dalam salah satu buku budhist saya pernah membaca bahwa budha mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala, para penulis (pemikir) dianggap rendah, tapi saat ini dihargai setinggi-tingginya. dahulu ada orang-orang yang mengerti jalan kesucian, kemudian memisahkan hidup di hutan bersemedhi. mereka hdiup dengan makanan seadanya, dengn akar-akaran, dan pucuk-pucukan, serta bermeditasi untuk menjalankan kehidupan suci. mereka ini dipuji dan dihargai setinggi-tingginya. dan mereka disebut Jayaka, artinya yang bersemedhi.
kemudian sebagian mereka tidak tahan dengan hidup bersemedhi di hutan, sehingga meninggalkan hutan untuk pindah ke pinggiran hutan dan menulis. (filsuf/pemikir). mereka dihina dan direndahkan, karena dianggap tidak sanggup bersemedhi. dan mereka disebut Ajayaka.
maaf ya sobat, saya tidak ingat ini sempalan dari sutta yang mana. kalau ada yang bisa mengutipkan yang lebih baik, terima kasih.
hanya, yang saya simpulkan dari situ adalah :
berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.
sobat...
benarkah kesimpulan saya tersebut?
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?
dan sang budha banyak membahas tentang lumpur konsep.
apakah yang dimaksud dnegan lumpur konsep?
apakah orang yang gemar berdiskusi itu terjebak dalam lumpur konsep?
dan sang budha berkata, " didalam tengkorak ada otak. orang bodoh menganggapnya barang bagus."
padahal kita tahu, bersasarkan pandangan umum otak adalah hal sangat berharga bagi manusia.
jhana, jhanaa...
klo menurut cerita yg jhana ceritakan secara ringkas, disebutkan bahwa para ajayakanya meninggalkan hidup bersemedhi, lalu ke pinggir hutan menulis (filsuf/pemikir)
menurut wnya, mereka dicela bukan karena berpikir jhana....
tapi karenaa mereka tidak mau berusaha melatih meditasi merekaa jhanaa, dengan kata lain mereka tidak bersemangat dalam melatih semedhi jhanaa.....
oleh karena itu mereka dihinaa, karena kemudahan menyerah merekaa\
/\
/\
/
kalau benar, berarti semua orng yang berdiskusi di sini adalah pemalas?
Bilamanakah seseorang itu dikatakan sebagai seorang pemalas?
bila ia berkata masih terlalu pagi, maka ia tidak bekerja...
bila ia berkata sudah kesiangan, maka ia tidak bekerja...
bila ia berkata masih terlalu panas, masih terlalu dingin, maka ia tidak bekerja...
berkata masih lapar, terlalu kenyang maka ia tidak bekerja...
^
^salah satu wujud kemalasan...^^"
dan klo gak salah di Anguttara Nikaya ada sutta tentang kemalasannya...
(perasaannya pernah terbuka sutta ttg kemalasan di AN klo gak salah...^^"")
jadi, seseorang dikatakan pemalas itu tergantung...^^"""
berpikir ini merupakan sesuatu yang lebih rendah dari samadhi.
berpikir itu merupakan realisasi dari kemalasan terhadap samadhi.
klo berpikir utk berbuat kebajikan(berpikiran baik), malaskah itu?
berpikir tentang kebijaksanaan(bepikir dgn bijak), rendahkah itu?
Metta Cittena,
Citta