Sutra Maha Dewa Vaisramana
(Bishamentianwangjing)
Pada kesempatan itu, Mahadewa Vaisramana beranjali di hadapan Buddha
dan berkata padanya, "
Yang Dijunjungi Dunia, demi memberikan manfaat
serta kebahagiaan bagi semua makhluk dan demi kemakmuran serta
kejayaan bagi dunia. Maka akan kuucapkan sebuah mantra yang bagaikan
permata pusaka nan berharga, yang dapat memenuhi harapan para insan.
Oleh karenanya, sudilah kiranya Yang Dijunjungi Dunia memberi izin
bagiku untuk melafalkan mantra itu. Buddha menjawab, "Sungguh baik
sekali, wahai mahadewa. Bila engkau berniat untuk menolong para
makhluk, maka ucapkanlah mantra itu."
Dengan diliputi kegembiraan luar biasa Mahadewa Vaisramana
mengucapkan mantra sebagai berikut di hadapan Buddha:
"Nan Mo La Ta Na Ta La Ye Ye. Nan Mo Fei Shi La Mo Na Ye. Mo He La Je
Ye. Sa Po Sa Ta Po Na Mo. Shi Po Li Pu La Na Ye. Si Ti Cia La Ye. Su
Chien Na Na Ye. Ta Sa Mei Nan Mo Shi Chi Li Ta Po. Yi Meng Fe Shi La
Mo Na He Li Nai Ye. Mo Wa Tuo Yi Sa Mi. Sa Po Sa Ta Po Su Chi Po Han.
Ta Ni Ye Tha. An Si Ti Si Ti. Su Mu Su Mu. Cuo Cuo Cuo Cuo. Cuo La
Cuo La. Sa La Sa La. Cieh La Cieh La. Ce Li Ce Li. Chi Lu Chi Lu. Mu
Lu Mu Lu. Cu Lu Cu Lu. Sa Tho Ye E Than Mo Mo. Ning Ti Ye Mo Tha Nu
Pho Po Sa Po He. Fei Shi La Mo Na Ye Sa Po He. Tuo Na Na Ye Sa Po He.
Mo Na La Tha. Po Li Pu La Cia Ye Sa Po He."
Setelah Mahadewa Vaisramana mengucapkan mantra itu, maka berkatalah
ia pada Buddha, "Yang Dijunjungi Dunia, kini aku hendak membabarkan
tatacara ritual mantra itu. Pertama-tama aku mengambil dupa Ansi,
dupa cendana putih, dupa otak naga (Longnao), dupa Duoniela, dupa
Sinlu, dan dupa Suhe. Dengan campuran dupa-dupa itu, seseorang
hendaknya memberi persembahan pada Mahadewa Vaisramana. Jika hendak
mengundangnya maka hendaknya membentuk mudra utama dengan ibu jari
mengarah ke tubuh sendiri serta melakukan pengundangan tiga kali.
Selanjutnya bacakan mantra sebanyak tujuh kali dan setelah itu
leraikan kedua belah tangan sambil membaca mantra:
Ta Ni Ye Tha. Nan Mo Fei Se La Mo Na Ye. Nan Mo Tho Nan Na Ye. Tho
Ning Se Po La Ye. A Nie Chuo Nie Chuo. A Po Li Mi Tuo Tho Ning Se Po
La. Po La Mo Cia Lu Ni Cia. Sa Po Sa Ta Po Ling Tuo Ci Tuo. Mo Mo Tho
Nan Mo Na Po La Ye Chuo. Sa Po Yen Mo Nie Chuo Sa Po He.
Praktisi ritual ini hendaknya melafal mantra tanpa henti hingga putra
Mahadewa Vaisramana dengan wujud seorang anak kecil hadir padanya,
sambil bertanya, "Mengapa Anda mengundang ayah saya?" Sang praktisi
hendaknya menjawab, "Demi memohon kekayaan, saya memberikan
persembahan pada Buddha, Dharma, dan Sangha."
Dengan segera anak
kecil itu akan kembali ke tempat kediaman sang mahadewa seraya
memberitahu pada ayahnya itu, "Orang yang melafalkan mantra memohon
kekayaan karena ingin mempersembahkan dana paramita pada semua
makhluk." Selanjutnya Mahadewa Vaisramana akan mengatakan pada anak
kecil itu, "Berilah seratus keping emas padanya setiap hari seumur
hidupnya." Anak kecil itu lantas memberikan sebanyak seratus keping
emas pada sang pelafal mantra, yang diletakkan di samping kepalanya
serta mengeluarkan beragam bau harum. Orang yang menerima rejeki ini
selain dipergunakan demi kepentingan sendiri, hendaknya juga
dipersembahkan pada orang lain. Janganlah sekali-sekali menguasai
harta itu demi kepentingan diri sendiri dan menjadi serakah. Ia
seyogianya membangkitkan cinta kasih pada semua makhluk serta tidak
menimbulkan sedikitpun rasa benci dan amarah. Persembahkanlah dupa,
bunga harum, minuman, makanan, dan pelita pada Buddha, Dharma, serta
Sangha. Selain itu dengan tanpa henti meditasikan Mahadewa Vaisramana
beserta kumpulan dewa lainnya; senantiasa mengenang jasa kebaikan dan
mengucapkan bait-bait syair yang baik. Sehingga karenanya para dewa
akan bergembira. Semoga Mahadewa Vaisramana menganugerahkan
bantuannya dan demikian pula dengan kumpulan dewa lainnya. Utusan-
utusan dewata lainnya juga datang memberikan bantuan. Agar para
makhluk memperoleh sepuluh macam kesejahteraan yang disabdakan
Buddha, yakni:
1. Keyakinan yang benar
2. Sila
3. Bersedia mendengarkan Dharma
4. Berdana paramita dan memperoleh keseimbangan bathin (upekkha,
Sanskrit: upeksha)
5. Merasakan penghayatan Dharma
6. Memperoleh kebijaksanaan
7. Memperoleh paras yang rupawan
8. Memperoleh kekuatan
9. Memiliki kefasihan berbicara
10. Memperoleh kebahagiaan dalam menikmati hasil pencerapan
indriya seperti: rupa, suara, bau-bauan, sentuhan.
Selain itu juga memperoleh mata Dharma, intisari Dharma, serta
mencapai kesadaran nan agung dalam Buddhadharma. Sang pelafal juga
akan mendapatkan ke-37 metode Buddhadharma. Ia hendaknya memiliki
tekad yang kuat, sehingga Mahadewa Vaisramana akan bergembira dan
memberitahukan kumpulan dewa lainnya, "Lihatlah orang yang membaca
mantra itu, ia sangat menghormati saya.
Mahadewa Vaisramana akan memberitahu puteranya, "Orang yang
melafalkan mantra itu ingin berjumpa dengan Vaisramana, sang raja
yaksa, serta berharap agar ia dapat menyingkirkan semua pengaruh
buruk, menginginkan agar semua hal-hal baik dapat terkabul,
memperoleh usia panjang, mendapatkan harta pusaka, dapat melayang di
udara, dan sanggup mengendalikan dirinya [dengan baik]. Pria dan
wanita [yang melafalkannya] akan memperoleh penghormatan dari orang
lain. Ia akan dapat pula mengerti bahasa binatang, memperoleh harta
kekayaan, namun dapat melepaskan diri dari keserakahan. Orang yang
menjalankan pelafalan mantra ini dapat mengundang seorang pelukis dan
memintanya agar menerima delapan sila (atthasila, Sanskrit:
asthasila) pada tanggal 8 bulan 15 penanggalan candrasengkala.
[Setelah] mandi dengan bersih serta mengenakan pakaian baru, ia
mengambil media untuk dilukisi. Di tengah-tengahnya dilukiskan
Sakyamuni Buddha yang sedang membabarkan Dharma, sedangkan di sebelah
kanan Buddha dapat dilukis seorang dewi dengan wajah anggun dan
tenang (Dewi Sri, karena naskah Mandarin menyebutnya sebagai
JixiangtiannĆ¼, yang merupakan nama Mandarin dari Dewi Sri). Dewi itu
mengenakan mahkota indah dengan batu permata berharga yang menghiasi
seluruh tubuhnya. Tangan kanan dewi itu membentuk mudra, sementara
itu tangan kirinya memegang bunga teratai mekar. Letakkanlah lukisan
itu di tempat bersih. Selanjutnya, dirikanlah mandala, letakkan
lukisan itu padanya, dan persembahkan dupa, bunga, minuman, makanan,
serta pelita bagi Buddha dan Dewi Sri. Orang yang memberikan
persembahan tidak boleh memiliki rasa takut dan dengan tekad bulat
membacakan mantra itu.
Sang dewi lalu mengucapkan mantra sebagai berikut:
Li Cia Nan Ye. Na Mo Fei Shi La Mo Na Ye. Mo He Yao Chi Sa La Je Ti
La Je Ye. Nan Mo Shi Li Ye Yi. Mo He Mi Yin Fei. Ta Ni Ye Tha. An Ta
La Ta La. Tuo Lu Tuo Lu. Su Se Chu Su Se Chu. Mo Ni Cia Na Cia. Po Re
Po Fei Ni Li Ye. Mu Chi Tuo Nan Mo li Chi Li Tuo. Phu. Sa Po Sa ta
Po. Ling Tuo Cia Mo. Fei Se La Mo Na. Shi Li Ye Ni Wei. Mo La Phi. Ye
Si Ling. Ci La Na Ci La Na. Mo Sa Mo Sa. Na La Shi Ye Si Ti. Na Na
Ling Ming. Na La Se Nan Cia Mo Sieh. Na La Se Na. Po La He Luo He Luo
Na Ye Mo Nuo Sa Po He
Begitu sang mahadewa menyaksikan orang itu melafalkan mantra dan
memberikan persembahan kepada Tathagata, maka akan timbul belas
kasihan dalam dirinya, sehingga ia menampilkan dirinya dalam wujud
seorang anak kecil atau upasaka. Tangan kanannya memerang pusaka,
sedangkan tangan kirinya memegang kepingan emas. Wajahnya begitu
tenang. [Perwujudan mahadewa itu] lalu menghampiri lukisan, setelah
menghaturkan penghormatan pada Buddha, ia bertanya pada sang pelafal
mantra, "Apakah yang engkau inginkan dari saya? Apakah untuk
pelatihan diri? Apakah untuk menaklukkan sesuatu? Ataukah demi
memperoleh hal-hal lainnya? Apakah demi kesuksesan duniawi atau non-
duniawi? Apakah demi memperoleh penerangan? Apakah demi memperoleh
kekuatan terbang di udara? Apakah demi memperoleh kehidupan selama
satu maha kalpa? Demikianlah segenap keinginan Anda akan terkabul."
Kemudian orang yang melaksanakan pelafalan mantra itu dapat berkata
pada sang mahadewa, "Semoga segala sesuatu akan mencapai
keberhasilan. Semoga dapat memperoleh kesejahteraan tak terhingga.
Semoga memperoleh umur panjang dan kesanggupan untuk terbang di
angkasa, dengan segenap perubahan serta latihan spiritual yang
berhasil. Mahadewa Vaisramana akan berkata, "Semua yang engkau
harapkan akan terkabul.
Pada kesempatan tersebut, Mahadewa Vaisramana bermaksud
meringkaskan apa yang diucapkannya dalam bentuk bait-bait berikut ini:
Seandainya matahari dan rembulan
Dari langit jatuh ke bumi
Atau bumi terbalik
Dan hal-hal lainnya
Hendaknya janganlah [memendam] keraguan
Metode ini dapat menimbulkan keberhasilan
Dengan sila dan pelatihan
Berbagi hasil dengan mereka yang dilanda kesusahan
Semua orang akan menghormatinya
Hingga ke akhir hayat
Dengan bimbingan Vaisramana
Untuk mengindar dari segala macam marabahaya
Para yaksa dan pelindung lainnya
Akan senantiasa menyertai sang praktisi
Bila dapat menjalankan ajaran ini
Semua harapan akan terkabul
Dengan cepatnya bagaikan anak panah
Memperoleh penghormatan dari para raja
Memperoleh harta pusaka
Beribu-ribu yaksa
Melindungi orang yang melaksanakan
Demi menyempurnakan segenap harapan
Terlepas dari segala macam kejahatan
Bila berjumpa dengan Vaisramana
Akan memperoleh harta
Serta mencapai kebijaksanaan maha agung
Bahkan memperoleh mata dewa
Dan usia panjang
Seandainya ada orang yang memperhatikan
Dan menyukai metode itu
Hendaknya ia berusaha untuk mencapai keberhasilan
Tanpa membangkitkan keraguan sedikitpun
Demikianlah metode Dharma itu
Dibabarkan oleh Vaisramana
Karena telah diberkati
Mantra ini dapat mencapai keberhasilan
Kemudian lafalkan mantra perlindungan diri:
Nan Mo La Ta Na Ta La Ye Ye. Nan Mo Fei Se La Mo Na Ye. Mo He La Je
Ye. Ta Ni Ye Tha. An. Lang E Lang E. Shi Na Shi Na. Chih Na Chih Na.
Mo He La Je. Sa Cih Sa Sa Cih Sa Meng. Sa Mao Po Na La Fei Phi Yao Sa
Po He.
Demikianlah, Mahadewa Vaisramana telah membabarkan mengenai mudra
pokok, dengan tangan kanan mendekap tangan kiri, mengangkat kedua
jari telunjuk saling bersentuhan lalu membentuk kailan. Saat
mengundang arahkanlah mudra itu ke badan sendiri, sedangkan saat
mengantar diarahkan ke depan dan digoyangkan. Bacalah mantra 7 kali
sambil membentuk mudra. Bentuklah mudra di depan dada, lalu lepaskan
mudra di atas kening. Kemudian ambillah tasbih dan lafalkan mantra
dengan sepenuh hati. Selanjutnya bentuklah mudra Dewi Sri, yakni
merapatkan kedua tangan membentuk mudra bunga teratai, dengan jari
telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking membuka. Letakkan mudra
ini di depan dada sambil membaca mantra 7 kali, lalu lepaskan mudra
ini di atas kening. Vaisramana lalu melafalkan mantra itu:
Na Mo Phei Suo La Pho Na Sieh. Mo He He La Tu Sie Se Ping. Sa Pho He.
Se Pho Pa Tie Li Sa Pho He.
baca sendiri dan ambil kesimpulan sendiri. yg pasti bukan untuk diri sendiri