//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ratana Sutta  (Read 15435 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Ratana Sutta
« on: 20 January 2010, 11:48:19 AM »


Namo Buddhaya,

Jika ada waktu,usahakan setiap hari kita membaca Ratana Sutta tersebut dengan penuh tekad dan keyakinan, dan pikiran welas asih terhadap semua makhluk yang sedang berada dalam kesulitan,seperti  pikiran YM Ananda saat membacakan Ratana Sutta di sekeliling tiga tembok yang membentengi kota Vesali selama tiga jaga pada suatu malam,marilah kita membacakan Ratana Sutta,supaya kita semua terhindar dari bencana.Waktu itu seketika menghalau tiga bencana,wabah penyakit,siluman dan kelaparan yang melanda Kota Vesali tersebut..Ke depan semakin banyak bencana yang akan terjadi tersebut.

Kemudian,tetaplah berjalan di jalan Kebenaran yaitu Praktek Jalan Beruas 8 tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Anumodana

Offline darwin hua

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 103
  • Reputasi: 3
Re: Ratana Sutta
« Reply #1 on: 20 January 2010, 11:53:20 AM »


Ratana Sutta itu sangat bagus,Bait penutup adalah sebuah tekad yang sungguh-sungguh.Para umat Buddha dianjurkan untuk membaca Ratana Sutta dimulai dari Yanidha hingga bat syair tekad sungguh-sungguh ini dan tiga bencana akan dapat dihindari seperti halnya Kota Vesali pada masa lampau.Tidak perlu mengikuti cara-cara baru seperti dalam membacakan naskah Pali lainya.Khotbah ini yang dibabarkan oleh Buddha sendiri akan terbukti efektid bagi mereka yang membacakannya dengan penuh keyakinan.Karena itu,bagi mereka yang ingin bebas dari segala kesulitan bacakanla Ratana Sutta yang mulia tersebut

Anumodana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ratana Sutta
« Reply #2 on: 20 January 2010, 11:57:15 AM »
 [at] darwin hua,
cara-cara baru itu seperti apa ya?

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Ratana Sutta
« Reply #3 on: 20 January 2010, 12:03:15 PM »
Ko gmana crnya, bisa kasih tau  :P

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Ratana Sutta
« Reply #4 on: 20 January 2010, 01:03:55 PM »
Iya penasaran nih, maksudnya cara-cara baru itu gimana ? beda cara baru dan cara lama dimana ? jelasin donk !
saya sih kalau baca pakai cara biasa  ;D
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Ratana Sutta
« Reply #5 on: 20 January 2010, 10:03:22 PM »
baca Ratana Sutta bisa selesaikan wabah penyakit & kelaparan (siluman dikeluarkan dulu)?
realistis deh... :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Ratana Sutta
« Reply #6 on: 20 January 2010, 10:32:09 PM »
yg soal wabah, kelaparan dan siluman itu sumbernya dari mana yak?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Ratana Sutta
« Reply #7 on: 21 January 2010, 11:01:34 AM »
Tidak perlu mengikuti cara-cara baru seperti dalam membacakan naskah Pali lainya..

Maksudnya ? Tanda baca & lafal pengucapannya sudah diperbaharuikah ?

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: Ratana Sutta
« Reply #8 on: 26 January 2010, 03:32:53 PM »
Ratana Sutta adalah sebuah contoh yang
sangat bagus, diantara khotbah‐khotbah seperti yang
digambarkan diatas, yang memiliki asal mula sendiri
pada masa Sang Buddha hidup di kota Vesali yang
makmur. Sutta ini dianggap sebagai sebuah Sutta yang
memiliki kekuatan besar dalam menolong penduduk
Vesali menanggulangi bencana kelaparan, makhluk‐
makhluk halus jahat, dan malapetaka. Bahkan hingga
sekarang, umat Buddhis di seluruh dunia memberikan
penghormatan besar terhadap Sutta ini, membacanya
setiap hari dan memperoleh berkah serta
perlindungan darinya dalam kehidupan sehari‐hari.
Sutta ini muncul pada suatu masa, ketika kota
makmur Vesali berada pada suatu kondisi
kemerosotan dimana penduduknya terancam oleh
bencana kelaparan, makhluk‐makhluk halus jahat,
serta wabah penyakit. Malapetaka ini memuncakMakna Paritta
hingga banyak kematian terjadi dan diperburuk
dengan para makhluk‐makhluk halus jahat yang selalu
menghantui karena tertarik pada mayat‐mayat yang
membusuk. Rasa panik menyerang kota. Pada masa
kritis tersebut, dua orang bangsawan Licchavi beserta
sekelompok besar pengikutnya pergi menemui sang
Buddha yang sedang berdiam di Rajagaha dengan
tujuan meminta pertolongannya.
Sang Buddha, setelah mendengar dukacita
dan keputusasaan mereka, dengan penuh simpati dan
belas kasih menerima undangan bangsawan tersebut.
Sang Buddha beserta serombongan besar Bhikkhu
segera meninggalkan Rajagaha menuju Vesali.
Dikatakan bahwa Yang Mulia Ananda Thera ikut dalam
rombongan ini. Setelah menyeberangi sungai Gangga,
mereka akhirnya mencapai kota. Sebuah fenomena
yang aneh terjadi. Turunlah hujan yang amat deras
menyapu dengan bersih mayat‐mayat yang telah
membusuk dari kota dan menghilangkan bau udara
yang tidak sedap. Kemudian Sang Buddha dengan
penuh welas asih membacakan Ratana Sutta untuk
penduduk kota Vesali. Yang Mulia Ananda Thera Makna Paritta
diinstruksikan untuk mengulang membaca Ratana
Sutta untuk penduduk di seluruh penjuru kota Vesali.
Air yang telah diberkahi kemudian dipercikkan dari
mangkuk milik Sang Buddha. Oleh karena kekuatan
kebahagiaan Sutta, semua makhluk halus jahat
meninggalkan kota dan penduduk segera terbebas dari
pengaruh jahat dan keji mereka. Berakhirlah bencana
dan malapetaka pada kota tersebut.
Pemberkahan dan perlindungan yang berasal
dari Ratana Sutta yang dibacakan pada masa Sang
Buddha masih hidup, tetap dapat digunakan hingga
saat ini. Ratana Sutta yang diuraikan oleh Sang Buddha
kepada para penduduk Vesali yang sedang berkumpul
di Balai Umum sebenarnya telah diuraikan secara
persis sebanyak tak terhingga kali oleh Buddha Buddha
sebelumnya. Makna dan arti sutta ini telah dijelaskan
dalam berbagai pertemuan oleh komunitas Bhikkhu
pada masa ini dalam berbagai kesempatan. Umat
Buddhis terus memperoleh manfaat dari pembacaan
dan praktek ajaran‐ajaran yang terdapat dalam Sutta
ini. Makna Paritta
Istilah Pali ‘Ratana’ dikenal sebagai ‘Permata
Mulia’. Dikenal demikian tertuju kepada Buddha,
Dhamma, dan Sangha. Kumpulan kebajikan‐kebajikan
dari Tiga Mustika ini mengundang para bijaksana
untuk mempraktekkan ajaran sebagai sebuah alat
untuk menyeberangi lautan kehidupan dan kematian,
menuju pada tujuan utama, Nibbana.
Dalam Permata Mulia –termuat berbagai
sifat‐sifat bajik yang dapat dipraktekkan para bijaksana
dalam kehidupan sehari‐hari mereka. Adalah melalui
pengendalian nafsu pikiran hingga sampai pada
gerbang ketenangseimbangan sebagai buah pikiran
konsentrasi, dimana jalan kematian telah dihilangkan
setahap demi setahap. Melalui perolehan insight
dengan cara setahap demi setahap menghapus
kepercayaan akan adanya roh yang kekal, keragu‐
raguan, dan kemelekatan pada ritual dan upacara,
para bijaksana telah sepenuhnya terbebaskan dari
empat alam menyedihkan. Makhluk bumi dan makhluk
angkasa diundang untuk membagikan berkah dan
kebahagiaan dari Khotbah Ratana. Dikatakan bahwa
bahkan Raja para dewa, Sakka, mengulang tiga syair Makna Paritta
terakhir dari Sutta tersebut dan ikut mendatangi Sang
Buddha bersama para pengikut nya di Vesali pada saat
khotbah penutupan terakhir yang diselenggarakan di
Balai Umum.
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

Offline ferryblu3

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • Keep Smiling
Re: Ratana Sutta
« Reply #9 on: 01 February 2010, 03:48:19 PM »
kalau ak sih lbh prefer bc karaniya metta sutta sih...
ga tw np tp sk aj d banding mangala sutta n ratana sutta yang biasa sering d baca kalau kebaktian.. hehehe..
Ehipassiko, datang dan buktikan sendiri keindahan Dhamma

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Ratana Sutta
« Reply #10 on: 07 March 2010, 04:01:11 PM »
tergantung saja untuk keperluan apa kalo metta kan lebih membantu untuk meditasi metta misalnya.
ratana sutta bagi yang Buddhanusati, Dhammanusati, dan Sanghanusati yahh kira kira gitu dah.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Ratana Sutta
« Reply #11 on: 07 March 2010, 09:32:07 PM »
Mau tahu kekuatan Ratanasutta? Ada cerita yang bagus. Berikut ini adalah ceritanya:

Seorang bhikkhu ingin pergi ke Malaysia melalui daerah perbatasan. Sebagaimana layaknya di daerah perbatasan setiap orang yang melalui daerah perbatasan akan diinvestigasi dengan serius. "Namamu siapa?" tanya petugas di perbatasan. "Jahitā", jawab bhikkhu itu singkat. Tentu tujuan bhikkhu itu adalah agar namanya tampak seperti orang Muslim. "Nama lengkapnya?" tanya petugas itu untuk mendapatkan nama lengkap bhikkhu itu. Bhikkhu itu kemudian mengatakan:

"Sahāva ‘ssa dassana-sampadāya,
Tayassu dhammā jahitā bhavanti,
Sakkāya-ditthi vicikicchitañca,
Sīlabbatam vāpi yadatthi kiñci.
Catūh’ apāyehi ca vippamutto,
Chaccābhithānāni abhabbo kātum,
Idampi Sanghe ratanam panītam,
Etena saccena suvatthi hotu!"

Petugas di daerah perbatasan itu hanya bisa bengong mendengarkan jawaban bhikkhu itu. Tanpa menuliskan nama bhikkhu itu, petugas itu dengan rasa heran bilang, "Silahkan nikmati perjalanan Anda." Ya, bhikkhu itu bisa lolos ke Malaysia karena kekuatan Ratanasutta. :)) :))
 
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ratana Sutta
« Reply #12 on: 08 March 2010, 12:36:49 PM »
^
^
 :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Ratana Sutta
« Reply #13 on: 08 March 2010, 01:18:52 PM »
Mau tahu kekuatan Ratanasutta? Ada cerita yang bagus. Berikut ini adalah ceritanya:

Seorang bhikkhu ingin pergi ke Malaysia melalui daerah perbatasan. Sebagaimana layaknya di daerah perbatasan setiap orang yang melalui daerah perbatasan akan diinvestigasi dengan serius. "Namamu siapa?" tanya petugas di perbatasan. "Jahitā", jawab bhikkhu itu singkat. Tentu tujuan bhikkhu itu adalah agar namanya tampak seperti orang Muslim. "Nama lengkapnya?" tanya petugas itu untuk mendapatkan nama lengkap bhikkhu itu. Bhikkhu itu kemudian mengatakan:

"Sahāva ‘ssa dassana-sampadāya,
Tayassu dhammā jahitā bhavanti,
Sakkāya-ditthi vicikicchitañca,
Sīlabbatam vāpi yadatthi kiñci.
Catūh’ apāyehi ca vippamutto,
Chaccābhithānāni abhabbo kātum,
Idampi Sanghe ratanam panītam,
Etena saccena suvatthi hotu!"

Petugas di daerah perbatasan itu hanya bisa bengong mendengarkan jawaban bhikkhu itu. Tanpa menuliskan nama bhikkhu itu, petugas itu dengan rasa heran bilang, "Silahkan nikmati perjalanan Anda." Ya, bhikkhu itu bisa lolos ke Malaysia karena kekuatan Ratanasutta. :)) :))
 
yah jelas petugasnya kasih lewat wong binggung kok muncul bahasa dewa :)) :)) :))
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline saroja devi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 49
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • Tetap semangat
Re: Ratana Sutta
« Reply #14 on: 22 April 2010, 09:25:22 PM »

Namo Buddhaya,

Yang saya ketahui adalah bahwa kita harus mempraktekkan sifat2 kebajikan dari Tiga Permata(Buddha,Dhamma dan Sangha) dalam kehidupan sehari-hari dengan menjalankan Jalan Beruas 8,Jala yang membantu kita menyeberangi lautan kehidupan(samsara) menuju tujuan utama,Nibbana,rajin mengendalikan nafsu pikiran sampai pada ketenanganseimbangan batin yang sebagai buah pikiran konsentrasi(meditasi),dimana kita telah mengerti dan menembusnya 4 Kebenaran Mulia setahap demi setahap kita menghapus kekotoran batin kita,seperti keperceyaan terhadap adanya roh yang kekal,keragu-raguan dan kemelakatan pada ritual dan upacara tersebut

Dengan membacanya dan merenungkan Ratana Sutta,akan timbul kebahagiaan dalam diri kita,Sutta ini telah dipakai juga tak terhingga kali oleh Buddha Buddha sebelumnya..

Salah satu isinya

Bagaikan gerbang kota yang berfondasi kokoh tidak tergoyahkan oleh angin dari emat penjuru,demikianlah kunyatakan bahwa orang yang sepenuhnya memahami Kebenaran Mulia adalah orang yang baik.Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha.Dengan kebenaran ini semoga ada kedamaian.

Anumodana

 

anything