//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merokok, melanggar sila-kah?  (Read 43460 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #120 on: 25 June 2008, 04:23:47 PM »
;D


Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #121 on: 12 December 2009, 10:10:03 AM »
Bagi yg selama ini agak ragu apakah 'merokok' tergolong addict / kecanduan seperti yg disyaratkan dalam sila ke V, artikel berikut mungkin bisa menambah wawasan.

Quote
Sabtu, 12/12/2009 09:32 WIB
Lepas dari Jeratan Rokok
Vera Farah Bararah - detikHealth


Eks perokok patahkan rokok (detikhealth)

Jakarta, Sepuluh tahun menjadi perokok berat membuat Dodi Widyatmoko (36 tahun) sudah sangat kecanduan. Upayanya lepas dari kecanduan rokok bukan kepalang susahnya. Tiga kali sudah dengan segala cara ia selalu gagal. Untungnya dia selalu punya motivasi kuat yang membantunya jatuh bangun keluar dari cengkeraman rokok.

Dodi yang berprofesi sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta di Jakarta ini mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok sekaligus. Setiap saat, kapan dan dimanapun, asap selalu mengebul dari mulutnya.

Keinginannya untuk berhenti merokok karena ingin dua buah hati yang sangat dicintainya sehat tidak terkena efek dari kebiasaan buruk merokoknya."Keluarga adalah hal yang utama," kata pria berkacamata itu. Dukungan dan dorongan keluarga terutama istri tercinta Nunung Novi Wijayanti diakuinya sangat membantu.

Dodi menceritakan, kegagalannya berhenti merokok karena dia tidak kuat menahan mual dan pusing jika tidak merokok. Upayanya mengalihkan rokok ke hal-hal lain selalu mentok.

"Selama 10 tahun saya merokok, saya sempat mencoba berhenti untuk merokok sebanyak 3 kali tapi semua usaha itu selalu gagal," ujar Dodi Widyatmoko, dalam acara Quitters Are Champions Achievement Night di XXI Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Jumat malam (11/12/2009).

Setelah beberapa kali gagal, Dodi akhirnya memutuskan untuk melakukan terapi berhenti merokok di klinik berhenti merokok rumah sakit umum pemerintah (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

Selama 3 bulan melakukan terapi berhenti merokok, Dodi mengalami berbagai rintangan setiap bulannya. Dalam bulan pertama memang tidak ditemukan masalah berarti hanya mengalami mual dan pusing yang bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu satu jam. Tapi memasuki bulan kedua dia merasakan pusing dan mual yang lebih berat.

"Pada saat itu mual dan pusing yang saya rasakan lebih berat hingga mengganggu waktu tidur saya. Akhirnya saya telepon Dr Tribowo T Ginting dari RSUP Persahabatan yang selama ini membantu saya dalam hal konsultasi," ujar Dodi.

Dr. Ginting menyarankan Dodi untuk mengubah pola minum obatnya agar diminum saat siang saja, tapi cara ini tidak membuatnya lebih baik. Namun karena niatnya yang kuat untuk hidup lebih sehat, Dodi akhirnya tetap menghajar semua obat yang harus diminumnya dan rutin melakukan konsultasi dengan dokter.

"Dodi merupakan salah satu pasien yang memiliki masa withdrawl (saat ketika seseorang putus nikotin/sakaw) yang cukup parah dibandingkan yang lainnya," ujar Dr Tribowo T Ginting, SpKJ dari RSUP Persahabatan.

Beruntungnya saat memasuki bulan ketiga, gangguan pusing dan mual sudah menjadi lebih baik. Dokter hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa mual dan pusingnya.

Kini Dodi bisa menjalani hidupnya tanpa ketergantungan rokok lagi. "Saya sarankan lebih baik berhenti sekarang, karena hidup tanpa rokok jauh lebih hemat, lebih sehat dan lebih hebat," ungkap Dodi sambil tersenyum bahagia.

Lain halnya dengan Sabil Rachmad (29 tahun) yang sudah merokok selama 13 tahun sejak masih duduk di bangku SMA. Selama 13 tahun merokok, Sabil bisa merokok hingga 24 batang setiap harinya.

"Alasan saya ingin berhenti karena merasa sudah capek dan dapat merugikan kesehatan kita dan juga orang-orang di sekitar kita," ujar Sabil Rachmad.

Dalam menjalani terapi berhenti merokok ini Sabil mendapat dukungan dari ibunya Rochmani, keluarga dan juga calon istri yang setia membantunya melewati masa-masa sulit ini.

Hal yang dirasakan paling sulit selama menjalani terapi adalah keinginan untuk kembali merokok. Tapi Sabil bisa mengatasinya dengan cara mengalihkan ke hal-hal lain seperti makan permen mint yang dirasa cukup menolong menghilangkan rasa ingin kembali merokok.

"Tanpa rokok bikin hidup jadi lebih hidup dan saya sudah tidak mau mencoba lagi. Yang ingin saya lakukan sekarang adalah mengajak orang lain terutama teman saya untuk mulai berhenti mengonsumsi rokok," ujarnya.

Tidak mudah memang untuk bisa berhenti merokok secara total. Tapi jika seseorang memiliki motivasi dan dukungan yang kuat dari orang-orang dan lingkungan di sekitarnya, maka hal itu sangat mungkin terjadi. Mulailah sadari bahwa hidup tanpa rokok akan menjadi lebih sehat dan membuat hidup lebih berkualitas.(ver/ir)

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #122 on: 12 December 2009, 11:49:32 PM »
^
^
Alaaaah, ..... susah2 konsultasi berhenti ngerokok dengan dokter  8)
yg bisa dilakukan utk berhenti ngerokok "HANYA SEBUAH KEBIASAAN" ...... yaitu kebiasan mulut utk tidak mengisap rokok  ;)

Gw dari dulu gak ada niat utk berhenti ngerokok, ...... selalu berpikir sudah ketagihan seperti ini .... yaaah sudah nasib  :hammer: sampe tua-pun nanti mungkin masih ngerokok .....

Suatu ketika ikut retreat ...... mulai belajar gak ngerokok suatu ketakutan pada diri sendiri, ... gimana bisa tahan tidak ngerokok selama 10 hari lebih ...... manusia punya akal termasuk cara di dalam retreat colong-colong ngerokok di kamar mandi ato tmp lainnya .... risiko ketahuan sama panitia .... out dr retreat  :P
Dalam semua itu gw ikut retreat bukan utk senang2 ato-pun hanya coba-coba .... tetapi untuk MELATIH DIRI
jadi hanya karna utk ngerokok melalui colong2 buat apa gw ikut retreat?? .....
seblum hari H, ... gw udah mulai mengurangi jatah rokok tiap hari .... baru kemudian retreat 10 hari lebih gw bebas dari nikotin ...... Jadi menurut gw utk berhenti ngerokok jangan mengunakan cara mengurangi jatah rokok per-hari ..... tetapi langsung berhenti total a.k.a tidak merokok sama sekali ..... itu cara yg efektip

Dan yg terpenting juga ditanamkan dalam hati/bathin bahwa ngerokok adalah suatu kegiatan yang TIDAK bermanfaat serta membawa suatu kemelekatan pada keserakahan utk diri sendiri .....
 _/\_
« Last Edit: 12 December 2009, 11:51:05 PM by Virya »
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #123 on: 13 December 2009, 12:55:54 AM »
bro Virya kalau ketemu teman lama yg merokok.... nanti jadi ikut merokok lagi gak?


merokok tidak sesuai ajaran Buddhist.... (wahhh statement ini bakal menuai musuh dari para perokok)....

sebab........

kebulan asapnya tidak membuat saya bahagia....

apakah ada tekat anda membahagiakan semua mahluk dgn tidak menyebul asap bagi yg tidak kuat (pusing kena asapnya)....

thanks!
« Last Edit: 13 December 2009, 01:14:29 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #124 on: 13 December 2009, 10:14:22 PM »
[at] johan

seblum gw jawab ....
coba  jawab ini dulu : Emang gw harus menjauhi teman yg masih ngerokok??  ::)
godaan mao ngerokok lagi,ketika teman lagi ngerokok ...... "tentu ADA" tapi setelah lewatin ini loe akan bahagia luar biaasaaa!!! ...... Kenapa?? karna loe udah bisa mengalahkan diri sendiri  ;)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #125 on: 13 December 2009, 10:30:02 PM »
[at] johan

seblum gw jawab ....
coba  jawab ini dulu : Emang gw harus menjauhi teman yg masih ngerokok??  ::)
godaan mao ngerokok lagi,ketika teman lagi ngerokok ...... "tentu ADA" tapi setelah lewatin ini loe akan bahagia luar biaasaaa!!! ...... Kenapa?? karna loe udah bisa mengalahkan diri sendiri  ;)

pasti deh mereka bercanda gurau... menyebul-nyebul asap rokok ke wajah bro Virya.... nah itu kan juga termasuk perokok pasif....

kalau gw sih menjauhin.... soalnya asapnya kemana-mana sihhh....
gw gak tahan sama asapnya tuhhhh......
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #126 on: 13 December 2009, 10:37:06 PM »
^
^
Kagaklah ...... temen gw kagak iseng2 giotuuu  ;D
malah minta belajar ajari berhenti ngerokok  ^-^
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #127 on: 31 January 2011, 09:38:51 PM »
Maaf, ada koreksi lagi:

Dalam batin dan faktor mental (menurut Sautrantika, disebutkan dalam Abidharmasamuccaya karya Arya Asanga):
* Ngantuk/tidur : termasuk salah satu faktor mental yang dapat berubah (English: changeable, Sanskrit: anyathabhava). Faktor mental dapat berubah dalam teks ini disebutkan 4, yaitu tidur (English: sleep, Sanskrit: middha), menyesal (regret, kaukritya), investigasi (investigation, vitarka) dan analisa (analysis, vichara)

* melamun: klo melamunnya tentang hal2 yang menyenangkan di masa lalu, maka disebut rangsangan (excitement, auddhatya), klo melamunnya tentang hal2 menyenangkan ataupun kemarahan bukan di masa lalu, tapi di masa sekarang maka disebut gangguan (distraction, vikshepa). Klo pikiran tidak melamun, namun mengingat objek2 kilesa maka yang timbul adalah faktor mental pengganggu sekunder yang disebut kealpaan (forgetfulnes, mus**tasmrtita).

* nge-drugs: kudu lihat kasus, pendorongnya apa

* mabuk: kemungkinan di sana ada faktor mental penggangu sekunder tidak mawas diri (non-conscientious, pramada) dan tidak intropeksi (non-introspection, asamprajanya). Mungkin juga ada faktor mental pengganggu lainnya

* meditasi ga konsen: misal batin tiba2 berat atau seolah2 gelap ga ada fokus, berarti faktor mental pengganggu sekunder kelesuan (lethargy, styana) sedang muncul, klo pikiran melamun mungkin rangsangan atau gangguan ataupun kealpaan bila mengingat objek2 kilesa (lihat melamun di atas).

Mungkin yang belajar abhidharma bisa mengecek lagi, tentu saja dengan mengacu pada definisi masing2 faktor mental dalam teksnya masing2. Definisi dalam teks abhidharma Theravada belum tentu sama. Untuk acuan sementara mungkin bisa coba mencari istilah yang pali yang mirip dengan istilah sanskritnya. Moga2 dengan lebih mengenal definisinya, kita akan tahu apa yang sedang terjadi/muncul dalam batin kita sehingga semakin membantu praktik Dharma kita.


Terima kasih  :|

Abidharmasamuccaya karya Arya Asanga harusnya bukan falsafah Sautrantika, seharusnya falsafah Cittamatra/Yogacara.

Sekali lagi maaf  ^:)^.

 _/\_
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #128 on: 01 February 2011, 10:22:26 AM »
ga..

Offline kinz

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #129 on: 03 April 2012, 09:56:51 AM »
Menurut saya, merokok mrupakan hal yg tdk baik.. Dlm segi kesehatan maupun dlm pndangan buddhis.. Krena rokok mmiliki kandungan yg mnyebabkan ketagihan..
Θαn bisa mnyebabkan lemahnya kesadaran (sila ke-5), sehingga merugikan dri sendiri maupun orng lain.. _/|\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #130 on: 03 April 2012, 04:11:02 PM »
Hm.. karena ini bukan di topik kesehatan, saya tidak akan berargumen mengenai mekanisme kerja golongan xantine. Jadi ya saya bawa umumnya saja. Intinya begini, jika tidak menimbulkan ketagihan, mengapa ada istilah "pengopi berat" dan juga ada istilah "perokok berat" ?

Selain itu juga, pernah ditemukan kan seseorang yang "tidak biasa" kalau tidak mengopi di pagi hari.

IMO, terlepas dari argumen dari sisi ilmiah, argumen dari sisi bahasa saja sudah cukup menggambarkan bahwa kopi juga bisa menyebabkan ketagihan.
nice post

kalau mau murni hindari saja merokok
(apa lagi kalau ragu termasuk pelangaran atau tidak)

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #131 on: 03 April 2012, 04:12:00 PM »
Menurut saya, merokok mrupakan hal yg tdk baik.. Dlm segi kesehatan maupun dlm pndangan buddhis.. Krena rokok mmiliki kandungan yg mnyebabkan ketagihan..
Θαn bisa mnyebabkan lemahnya kesadaran (sila ke-5), sehingga merugikan dri sendiri maupun orng lain.. _/|\_

kusus untuk melemahnya kesadaran akibat merokok
rasanya masih dapat di perdebatkan, kalau ketagihan sudah positip

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #132 on: 25 November 2017, 02:35:07 PM »
_/\_

Meniru topik sebelah (namun dengan pembatasan dalam pembahasan).

Apakah merokok itu melanggar sila?
Disini konteksnya hanya melanggar sila atau tidak, karena saya rasa tentu saja merokok itu perbuatan yang tidak baik karena merusak kesehatan dan mengganggu orang lain. Namun, termasuk dalam kesalahan apakah merokok itu, masuk kedalam pelanggaran silakah?

Mari bersama-sama maju dalam Dhamma  _/\_
Merokok sebenarnya kategori sila ke lima, cuman agak jauh, kayak "gosip" masuk kategori sila ke empat namun orang gosip "biasanya" dikatakan tidak langgar sila karena uda kebiasaan manusia untuk gosip (hindari gosip yang mengarah ke fitnah). Demikianlah "merokok" kategori ke lima namun bisa dibilang tidak termasuk sebenarnya (agak jauh).

Namun, orang yang merokok biasanya silanya (5 sila) gak akan maju pesat, bahkan yang tidak merokok saja silanya mungkin agak "down". Jadi, kalau mau maju pesat dalam sila, setidaknya kurangi rokok, perlahan-lahan hingga berhenti merokok. Misalnya sehari kadang 2 bungkus (atau mungkin lebih/kurang), setahun sekali kurangi satu batang, lambat laun akan berkurang hingga berhenti.

Mengapa setahun hanya sebatang? Tidak harus demikian kog karena perokok umumnya susah berhenti, oleh karena itu, kalau susah, pelan-pelan kurangi. Lihat kemampuan diri sendiri, mana yang lebih mudah dan mana yang lebih bisa ditekuni. Karena, Anda yang merokok atau ingin berhenti, bukan orang lain.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #133 on: 27 November 2017, 05:58:41 PM »
Merokok sebenarnya kategori sila ke lima, cuman agak jauh, kayak "gosip" masuk kategori sila ke empat namun orang gosip "biasanya" dikatakan tidak langgar sila karena uda kebiasaan manusia untuk gosip (hindari gosip yang mengarah ke fitnah). Demikianlah "merokok" kategori ke lima namun bisa dibilang tidak termasuk sebenarnya (agak jauh).

Namun, orang yang merokok biasanya silanya (5 sila) gak akan maju pesat, bahkan yang tidak merokok saja silanya mungkin agak "down". Jadi, kalau mau maju pesat dalam sila, setidaknya kurangi rokok, perlahan-lahan hingga berhenti merokok. Misalnya sehari kadang 2 bungkus (atau mungkin lebih/kurang), setahun sekali kurangi satu batang, lambat laun akan berkurang hingga berhenti.

Mengapa setahun hanya sebatang? Tidak harus demikian kog karena perokok umumnya susah berhenti, oleh karena itu, kalau susah, pelan-pelan kurangi. Lihat kemampuan diri sendiri, mana yang lebih mudah dan mana yang lebih bisa ditekuni. Karena, Anda yang merokok atau ingin berhenti, bukan orang lain.

bahas ilmu kesehatan kale ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merokok, melanggar sila-kah?
« Reply #134 on: 01 December 2017, 05:25:49 PM »
Ajhan Chah juga merokok kok, seperti bhikkhu Thai yang lain juga merokok.
I'm an ordinary human only

 

anything