan nasihat mengenai ketatanegaraan, menunjukkan praktik-praktik tradisional. Dalam hal strategi militer, mereka memiliki pengalaman sehingga jika berada dalam situasi perang, mereka dapat memberikan bimbingan seperti kapan harus maju, dan kapan harus mundur. Mengambil pelajaran dari pengalaman dan kebijaksanaan para sesepuh mereka, para pangeran dapat meneruskan tradisi mereka yang patut dibanggakan, menjaga keagungan negeri mereka.)
(v) Faktor Kemajuan, Ketidakmunduran Kelima
“ânanda, apakah para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis dan menyekap mereka? Apakah yang engkau dengar?”
“Yang Mulia, aku mendengar bahwa para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis dan menyekap mereka.”
“ânanda, selama para pangeran Vajjã menjauhkan diri dari mengambil dengan paksa para perempuan dan gadis-gadis, mereka akan makmur, tidak ada alasan bagi kemunduran mereka.”
(Jika para penguasa secara paksa merampas perempuan atau gadis tanpa persetujuan, orang-orang akan sangat marah. “Mereka [2016]

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
Saya tidak mempercayainya... :)

Bodhicitta?apa bedanya antara baca 1 kali dengan Bodhicitta dan baca sampai ribuan kali?sampai2 ada rujukan angkanya mau baca berapa kali..tak masuk akal saya.. :)

sekali lagi merujuk pada  Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Anumodana _/\_

Xixixixixixixi....... anda sudah baca tekad Bodhisatta Sumedha?? Kalau gak ada tekad gimana mau BERBUAT mengumpulkan PARAMI?? Justru karena ada TEKAD maka seseorang BERTINDAK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MAKSIMAL toh!!  8) 8) 8)

Xixixi.... baca satu kali aja ya cukup, apalagi 1008 kali tentu saja cukup!! (Demikian ungkapan dalam Mahayana, pahami apa maknanya!! hahahaha)

Quote
Buddha mengajarkan "pelepasan" keduniawian,Buddha mengajar "kesadaran" bukan "kemelekatan"..

Hooooo.... brati Sang Buddha mengajarkan perceraian karena tidak melekat??  ^-^  ^-^ ^-^

Quote
saya heran,yang ngasih kepada Bodhisatta kan seorang Pacceka Buddha dan yang nerima adalah Bodhisatta[harus menjadi pertimbangan hal tersebut mungkin terjadi karena yang menerima bukanlah orang sembarangan!!!]
Kenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

Xixixixi... apakah anda pikir mendapatkan kesempatan menerima sebuah manfaat dari Paritta itu bukan buah Karma?? Jangan memandang Karma dengan arti sempitt.

Sama dengan uang. Dengan uang kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi juga ada faktor karma. Demikian juga kekuatan paritta / Mantra didukung oleh karma baik yah berbuahlah menjadi keberuntungan  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

Silahkan tanya Om Indraaaaaa  ^-^ ^-^ ^-^

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Xixixixixixixi....... anda sudah baca tekad Bodhisatta Sumedha?? Kalau gak ada tekad gimana mau BERBUAT mengumpulkan PARAMI?? Justru karena ada TEKAD maka seseorang BERTINDAK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MAKSIMAL toh!!  8) 8) 8)

Xixixi.... baca satu kali aja ya cukup, apalagi 1008 kali tentu saja cukup!! (Demikian ungkapan dalam Mahayana, pahami apa maknanya!! hahahaha)

tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)

Quote
Hooooo.... brati Sang Buddha mengajarkan perceraian karena tidak melekat??  ^-^  ^-^ ^-^
setahu saya dalam Vinaya,Buddha melarang seorang Bhikkhu menjadi "mak comblang" bagi umat atau pasangan tertentu..menurut anda itu apa?dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

setahu saya lagi ini,banyak murid Buddha yang meninggalkan kehidupan berumah tangga,saat mereka mempunyai istri dan anak[bahkan kekayaan yang melimpah ruah],silakan lihat dari tindakan bibi Pajati yang membawa para istri mantan mentri untuk memohon penabishan sebagai Bhikkhuni,,ini terbukti kan?kenapa kalau memang Buddha melarang perceraian,malah menerima mereka yang sudah berumah tangga meninggalkan istri mereka[cerai] dan malah menjalani kehidupan non rumah tangga? :)


Quote
Xixixixi... apakah anda pikir mendapatkan kesempatan menerima sebuah manfaat dari Paritta itu bukan buah Karma?? Jangan memandang Karma dengan arti sempitt.

Sama dengan uang. Dengan uang kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi juga ada faktor karma. Demikian juga kekuatan paritta / Mantra didukung oleh karma baik yah berbuahlah menjadi keberuntungan  8) 8) 8)

Jujur,saya tidak mengerti kamma secara langsung,saya hanya tahu secara teorinya doang,,,saya tidak tahu apakah anda atau pengikut Mahayana,setiap hari melapal mantra2 begituan keinginannya bisa tercapai tanpa usaha,berati mantra kalian hebat banget...turut bermuditta citta deh..tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Om,saya tidak menemukan rujukan yang om bilang di RAPB jilid 2 halaman 2015 - 2016...

Silahkan tanya Om Indraaaaaa  ^-^ ^-^ ^-^

 _/\_
The Siddha Wanderer

hehe,kopas aja kasih saya lihat :)

kalau tidak keberatan..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)

Wah2 sudah dijelaskan secara ilmiah dan secara Buddhis masih dianggap takahyul... terserah anda deh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Coba anda pikir ulang kenapa baca mantra harus disertai BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!! Dan apa korelasinya dengan keharmonisan suami istri??  ^-^ ^-^ ^-^

Quote
setahu saya dalam Vinaya,Buddha melarang seorang Bhikkhu menjadi "mak comblang" bagi umat atau pasangan tertentu..menurut anda itu apa?dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

setahu saya lagi ini,banyak murid Buddha yang meninggalkan kehidupan berumah tangga,saat mereka mempunyai istri dan anak[bahkan kekayaan yang melimpah ruah],silakan lihat dari tindakan bibi Pajati yang membawa para istri mantan mentri untuk memohon penabishan sebagai Bhikkhuni,,ini terbukti kan?kenapa kalau memang Buddha melarang perceraian,malah menerima mereka yang sudah berumah tangga meninggalkan istri mereka[cerai] dan malah menjalani kehidupan non rumah tangga? :)

Heyyy sadar bro! Yang di Maha Karuna Dharani itu antara suami istri opone seng mau dimakcomblang?? wkwkwk....... Anda tahu dalam Vinaya Dharmaguptaka seorang bhiksu diizinkan untuk merukunkan suami istri tetapi TIDAK DIIZINKAN menjodohkan laki-laki dan perempuan??  ^-^ ^-^ ^-^
Meninggalkan ya meninggalkan tapi bukan mengorbankan keluarga!! Kalau bertengkar dengan istri terus jadi bhiksu dan menelantarkan anak-anak.... INI NAMANYA KONYOL. Maka dari itu Sang Buddha memberlakukan peraturan mereka yang menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dan tidak menelantarkan istri dan anak-anaknya dalam kondisi tanpa perlindungan!!

Sang Buddha tidak mengajarkan pernikahan tetapi Beliau mengajarkan BAGAIMANA MENJALANKAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN YANG BAIK sehingga tidak terjadi itu yang namanya perceraian!!  8) 8)

Quote
Jujur,saya tidak mengerti kamma secara langsung,saya hanya tahu secara teorinya doang,,,saya tidak tahu apakah anda atau pengikut Mahayana,setiap hari melapal mantra2 begituan keinginannya bisa tercapai tanpa usaha,berati mantra kalian hebat banget...turut bermuditta citta deh..tetapi saya diajarkan Buddha dalam mazhab Theravada untuk berusaha,,DO MORE TALK LESS.. :)

Xixixixixi.... kalau Mantra dalam Mahayana hebatt, maka Paritta dalam Theravada ya Hebattt karena semua Dharma Sang Buddha!!  8) 8) 8) Kecuali kalau anda nggak ngakui paritta2 dalam Theravada ya silahkan saja...... ckckck

Quote
hehe,kopas aja kasih saya lihat :)

kalau tidak keberatan..

Males. Panjang banget.  :))

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Wah2 sudah dijelaskan secara ilmiah dan secara Buddhis masih dianggap takahyul... terserah anda deh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Coba anda pikir ulang kenapa baca mantra harus disertai BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!! Dan apa korelasinya dengan keharmonisan suami istri??  ^-^ ^-^ ^-^

Sori ya saya baca lagi ulang dari awal,dari pertama anda berkomentar,sampai yang sekarang..

apakah yang anda maksudkan ilmiah adalah ini :

Tapi kasih bocoran dikit nih soal kotoran sapi..... Kotoran sapi (Gomaya) itu terbukti ampuh menghalau serangga maka dari itu nggak heran dioleskan di tempat pembacaan Atanatiya Paritta!!  8)  8)  8)

Soal bebek mandarin (Aix galericulata) itu memang secara budaya dijadikan lambang cinta dan kesetiaan "yuan-yang" (鴛鴦)!!

A pair of Mandarin Ducks symbolize happiness in love and suggestive of romance, devotion, affection, conjugal fidelity, togetherness and enduring love. Mandarin ducks live in couples and mourn the loss of their mates, which is why the bird has long been regarded as the most traditional and the most potent symbol of love and married bliss in Feng Shui practice.

For added benefits, sometimes a pair of Mandarin Ducks is designed accompanied with lotus flowers and leaves, and depicted biting on the stems of lotus pods with many lotus seeds in them. While Mandarin Ducks are famous and strong symbols for fidelity and love, the lotus plant plays many roles in this auspicious symbol of love.

Mandarin duck, in the last thousands of years in Chinese myths and history, was given to a representative of the long lasting love and a good reputation and played an important role in gifts to the bride and groom. People love to have Mandarin duck bath, believe that once mandarin ducks are get married, they will be together in their whole life, even either is died, the left would keep lonely in the spare life. In such a instant and practical world, this spirit is so precious that every one desires this life.

Maka dari itu kenapa digunakan suami istri biar harmonis. Selain karena adanya KEKUATAN MANTRA, suami istri yang melihat bulu bebek mandarin diharapkan akan mengingat dan merenungkan bagaimana suami istri harus saling setia dan saling mencintai!!  8) 8) 8)

Dari bulu nanti kan ke orangnya juga. Lagipula benda2 tertentu apabila dibacakan Paritta / Mantra emang memiliki dampak tertentu toh seperti mislanya penelitian Emoto itu!!

Atau seperti di Thai banyak JATUKARM Ramathep  8)  8)

Wah ada banyak maknanya loh kalau anda mengerti isi Sutra tersebut.

Di awal Maha Karuna Dharani Sutra DITEKANKAN PENTINGNYA BODHICITTA!! Apa itu Bodhicitta?? Tekad dan semangat mencapai Pembebasan dan membebaskan semua makhluk. Bodhicitta adalah hati yang welas asih dan penuh kebijaksanaan.

Dengan welas asih, sebuah rasa memaafkan, pengertian satu sama lain, maka SUAMI ISTRI pasti akan harmonis. Maka dari itu penting sekali bagi umat Buddhis untuk memiliki Bodhicitta dalam melakukan segala sesuatunya.  8) 8) 8)

Jadi bukan klenik, tapi pembacaan Maha Karuna Dharani harus dilandaskan Bodhicitta dan batin yang paham akan Dharma.

Tanpa Bodhicitta... yah tuh metode memang jadi klenik.

Di India, bebek Cakra memang menjadi simbol kesetiaan / cinta antar pasangan pula  8)  8)

Atau suatu kedekatan hubungan seperti bebek yang menyimbolkan Shantaraksita dengan muridnya Kamalashila

Kenapa dipakai bebek mandarin? Tak lain yah karena waktu diterjemahkan ya harus sesuai dengan kultur setempat (Tiongkok)!! Apalagi bebek mandarin itu juga ada loh di India!!  8) 8) 8)

Kenapa bagian belakang?? Kita lihat bagian belakang bebek mandarin adalah dua "sails" seperti sayap yang berada di punggung belakang tubuhnya. Sails ini paling unik, menarik dan menonjol dari bebek mandarin dan merupakan bagian yang paling penting (karena bisa berganti2) pada saat MUSIM KAWIN!!  8) 8) 8)

The sail-like shoulder feather on the male Mandarin Duck can be replaced up to three times during the mating season if it is lost. This sail shape feature along with the white-eye stripe that extends from the bill and tapers toward the back of the head distinguishes the male from all others. The male's chestnut and green crest and the bright orange "sails" on his back are distinctive. The males are now in full breeding colours, being January in England. They will keep their wing sails until after breeding and then lose them to become plain looking birds out of breeding season.

Bahkan (CMIIW) bulu ini dapat terlepas setelah musim kawin sehingga memungkinkan mengambil bulunya itu tanpa menyakiti si bebek!!

Wah?? Bertele2? Maha Karuna Dharani Sutra menjelaskan loh pentingnya Bodhicitta. Mereka yang teliti, pasti akan melihat bahwa dalam Sutra tersebut sebenarnya sudah ada penjelasan yang gamblang!!  8)  8)  8) Tapi biasanya banyak org sengaja / tidak sengaja nggak baca bagian awalnya sehingga sering salahh pahammm!!  8) 8) 8)

Seperti dalam Guhyasamaja Tantra. Dijelaskan loh arti2 dari sandhyabhyasanya secara gamblang!! hohoho


yang saya dapati anda ingin menunjukan bahwa "objek" tertentu itu "bermanfaat" atau berguna sesuai dengan tradisi setempat,kemudian anda mencampurkannya dengan asumsi anda sendiri bahwa bebek dijadikan lambang ini dan itu...saya mau nanya juga bunga adalah lambang cinta kasih,coklat juga lambang cinta kasih[Valentine Day],apakah dengan melafalkan matra begituan terus dikasih sama orang yang kita cintai,berapa persen tuh kita bakal diterima?

sedangkan yang saya tulis adalah :
tentunya saya sudah baca..hehe..tapi bro..tolong jangan "lencengkan" isi topic disini ya..Tekad Petapa Sumedha itu adalah untuk menjadi Buddha,dan dia tidak hanya "bertekad" doang,tetapi dibuktikan dan direalisasikan dengan cara menyempurnakan "parami" nya..sedangkan sutra Mahayana anda itu tertulis begini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak perealisasian hal tersebut?dimana usahanya?bukankah ini bisa disebut "pembodohan" umat dan membuat umat berpandangan salah dengan "takhyul" semacam ini?ini hal yang paling disukai oleh mama saya yang bersifat tradisi.. :)


saya tanya sutra anda ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??pada kalimat yang mana ya?tolong anda tunjukan,saya mungkin "buta" dan "tidak sati" didalam membaca..jadi mohon bimbingan anda untuk menunjukannya pada "kalimat" mana dalam "sutra" tersebut yang menunjukkan letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
mau tanya, kenapa harus 1008x? rumusannya dari mana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
yang saya dapati anda ingin menunjukan bahwa "objek" tertentu itu "bermanfaat" atau berguna sesuai dengan tradisi setempat,kemudian anda mencampurkannya dengan asumsi anda sendiri bahwa bebek dijadikan lambang ini dan itu...saya mau nanya juga bunga adalah lambang cinta kasih,coklat juga lambang cinta kasih[Valentine Day],apakah dengan melafalkan matra begituan terus dikasih sama orang yang kita cintai,berapa persen tuh kita bakal diterima?

Xixixixixixi........  simple jawaban saya: berapa persen itu ya juga tergantung niat + karma + kekuatan mantra kita juga toh!!  ^-^ ^-^ ^-^

Quote
dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??pada kalimat yang mana ya?tolong anda tunjukan,saya mungkin "buta" dan "tidak sati" didalam membaca..jadi mohon bimbingan anda untuk menunjukannya pada "kalimat" mana dalam "sutra" tersebut yang menunjukkan letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA!!??

Xixixixixi... makanya baca dari awal sutra dong bro!!!  8) 8) 8)

“Jika ada dari para Bikshu, Bikshuni, Upasaka, Upasika, para remaja suci yang ingin melafal dan mengingat mantra (Maha Karuna) ini, pertama-tama harus membangkitkan Hati Suci (Bodhicitta) yang berdasarkan kasih sayang agung, dan kemudian mengikuti saya melafalkan tekad-tekad bodhisattva ini (paramita):
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh Mata Kebijaksanaan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya dapat menyeberangkan semua makhluk ke pantai seberang (membebaskan semua makhluk dari penderitaan);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh berbagai kebijakan untuk menyadarkan beragam makhluk;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam perahu Prajna (kebijaksanaan agung);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya menyeberangi lautan kesengsaraan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna (disiplin berdasarkan peraturan Buddhis, kesadaran murni dan kebijaksanaan murni);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai puncak Nirvana;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam kediaman tanpa perbuatan (suatu keadaan tanpa pikiran-pikiran salah);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya bersatu dengan Tubuh Agung Dharma (Dharma-Kaya);

(Maha Karuna Dharani Sutra Yang Disabdakan Sang Buddha)

 _/\_
The Siddha Wanderer

Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Heyyy sadar bro! Yang di Maha Karuna Dharani itu antara suami istri opone seng mau dimakcomblang?? wkwkwk....... Anda tahu dalam Vinaya Dharmaguptaka seorang bhiksu diizinkan untuk merukunkan suami istri tetapi TIDAK DIIZINKAN menjodohkan laki-laki dan perempuan??  ^-^ ^-^ ^-^
Meninggalkan ya meninggalkan tapi bukan mengorbankan keluarga!! Kalau bertengkar dengan istri terus jadi bhiksu dan menelantarkan anak-anak.... INI NAMANYA KONYOL. Maka dari itu Sang Buddha memberlakukan peraturan mereka yang menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dan tidak menelantarkan istri dan anak-anaknya dalam kondisi tanpa perlindungan!!

Sang Buddha tidak mengajarkan pernikahan tetapi Beliau mengajarkan BAGAIMANA MENJALANKAN KEHIDUPAN PERNIKAHAN YANG BAIK sehingga tidak terjadi itu yang namanya perceraian!!  8) 8)

lho saya kan da tulis dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

saya mau bertanya kepada anda ,ketika Pangeran Siddharta pergi mencari obat atas ke 3 penyakit,apakah itu disebut mengorbankan keluarga atau tidak?bukankah saat itu Yasodhara menentangnya?Raja Bimbisara menentangnya?Ratu Pajapati menentangnya? berati anda mungkin ingin berkata secara tak langsung bahwa tindakan pangeran Siddharta adalah KONYOL??

kalau anda membaca sutta bahwa ada salah 1 pangeran yang dilarang ibunya menjadi Bhikkhu,melakukan demo "mogok makan",anda jangan membuat semuanya menjadi "dalih" pembenaran belaka,kalau memang sudah ada tekad untuk menjalani kehidupan berumah tangga ya harus berusaha untuk merealisasikannya..bukan berkata,"Saya ditentang" "saya belum ini dan itu"..itu ALASAN namanya..Apakah harus dengan "doa" dan "mantra" setiap hari biar dapat ijin??

[Saya jadi bertanya,didalam sutta bagian mana ya Buddha pernah mengajarkan umatnya untuk belajar melafalkan mantra,dan melafal terus menerus.. :) ada yang mau membantu saya?]

Sang Buddha cukup mengajarkan KESADARAN,karena didalam KESADARAN,didalam TINDAKAN yang WASPADA niscaya selalu ada KEDAMAIAN disana..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
yang percaya praktekin saja, yang nda percaya juga ga ada yang maksa untuk percaya.

sebenernya juga cara lain ehipassiko bisa dengan mempraktekkannya. Terasa ga manfaatnya buat diri pribadi, klo ngga kerasa ya ga usah lanjut, sementara klo ada ya silakan ditekuni.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Xixixixixi... makanya baca dari awal sutra dong bro!!!  8) 8) 8)

“Jika ada dari para Bikshu, Bikshuni, Upasaka, Upasika, para remaja suci yang ingin melafal dan mengingat mantra (Maha Karuna) ini, pertama-tama harus membangkitkan Hati Suci (Bodhicitta) yang berdasarkan kasih sayang agung, dan kemudian mengikuti saya melafalkan tekad-tekad bodhisattva ini (paramita):
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh Mata Kebijaksanaan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya dapat menyeberangkan semua makhluk ke pantai seberang (membebaskan semua makhluk dari penderitaan);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya memperoleh berbagai kebijakan untuk menyadarkan beragam makhluk;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam perahu Prajna (kebijaksanaan agung);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya menyeberangi lautan kesengsaraan;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna (disiplin berdasarkan peraturan Buddhis, kesadaran murni dan kebijaksanaan murni);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mencapai puncak Nirvana;
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya berada dalam kediaman tanpa perbuatan (suatu keadaan tanpa pikiran-pikiran salah);
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya bersatu dengan Tubuh Agung Dharma (Dharma-Kaya);
(Maha Karuna Dharani Sutra Yang Disabdakan Sang Buddha)

saya masih belum menemukan dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA

yang saya dapatkan dari Sutra yang anda camtumkan hanya kata "semoga saya begini dan begitu.." "semoga saya begini dan begitu" "semoga saya begini dan begitu"..

Kalau dalam Pancasila ditulis begini :
1.Saya BERUSAHA untuk menghindari pembunuhan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pembunuhan]
2.Saya BERUSAHA untuk menghindari pencurian[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pencurian]
3.Saya BERUSAHA untuk menghindari perzinahan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari perzinahan]
4.Saya BERUSAHA untuk menghindari kata2 dusta/tidak benar[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari kata2 dusta/tidak benar]
5.Saya BERUSAHA untuk menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran]


Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
lho saya kan da tulis dan setahu saya Buddha tidak mengajarkan pernikahan,Buddha tidak juga mengajarkan perceraian,itu kan asumsi anda.. :)

saya mau bertanya kepada anda ,ketika Pangeran Siddharta pergi mencari obat atas ke 3 penyakit,apakah itu disebut mengorbankan keluarga atau tidak?bukankah saat itu Yasodhara menentangnya?Raja Bimbisara menentangnya?Ratu Pajapati menentangnya? berati anda mungkin ingin berkata secara tak langsung bahwa tindakan pangeran Siddharta adalah KONYOL??

kalau anda membaca sutta bahwa ada salah 1 pangeran yang dilarang ibunya menjadi Bhikkhu,melakukan demo "mogok makan",anda jangan membuat semuanya menjadi "dalih" pembenaran belaka,kalau memang sudah ada tekad untuk menjalani kehidupan berumah tangga ya harus berusaha untuk merealisasikannya..bukan berkata,"Saya ditentang" "saya belum ini dan itu"..itu ALASAN namanya..Apakah harus dengan "doa" dan "mantra" setiap hari biar dapat ijin??

[Saya jadi bertanya,didalam sutta bagian mana ya Buddha pernah mengajarkan umatnya untuk belajar melafalkan mantra,dan melafal terus menerus.. :) ada yang mau membantu saya?]

Sang Buddha cukup mengajarkan KESADARAN,karena didalam KESADARAN,didalam TINDAKAN yang WASPADA niscaya selalu ada KEDAMAIAN disana..

Xixixixixi..... apakah menurut anda Sang Buddha tidak mengajarkan para siswa-Nya untuk BACA PARITTA?? Kalau nggak, silahkan demo sana untuk menghapus pembacaan Paritta....  ^-^ ^-^ ^-^

Semua aliran Buddhis ya gak ada yang ngajarin supaya BACA MANTRA / PARITTA TOK, semua ya harus berusaha PRAKTEK LAINNYA SEPERTI MEDITASI, BERDANA, dsb....  8) 8) 8)

Hahahahha..... tahu dari mana Yasodhara menentang?? Di masa Buddha Dipankara, Sumitta / Prakrti sudah berikrar bahwa ia tidak akan pernah menghalang2i niat dan tindakan Sang Bodhisattva untuk meninggalkan keduniawian!!  8) 8) 8) Apalagi waktu itu keluarga yang ditinggalkan Siddharta hidup dalam kesejahteraan kerajaan dan bukan tidak dalam perlindungan. Pangeran Siddharta juga memiliki NIAT TULUS mengatasi 3 racun dan kembali memberikan obatnya pada seluruh anggota keluarganya dan semua makhluk.

Maka dari itu Pangeran Siddharta meninggalkan keluarga ya tidak bisa disamakan dengan orang2 yang jadi bhiksu CUMA GARA-GARA TENGKAR SAMA ISTRI DAN LARI DARI TANGGUNG JAWAB EKONOMI!!  8) 8) 8)

Coba renungkan lagi kenapa Sang Buddha membuat Vinaya yang mana mengharuskan seseorang ingin menjadi bhiksu harus mendapat izin terlebih dahulu dari keluarga yang bersangkutan!!  8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Xixixixixi.... kalau Mantra dalam Mahayana hebatt, maka Paritta dalam Theravada ya Hebattt karena semua Dharma Sang Buddha!!  8) 8) 8) Kecuali kalau anda nggak ngakui paritta2 dalam Theravada ya silahkan saja...... ckckck

Sori ya..Didalam Theravada tidak terdapat sifat "minta2" kayak gitu..maaf saja,kami yang berasal dari Theravada diajarin DO MORE TALK LESS...kalau ada USAHA pasti ada JALAN,,,bukan kalau ada DOA pasti ada JALAN...maap,saya hanya menganggap "doa" sebagai oli buat rantai sepeda,percuma olinya di kasih banyak2 tapi sepedanya tidak di gayuh ke tempat tujuan yang diinginkan... :)
[dan saya secara pribadi tidak mengakui bahwa semua Sutra Mahayana keluar langsung dari mulut Bhagava..]

Quote
Males. Panjang banget.  :))
Never mind :)

Quote
Xixixixixixi........  simple jawaban saya: berapa persen itu ya juga tergantung niat + karma + kekuatan mantra kita juga toh!!  ^-^ ^-^ ^-^

hahaha..niat = usaha tidak ya?kalau dalam anggutara dikatakan yang disebut sebagai kamma ada tindakan dari pikiran ucapan dan perbuatan yang disertai oleh kehendak/niat/cetana.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
saya masih belum menemukan dimana letak BODHICITTA yang MENCAKUP TEKAD MENCAPAI KE-BUDDHAAN, SEMANGAT, CINTA KASIH dan PRAJNA

yang saya dapatkan dari Sutra yang anda camtumkan hanya kata "semoga saya begini dan begitu.." "semoga saya begini dan begitu" "semoga saya begini dan begitu"..

Kalau dalam Pancasila ditulis begini :
1.Saya BERUSAHA untuk menghindari pembunuhan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pembunuhan]
2.Saya BERUSAHA untuk menghindari pencurian[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari pencurian]
3.Saya BERUSAHA untuk menghindari perzinahan[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari perzinahan]
4.Saya BERUSAHA untuk menghindari kata2 dusta/tidak benar[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari kata2 dusta/tidak benar]
5.Saya BERUSAHA untuk menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran[disana tidak ditulis Semoga dengan cepat saya menghindari makan/minum yang bisa melemahkan kesadaran]

Xixixixixixiixi....... tekad (ADHISTANA) tidak sama PLEK dengan pengambilan SILA lah!!..wkwkwkwk... Anda tidak menemukan itu URUSAN ANDA. Yang penting saya MENEMUKANNYA dan ketika saya berdoa "Semoga" maka dalam diri saya muncul sebuah tekad untuk membahagiakan semua makhluk seperti ucapan "Semoga semua makhluk berbahgia". Dan ini berdampak pada TINDAKAN SAYA.  8) 8) 8)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.