Dengan kata lain, Aliran Mahayana secara implisit menyatakan bahwa semua perilaku Pangeran Siddhattha selama belum 'menjadi' Sang Buddha Gotama hanyalah sebuah drama terakbar di Jagad Raya ini...
Luar biasa. Sang Buddha rupanya senang berleha-leha sampai pada usia 35 tahun untuk membabarkan Dhamma pada khalayak ramai. Kasihan sekali Petapa Asita. Padahal beliau bisa saja mendapat bimbingan dari Pangeran Siddhattha Gotama. Namun Pangeran tidak melakukannya, sehingga Petapa Asita pun meninggal dunia sebelum beliau sempat mendengar Khotbah Dhamma.
Itukan karena anda percaya membuta bahwa kisah dalam Theravada pasti Benar dan kisah lainnya pasti salah. Dua versi kalo disatukan tentu jadi kacau balau penilaiannya. Mahayana beranggapan Pangeran Siddharta tidak melakukan hubungan yg menyimpang, tetapi Theravada beranggapan ada. Coba saya masuk thread Theravada, saya bisa juga bilang begini "Lho rupanya Pangeran Siddharta suka main perempuan ya, orang begitu kok dibilang telah mempraktikkan paramita selama 4 asankheya kappa, apa gak bohong tuh". Mahayana pasti merasa sangat aneh ,mengapa? karena Mahayana menganggap sejak menjadi petapa Sumedha, Beliau tidak lagi melakukan perbuatan2 yg membuatnya larut dalam nafsu indria. Ngerti kan maksudku mengapa kalian merasa aneh. Ya begitu juga kalo saya masuk ke Thread Theravada dengan memegang perspektif mahayana, saya pasti bilang aneh juga versi Theravada.
[at] Chingik
Yang saya tanyakan adalah betapa teganya Siddhattha Gotama tidak membabarkan Dhamma pada Petapa Asita dulu. Saya sedang tidak membahas masalah apakah Siddhattha Gotama melakukan hubungan suami-istri atau tidak.
Kalau benar seperti apa yang ada dalam kacamata Mahayana, berarti saya menilai bahwa Siddhattha Gotama adalah seorang aktor terbaik sepanjang masa. Karena bisa-bisanya Beliau memerankan peran sebagai 'orang yang belum Tercerahkan'; kemudian bergelut dalam petapaan yang menyiksa sebelum akhirnya mengumandangkan pencapaian sebagai Yang Tercerahkan. Padahal kalau Siddhattha mau langsung membabarkan Dhamma sejak lahir, mungkin sangat banyak makhluk yang bisa menembus Dhamma. Di manakah letak kekonsistenan pandangan Mahayana bahwa Siddhattha berkomitmen untuk menolong semua makhluk?
Karena Anda membahas mengenai perihal apakah Pangeran Siddhattha melakukan hubungan suami-istri atau tidak, maka kali ini saya akan membahasnya...
Apa yang dilakukan Pangeran Siddhattha dan Putri Yasodhara di 3 istana kediamannya?
Bagaimana gambaran kehidupan mereka sebagai sepasang suami-istri?