//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: kebijaksanaan dalam membunuh  (Read 74386 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #75 on: 17 June 2011, 04:06:28 PM »
Quote
Lima keadaan dibawah ini diperlukan untuk terjadinya kejahatan membunuh :

1. Makhluk hidup,
2. Pengetahuan bahwa ia makhluk hidup,
3. Kehendak untuk membunuh,
4. Usaha untuk membunuh,
5. Adanya kematian.

Ciri dari makhluk hidup yang dimaksudkan disini adalah :

1. Memiliki pikiran dan atau kesadaran.
2. Memerlukan makanan.
3. Dapat bergerak.
4. Dapat melakukan suatu kegiatan atau perbuatan.
5. Terlihat oleh mata.

Secara luas, makna dari Sila I Pancasila Buddhis “Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami” ini mencakup tekad diri sendiri untuk menghindari penyiksaan dan atau penganiyayaan terhadap makhluk hidup seperti misalnya :

1. Membiarkan manusia dan binatang kelaparan
2. Mencambuk/memukul / menyakiti bagian tubuh manusia dan binatang
3. Menganggu/mengusik manusia dan binatang yg tidak bersalah
4. Mengadu manusia dan binatang untuk kesenangan
5. Menjadikan binatang sebagai umpan untuk menangkap binatang lainnya

Bobot kejahatan tergantung pada kebaikan dan besarnya makhluk yang bersangkutan. Pembunuhan terhadap seorang saleh atau seekor hewan besar ( gajah, lembu, kerbau, dll. ) dipandang lebih kejam daripada pembunuhan terhadap seorang yang keji, bengis, jahat ataupun seekor hewan kecil ( nyamuk, semut, kecoa, ulat, dll. ). Hal itu dianggap demikian karena usaha lebih besar diperlukan untuk melakukan kejahatan itu dan kehilangan yang ditimbulkan dipandang lebih besar.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #76 on: 17 June 2011, 04:10:50 PM »
Quote
Ada beberapa kasus yang tidak dianggap melanggar Sila I Pancasila Buddhis.

1. Kasus Perebusan Air untuk diminum

Dalam kasus perebusan air untuk diminum, hal ini bagi ummat awam dianggap tidak melanggar Sila I Pancasila Buddhis. Sebab, bakteri yang terdapat dalam air tersebut tidak terlihat oleh mata manusia awam yang membutuhkan air untuk diminum tersebut ( ingat ciri-ciri makhluk hidup tersebut diatas, salah satunya “terlihat-oleh-mata” ). Namun, meskipun demikian, dianjurkan ( dan dipraktekkan bagi para Bhikkhu ), bahwa sebelum meminum air, maka air tersebut haruslah disaring terlebih dahulu dan dipastikan tidak ada makhluk hidup apapun juga yang terlihat oleh mata di dalam air tersebut sebelum meminum / merebusnya. Sehingga, bila ternyata setelah diteliti melalui uji laboratorium dan mikroskopik terdapat bakteri-bakteri disana, maka tetaplah tidak ada karma buruk yang akan berbuah. Ingat, bahwa faktor utama sesuatu tindakan dapat disebut sebagai “Kamma” adalah adanya niat/kehendak ( Cetana ) ; Sang Buddha pernah bersabda, “O, para Bhikkhu, Cetana itulah yang Aku sebut Kamma.”

2. Penggunaan obat-obatan untuk menyembuhkan orang sakit

Tidak terhindarkan, semua manusia pasti mengalami sakit-penyakit. Dalam hal ini, maka kita diperbolehkan menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan derita sakit jasmani yang kita alami, baik berupa obat luar, maupun berupa obat dalam. Sang Buddha sendiri, pernah suatu ketika mengalami sakit jasmani, kemudian mengijinkan tabib-Nya yang bernama Jivakakomarabhaca untuk menggunakan obat luar dan obat dalam dalam rangka membantu kesembuhan Sang Buddha.

Secara alamiah , banyak bakteri dan virus yang masuk kedalam tubuh manusia, dan tubuh manusia akan secara defensif membuat antibodi untuk melawannya. Sehingga, dalam hal ini, usaha-usaha yang dilakukan untuk mengobati tubuh manusia yang menderita akibat serangan bakteri/virus dianggap sama dengan reaksi alami tubuh manusia ketika membuat antibodi untuk melawannya. Lagipula, upaya mengkonsumsi obat untuk kesembuhan diri dilandasi niat untuk pemulihan dan kesehatan, bukan niat untuk melakukan “pembunuhan-massal”.

Kasus Bunuh Diri : Contoh Lain dari Pembunuhan Makhluk Hidup

Tindakan bunuh diri didasari oleh adanya kebodohan-batin (Moha). Seseorang yang melakukan tindakan bunuh-diri tidak mengerti, bahwa tindakannya itu tidak mengakhiri masalah / penderitaan yang dialaminya, karena setelah tubuh fisiknya mati, ia akan melanjutkan kehidupannya (tumimbal-lahir) dalam bentuk dan alam yang lainnya lagi sesuai kamma-kamma-nya sendiri.

Berbeda dengan kasus pembunuhan yang dilakukan tanpa sengaja ( seperti misalnya ketika merebus air, berjalan menginjak semut atau binatang2 kecil lainnya, dan lain-lain ), maka kasus bunuh-diri ini jelas melanggar Sila I Pancasila Buddhis.

Penganiayaan dan Pembunuhan terhadap Hewan

Banyak orang beranggapan, bahwa melakukan penganiyayaan dan pembunuhan terhadap binatang tidaklah merupakan suatu bentuk kekejaman. Bahkan bagi orang-orang tertentu dengan suatu kepercayaan tertentu, melakukan pembunuhan massal terhadap beberapa jenis binatang sebagai bagian dari perangkat kepercayaannya. Bagi orang-orang ini, binatang “diciptakan” untuk dikuasai oleh manusia, dan diperlakukan sesuai kehendak manusia.

Namun dalam ajaran Buddha, manusia hendaknya tidak melakukan kekerasan, penganiyayaan dan atau pembunuhan terhadap makhluk-hidup apapun juga, termasuk binatang. Binatang, entah bagaimanapun manusia umumnya memandang, sesungguhnya memiliki “perasaan” sebagaimana manusia memilikinya. Binatangpun bisa berpikir hingga batas-batas tertentu. Binatang pun memiliki kesadaran sebagaimana manusia memilikinya. Binatang juga tidak rela jika hak hidupnya dirampas. Hewan-hewan yang akan disembelih, seringkali meneteskan air mata dengan menghiba. Karena memiliki pikiran, perasaan, pencerapan, dan kesadaran, maka binatang dalam Buddhisme dikelompokkan sebagai makhluk-hidup, dan penganiayayan serta pembunuhan terhadap binatang, akan mengakibatkan buah-kamma ( vipaka ) buruk di kemudian hari.

Penganiyayaan dan pembunuhan terhadap binatang, akan memiliki dampak psikologis bagi si pelaku penganiyayaan / pembunuhan. Dan, negara pun mempunyai hukum-hukum yang jelas berkaitan dengan penganiyayaan dan pembunuhan binatang tersebut.

Rekan saya pernah bercerita. Di negeri Belanda, bahkan mengangkut ayam menggunakan kendaraan pun harus dilakukan dengan penuh welas-asih : tidak boleh seenaknya, tidak boleh kepalanya terbalik / tergantung. Ayam yang diangkut dengan kendaraan harus didudukkan dengan benar, atau menggunakan kandang. Jika seseorang tertangkap mata membawa ayam dengan posisi seenaknya, ia akah dikenakan hukuman. Kata salah seorang teman saya dari negeri Belanda, hal ini didasari alasan bahwa ayam itu sudah menderita sebab hendak disembelih, sehingga seyogyanya ketika mengangkutnya dari peternakan ke tempat penyembelihan tidaklah dilakukan dengan kasar dan seenaknya, untuk menghargai arti sebuah kehidupan bagi ayam tersebut.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #77 on: 17 June 2011, 04:19:48 PM »
Kenapa kromosom yang terbentuk dalam tiap janin bisa berbeda? Dan apakah pengaruh kromosom pada tingkat kecerdasan yang ada pada seorang bayi?

Kenapa bayi bisa berbeda dalam perilaku sehari-hari? Bukankah ketika bayi mereka masih belum bisa di ajari , ada bayi yang tertawa saat diperlihatkan sesuatu, ada bayi yang hanya diam dan ada yang menangis walaupun yang diperlihatkan barang yang sama.

Kromosom ataupun kualitas sel kelamin adalah persoalan dari orangtua. Kalau kedua orangtuanya kurang gizi, maka perkembangan janin pun kurang baik dan itu adalah akibat kesalahan orangtua. Persoalannya adalah: kenapa ada makhluk yang bisa menjadi anak mereka. Itu yang saya spekulasikan erat dengan konsep kamma kehidupan lampau.

Bayi bisa memiliki sifat yang berbeda-beda, sebab pemikiran setiap makhluk itu berbeda. Kenapa pemikiran setiap makhluk bisa berbeda? Karena pengalaman dan sugesti di psikis setiap makhluk itu berbeda, sehingga membuat pola pemikiran yang berbeda.

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #78 on: 17 June 2011, 04:24:42 PM »
Kita telah diajarkan oleh Buddha bahwa membunuh hewan itu mendatangkan karma buruk........
tetapi ada yang dinamakan "kebijaksanaan dalam membunuh"
yaitu,jika ada hewan yang tidak berguna dan mengganggu dan bahkan dapat membahayakan nyawa kita,maka hewan tersebut boleh dibunuh
sebagai contoh.Nyamuk,apakah jika anda dikerubuti nyamuk,apakah anda hanya berdiam,sementara menunggu nyamuk menghisap darah anda?Wah,itu sangat bahaya,jika saja salah satu dari nyamuk tsb adalah nyamuk aedes aegepty,yang membawa virus dengue,maka anda bisa terserang demam berdarah.Tetapi,tentunya dengan membunuh hewan tsb,tetap ada karma buruknya,tetapi hanya berbuah sedikit,bahkan kadang tidak berbuah
..........
suvatthi hotu
 ;D ;D ;D ;D ;D
 _/\_
tetepharus dihindari  ;D berusaha sebaik mungkin menghindari pembunuhan makhluk hidup, alasan kebijaksanaan apapun tetap akan membuahkan karma jika ada kehendak. nyamuk juga punya emak punya bapak,.coba kl km yang jadi nyamuk,.trus ditepok dg alasan kebijaksanan dalam membunuh,..mati dah kamu ;D.
cobalah kalau nyamuk hinggap coba pelan2 tiup dan ajak ngomong,.."eh nyamuk udah kenyang blom? kalao udah gih dah sono !, cepet sebelum berubah pikiran nih !" wkwkkwkwwkwkkwkw =)) gila kakao ngomong ma nyamuk  :)) =))
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #79 on: 17 June 2011, 04:33:47 PM »
Kromosom ataupun kualitas sel kelamin adalah persoalan dari orangtua. Kalau kedua orangtuanya kurang gizi, maka perkembangan janin pun kurang baik dan itu adalah akibat kesalahan orangtua. Persoalannya adalah: kenapa ada makhluk yang bisa menjadi anak mereka. Itu yang saya spekulasikan erat dengan konsep kamma kehidupan lampau.
Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.


Quote
Bayi bisa memiliki sifat yang berbeda-beda, sebab pemikiran setiap makhluk itu berbeda. Kenapa pemikiran setiap makhluk bisa berbeda? Karena pengalaman dan sugesti di psikis setiap makhluk itu berbeda, sehingga membuat pola pemikiran yang berbeda.
Apa pengalaman dan sugesti yang diketahui bayi berumur 4-6 bln?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #80 on: 17 June 2011, 04:36:46 PM »
Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.

mapan ekonomi-nya belum tentu makanannya sehat dan seimbang...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #81 on: 17 June 2011, 04:43:25 PM »
mapan ekonomi-nya belum tentu makanannya sehat dan seimbang...
Mapan ekonomi-nya sudah pasti konsultasi ke dokter. Dan makanan lebih bergizi dari pada orang yang tidak mapan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #82 on: 17 June 2011, 04:48:15 PM »
Mapan ekonomi-nya sudah pasti konsultasi ke dokter. Dan makanan lebih bergizi dari pada orang yang tidak mapan.

tapi ketaatan setiap sorang atas suatu saran kan berbeda-beda juga ;D.
misalnya dikasih obat minum 3 kali sehari, tapi karena terlalu sibuk jadi cuma makan 1 kali sehari atau bisa juga makannya 3 kali tapi waktunya berdekatan ;D.
atau disarankan biar minum banyak air (orang hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan airnya, agar tidak menggangu otak janin) tapi lupa, malah kebanyakan makanan berminyak ;D.

Offline 2nd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #83 on: 17 June 2011, 04:52:41 PM »
Menurut kitab Pathana, ada kemungkinan 24 penyebab (paccaya) atas suatu fenomena / peristiwa, dimana kamma hanya merupakan salah satu dari 24 penyebab (paccaya) itu. masih ada 23 paccaya yang tidak mungkin tidak berkaitan dengan kamma.

mengenai kemungkinan 24 penyebab atas suatu fenomena. ada yg bisa bantu share?.. 
terima kasih sebelumnya..

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #84 on: 17 June 2011, 04:56:30 PM »
tapi ketaatan setiap sorang atas suatu saran kan berbeda-beda juga ;D.
misalnya dikasih obat minum 3 kali sehari, tapi karena terlalu sibuk jadi cuma makan 1 kali sehari atau bisa juga makannya 3 kali tapi waktunya berdekatan ;D.
atau disarankan biar minum banyak air (orang hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan airnya, agar tidak menggangu otak janin) tapi lupa, malah kebanyakan makanan berminyak ;D.
Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?

Atau orang yang tidak mapan ekonomi-nya, makan apa-adanya dan tidak bisa pergi ke dokter untuk konsultasi bahkan melahirkan-pun hanya menggunakan jasa dukun kampung tapi anak-nya juga baik-baik saja?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #85 on: 17 June 2011, 05:05:44 PM »
Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?

Atau orang yang tidak mapan ekonomi-nya, makan apa-adanya dan tidak bisa pergi ke dokter untuk konsultasi bahkan melahirkan-pun hanya menggunakan jasa dukun kampung tapi anak-nya juga baik-baik saja?

bukan cuma itu nona lina ;D, masih banyak faktor lainnya ;D.

mereka melakukan itu karena kebijaksanaannya belum berkembang lebih jauh lagi ;D.
makan apa adanya belom tentu tidak sehat nona lina ;D.
apalagi kalo tubuh si ibu itu sudah kebal sama yang polusi ;D.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #86 on: 17 June 2011, 05:08:15 PM »
kehidupan lampau mendorong kondisi2 yang pas utk berbuah,
ditambah lebih mendominasinya akibat perbuatan kehidupan sekarang.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #87 on: 17 June 2011, 05:08:24 PM »
Quote from: sriyeklina
Kalau kualitas kromosom ditentukan oleh orang tua, kenapa sih ada orang tua yang mapan ekonominya sehingga bisa memberikan perawatan yang lengkap selama kehamilan tapi malah melahirkan anak yang autis? Atau terkena rpenyakit lain-nya.

Terlalu banyak faktor x yang bisa dikaji dari ilmu kedokteran.


Quote from: sriyeklina
Apa pengalaman dan sugesti yang diketahui bayi berumur 4-6 bln?

Pengalaman pertama kali keluar dari liang rahim ibu pun termasuk salah satu pengalaman paling penting bagi bayi yang baru lahir. ;D Bagaimana cara dokter, perawat, orangtua dan orang sekitar memperlakukan sang bayi; itu semua akan menjadi pengalaman yang dibawa sebagai pengetahuan awal sang bayi dalam mengenal dunia.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #88 on: 17 June 2011, 05:10:04 PM »
Kromosom ataupun kualitas sel kelamin adalah persoalan dari orangtua. Kalau kedua orangtuanya kurang gizi, maka perkembangan janin pun kurang baik dan itu adalah akibat kesalahan orangtua. Persoalannya adalah: kenapa ada makhluk yang bisa menjadi anak mereka. Itu yang saya spekulasikan erat dengan konsep kamma kehidupan lampau.
 
Kromosom bukan hanya sel kelamin, manusia mempunyai 46 kromosom. Dan hanya 2 yang termasuk kromosom kelamin.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #89 on: 17 June 2011, 05:14:50 PM »
Kromosom bukan hanya sel kelamin, manusia mempunyai 46 kromosom. Dan hanya 2 yang termasuk kromosom kelamin.

Iya, sudah tahu. ;D Lalu?

 

anything