Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: marcedes on 30 June 2010, 07:59:28 AM
-
dalam setiap kita membaca buku, banyak tertulis mengenai anatta...banyak pula konsep mengenai anatta...
Banyak yang mengartikan anatta sebagai "tanpa aku" atau "tidak ada inti" atau "tidak ada roh"
kalau saya lebih cocok mengartikannya menjadi "tidak perlu ada saya disitu" karena memang tidak ada.
"disitu" mengindikasikan bahwa setiap gerakan maupun kita menerima sesuatu dari luar seperti mendengar, melihat
dan disitu di pengaruhi oleh vibhava tanha(tidak suka) ataupun bhava tanha(suka)
maka akan ada muncul berbagai macam perasaan....
apabila kita mengamati dengan memakai anatta sebagai pola pikir kita....yg ada memang cuma netral semua nya...toh bagus tidak bagus siapa pula yang merasa?
sehingga apabila kita menerima perkataan yg tidak baik...batin kita tetap baik baik saja....karena kita merasa "bukan kita lah yang di hina"
begitupula menerima pujian.."siapa pula yang di puji?"
maka dari itu batin yang upekkha adalah kesempurnaan yg paling baik....
5 menit kita konsentrasi untuk menyadari gerakan saja, itu bagi saya 5 menit kita sudah mempercepat proses nibbana...
sekaligus merasakan apa itu kedamaian di tengah tengah keributan
-
I like it 8) . Apabila bs di praktekan kt dpt mengontrol emosi, kenapa sy ngak bs ya, walau sdh mengerti benar :-?
-
^ ^ ^ karena pemahaman kita masih sebatas logika :)
-
[at] bro/sis PatriciaT
emosi bisa kita kontrol bila kita bisa menjaga kesadaran kita (sati) sehingga setiap perasaan yang muncul kita sadari dan tidak bersikap reaktif terhadap setiap perasaan yang timbul. metta yang kita kembangkan dalam diri juga akan sangat membantu dalam hal ini. semoga keterangan singkat ini bisa membantu.
-
[at] Ciputras ^:)^ Thanks.... Yup, latihan terus sampai dpt sati :>-. Oh...sati...dimana di kau ???...
-
I like it 8) . Apabila bs di praktekan kt dpt mengontrol emosi, kenapa sy ngak bs ya, walau sdh mengerti benar :-?
yah itulah sebabnya beliau berkata banyak orang jago abhidhamma dan jago ceramah...tetapi batin nya tidak dapat mengikuti apa yg di katakannya...
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
mohon maaf bila kurang berkenan dg perkataan sy, namun sptnya hal ini dialami oleh mereka2 yg sedang dlm rangka mencari jati diri, apabila fase ini telah terlewatkan, maka dg sendirinya AKU akan berkurang, tidak berarti yg muda usia tdk bisa be humble, bisa dan amat bisa, banyak yg berhasil juga, masih muda usia namun memiliki kerendahan hati tidak menonjolkan keAKUan nya,jk memang telah menyadari diri kita hanya sekantong kotoran yg berjalan yg terdiri dari nanah, darah, getah, urine, feses, dll (Vijayasutta)
sekali lagi mohon maaf bila tidak berkenan dg perkataan sy.....
apabila memang benar anda orang yg sy kenal (terbaca dari posting awal dan penguasaan pali), sungguh2 sy mohon maaf....
may all beings be happy
mettacittena,
-
mohon maaf bila kurang berkenan dg perkataan sy, namun sptnya hal ini dialami oleh mereka2 yg sedang dlm rangka mencari jati diri, apabila fase ini telah terlewatkan, maka dg sendirinya AKU akan berkurang, tidak berarti yg muda usia tdk bisa be humble, bisa dan amat bisa, banyak yg berhasil juga, masih muda usia namun memiliki kerendahan hati tidak menonjolkan keAKUan nya,jk memang telah menyadari diri kita hanya sekantong kotoran yg berjalan yg terdiri dari nanah, darah, getah, urine, feses, dll (Vijayasutta)
sekali lagi mohon maaf bila tidak berkenan dg perkataan sy.....
apabila memang benar anda orang yg sy kenal (terbaca dari posting awal dan penguasaan pali), sungguh2 sy mohon maaf....
may all beings be happy
mettacittena,
[/quote]
Samaneri.......Terima kasih sarannya. Vijaya Sutta akan saya renungkan lagi. Memang kadang sadar seperti itu bahwa tubuh ini hanyalah terdiri dari unsure-unsurenya, tetapi tetap saja ada keinginan untuk "menunjukkan" siapa AKU seperti yang saya contohkan tadi.
Samaneri....kalaupun saya benar orang yang samaneri kenal, kan hanyalah sekantong kotoran tadi, jadi tidak perlu meminta maaf seperti itu Samaneri. Apalagi dalam forum diskusi seperti ini kan semuanya pada prinsipnya SHARING. Lebih-lebih...Samaneri jauh lebih senior dan lebih matang dalam segalanya daripada saya. Jadi kewajiban samaneri untuk mengajarkan hal-hal seperti ini kepada saya.
Saya tunggu selalu nasehatnya.
Anjali saya
Wong Cilik
_/\_
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
Masih mending karena anda tahu bahwa ke-aku-an masih ada dalam batin anda. Banyak orang yang masih memiliki kecenderungan ke-aku-an namun tidak tahu. Tahu bahwa ke-aku-an masih ada dalam batin adalah langkah pertama bagi seseorang untuk melatih mengurangi dan melenyapkan kecenderungan ini.
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
Bro Cilik yang baik, cara mengurangi ke-akuan setahu saya adalah:
- lebih dermawan
- lebih mengalah
- lebih sabar
- lebih rendah hati
- lebih banyak bermeditasi
- lebih .......... dsbnya.....
Teman-teman yang mau menambahkan silahkan......
_/\_
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
Bro Cilik yang baik, cara mengurangi ke-akuan setahu saya adalah:
- lebih dermawan
- lebih mengalah
- lebih sabar
- lebih rendah hati
- lebih banyak bermeditasi
- lebih .......... dsbnya.....
Teman-teman yang mau menambahkan silahkan......
_/\_
karena diundang untuk menambahkan, saya ingin menambahkan pada bagain BOLD di atas, untuk tujuan itu, saat ini sedang ada kesempatan di DC ini untuk mengurangi ke-aku-an, yaitu dengan berdana untuk penerbitan SN, lebih lengkap silahkan klik http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13248.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13248.0.html)
-
Cerita tentang AKU ku..............
Ke-AKU-an ku masih tebal sekali............
Saya belajar....biar AKU pandai, biar AKU dapat kerjaan setelah lulus.........
Saya berpenampilan kalem.....biar AKU terkesan cool............
Saya rajin ke vihara....biar AKU kelihatan kaya anak baik........
Saya nulis di DC....biar AKU terkenal dan banyak kawan...........
Kalau saya pikir-pikir....SELF ORIENTED atau DEMI AKU...sering mendasari hampir setiap tindakanku.
Ada saran dari teman-teman untuk mengurangi ke-AKU-an ku???????
Bro Cilik yang baik, cara mengurangi ke-akuan setahu saya adalah:
- lebih dermawan
- lebih mengalah
- lebih sabar
- lebih rendah hati
- lebih banyak bermeditasi
- lebih .......... dsbnya.....
Teman-teman yang mau menambahkan silahkan......
_/\_
karena diundang untuk menambahkan, saya ingin menambahkan pada bagain BOLD di atas, untuk tujuan itu, saat ini sedang ada kesempatan di DC ini untuk mengurangi ke-aku-an, yaitu dengan berdana untuk penerbitan SN, lebih lengkap silahkan klik http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13248.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,13248.0.html)
Setuju.... Berdana Dhamma adalah yang tertinggi dari semua dana.
Hayo... hayo.... dana penerbitan Tipitaka.....
_/\_
-
dalam setiap kita membaca buku, banyak tertulis mengenai anatta...banyak pula konsep mengenai anatta...
Banyak yang mengartikan anatta sebagai "tanpa aku" atau "tidak ada inti" atau "tidak ada roh"
kalau saya lebih cocok mengartikannya menjadi "tidak perlu ada saya disitu" karena memang tidak ada.
Menurut saya, mengartikannya seperti itu hanya cocok untuk pengantar meditasi, tapi tidak untuk yang lain misalnya menjelaskan sifat nibbana, seperti: nibbana itu anatta, maka akan menjadi: nibbana itu tidak perlu ada saya disitu. Agak ganjil dalam tata bahasa. Bahkan kata "perlu" mengesankan ada yang memerintah/menentukan "perlu" atau "tidak perlu".
-
Terima kasih semuanya......... atas penjelasannya.
1. Apa sudah ada diskusi di thread lain tentang perbedaan konsep Anatta dalam Agama Buddha dengan nihilisme? kalau ada mohon ditunjukkan, kalau belum, mohon dijelaskan apa itu perbedaannya.
2. Semoga ini gak OOT, tapi saya mau tanya tentang adanya dua jenis " rasa bangga/kesombongan" / "māna". Yāthāva māna dan ayāthāva māna. Yāthava māna adalah rasa bangga yang benar (true pride) dan ayāthāva mana adalah rasa bangga yang salah (false pride).
Ayāthāva māna adalah rasa bangga yang dimiliki oleh orang-orang yang masih dipenuhi kilesa.
Yāthāva māna adalah rasa bangga oleh orang-orang yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian. Bahkan dikatakan bahwa orang yang sudah mencapai Anagami pun masih mempunyai yāthāva māna. Dan yāthāva māna ini baru bisa dilenyapkan seluruhnya setelah mencapai Arahat. Apa betul demikian? Mohon penjelasan dari teman-teman.
Terima kasih
_/\_
-
Samaneri.......Terima kasih sarannya. Vijaya Sutta akan saya renungkan lagi. Memang kadang sadar seperti itu bahwa tubuh ini hanyalah terdiri dari unsure-unsurenya, tetapi tetap saja ada keinginan untuk "menunjukkan" siapa AKU seperti yang saya contohkan tadi.
Samaneri....kalaupun saya benar orang yang samaneri kenal, kan hanyalah sekantong kotoran tadi, jadi tidak perlu meminta maaf seperti itu Samaneri. Apalagi dalam forum diskusi seperti ini kan semuanya pada prinsipnya SHARING. Lebih-lebih...Samaneri jauh lebih senior dan lebih matang dalam segalanya daripada saya. Jadi kewajiban samaneri untuk mengajarkan hal-hal seperti ini kepada saya.
Saya tunggu selalu nasehatnya.
Anjali saya
Wong Cilik
_/\_
sis Wong Cilik, jika memang anda yg sy kenal spt perkiraan sy, berarti sy perlu belajar dari anda nih, anda lbh jago dhamma dibanding sy, apalagi anda udah jauh diatas sy pendidikannya (Mphil) dibanding sy yg baru 2 thn kuliah, itu mah belum apa2nya anda....
ok klo sy lebih senior, itu dari umur, krn anda msh amat muda, sedang sy udah nenek, tp dlm pengetahuan dhamma sy perlu belajar dari anda nih....jangan sungkan bagi2 donk, sering sharing pengetahuan dhammanya...
may u always keeping well n happy
mettacittena,
-
Sdr. Marcedes, terima kasih banyak atas post-nya. Saya akan renungkan ini baik-baik, biar tidak mudah terhanyut perasaan, terutama yang bikin stress :)
Berarti kita menempatkan diri seperti orang ketiga ya, pengamat saja. Oh itu si Terasi lagi dimarahin orang... ya sudah. Perasaan sedih kena dimarahi jadi tidak muncul. Seperti itu kah?
Maaf saya masih pemula sekali, tapi ingin share. Tadi siang baru dengar Dhamma Talk yang salah satu bagiannya menyinggung "ke-aku-an". Ada yang bertanya, bila setelah kita berbuat sesuatu yang baik, kita teringat perbuatan baik itu, apakah itu salah? Ajahn bilang, itu ego kita muncul. Itu wajar, tak usah dicemaskan, diawasi saja. Kita cermati, apa hanya perasaan senang, atau apakah kita mengharapkan balas jasa. Kalau yang terakhir, kita bakal merasa kecewa kalau yang diharapkan tidak tercapai. Jadi, kayaknya maksud Ajahn, ke-aku-an itu wajar-wajar saja dan tidak salah, tapi perlu dicermati supaya akhirnya tidak bikin kita down sendiri.
-
[at] Terasi
Aku begini begitu,
aku Pulang
Aku pergi..
Aku tercerahkan...sebenarnya itu lah polemik nya...
makanya Ajahn Brahm hanya menulis Love you... bukan I love U...besar loh makna nya,
kita selalu berpikir "kita" lah yang ada di situ "kita" pula yang merasakan itu...
padahal sebenarnya tidak ada apa apa disitu..
[at] sdr kelana..
sy hanya share apa yg saya rasakan...tapi balik lagi ke orang lain, percaya atau nga...coba sendiri. ^^
metta
-
Gimana caranya mempraktekan Anatta dlm contoh kasus sy ini ya, anak2 mengotori tempat tidur saya, setelah main2 dengan kucing, tidur2an di tempat tidur saya.
Kalau dihilangkan kata2 saya diatas, berarti tempat tidur bukan milik saya, jadi saya tidak perlu marah2, trus anak2 dibiarkan saja mengotori tempat tidur ???? Bingung juga mempraktekannya nich. Mohon petunjuk.. :'(
-
Gimana caranya mempraktekan Anatta dlm contoh kasus sy ini ya, anak2 mengotori tempat tidur saya, setelah main2 dengan kucing, tidur2an di tempat tidur saya.
Kalau dihilangkan kata2 saya diatas, berarti tempat tidur bukan milik saya, jadi saya tidak perlu marah2, trus anak2 dibiarkan saja mengotori tempat tidur ???? Bingung juga mempraktekannya nich. Mohon petunjuk.. :'(
Kata2 tsb tidak perlu dihilangkan tetapi batin mengetahui penggunaan hanya untuk kepentingan urusan duiniawi saja. Mengenai mendidik dg kemarahan yang sewajarnya(dimulut saja) untuk mendidik anak secara konseptual kadang diperlukan tetapi batin tetap damai dan penuh kasih terhadap anak. Mengenai ranjang bukan milik saya, memang bukan milik saya tapi tanggung jawab terhadap apa yang saya gunakan agar bersih adalah salah satu bentuk kebijaksanaan. Mengerti anatta harus dibarengi dengan kebijaksanaan. Sehingga aplikasi benar2 terjadi
-
Kata2 tsb tidak perlu dihilangkan tetapi batin mengetahui penggunaan hanya untuk kepentingan urusan duiniawi saja. Mengenai mendidik dg kemarahan yang sewajarnya(dimulut saja) untuk mendidik anak secara konseptual kadang diperlukan tetapi batin tetap damai dan penuh kasih terhadap anak. Mengenai ranjang bukan milik saya, memang bukan milik saya tapi tanggung jawab terhadap apa yang saya gunakan agar bersih adalah salah satu bentuk kebijaksanaan. Mengerti anatta harus dibarengi dengan kebijaksanaan. Sehingga aplikasi benar2 terjadi
[/quote]
Oh..begitu ya.. udah ngert sekarang...Anumodana ^:)^
-
[at] sdr kelana..
sy hanya share apa yg saya rasakan...tapi balik lagi ke orang lain, percaya atau nga...coba sendiri. ^^
metta
Saya hanya menanggapi berdasarkan tata bahasa. Sdr. Merc, karena di awal anda mempermasalahkan arti anatta. Jadi yang saya coba adalah rangkaian kata bukan dalam hal meditasi. Oleh karena itu pula saya katakan hanya sesuai untuk pengantar meditasi.
Demikian selanjutnya no comment karena nanti keluar topik
-
[at] Ciputras ^:)^ Thanks.... Yup, latihan terus sampai dpt sati :>-. Oh...sati...dimana di kau ???...
ehm kalo sy boleh tambahkan, bukan hanya melatih sati semata melainkan juga berbagai faktor batin lainnya misal konsentrasi/ekagatta
-
ehm kalo sy boleh tambahkan, bukan hanya melatih sati semata melainkan juga berbagai faktor batin lainnya misal konsentrasi/ekagatta
[/quote]
Thanks buat input nya ttp menurut sy konsentrasi n sati berhubungan, selama kita sadar, selama itu pula kita konsentrasi. [at] Terasi , saya setuju kalimat ini "ke-aku-an itu wajar-wajar saja dan tidak salah, tapi perlu dicermati" yes, perlu kesadaran untuk mencermatinya. I got it. 8)
-
Berbagai pandangan salah mengenai atta (atta ditthi).
1. atta tak dapat dihancurkan, atta ada selamanya, ini adalah pandangan atta yang abadi (sassata ditthi). Pengikut pandangan ini beranggapan walau tubuh hancur pada waktu meninggal, atta tidak hancur dan akan memasuki tubuh yang baru.
2.Berlawanan dengan pandangan atta yang abadi adalah nihilisme (uccheda ditthi). Menurut kepercayaan ini entitas ego tetap ada hingga kehancuran jasmani, yang akan menyebabkan atta juga ikut lenyap.
3.Menurut pandangan yang ketiga ini atta abadi tapi juga tak abadi (ekaccasassatavada). Teori ini menganggap keabadian pencipta alam semesta, tetapi menganggap ciptaannya tak abadi. (ini adalah variasi dari pandangan keabadian).
4.Teori ke-empat mengatakan bahwa atta bukan abadi tapi juga bukan tidak abadi, inilah pandangan yang sulit dimengerti, pandangan ini tak menyatakan secara jelas bagaimanakah atta itu sesungguhnya. Pandangan ini juga disebut amaravikkhepavada, amara adalah nama sejenis ikan yang sulit ditangkap.
5.Teori kelima mengatakan bahwa atta terbatas, dengan kata lain, mahluk hidup adalah dunia bagi dirinya sendiri, maksudnya atta dari mahluk-mahluk sesuai dengan ukuran tubuhnya. Dengan demikian atta manusia ukurannya sepanjang satu depa dan keliling diameternya antara 2,5 hingga 3 kaki, ada juga yang mengatakan bahwa atta terletak di lubang jantung, ukurannya sesuai habitat, ada juga yang mengatakan ukurannya sebesar elektron ketika sedang mencari tubuh yang baru.
6.Atta besarnya tak terbatas. Pandangan ini menolak jiwa individu pada setiap jasmani, dan berpandangan bahwa setiap mahluk adalah bagian dari jiwa Maha Agung (paramatta) Tuhan yang menciptakan alam semesta, sehingga dengan demikian atta ukurannya tak terbatas.
7.Beberapa percaya bahwa atta terbatas dan juga tak terbatas. Pandangan ini agak sejalan dengan pandangan ekaccasassatavada (teori no 3). Ini berarti bahwa beberapa atta yang diciptakan oleh Tuhan bersifat terbatas, sedangkan Paramatta Tuhan tak terbatas.
8.Adalagi yang beranggapan bahwa atta bukan terbatas maupun tak terbatas. Ini juga adalah spekulasi yang tak masuk diakal (seperti teori no 4) Amaravikkhepada teori yang tak bisa dijelaskan.
Mahathera Cunda bertanya kepada Sang Buddha mengenai Atta, Sang Buddha menjawab, “Cunda, memang benar banyak pandangan salah mengenai atta atau dunia (loka). Pandangan salah ini tumbuh dari kompleksitas lima kelompok kemelekatan (batin dan jasmani), pandangan ini tertanam pada lima khandha....
Pada Mahatanhasankhaya sutta, Majjhima Nikaya, bhikkhu Sati beranggapan bahwa kesadaran adalah atta, karena kesadaran berpindah dari satu jasmani ke jasmani yang lain, ia beranggapan kesadaran adalah ego entity (self).
Mungkin banyak diantara kita beranggapan bahwa pandangan salah adalah hal yang kecil Tetapi mengutip Mahasi Sayadaw berdasarkan kata-kata Sang Buddha, hal ini akan menghalangi jalan spiritual dalam istilah palinya pandangan salah yang dipegang dengan erat-erat disebut sanditthiparamasa (bigotry).
Lebih lanjut menurut beliau pandangan salah yang terkait dengan praktek Dhamma merupakan hal yang serius,karena hal itu membuat seseorang terikat secara membuta pada pandangan salah. Jika seseorang demikian dogmatik dan mempercayai entitas-ego dan kelanjutan atau kehancuran entitas-ego tersebut setelah mati, maka kemajuan spiritualnya akan terhalang.
_/\_
-
ehm kalo sy boleh tambahkan, bukan hanya melatih sati semata melainkan juga berbagai faktor batin lainnya misal konsentrasi/ekagatta
Thanks buat input nya ttp menurut sy konsentrasi n sati berhubungan, selama kita sadar, selama itu pula kita konsentrasi. [at] Terasi , saya setuju kalimat ini "ke-aku-an itu wajar-wajar saja dan tidak salah, tapi perlu dicermati" yes, perlu kesadaran untuk mencermatinya. I got it. 8)
[/quote]
kalau saya boleh kasih info bhw "sadar" dan "konsentrasi" yg anda maksud adalah dalam artian umum, saat "sadar", ada kosentrasi juga
dalam pengertian umum, bisa saja "sadar", mata melotot ke arah TV, tapi ternyata sedang "bengong"
jadi jika ditanya, gimana film yg tadi? org yg bersangkutan bisa bingung mo jawab apa
berbeda dengan sadar/sati dan konsentrasi/ekagatta dalam buddhism dimana sati disini merujuk pada menyadari gerak gerik batin
dan konsentrasi disini merujuk pada tetap pada 1 objek
semoga bermanfaat utk bs membedakan istilah dalam buddhism dengan istilah secara umum/awam karena akan berbeda juga pada waktu pengimplementasian dalam praktek
-
Gimana caranya mempraktekan Anatta dlm contoh kasus sy ini ya, anak2 mengotori tempat tidur saya, setelah main2 dengan kucing, tidur2an di tempat tidur saya.
Kalau dihilangkan kata2 saya diatas, berarti tempat tidur bukan milik saya, jadi saya tidak perlu marah2, trus anak2 dibiarkan saja mengotori tempat tidur ???? Bingung juga mempraktekannya nich. Mohon petunjuk.. :'(
Kata2 tsb tidak perlu dihilangkan tetapi batin mengetahui penggunaan hanya untuk kepentingan urusan duiniawi saja. Mengenai mendidik dg kemarahan yang sewajarnya(dimulut saja) untuk mendidik anak secara konseptual kadang diperlukan tetapi batin tetap damai dan penuh kasih terhadap anak. Mengenai ranjang bukan milik saya, memang bukan milik saya tapi tanggung jawab terhadap apa yang saya gunakan agar bersih adalah salah satu bentuk kebijaksanaan. Mengerti anatta harus dibarengi dengan kebijaksanaan. Sehingga aplikasi benar2 terjadi
(http://catinkacards.com/cknotes/four_cats_on_bed.jpg)
mengenai binatang piaraan apa saja yg boleh diranjang memang dari setiap negara dan keluarga berbeda pula. :)) :)) :))
Gimana perasaan/batin anda melihat foto diatas? kalau pecinta kucing gw yakin dia merasa senang!
I have no children. My cats have been my surrogate children, or family. In the past month or so, two of my six cats died. There are now four cats in my family. And finally all my cats are on the bed together, which is about as close as some cats of different walks of cat life will get to being a family. They have now also gotten to the point where they can forget their differences long enough to be a family for a short time when I come home. I open the door and find them clustered there in greeting. Then they rub against me and sometimes each other before they can realize what they're doing and give each other tentative sniffs and perhaps a lick on an ear. Just for a few minutes though. Enough is enough.