Hehe... bro. Indra.. it's OK biar saja bro. purnama menghina saya sesukanya lah. Mau mencemarkan nama baik saya lah ya terserah... yang penting saya mengatakan kenyataan, itu saja... Karena orang yang dewasa dapat menilai keadaan di sini dengan setepat-tepatnya!
Kita lihat di sini, pertama persoalan ini adalah dari pembahasan Fude Zhenshen, di sana saya menolak tulisan bro. purnama yang mengatakan Tu Di Gong / Amurva itu dewa bumi punya Mahayana.... di sana ia mengatakan bahwa sumbernya terpercaya, padahal memang salah tapi ngotot kalau sumbernya terpercaya [dari budaya tionghua.... ini bro. purnama sendiri yang ngomong waktu di postingan lalu kan?] dan bro.purnama saya lihat sering kurang mengcrosscheck tuilisannya, sehingga yang salah-salah sering ikutan masuk juga.
Pada postingan topik ini saya mengatakan bahwa ada "seorang" member budaya tionghua [saya gak nyebutin nama, gak etis, tapi akhirnya malah bro.purnama yang menyebutkan nama orang yang dimaksud] yang memposting hal yang keliru, dan ini menunjukkan ahli budaya tionghua nggak mesti ahli budaya Buddhis. Di sini maksud saya adalah, untuk membahas agama Buddha, jangan menempatkan kepercayaan sepenuhnya pada para ahli budaya tionghua, karena tentu ini tidak pada tempatnya, mungkin saja keliru, karena ahli budaya bukan ahli agama. Sama ketika ada ahli Buddhis yang berbicara tentang budaya tionghua, kemungkinan kekeliruannya bisa saja lebih besar daripada yang ahli budaya tionghua. Dan berdasarkan prinsip ehipassiko, kita tidak boleh hanya bersandar pada para ahli saja, kita harus mencari sendiri kebenarannya. Meskipun ada yang katanya ahli kedua-keduanya, nah ini kita mesti ehipassiko lagi, apa memang bener dia ahli kedua-duanya?
Yang ahli dan pintar saja bisa keliru..... so ngapain mesti sok pintar? Saya akui saya memang tidak sepintar bro. Ivan Taniputra dsb... untuk prestasi, saya juga tahu bro. ivan itu gimana.... saya yang ip-nya lagi turun ini apa masih bisa dibilang pintar? Kalau dibandingin orang2 spt itu.... saya ya "g****k"....hehe....
Anda menyuruh saya untuk lihat Vihara Amurva Bhumi? La vihara di Indonesia gini... sangat jelas maksud klem-klemannya... atau kalau tidak ya karena politik zaman dulu, sehingga yang Chinese2 diubah namanya jadi Sansekerta.... Meskipun vihara Mahayana, tetapi kita harus melihat apa latar belakangnya sehingga dia menggunakan nama Amurva Bhumi. Kalau nggak ada dasar yang jelas, ini ya jelas ngaco.
Untuk Nepal, saya dah males ributin lagi... krn ngomong dengan orang seperti anda jelas kagak bakalan nyambung...di mana anda sukanya memelintir kata-kata orang... bahkan "Tuhan DC" sampe kena juga...ya ampun..... Tapi yang jelas member DC sudah dapat melihat dengan jelas mana yang bener lah!!
Loh.... emang Zheng He juga dikenal sebagai Buddhis kok.... ya sabar aja... kira-kira 1 bulanan lagi saya akan memberikan artikel Zheng He yang Buddhis dgn selengkap-lengkapnya pada anda.... Eh tau kagak, saya juga dapet informasi Zheng He dan namanya - San Bao - dari buku kenangan Tay Kak Sie dan buku Zheng He karangan Prof. Kong Yuan Zhi lo.... Anda tentu tahu Prof. Kong Yuan Zhi kan???
Dan untuk artikel yang saya janjikan itu.... ada lagi sumbernya.... wkwkwk..... tunggu aja... yang penting saya mbahasnya tidak akan seperti si feifei itu....yang menurut saya ngaco juga sih....
Anda tahu saya cari referensi gak seenaknya nyomot? Saya waktu itu nyari referensi buat Ciong kan? Meskipun yang nulis adalah orang yang tulisannya sering ada kekeliruannya, tapi ketika tulisannya mengandung suatu kebenaran, ngapain juga saya tolak kebenaran itu? Karena saya tidak memandang orang yang salah sebagai orang yang selalu salah. Lagipula saya memang tidak terlalu ahli dan tidak terlalu tahu menahu tentang Ciong, tapi saya mau untuk tahu lebih dalam. Apa anda tahu juga bahwa referensi dari anda itu ada beberapa yang saya ubah, karena saya lihat keliru, karena saya mengcrosscheck sumber anda dengan sumber yang lebih terpercaya lagi.
Justru saya mengatakan kesalahan anda dan teman anda di budaya tionghua itu... adalah cara saya membalas air susu anda berdua [pake perumpamaan anda deh]... karena saya tidak ingin melihat apa yang kalian postingkan sebagai sesuatu yang salah yang berlarut-larut. Jujur, saya sangat menyukai postingan2 teman anda itu.... jujur dan lugas... saya senang sekali... tapi ya kalau keliru, ya tentu saya tidak dapat menerimanya meskipun dia adalah salah satu orang yang saya apresiasi....
NB: Saya memang anak kuliahan kok..... umur saya 19 tahun... habis gini baru mau masuk semester 4 di Universitas kr****n Petra Surabaya. Dua tahun lalu masih SMA neh...... Kayanya bro.purnama salah info... wkwkwk....
Oya Huaxia Zhushen itu buku referensi soal apa ya? Soal Zheng he, atau dewa bumi atau naskah Sanskrit?
Tapi kalau misalnya buku itu ngomong kalau nggak ada lagi Tripitaka Sanskrit.... maka buku itu ngawurr....
The Siddha Wanderer