Duu-duanya benar itu menurut pandangannya masing2 cuy
sip..deh haha
Bro Marcedes, saya rasa anda terlalu melekat Sutta. Sehingga memandang yg lain salah semua.
Saya mempelajari Mahayana dan Theravada, tapi tidak menganggap dua-duanya salah atau pun benar. Kalo bicara Mahayana, ya saya berpijak pada sudut pandang mahayana. Kalo bicara soal Theravada ya saya berpijak pd sudut pandang Theravada.
Anda slalu ngotot bahwa pasti ada satu yg salah, berarti anda tidak konsisten juga karena bukankah kita sudah dinasihati dalam Kalama Sutta. Jadi mohon jangan menyia2kan waktu utk menanyakan sesuatu dengan menilainya dari isi Sutta. Kalo belajar utk memahami atas dasar menambah wawasan , itu wajar, tapi anda telah banyak menghabiskan wkt utk hal2 yg tidak berguna ini dengan mencari kesalahan. Ini tercermin dari cara anda memulai suatu diskusi. Cara diskusi yg benar seharusnya begini: dalam ajaran xx terdapat prinsip seperti ini ini, bagaimana prinsip ini dijelaskan dalam ajaran xx itu? Ini lah contoh diskusi yg sehat. Tapi anda datang2 langsung hah?? Katanya Buddha begini2 tapi mengapa (sambil buka refrensi aliran anda) malah begitu2? Wong kalo gitu anda ingin belajar dhamma atau mencari2 kesalahan. INi bisa membuat orang salah paham bahwa anda ingin mengobrak abrik, bukan ingni berdiskusi. Jadi mohon membuat pertanyaan yg elegan. Saya rasa sebuah forum pasti ada etikanya. Jadi mohon moderator pertimbangkan bahwa apakah cara memulai diskusi bro Marcedes sudah benar atau tidak, kalo benar, saya mohon maaf, mungkin saya yg telah salah paham.
saudara chingik, saya mempelajari sutta berdasarkan juga dari pratek..
karena selama saya pratek meditasi, belum pernah apa yang saya temukan itu meleset dari sutta.
wajar saja saya mempertanyakan...
ibarat saya memakan garam saya merasa asin, kemudian sutta menyatakan sama yakni asin...tiba-tiba datang SUTRA bilang manis dan kemudian manis dan asin katanya sama....lucu kan?
jadi apa yangs saya temukan yah,jelas saya pertanyakan...karena jikalau lanjut terus...
siapa tahu saya salah?......
kalau anda memang bisa menjelaskan sesuai dengan "akal sehat" yah tentu saja saya bisa terima..
seorang Siddharta ketika melahirkan disitu jelas tertulis "sadar" dan lagi beliau tentu sudah memiliki kemampuan beberapa abhina sebelum menjadi siddharta...
beliau masuk jhana saja sewaktu duduk dibawah pohon jambu.. dengan gampang-nya...
anda duduk depan altar butuh berapa tahun masuk jhana?
jadi wajar kalau beliau bisa lahir dengan kondisi demikian...boddhisatva....10 parami...bukan 0.01 parami.
coba lihat penjelasan sutta mengenai abhina..disitu jelas!!! bukan tidak ada angin tidak ada air...tiba-tiba bisa ZAP langsung ada.
dimana seseorang harus masuk ke jhana dan mengambil objek yang sesuai....jika ingin memunculkan api yah pakai unsur api...sebagai objek...bukan pakai objek avatar saudara ryu baru tiba-tiba muncul api...
jadi diskusi tentu menggunakan "akal sehat" lah.
bayangkan saja Guru sebesar AjahnChah,tiba-tiba menikah dan hidup berkeluarga....apa jadi nya?
apa masih boleh dikatakan "menjalani hidup suci" dimata masyarakat?...
justru kadang saya sedikit tertawa dengan jawaban mahayanis seperti anda, yang berbicara ngawur sama sekali.....
bayangkan dalam sutta (bukti) itu tertulis Siddharta sendiri menyatakan "belum" mencapai....
tapi anda ngotot mau bilang sudah mencapai demi menutupi kesalahan sutra mahayana....dan lagi parah nya dalam Tripitaka juga ada bagian seperti itu.....
jadi dalam Tipitaka ketika Siddharta bilang tidak, semua apa yang dilakukannya memang "Tidak"...jadi berkata A berprilaku A.
bukan seperti Tripitaka mahayana, berkata A tapi berprilaku B.
saya tidak fanatik kok. andai kata memang anda benar...saya juga pasti sangat bersyukur anda membuka mata batin saya yang tersesat...
tetapi sebelum saya percaya sama kata-kata anda, tentu saya juga harus menguji...
dan dari semua pertanyaan yg saya berikan....coba deh...jawab..
dan lagi semua jawaban yang diberikan sungguh menggelikan...
buddha yang mencapai pencerahan sampai harus punya bini,
sampai harus berdrama "lupa" cara pencapaian..
mengapa buddha harus kurus kering bermeditasi bahkan sampai harus mati? apa mau supaya penoton terharu?
justru anda berkomentar se-olah-olah Siddharta Gotama ini pemain sinetron kelas profesional.
apa ga malu beragama buddha?
justu saya menunggu visudhi magga dari saudara mahayana demi memperjelas...cara metode latihan mahayana...!!!
dimana setiap latihan kilesa apa yg runtuh, kemudian objek apa...dan sebagainya...
tapi sampai sekarang M A N A ?
pertanyaan saya di Thread satu juga mana?....
9 kemulian jenjang alam + 16 metode belum lagi sutra dimana Devadatta jadi SAMMASAMBUDDHA? dalam Sutta jelas hanya paccekabuddha.
dan lagi siapa yang memprovokasi?
kenyataan di sutra tertulis demikian..Siddharta katanya telah mencapai pencerahan jauh sebelum kalpa ini,,bahkan tidak terhitung lagi..
tapi kenyataan mengapa beliau bisa memiliki istri?
kalau tumimbal lahir anda beralasan bahwa emansipasi....oke lah
kalau punya istri anda beralasan apa? jadi saya juga heran mengapa anda mengatakan saya seorang provokator? salahkan sutra anda berkata demikian.
kalau memang visudhi magga nya kacau balau.....
saya rasa moderator harus nya memindahkan mahayana pada thread buddhism dengan kepercayaan lain...
apa bedanya dengan ajaran master LU ?
wajar sajalah kalau pangeran siddharta melakukan hub.seks , dia melakukan hub.seks KETIKA dia masih menjadi PANGERAN , bukan SESUDAH dia menjadi PERTAPA , gitu aja kok repot .
ketika pangeran siddharta lahir , dia telah diramalkan bahwa suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang sangat hebat atau menjadi seorang yang mencapai penerangan (lupa tepatnya apa) , berarti ketika itu dia mempunyai 2 pilihan . [sehingga ayahnya yang pada waktu itu ingin dia menjadi seorang raja untuk menggantikan tahtanya , tidak mengizinkan pangeran siddharta keluar agar tidak melihat 4 peristiwa penting (jadi wajar sewaktu dia melihat orang tua , dia tidak tahu karena tidak pernah dan menanyakan hal tsb pada kusirnya) ] .
pangeran siddharta akhirnya pun memilih untuk mencapai penerangan sempurna untuk menyelamatkan makhluk dari kematian , tua dsb . mungkin untuk manusia biasa yang hatinya belum tercerahkan akan memilih menjadi raja yang hebat dan berkuasa .
mengapa sekarang mempermasalahkan pangeran siddharta dulunya berhubungan seks atau tidak ? saya rasa tidak masalah , seperti yang sudah saya katakan tadi , dia melakukan hub.seks ketika dia masih seorang pangeran . jika ternyata dia melakukan hub.seks ketika sudah menjadi pertapa atau sudah mencapai penerangan , baru kita permasalahkan.
Vathena yang bijak,
masalah dalam kitab mahayana dikatakan bahwa "siddharta telah mencapai pencerahan sempurna jauh sebelum kalpa ini"
jadi bahkan ketika masih menjadi pertapa jotipala disitu beliau telah merealisasikan pencerahan sempurna.
nah,bukankah ini bikin kontradiksi?
masa orang yang sudah mencapai pencerahan sempurna masih harus menikmati keduniawi-an...punya istri.
bahkan bayangkan orang yang telah mencapai pencerahan sempurna mesti "BER-GURU" pada Alara Kalama..
kalau tidak salah ketika Buddha baru saja merealisasikan pencerahannya dalam sutta. disitu ada pertapa bertanya "SIAPA GURU-MU?"
baca baik-baik jawaban buddha...
kalau sesuai sutta memang semua masih masuk akal...dimana Siddharta masih butuh pengajaran..
tapi terbalik dengan Sutra disitu harusnya tidak butuh guru...
jadi yang tolol siapa?
Mengenai Bodhisatta menghina Buddha, tentu dalam Mahayana ada Sutra tersendiri. Intinya saya rasa sudah cukup jelas, bahwa dalam Sudut pandang Mahayana , bodhisatta sesungguhnya tidak menghina Buddha, karena ada alasan tertentu dibalik peristiwa itu
yah saudara chingik,
maka oleh itu tolong sebutkan alasan nya apa?
mau bilang upaya kausalya?
mudah-mudahan visudhimagga yang dinantikan saudara Bond dan saya. bukan jawaban Upaya Kausalya.
kalau bicara upaya kausalya...seseorang bisa saja masuk jhana dari 4 dulu baru kemudian jadi 1.
terus dalam Jhana bisa berpikir tentang visualisasi,,kemudian dalam jhana bahkan bisa berpikir "aku dimana yah?"
kalau bicara upayaKausalya, semua bisa jadi terbalik-balik..
bayangkan kalau guru sebesar AjahnChah yang dihormati hampir diseluruh dunia...tiba-tiba punya Istri dan anak...
dan dengan santai nya berkata "upaya kausalya"
seorang pembohong saja bisa beralasan "upaya Kausalya" dan demikian pembohongannya di-anggap benar.
saya tidak mencari pembenaran, tapi disini dibahas kebenaran...mana benar dan mana salah.
salam metta.