//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bulu dekat pantat bebek mandarin + baca sutra = pernikahan harmonis..benarkah?  (Read 112678 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Quote
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.

Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebanyak2nya pada bro chingik  ;D krn telah menyelesaikan 'perselisihan' di sini. Turut bermudita atas tindakan bro  _/\_

Nah kalau begini, diskusi dapat enak berjalan toh!! hehe  8). Utk riky, saya sebagai salah satu pihak Mahayanis, saya terima permintaan maafnya, harapannya adalah bro ke depannya jangan mudah meledak2 atau mengeluarkan kata2 yang tidak pantas. Kalau misalnya bro emosi karena ada pihak yang memaki, anggaplah makian itu sebagai permata yang berharga untuk melihat ke dalam diri, mengoreksi apa yang salah dalam diri. Ini adalah metode lojong dalam Mahayana.  8) Kalau tidak, maka makian itu akan terus membekas dan terus akan membuat seseorang emosi.

Untuk Mantra, sebenarnya dalam Vajrayana memiliki banyak makna. Satu suku kata Mantra dapat memiliki banyak sekali makna, kadang tiga sampai empat makna. Misal "Om Ma Ni Pad Me Hum" saja bisa diartikan ke dalam banyak makna (kalau mau gampangnya lihat wikipedia). Maka seringkali Mantra tidak diberi artinya karena sangking banyaknya, arti mana yang anda mau? Namun kalau seseorang mmg bertanya apa artinya, tentu pasti ada. Hanya saja dalam pelatihan Mantra terkadang tak dibutuhkan artinya. Mengapa?

Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.

3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.

4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.

Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

Dan dalam keempat metode di atas, semuanya harus dilandaskan atas motivasi BODHICITTA. Tanpa Bodhicitta, maka Mantra itu tidak akan ada efeknya sama sekali. Maksimal hanya manfaat duniawi yang kecil2an saja kalau tanpa Bodhicitta. Ini sama dengan Atanatiya Sutta yang harus dibacakan dengan motivasi mencapai Pembebasan. Semua Mantra dari ajaran Buddha harus dilandaskan BODHICITTA, di mana Bodhicitta ini berkaitan pula dengan SILA, SAMADHI dan PRAJNA.

Bila sekarang objek yang dimaksud adalah suami istri, maka apa mustahil dilakukan dengan niat Bodhicitta? Tentu tidak. Seseorang yang ingin rukun dengan pasangan hidupnya dengan melafal Maha Karuna Dharani Sutra, harus memiliki Bodhicitta seperti yang disebutkan dalam awal Sutra. Bagaimana cara kerjanya?

Kita contohlah tekad Sumedha (Megha) dan Sumitta (Prakrti) serta Nakulapita dan Nakulamata, Buddhapita dan Buddhamata. Mereka semuanya menjadikan pasangan hidup mereka sebagai kalyanamitra menapaki Sang Jalan.

Dengan motivasi Bodhicitta sambil melafalkan Maha Karuna Dharani Sutra, maka kita bertekad, "Semoga saya dapat rukun dengan suami / istri saya dan menjadikannya sebagai kalyanamitra, seseorang yang berkebajikan dan dengan demikian dapat mencapai Bodhi pada akhirnya. Semoga perselisihan yang menjauhkan kami dari usaha saling bahu membahu mencapai Pencerahan ini terselesaikan."

Tanpa motivasi seperti ini, maka akan sia2 saja Maha Karuna Dharani itu. Karena cara kerja Mantra / Paritta dalam Buddhis adalah Motivasi Pembebasan (Bodhi). Ini BEDA dengan mantra2 dari para dukun yang dasarnya hanya duniawi saja atau santet2an dan cara kerjanya seringkali dibantu para makhluk halus duniawi.

Lalu lantas apakah hanya dengan melafal Mantra saja dapat merukunkan suami istri? Tentu bisa! Melafal mantra mencakup keempat metode di atas: Visualisasi, Samatha, Vipashyana dan Maitri Karuna. Dengan Samatha kita dapat meredakan emosi antar pasangan. Dengan vipashyana kita dapat mengetahui akar perselisihan antar pasangan dan timbul prajna dalam diri kita untuk menyadari permasalahn tsb sehingga mampu menyelesaikannya. Dengan maitri karuna maka kita akan menumbuhkan cinta kasih dan niat memaafkan kesalahan pasangan kita.

Maka dari itu tidak mustahil pembacaan Mantra dapat emmbuat suami istri rukun kembali!  8)

Lalu apa lantas harus 1008 kali? Tentu tidak, tapi setidaknya itu angka yang memiliki manfaat sendiri. Seperti mislanya dalam praktik Ngondro Vajrayana, seseorang harus melakukan Namaskara sebanyak 100000 kali. Namun guru2 besar Vajrayana seperti Phabongkha Rinpoche mengatakan bahwa kita seharusnya tidak melekati jumlah dari namaskara itu sendiri. Kemelekatan ini malah akan ajdi penghalang kemajuan batin kita.

Jumlah dari pembacaan Mantra atau Namaskara yang disertai Bodhicitta itu hanyalah sebuah ungkapan terampil untuk membuat seseorang tidak kenal lelah mengumpulkan kebajikan, mengatasi rasa malas serta memperkuat ketulusan dan kesabaran.

Maka dari itu dikatakan melafal nama Buddha 1 kali saja cukup untuk membawa ke Sukhavati, apalagi 10 kali seperti yang dibabarkan dalam Sutra, itupun cukup. Tapi apa dengan begitu kita melafalkan "Namo Amitabha" lantas kita langsung terlahir di Sukhavati? Tentu TIDAK. Para praktisi Sukhavati zaman dulu terus menerus menentang interpretasi salah mengenai "melafal 1 kali nama Buddha saja sudah cukup." Bila salah dimengerti , amka ini akan membuat praktisi malas karena toh dengan satu kali pengucapan saja sudah bisa bawa ke Sukhavati.

Lalu apa makna dari satu kali ini sih?? Makna dari satu kali ini adalah apabila kita sudah mampu melafal nama Buddha secara terpusat dan bahkan tidak ada perbedaan lagi antara yang melafal dan dilafalkan. Ini pencapaian Samatha- Vipashyana yang disebut Ekavyuha Samadhi (Yixing Sanmei) yang mana berarti kita mencapai Bodhisattva Bhumi pertama. "EKA" dari Ekavyuha disinilah yang bermakna "Satu Kali" tersebut.

Lalu penggunaan bulu bebek pun tidak harus. Alasannya sudah saya jelaskan karena bebek memiliki makna tertentu bagi pasangan. Jadi secara budaya ya tentu di India itu bulu bebek memiliki makna khusus. Sebuah barang bsia saja powerfull sesuai dengan konteks budaya masing-masing.

Misal kita mendapatkan hadiah spesial dari teman kita sambil memberikan kata-kata yang mewujudkan sebuah persahabatan yang erat dan rasa terima kasih yang mendalam, tentu kita akan menjadi sangat bahagia dan kita menumbuhkan cinta kasih pada temen kita tersebut.

Sama dengan bulu bebek.
Hadiah dari temen kita = Bulu bebek dari pasangan
Kata-kata persahabatan = Mantra para Buddha / Bodhisattva.

Ditunjang dengan penletian Emoto bahwa kata2 bisa mempengaruhi pola kristal air, maka kita dapat yakin bahwa Mantra / Paritta, yang penuh dengan arti kebajikan, dilafalkan dengan Bodhcitta maka akan memberikan efek pada atom-atom yang ada dalam bulu bebek tersebut, sebagaimana kata2 pujian dan olokan mempengaruhi pola kristal air.

Lalu apa harus bulu bebek? Saya jelaskan: TIDAK. Tergantung konteks budaya masing2. Kalau zaman sekarang bisa dengan coklat, dsb.  8)

Apa pasti terkabul? Ini tergantung Karma juga. Maka dari itu dalam Lamrim selalu ditekankan Karma dan Karma sampai YA Atisha Dipankara dipanggil sebagai 'Lama Karma'. Demikian juga para master Tionghoa juga selalu menekankan hubungan sebab akibat. Kepastian dan keterkabulan Mantra tidaklah terpisah dari cara kerja Karma.

Pelafalan mantra didasari atas Bodhicitta yang didasarkan atas Tathagatagarbha (Benih Ke-Buddhaan). Sang Buddha berkata dalam Mahaparinirvana Sutra: "Bersesuaian dengan Hukum sebab dan akibat" adalah seperti Dharma yang muncul dari Pratityasamutpada." dan beliau juga berkata bahwa Pratityasamutpada berkaitan dengan Tathagatagarbha. Hubungan sebab akibat (karma) beserta Sila Samadhi Prajna dan Paramartha Satya (Nirvana) semuanya memiliki satu inti makna, demikian ucap Sang Buddha dalam Mahaparinirvana Sutra. Maka dari itu pelafalan Mantar tidak terlepas dari Tathagatagarbha tidak terlepas dari Hukum Sebab Akibat.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 25 March 2010, 08:38:36 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.
sulit bagi saya untuk percaya sepenuhnya apalagiii pada kwam im...saya tidak pernah mengalami hal religius/spritual dengan kwam im....

apalagi semenjak kenal buddhis, malah makin sulit untuk percaya begitu saja..
kalau dengan kwan kong sih pernah mengalami hal religius..hahaha


2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.
wah ini dia yg paling sulit...lambung saya sudah pernah rusak, mustahil ga makan 24 jam.....

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
sepertinya tidak ada dalam text tersebut tuh hal ini..papa bond nambah-nambah ya? jangan-jangan udah pernah neh.hihihi

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.




kesimpulan...point 4 adalah point mematikan yang sulit saya sanggupi....tak rela menukar kesehatan saya dengan hal-hal yg belum pasti.....
batal ah... ;D
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
 [at]  marcedes

Setidaknya sudah ada keinginan mencoba. Thanx!

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
wahai para mahayanis....!!!
sebelum saya memulai ritual 1008x....>>>> nanti di kalau tidak berhasil di katakan tidak sempurna...
dan saya tidak mau ulang-ulang seperti orang bodoh di vihara
 ( kalau ga...cari patung avalokitsvara terus tancap dupa...lalu komat kamit )

tolong tulis yang benar secara LENGKAP !!!!   tata cara melakukan ini...
kalau bisa saya mau pegang 6 bulu bebek lantas langsung di baca sekaligus..jadi 6 dalam 1x baca mantra.

SEKALIAN POSTING MAHAKARUNA DHARANI NYA ATAU MANTRA LAIN YG L E N G K A P.

Bro mercy, mo belajar kesaktian ya  ^-^

OK saya bukan mahayanis. Tetapi, ini yang pernah saya ketahui saja dan memang tahu tentang Mahakaruna Dharani Sutra. Mudah2an berhasil ya.

Syarat tatacaranya :

1. Anda harus benar2 tulus , pikiran bersih dan juga percaya sepenuhnya pada Avalokitesvara.
sulit bagi saya untuk percaya sepenuhnya apalagiii pada kwam im...saya tidak pernah mengalami hal religius/spritual dengan kwam im....

apalagi semenjak kenal buddhis, malah makin sulit untuk percaya begitu saja..
kalau dengan kwan kong sih pernah mengalami hal religius..hahaha


2. anda harus ketemu orang yang akan dijadikan objek, sepasang suami istri, tanya mereka apakah mereka  percaya dengan bulu pantat bebek yg dibacakan maha karuna dharani dan percaya pada Avalokitesvara, dan sekalian tanya mereka, apakah mereka setelah dikasi bulu pantat bebek, kedua pasangan itu juga mau melafalkan Maha Karuna Dharani bersama setiap pagi dan sore. Tidak perlu panjang2 3 x saja di depan altar Avalokitesvara Bodhisatva.

3.Tanyakan pada mereka apakah ada niat untuk rukun dan mengubah agar menjadi rukun/harmonis kembali.

4. Saat Anda membaca, Anda harus puasa 24 jam dan hanya boleh minum air putih saja.
wah ini dia yg paling sulit...lambung saya sudah pernah rusak, mustahil ga makan 24 jam.....

5. Beritahu mereka setiap mereka ingin bertengkar karena masalah sepele. Ambil itu bulu pantat bebek lalu lsg baca Namo Kwan Se Im Pho Sat. Terus sampai tenang dan bicara baik2.
sepertinya tidak ada dalam text tersebut tuh hal ini..papa bond nambah-nambah ya? jangan-jangan udah pernah neh.hihihi

6. Pembacaan ini harus didepan patung Avalokitesvara Bodhisatva.

7. Baca Maha karuna Dharani ini 1008x  dan Dibaca jam 4 pagi, tidak boleh ngantuk. Dimana sebelumnya puasa dulu seperti point 4.

Nah itu ritual yang saya ketahui.
Kalo semua point bisa dijalankan niscaya berhasil minimal 6 bulan ada perubahan. mungkin bisa lebih cepat.

Isi Maha karuna Dharani :

Namo Ratna-Trayaya

Namo Aryavalokitesvaraya

Bodhisattvaya Mahasattvaya Mahakarunikaya

Om Sarva Abhaya Sunadasyah

Namo Sukrimama Aryavalokitesvara-Garbha

Namo Nilakantha Siri Maha Bhadrasrame

Sarvathasubhamajeyam Sarvasattvanamawarga Mahadhatu
Tadyata Om Avaloke-lokite-kalate
Hari Maha Bodhisattva Sarva Sarva Mala Mala
Masi Mahahirdayam Kuru Kuru Karmam
Kuru Kuru Vijayati Maha Vijayati
Dhara Dhara Dharin Suraya
Chala Chala Mama Brahmaramukti
Ehi Ehi Chinda Chinda Harsam Prachali
Basa Basam Presaya Hulu Hulu Mala
Hulu Hulu Hilo Sara Sara Siri Siri Suru Suru
Bodhiya Bodhiya Bodhaya Bodhaya
Maitreya Nilakantha Darshinina
Payamana Svaha Sidhaya Svaha Maha Sidhaya Svaha
Sidhayogesvaraya Svaha Nilakantha Svaha
Varahanayaya Svaha Simhashira Mukaya Svaha
Sarva Maha Sidhaya Svaha Cakra Sidhaya Svaha
Padmahastaya Svaha Nilakanthavikaraya Svaha
Mahasishankaraya Svaha
Namo Ratna Trayaya
Namo Aryavalokitesvaraya Svaha
Om Siddhyantu Mantrapadaya Svaha


Selamat mencoba dan smoga berhasil.




kesimpulan...point 4 adalah point mematikan yang sulit saya sanggupi....tak rela menukar kesehatan saya dengan hal-hal yg belum pasti.....
batal ah... ;D

 ^-^

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
[at] marcedes

mgkn berarti anda belum berjodoh dengan bodhisatva kwan im, harap bersabar yach.... karena pasien bodhisatva kwan im kan banyak.....  ^-^

anda mgkn berjodoh dengan dewa kuang kong.... ;D
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
sebenarnya ritual2 semacam itu bisa menjadi sangat gampang dan bisa menjadi sangat susah...
dasarnya hanya point satu, jika poin 1 terpenuhi, semua point berikutnya hanyalah pelengkap yang bisa tergantikan...


Dari topik ini, gw tertarik ingin membahas mengenai "budaya" membaca mantram pada kalangan mahayana...

Contoh bro Mercy adalah contoh kesalahan fatal bagi sebagian besar umat Mahayana...Berharap pembacaan mantram dapat sebagai ajang pembuktian kesaktian ataupun meminta berkah...Padahal kita tau, semua itu hasilnya ialah 50-50, hasilnya hanya "berhasil" atau "gagal". Dan lebih parah efeknya jika "berhasil", objek platihan hanya dipandang rendah sebatas media untuk meminta berkah dan melatih kesaktian...

Jadi sori brow Mercy, sebelum u memutuskan mundur, gw memank berharap u mundur, dan berharap kalaupun maju, hasilnya akan gagal. :whistle:

Seperti yang ditulis oleh bro Gandalf, pembacaan mantram itu harus dilihat sebagai pelatihan diri. Semua efek2 samping seperti yang tertulis akan datang sendiri tanpa diminta...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
saya pribadi blm memahami makna mantram. Tapi kalo gak salah mantram tdk bisa dijelaskan scr ilmiah, karena ada kaitan dgn sifat metafisika. Byk fenomena dunia yg blm bisa dijelaskan, so saya rasa diskusi ini tidak akan mencapai titik kesimpulan yg bisa diandalkan. Mahayana  saja blm memahami mantram sebaik Tantrayana. Itulah sebabnya Mahayana hanya menjalankan ritual praktik pembacaan mantra dgn tulus berdasarkan keyakinan bhw itu ajaran Buddha. Kalo Tantrayana jauh lebih memahaminya, dan karena saya tidak begitu mendalami Tantra, saya blm sanggup menjelaskan lebih jauh.  Tapi dari penjelasan bro bond misalnya, itu memberi sinyal bhw sebenarnya mantra itu harus dipraktikkan berdasarkan kekuatan keyakinan+faktor2 lain yg mendukungnya. Bila tidak maka percuma, akan sama seperti membaca artikel kata2 yg kosong tanpa efek.

Bro Chingkik,berdasarkan faktor keyakinan + faktor2 lain,boleh saja tahu faktor2 lainnya dikategorikan apa saja?seberapa banyak faktor lainnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilannya?

sesuai dengan sutra ini :

Quote
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.
Bro gandafl,point 1 dan ke 2 bolehkah kita menyebutnya sama?Point 1 mengatakan memvisualisasikan/membayangkan[menciptakan bayangan] tertentu dengan bija aksara[bija aksara maksudnya apa ya?]


Quote
3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.
Vipashayana = vipassana?

Quote
4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.
Bro Gandalf,mau nanya ini,bisakah kita melakukan 2 hal secara bersamaan dalam pikiran ini?di satu sisi kita melafalkan mantra,disisi lain sedang memikirkan "nasib" orang lain?

Quote
Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

tanpa merenungkan arti?
 
bagaimana dengan ini :

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

jadi sutra ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

fungsi untuk mengharmoniskan hubungan atau sebagai sarana "meditasi"?saya jadi bingung..mohon bantuannya.. :)

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
maaf ni agak oot
tapi g ga ngerti tadi diatas ada yg tulis dharani n sutta berbeda bedanya apa yah???
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline amaravajra

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • A S L I lho !
Quote
Dalam pelatihan Mantra ada 4 cara yang bisa dipraktekkan:

1. Secara Visualisasi
Memvisualisasikan Buddha / Bodhisattva tertentu dengan bija aksara sambil membaca Mantra

2. Secara Samatha
Melafalkan mantra sambil berpusat pada suara Mantra itu sendiri.
Bro gandafl,point 1 dan ke 2 bolehkah kita menyebutnya sama?Point 1 mengatakan memvisualisasikan/membayangkan[menciptakan bayangan] tertentu dengan bija aksara[bija aksara maksudnya apa ya?]


Quote
3. Secara Vipashyana
Melafalkan Mantra sambil memeditasikan / merenungkan: Siapakah yang membaca Mantra? Diriku ini adalah Shunyata / Tanpa Aku. Buddha adalah Shunyata / Tanpa Aku. Lalu apakah hakekat semuanya ini? Apa itu Shunyata / Anatman? Sampai tidka ada perbedaan lagi antara pelafal, Buddha dan mantra yang dilafalkan.
Vipashayana = vipassana?

Quote
4. Secara Maitri Karuna
Yaitu melafal Mantra sambil berpikir semua makhluk menderita oleh karena karma mereka, maka aku akan bertekad untuk membebaskan mereka semua.
Bro Gandalf,mau nanya ini,bisakah kita melakukan 2 hal secara bersamaan dalam pikiran ini?di satu sisi kita melafalkan mantra,disisi lain sedang memikirkan "nasib" orang lain?

Quote
Nah pelafalan mantra2 dgn metode di atas dilakukan tanpa merenungkan artinya, maka dari itu terkadang dalam teks2 mantra tidak diberi artinya.

tanpa merenungkan arti?
 
bagaimana dengan ini :

Arti dari Mantra bisanya dijabarkan dalam pembabaran Dharma tentang Mantra itu sendiri. Arti tersebut memperkuat motivasi kita dan pengertian kita, sehingga ketika membaca Mantra kita dapat tahu dengan jelas apa maksud dan tujuannya. Namun tidak mengetahui artinya bukan berarti tidak dapat dipraktekkan Mantra itu (misal dengan samatha kita memeditasikan suara dari mantra tersebut, bukan artinya).

jadi sutra ini :
"Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)

fungsi untuk mengharmoniskan hubungan atau sebagai sarana "meditasi"?saya jadi bingung..mohon bantuannya.. :)

Iya riky, poin 1 dan 2 memang mirip.

Dsni terdapat perbedaan, yaitu :
untuk poin 1, kita berfokus pada objek Buddha/objek2 visualisasi lain sesuai dgan teknik visualisasi atas mantra ybs sambil melafalkan mantra.
untuk poin 2, kita berfokus hanya pada suara sambil melafalkan mantra.

Bijaksara adalah istilah sansekerta yg bermakna "suku kata". Bijaksara tertentu dengan warna2 atau pola2 tertentu biasanya merupakan salah satu objek yg divisualisasikan dalam praktik2 mahayana tantra.

Dalam satu sesi praktik mahayana tantra, Bijaksara mewakili aspek-aspek yang sedang dilatih dan ditekankan, jadi stiap bijaksara pun mempunyai makna luas dibaliknya. Dan hal ini hanya dijelaskan oleh Guru kpada murid dalam sbuah pnurunan ajaran. Dnsi kita dapat mlihat pentingnya seorang Guru yang autentik, dan penjelasan yg autentik pula sblum dapat mulai mlakukan praktik2 mahayana tantra.

Untuk poin 3,iya itu Vipassana (meditasi analitik).

Untuk poin 4, kita memahami dan melihat fakta bahwa smua makhluk sedang menderita di alam2 samsara akibat klesa mereka sndri,dan dgan dmkian lalu kita membangkitkan Karuna di dalm diri kita dan lalu mempertahankan prasaan ini untuk tetap stabil bhkan meningkat sambil melafalkan mantra.

untuk pertanyaan riky yg trakhir, mnurut pendapat saya pribadi, bulu bebek dsni hanya sbagai sarana simbolik. Sama sperti saat saya dan teman2 sastrawan membaca puisi misalnya, lalu puisi tsb dibacakan kpada alat prekam yg merekam suara tsb, lalu CD rekamannya kami simpan,.. bisa ditangkap maksud saya ? (sekali lagi yg ditekankan dsni adalah simbolik-nya)

smoga bermanfaat  ;)
« Last Edit: 25 March 2010, 01:38:20 PM by amaravajra »
Om Arapachana Dhih

Offline amaravajra

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • A S L I lho !
maaf ni agak oot
tapi g ga ngerti tadi diatas ada yg tulis dharani n sutta berbeda bedanya apa yah???

Dharani adalah suatu "formula panjang" yang terdapat dalam sbuah Sutra (Sutta). Apabila "formula" ini bentuknya pendek (hanya terdiri dari beberapa kata), maka formula tsb dsebut Mantra.
Hal-hal ini biasa dtemui dalam Sutra2 tradisi Utara (mahayana).

Dharani sndri dalam bhs sanskerta bermakna "mempertahankan/menyokong".

"Formula" ini biasanya tidak dapat diterjemahkan, dan seiring dgan penyebaran Buddhisme Mahayana k berbagai negara, Dharani dan Mantra tetap berada dalam bahasa asalnya, yaitu bahasa Sansekerta, yang disesuaikan dengan pelafalan lidah peduduk setempat.

"Formula" ini kerap dilafalkan sebagai salah satu sarana pembinaan diri, dan dengan prosedur/tata cara yg sesuai, praktik pembacaan Dharani/Mantra akan membawa manfaat.

Sedangkan Sutra (bhs.Sanskerta) atau Sutta (bhs.Pali) berarti "topik-topik", merupakan kumpulan ulasan Buddha tentang beragam ajaran.
« Last Edit: 25 March 2010, 01:41:15 PM by amaravajra »
Om Arapachana Dhih

Offline amaravajra

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 4
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • A S L I lho !
Ow ya, saya ikut menambahkan, dilihat dari judul Sutra yg mengandung Dharani ini saja saya rasa sudah cukup jelas menggambarkan penekanan apa yg ditekankan dalam praktik pelafalan Dharani tsb : Maha Karunacitta Dharani Sutra.

Maha = agung
Karuna = belas kasih
Citta = batin

Maha Karunacitta Dharani Sutra = Ajaran tentang Dharani Batin Belas Kasih yang Agung
Om Arapachana Dhih

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Karena semuanya sudah tenang & dpt mengendalikan diri sendiri,saya ingin memberi sedikit pendapat pribadi.

Dalam Milinda Panha ada pertanyaan dari Raja Milinda: jika tidak ada tempat untuk berlindung dari akibat perbuatan jahat (seperti dalam syair Dhammapada),mengapa Buddha mengajarkan syair perlindungan (Paritta)?

YA Nagasena menjawab bhw walaupun paritta dpt menjadi pelindung terhadap hal2 yg tdk diinginkan,namun kekuatan paritta sesungguhnya tergantung pada 3 faktor:
1. Keyakinan (saddha)
2. Kekotoran batin (kilesa)
3. Karma (kamma)
[Nanti saya postingkan kutipan Milinda Panha tsb]

Menurut saya,pembacaan dharani/mantra Sanskerta (Mahayana) dg segala prosedur ritual utk tujuan tertentu yg baik,jg bergantung pd 3 faktor di atas.  Ada juga cerita dari daratan Cina ttg pembacaan "om mani padme hum" oleh seorang nenek tua. Sang nenek membacanya dg kata2 yg salah,tetapi ia tdk mengetahui kesalahannya,dan dg penuh keyakinan & hati tulus membaca mantra tsb tanpa henti tiap hari.

Saat pembacaannya sudah beribuan kali,saat ia membaca mantra tsb,cahaya cemerlang memancar dari tubuhnya. Suatu ketika seorg bhikshu melewati rumah sang nenek dan merasa heran melihat kilau cahaya memancar dari rumah tsb. Setelah mengetahui praktek pembacaan mantra oleh sang nenek & mengetahui mantra yg dibaca itu salah,sang bhikshu memberitahukan kesalahan tsb.

Mengetahui kesalahannya sang nenek menjd kecewa & merasa praktek tsb selama ini sia2. Akibatnya keyakinannya menjadi goyah & walaupun membaca ribuan kali mantra yg benar,cahaya gemilang tdk memancar lagi dari tubuhnya.

Dg demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan keyakinan dapat mempengaruhi kemanjuran suatu paritta/dharani/mantra Buddhis,sedangkan segala ritual & prosedur pembacaannya menurut saya cuma pelengkap agar menimbulkan keyakinan org atas paritta/dharani tsb & menimbulkan suasana religius.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Quote
Bro Chingkik,berdasarkan faktor keyakinan + faktor2 lain,boleh saja tahu faktor2 lainnya dikategorikan apa saja?seberapa banyak faktor lainnya dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keberhasilannya?

sesuai dengan sutra ini :

Quote

    "Jika sepasang suami istri tidak rukun dan harmonis, keadaannya seperti air dan api, carikan bulu bagian belakang dari bebek mandarin, di depan rupang Bodhisattva Avalokitesvara yang Maha Pengasih, lafalkan Mantra Agung [Maha Karuna Dharani] sebanyak 1008 ditujukan kepada bulu-bulu tersebut dan berikan kepada kedua pasangan itu untuk dipakai, maka pasangan suami istri tersebut akan berbahagia dan saling menghormati dan mencintai satu dengan lainnya sampai akhir hayatnya." (Maha Karunacitta Dharani Sutra)


 [at] riky,
faktor lain bisa seperti didukung oleh kekuatan karma, ketulusan, semangat, konsentrasi. Ini sekedar penafsiran saya, karena  saya rasa memang ini sangat berkorelasi dengan aspek dharma tersebut.   Bentukan2 mental/batin itu sangat halus, kadang kita sendiri belum mampu mengukurnya atau membandingkan faktor2 mental kita dengan orang lain, sehingga hasilnya bisa berbeda-beda.
Tetapi dari keseluruhan isi Sutra ini, sebenarnya intinya terletak pada tujuan memperlihatkan kepada kita bahwa Avalokitesvara menggunakan berbagai cara2 utk meringankan beban psikologis para makhluk,  yg mana mereka belum mampu memasuki pemahaman yg lebih intensif ttg dharma yg lebih tinggi. Dengan kata lain, biasanya dalam mahayana menyebutkan bahwa ini adalah daya upaya bijak utk mengajar secara bertahap. Misalnya seseorang yg sedang kelaparan, kita sodorin makanan dulu, alih-alih langsung memberi ceramah dhamma, karena secara psikologis orang itu blm siap.
Oleh karena, dalam konteks mahayana, ada dharma yang tujuannya bersifat duniawi, ada yg bersifat di atas duniawi. Dan semua ini diajarkan secara bertahap, tergantung pada karakter individu.

Walaupun saya termasuk orang berkeyakinan pada Avalokitesvara, tetapi tidak jarang saya masih sering bertanya2 pada diri sendiri tentang sifat Avalokitesvara yang susah dianalisis secara rasional. Ini sama susahnya menganalisis dunia metafisik seperti eksistensi hantu, dewa, makhluk halus, kekuatan batin, dll.
Kadang dalam kondisi kesulitan saya sering melafal nama Avalokitesvara, dan sepertinya tidak terjadi apa-apa. Tetapi ada kalanya cukup mengejutkan , misalnya pernah saya mengalami sakit perut akut yang sangat menderita. Saat itu saya menginap di rumah orang, pada jam 1 malam. Saking sakitnya saya seperti mau pingsan, tetapi saya berusaha menahannya sekuat tenaga dan bersumpah dalam hati bahwa apapun yg terjadi saya tidak akan mau mengganggu istirahat orang, saya tidak akan membangunkan orang, karena saya merasa phaise bila merepotkan orang. Disela-sela hampir tak tertahankan itu, saya menyebut2 nama Avalokitesvara. Ini penyebutan nama Avalokitesvara yang paling mengesankan yg pernah saya alami seumur hidup, karena rasa sakit itu bisa plong menghilang seperti tdk terjadi apa2. Saya masih tdk mengerti fenomena ini, padahal pada ksempatan lain, misalnya saya sakit pinggang, saya menyebut2 Avalokitesvara juga tdk sembuh-sembuh jika tidak makan obat.
Dari pengalaman ini, saya tetap masih bisa bertanya2, mungkin keyakinan saya blm sempurna, tetapi saya tetap berusaha mempraktikkan keyakinan itu, karena keyakinan dikatakan sangat penting. Dan sampai sekarang pun saya masih sekali2 menyebut Avalokitesvara dgn sikap respek, semoga saya bisa mencapai sifat welas asih demikian juga.

Jadi, apakah  seseorang dapat mempercayai ini atau tidak, semua dikembalikan pada pilihan masing2.  _/\_




Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Cerita d atas sama maknanya dengan  "menyebut nama Amitofo sekali dapat mengantarkan ke sukhavato"
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

 

anything