Bagaimana jika ketika itu sudah ada penemuan, sehingga zat yang kekurangan bisa ditambah ke dalam otak sehingga mencukupi? Apakah ada perbaikan?
jika diagnosa sis atas Culapanthaka benar, maka terapi itu mungkin bisa menyembuhkan si bhikkhu namun tidak mencerahkan beliau. sptnya asik juga jika minum obat bisa tercerahkanKarena pencerahan itu didapat karena pemahaman, jelas tidak mungkin.
Karena pencerahan itu didapat karena pemahaman, jelas tidak mungkin.
Cuma aneh juga jika dipikir, rasa senang, sakit, sedih dll dipengaruhi oleh suatu zat.
Itulah keajaiban hormon. Selama ini pikiran kita memanipulasi hidup kita.=))
=))
Jadi yang manakah kita sebut kepribadian? Atau jiwa yang sakit?
;D Saya lebih tertarik membahas mengenai "jatuh cinta = jatuh gila" Akhirnya setelah beberapa tahun saya bertarung dengan masyarakat yang menganggap bahwa jatuh cinta adalah anugerah, muncul juga thread ini di Forum DC.Saya belum tahu itu. Tapi saya percaya dengan minum obat itu berpengaruh akan mengurangi gejala yang dialami orang jatuh cinta. Tapi hanya sementara. Begitu pengaruh obat-nya habis maka akan kembali seperti semula. Karena pikiran seseorang sudah di-set seperti itu. Maka produksi zat itu akan kembali seperti semula.
Jatuh cinta adalah ekspresi ketidakwarasan manusia; singkat katanya jatuh cinta adalah kegilaan! "Seseorang yang sedang jatuh cinta mempunyai kandungan biokimia (hormon) yang sama persis dengan seseorang yang sedang menderita gangguan obsesif kompulsif (OCD). Jatuh cinta membuat seseorang yang sehat menjadi bertingkah layaknya seseorang yang mengidap penyakit patologis", kata Lauren Slater (seorang peneliti dan penulis di Majalah National Geographic).
Tingkat serotonin pada orang yang jatuh cinta dan OCD kurang-lebih 40% lebih rendah daripada orang normal yang sehat. Dan tahukah Anda bahwa OCD dan gejala jatuh cinta bisa diredakan dengan meminum obat anti depresi seperti Paroxetine, Phenelzine, Prozac, dsb.? ;D
Saya belum tahu itu. Tapi saya percaya dengan minum obat itu berpengaruh akan mengurangi gejala yang dialami orang jatuh cinta. Tapi hanya sementara. Begitu pengaruh obat-nya habis maka akan kembali seperti semula. Karena pikiran seseorang sudah di-set seperti itu. Maka produksi zat itu akan kembali seperti semula.
Tentu saja hanya sementara. Kalau mental orang yang jatuh cinta itu tidak diubah, seusai efek obat anti depresinya hilang; maka dia akan "gila" kembali.Dan menurut bro, apakah arahat mempunyai kadar zat yang sama di otak-nya?
Dan menurut bro, apakah arahat mempunyai kadar zat yang sama di otak-nya?
Punya, tapi kadar hormonnya tidak sama dengan orang awam.Sesama arahat maksud saya bro.
Sesama arahat maksud saya bro.
Namanya Arahanta yah tidak mungkin masih punya "kegilaan" seperti itu. Sesama Arahanta yah sama.Bukan hormon tertentu saja yang mungkin sama. Seperti kegembiraan,kesedihan.
Bukan hormon tertentu saja yang mungkin sama. Seperti kegembiraan,kesedihan.
Dan apakah tidak mungkin alam dewa dan yang lain-nya itu juga ada jika kita menimbang dari sudut ini?
Seperti ada sutta yang saya baca, mereka akan berkumpul pada hal yang sama. Jadi alam dewa selalu dengan kondisi penuh kebahagiaan. Mungkin dengan hormon yang bekerja hanya kegembiraan. Dan alam derita yang selalu dengan kondisi menderita dengan kondisi hormon yang sama.
Perasaan bukan aku, tapi apakah aku bisa mengontrol perasaan?
Bisa dong. Perasaan juga bisa dimanipulasi.Bagaimana cara mengubah perasaan sedih menjadi gembira secara instant?
Hormon-hormon seperti itu seharusnya masih ada di dalam tubuh seorang Arahanta. Namun produksinya tidak banyak, sehingga tidak menghasilkan efek berupa "emosi yang terhanyut". Ini cuma spekulasi saya. Mengenai kondisi makhluk deva, saya tidak tahu seperti bagaimana. Saya hanya bisa menjawab sesuatu yang sudah saya alami atau saya ketahui. ;DMaksud saya jika kita melihat dari sisi ini, ada atau tidak kemungkinan bahwa 31 alam kehidupan itu ada??
Bagaimana cara mengubah perasaan sedih menjadi gembira secara instant?
Maksud saya jika kita melihat dari sisi ini, ada atau tidak kemungkinan bahwa 31 alam kehidupan itu ada??
Jangan lupa katanya surga ada dilangit (bukan buddhisme). Tapi pembuktiannya tidak ada ;D
Mungkin dimensinya berbeda seperti alam peta dengan alam manusia. Semuanya bikin ane pusing aja. Lebih baik gak usah dipikirin ;D
Bagaimana cara mengubah perasaan sedih menjadi gembira secara instant?
Kalau saya, lebih suka untuk tidak berusaha mengubah sedih menjadi senang, tapi juga tidak mendramatisir (berhati-hati pada pikiran bodoh yang suka menambah bumbu). Perasaan sedih dan senang, pasti punya masa kadaluarsa.
Tapi karena nyatanya saya masih sering jatuh pada pikiran bodoh, jadi sy belum PD memberi lebih banyak penjelasan. Silakan dibaca saja, khotbah Guru kita ;D
“Ketika tersentuh oleh perasaan menyakitkan yang sama itu, ia memendam keengganan terhadapnya. Ketika ia memendam keengganan terhadap perasaan menyakitkan, kecenderungan tersembunyi keengganan bersembunyi di balik ini. Ketika tersentuh oleh perasaan menyakitkan, ia mencari kesenangan di dalam kenikmatan indria. Karena alasan apakah? Karena kaum duniawi yang tidak terlatih tidak mengetahui jalan membebaskan diri dari perasaan menyakitkan selain kenikmatan indria. Ketika ia mencari kesenangan di dalam kenikmatan indria, kecenderungan tersembunyi nafsu terhadap perasaan menyenangkan bersembunyi di balik ini. Ia tidak memahami sebagaimana adanya asal-mula dan lenyapnya, kepuasan, bahaya, dan jalan membebaskan diri sehubungan dengan tiga perasaan ini. Ketika ia tidak memahami hal-hal ini, kecenderungan tersembunyi kebodohan sehubungan dengan perasaan bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan bersembunyi di balik ini.
“Jika ia merasakan perasaan yang menyenangkan, ia merasakannya dengan melekat. Jika ia merasakan perasaan yang menyakitkan, ia merasakannya dengan melekat. [209] Jika ia merasakan perasaan yang bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan, ia merasakannya dengan melekat. Ini, para bhikkhu, disebut kaum duniawi yang tidak terlatih yang melekat pada kelahiran, penuaan, dan kematian; yang melekat pada kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan; yang melekat pada penderitaan, Aku katakan.
Bagaimana cara mengubah perasaan sedih menjadi gembira secara instant?Disaat seseorang berada pada kondisi sedih/stress maka dalam tubuhnya akan ditemukan banyak hormon kartisol.
Disaat seseorang berada pada kondisi sedih/stress maka dalam tubuhnya akan ditemukan banyak hormon kartisol.
Dari beberapa artikel yang saya baca, semuanya menganjurkan dengan cara meditasi yang paling cepat menurunkan kadar hormon kartisol.
Wah, ini ajaran Buddha Gotama yang mengajak kita untuk lepas dari keduniawian. Kalau umat awam mempraktikkan hal ini, akan ada dilema antara idealis ajaran Sang Buddha dengan kebutuhannya* akan pemuasan indria di duniawi. ;D
Terlepas dari bhikkhu/ni maupun umat awam, ketika seseorang melihat bahwa “lari” adalah kesia-siaan, maka dia akan berhenti untuk mengenali penderitaan.
Disaat seseorang berada pada kondisi sedih/stress maka dalam tubuhnya akan ditemukan banyak hormon kartisol.kartisol atau kortisol ?
Dari beberapa artikel yang saya baca, semuanya menganjurkan dengan cara meditasi yang paling cepat menurunkan kadar hormon kartisol.
kartisol atau kortisol ?Ada yang tulis kartisol, ada juga yang tulis kortisol.
Ada yang tulis kartisol, ada juga yang tulis kortisol.boleh sharing artikel yang menyatakannya ?
boleh sharing artikel yang menyatakannya ?http://kesehatan.liputan6.com/read/290587/Delapan.Jurus.Melawan.Stres
Terlepas dari bhikkhu/ni maupun umat awam, ketika seseorang melihat bahwa “lari” adalah kesia-siaan, maka dia akan berhenti untuk mengenali penderitaan.
Bisa dong. Perasaan juga bisa dimanipulasi.
Bagaimana cara mengubah perasaan sedih menjadi gembira secara instant?
Maksudnya?.. Manipulasi bagaimana ya?.. bisa diberi contoh konkrit nya gak?..
terimakasih sebelumnya.. _/\_
Secara Buddhisme, apakah yang disebut emosi itu? Apa itu senang? Apa itu sedih? Dan apa itu bahagia?
Tidakanehlucu kok. Manusia memiliki 6 emosi dasar (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg358492#msg358492). Bayi bisa tertawa sendiri itu wajar, sebab tertawa merupakan ekspresi dari emosi senang (bahagia). Persoalannya adalah: "Kapan bayi belajar tertawa pertama kali?". Jawabannya adalah "bayi belajar mengekspresikan emosi senang dengan cara tertawa bersama dengan orang-orang sekitar; khusunya orangtua".
Kepribadian (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg355436#msg355436) adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua.Saya tahu kalau gen seperti wajah, warna kulit itu turun dari orang tua. Tapi kalau kepribadian, baru sekali ini saya dengar.
Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja.Kalau ini sudah jelas. Yang saya ingin tahu saat manusia itu masih belum tercemar dengan hal beginian.
Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.Tapi juga tergantung fasilitas yang tersedia, disini yang ingin saya katakan bahwa kamma lampau bisa mempengaruhi kehidupan seseorang pada saat ini.
Memanipulasi perasaan itu maksudnya mengubah emosi kita dari satu aspek ke aspek lainnya sehingga menciptakan perasaan yang berbeda dari perasaan sebelumnya. Paul Ekman dan Richard Lazarus menemukan fakta bahwa ada 6 emosi paling dasar di dalam relung psikis manusia. 6 emosi dasar itu adalah senang, marah, sedih, kaget, jijik, dan takut.
Memanipulasi perasaan dilakukan dengan teknik dragging; yaitu mengubah kondisi emosi kita ke bentuk emosi dasar yang lainnya untuk menciptakan perasaan baru yang menguntungkan kita. Tidak hanya memanipulasi perasaan diri sendiri, kita juga bisa memanipulasi perasaan orang lain.
keliatannya memang seperti seorang psikolog... buka praktek dimana bro ? hehehehehPsikolog atau motivator?
Secara Buddhisme, apakah yang disebut emosi itu? Apa itu senang? Apa itu sedih? Dan apa itu bahagia?
Saya tahu kalau gen seperti wajah, warna kulit itu turun dari orang tua. Tapi kalau kepribadian, baru sekali ini saya dengar.
Kalau ini sudah jelas. Yang saya ingin tahu saat manusia itu masih belum tercemar dengan hal beginian.
Tapi juga tergantung fasilitas yang tersedia, disini yang ingin saya katakan bahwa kamma lampau bisa mempengaruhi kehidupan seseorang pada saat ini.
keliatannya memang seperti seorang psikolog... buka praktek dimana bro ? heheheheh
Psikolog atau motivator?
Bukan keduanya. Saya hanya seorang IC. ;)
konsultan? ;D
Berarti senang dan bahagia tu beda ya... IC tu apa kk?
Jd menurut kk upasaka kepribadian tu dibentuk dr gen dan gak ad hub dgn masa lalu?
Bknnya karma yg menentukan dimana kita lahir? Kalo karma baik berbuah mgkn kita lahir dari ortu yg punya gen baik, n sebaliknya. Emang gak ad bukti ilmiahnya cm dr percaya paticca samuppada aja.◦°◦нeнeнeнe◦°◦.
Buddhisme tidak mengenal apa itu emosi. Buddhisme hanya langsung menjabarkan soal perasaan, dan tiga jenis perasaan; 6 jenis perasaan, 9 jenis perasaan, ...., hingga 18 jenis perasaan.Yang saya tahu, di buddhisme cuma ada 3. Menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan dan bukan tidak menyenangkan(netral).
Dalam Buddhisme, senang adalah salah satu dari jenis perasaan. Sedangkan bahagia atau kebahagiaan dalam Buddhisme adalah ketika tidak ada suka dan duka.
Bagus, anggap saja ini pengetahuan baru buat kamu. Mungkin kamu sudah tahu sebelumnya bahwa bakat, nada suara, logat, body language pun bisa diturunkan oleh orangtua?Betul yang ini saya juga tahu. Tapi kepribadian saya tidak tahu.
Saat manusia belum "tercemar" dengan sugesti, kepribadiannya adalah polos dan lugu. Yaitu "sang bayi". Ketika belum tercemar, maka manusia hanya akan melahap semua informasi dan sugesti. Bukti lainnya adalah para orang desa, misalnya warga Baduy. Mereka belum tercemar pemikiran kompleks dan egois ala orang-orang kota. Semua warga Baduy hidupnya sangat sederhana dan tidak ada pemikiran jahat satu sama lain. Saya sangat terpesona saat berkunjung ke Baduy dan melihat suasana sosialisasi antar warga di sana.Menurut saya tidak begitu. Ketika masih bayi, sudah ada kecenderungan dalam diri si anak. Itu yang membuat antar bayi itu berbeda. Sehingga mau bagaimana-pun mereka dirawat dengan cara yang sama mereka akan tetap berbeda.
Bagaimana cara kamu yakin bahwa ada fasilitas yang berasal dari kamma lampau? Kamma dari kehidupan lampau maksudnya? Coba beri tahu saya!Karena kromosom yang terbentuk setelah pembuahan yang terjadi karena pertemuan sperma dan sel ovum yang akan menentukan menjadi apa seseorang.
Yang saya tahu, di buddhisme cuma ada 3. Menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan dan bukan tidak menyenangkan(netral).
Yang saya tahu, di buddhisme cuma ada 3. Menyenangkan, tidak menyenangkan, bukan menyenangkan dan bukan tidak menyenangkan(netral).
Betul yang ini saya juga tahu. Tapi kepribadian saya tidak tahu.
Menurut saya tidak begitu. Ketika masih bayi, sudah ada kecenderungan dalam diri si anak. Itu yang membuat antar bayi itu berbeda. Sehingga mau bagaimana-pun mereka dirawat dengan cara yang sama mereka akan tetap berbeda.
Karena kromosom yang terbentuk setelah pembuahan yang terjadi karena pertemuan sperma dan sel ovum yang akan menentukan menjadi apa seseorang.
Dan tidak ada satupun yang bisa merubah susunan kromosom tersebut.
Itu semua mempengaruhi kehidupan yang dialami manusia di kehidupan sekarang.
Dua jenis perasaan adalah perasaan jasmani dan batin, atau (yang lebih jarang disebutkan adalah) kedua jenis yang disebutkan oleh Pañcakanga dalam §3 (perasaan menyenangkan dan perasaan menyakitkan). Tiga jenis perasaan adalah tiga yang disebutkan oleh Udāyin dalam §3 (perasaan menyenangkan, perasaan menyakitkan, dan perasaan netral). Lima jenis adalah kemampuan kenikmatan (jasmani), kegembiraan (batin), kesakitan (jasmani), kesedihan (batin), dan keseimbangan. Enam jenis adalah perasaan yang muncul dari kontak melalui enam organ indria. Delapan belas jenis adalah delapan belas jenis penjelajahan batin – menjelajahi enam obyek indria yang menghasilkan kegembiraan, menghasilkan kesedihan, dan menghasilkan keseimbangan (baca MN 137.8). Tiga puluh enam jenis adalah tiga puluh enam posisi makhluk-makhluk – enam jenis kegembiraan, kesedihan, dan keseimbangan masing-masing berdasarkan pada kehidupan rumah tangga atau pada pelepasan keduniawian (baca MN 137.9-15). Seratus delapan jenis adalah tiga puluh enam sebelumnya yang merujuk pada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
selengkapnya baca MN 59 Bahuvedanīya Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17773.msg288422#msg288422)
saya post di sini juga.. biar seimbang ;D
saya post di sini juga.. biar seimbang ;D
memang artikel di atas secara logika sejalan dengan teori Gregor Mendel juga, di mana tiap anak memiliki genetik berbeda karena terjadinya random.. Hal ini berlaku jika personality abang berbeda dengan adik.. ini bisa diterima..
Yang menjadi pertanyaan saya, ketika terjadi pembuahan sperma dan sel ovum menghasilkan zygot, yang mana kemudian berkembang menjadi identically monozygotic twins.. bagaimana menurut pendapat bro upasaka, karena pada jenis kembar ini, genetik identik sama, apakah kepribadian si kembar jenis ini akan sama pula ? tapi pada kenyataannya bisa berbeda.. ;D
saya post di sini juga.. biar seimbang
memang artikel di atas secara logika sejalan dengan teori Gregor Mendel juga, di mana tiap anak memiliki genetik berbeda karena terjadinya random.. Hal ini berlaku jika personality abang berbeda dengan adik.. ini bisa diterima..
Yang menjadi pertanyaan saya, ketika terjadi pembuahan sperma dan sel ovum menghasilkan zygot, yang mana kemudian berkembang menjadi identically monozygotic twins.. bagaimana menurut pendapat bro upasaka, karena pada jenis kembar ini, genetik identik sama, apakah kepribadian si kembar jenis ini akan sama pula ? tapi pada kenyataannya bisa berbeda..
Saya pakai bahasa sehari-hari saja yah. Embrio itu kemudian bertumbuh dan berkembang, salah satu yang berkembang otak. Dan otak tiap manusia berbeda kapasitas-nya.
??? Maksudnya menurut kamu, setelah sel ovum dan sel sperma bertemu sehingga menjadi embrio, maka kromosom pun terbentuk dan ada karakter (kepribadian) yang langsung terbentuk di sana?
kk upasaka apakah cara pembentukan genetik tidak ad hubannya dgn karma masa lalu juga? Apakah kepribadian Sang Buddha adalah hasil ciptaan orang tuanya bkn krn karmanya?
yang masih mengganjal di pikiran saya, apa hanya dengan olah raga dipagi hari/ berlari bisa membuat perasaan yang setress bisa happy, sedangkan masalah timbul (pikiran setress ) tidak bisa di atur, bisa tengah malah, bisa subuh, bisa siang , bisa sore.
kalau soal ini menurut yang saya temui, kebetulan punya sepupu kembar identik, kepribadian nya tidak sama, tapi ada beberapa kesamaan dari perasaan. jika si A sakit maka si B akan merasakan (gelisah dll) kesukaan pun berbeda, misal jika A suka warna biru , si B malah warna merah.
Saya pakai bahasa sehari-hari saja yah. Embrio itu kemudian bertumbuh dan berkembang, salah satu yang berkembang otak. Dan otak tiap manusia berbeda kapasitas-nya.
Yang bahkan mau ikut seminar apa-pun, dan diajarin bagaimanapun tetap tidak akan berguna buat orang tersebut. Apa kira-kira bro bisa menangkap maksud saya?
Intinya bukan pada aktivitas berlari, Bro. Intinya adalah pada aktivitas menyenangkan yang memicu adrenalin dan adanya pelepasan hormon endorfin yang membuat euforia. Kalau Bro pernah main ke Dunia Fantasi bersama istri atau teman wanita Bro, cobalah tanyakan! Pasti mereka merasa sangat senang dan euforia itu bisa bertahan sampai beberapa hari! Ya, beberapa hari dan mereka (wanita) masih suka bercerita tentang bagaimana serunya main di Dufan itu. ;D
Kita kan gak tau karma lalu hitler. Apakah genetik yg cacat tuh bkn hasil karma lampau? Tentu disini pasti ada kesamaan karma antara ortu n anak.
Cara pembentukkan genetik, seperti yang saya sharing ke Bro Forte; adalah bersifat random (acak) dan tidak dapat diketahui dengan jelas. Mari kita berandai-andai bahwa ada peranan kamma masa lampau di tahap ini. Lalu kenapa Adolf Hitler (orang sejahat itu) bisa terlahir di dunia dengan sehat dan selamat? Bukankah jika Hitler pada dahulunya adalah orang jahat (versi mitos Buddhisme: sehingga membawa sifat jahat juga), maka seharusnya tidak memiliki genetik yang sehat saat tahap itu?Apa bedanya dengan devadatta juga tidak terjadi cacat? Dan tidak semua orang bisa merubah kepribadian. Dari yang saya temui, tidak usah yang idiot. Yang manusia normal saja, sangat jarang sekali bisa merubah.
Saya melihat Sang Buddha memiliki kepribadian seperti itu karena pengaruh besar dari kemuliaan sifat Ibunda-Nya. Kepribadian-Nya semakin matang saat Beliau dengan komitmen kuat "mengubah" kepribadian duniawi-Nya menjadi kepribadian seorang Pemimpin Spiritual. Ingat! Kepribadian bisa diubah. Saya sendiri tidak seperti ini saat masih sekolah dulu. Kini banyak teman-teman saya yang heran: Apa yang terjadi pada upasaka sehingga bisa menjadi seperti ini? Bagaimana bisa??!!". :D
itu yang menjadi kendala bro, seseorang yang sedang setress belum tentu dapat memikirkan hal2 lain yang dapat membuatnya rilek, kebanyakan orang2 tersebut lebih memikirkan permasalahan yang sedang di hadapi, terkecuali ada campur tangan pihak lain, itu akan sedikit membantu, itu menurut saya bro, maaf kalau salah ;D
Kembar identik memiliki beberapa sifat yang hampir mirip. Gak usah jauh-jauh deh, si Citta Devi dan Thirravaddhani (padahal bukan kembar identik), bisa punya sifat yang hampir sama. ;D Tanya Bro Indra deh kalau gak percaya.menurut saya ada banyak faktor, dan perbedaan kepribadian tidak bisa hanya dilihat dari kasus perbedaan penerimaan faktor lingkungan..
Menurut saya, kembar identik (identically monozygotic twins), pada dasarnya memiliki potensi untuk identik pula dalam kepribadian. Namun seperti yang saya singgung di posting sebelumnya, interaksi tiap orang dengan lingkungan dan orang lain pasti berbeda. Katakanlah kembar yang A suka didudukkan ke arah kanan, kembar yang B sering didudukkan ke arah kiri; maka si A dan si B akan melihat dunia pada sisi yang berbeda. Dari contoh sederhana ini, menunjukkan bahwa pengalaman, informasi dan sugesti yang diterima si kembar identik pun berbeda. Akumulasi dari semua hal ini akan menghasilkan kepribadian yang tidak terlalu identik pada identically monozygotic twins.
Bagaimana menurut opini Bro Forte?
Apa bedanya dengan devadatta juga tidak terjadi cacat? Dan tidak semua orang bisa merubah kepribadian. Dari yang saya temui, tidak usah yang idiot. Yang manusia normal saja, sangat jarang sekali bisa merubah.
Dan hal itu yang membuat saya mencari tahu, sehingga saya ketemu tentang dopamin. Lihat saja di uji coba tikus tersebut, ada tikus yang mengeluarkan dopamin ketika terkena listrik ada yang tidak/sedikit.
Tikus yang mengeluarkan dopamin dia akan menghindari listrik. Sedangkan yang tidak mengeluarkan/sedikit dopamin dia tetap akan terkena listrik lagi.
Tentu jwbannya no 1 krn aku percaya hukum karma... Kayanya aneh kalo anak cacat mental cuma karena sial, jenius krn hoki, atau krn ketidakadilan HE³³E³;){^⌣^}HE³³E³;)³E³:D
menurut saya ada banyak faktor, dan perbedaan kepribadian tidak bisa hanya dilihat dari kasus perbedaan penerimaan faktor lingkungan..
Ada beberapa kasus seperti terjadinya metilasi DNA bisa menyebabkan perubahan perilaku, padahal secara genetik, memiliki genetik yang sama.. Akibat dari metilasi DNA ini akan mengakibatkan gene silencing.. sehingga menyebabkan perbedaan diferensiasi sel itu sendiri.. Dan perbedaan diferensiasi sel ini akan menyebabkan juga perubahan epigenetika itu sendiri.. sehingga memungkinkan untuk muncul kasus perbedaan kepribadian itu sendiri pada identically monozygot twins.. Bahkan lebih ekstrim lagi, pada tikus kloningan dengan adanya metilasi DNA juga akan memberikan perbedaan epigenetika.. ;D Dan gene silencing ini kerap terjadi pada saat meiosis.
Jadi menurut saya, terlalu dini menyimpulkan hanya berkaitan dengan faktor lingkungan saja.. karena bisa jadi pada saat lahir, kembar identik itu bisa jadi sudah berbeda.. walau memiliki gen yang sama..
Ohh aku kira kk pilih no 2 hoki2an ok deh ☆ †h♌ηк γ☺ǖ ☆ :) sharingnya...
btw bro upasaka, sebenarnya di literatur Buddhisme sendiri, ada tidak menjelaskan soal kepribadian itu diturunkan dari orang tua ?
Semua manusia bisa mengubah kepribadiannya. Yang jamu temui hanyalah orang yang tidak mau mengubah kepribadiannya.Apakah kamu tidak pernah menemukan orang yang melakukan kesalahan yang sama berkali-kali?
Hubungannya dengan topik ini apa yah?Hubungannya...otak sangat berpengaruh kenapa seseorang itu menjadi ceroboh/tidak, logika/tidak dll. Dan otak dipengaruhi berbagai zat. Dan zat itu berawal dari kromosom. CMIIW
Di Buddhisme tidak ada. Namun di Abhidhamma, dijelaskan bahwa ada perbuatan masa lampau yang bila sering dilakukan maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini bisa ikut "terbawa" pada kelahiran berikutnya.Bisa minta referensi jelasnya bro?
Apakah kamu tidak pernah menemukan orang yang melakukan kesalahan yang sama berkali-kali?
Dengan kecerobohan yang sama walaupun dia sudah berusaha untuk berubah. Saya sangat banyak menemukan orang seperti ini.
Hubungannya...otak sangat berpengaruh kenapa seseorang itu menjadi ceroboh/tidak, logika/tidak dll. Dan otak dipengaruhi berbagai zat. Dan zat itu berawal dari kromosom. CMIIW
Bisa minta referensi jelasnya bro?
Orang itu belum mengubah sugesti di dalam SM-nya. Ketika orang itu menanam sugesti yang baru untuk mengganti sugesti lama yang mengakibatkan kecerobohan itu, maka sifat cerobohnya bisa pudar bahkan lenyap.Jujur saya saya tidak tahu jawaban pasti-nya. Karena saya sudah mencoba berbagai macam cara. Dan tidak berhasil. Jadi saya berpikir yang salah mungkin di otak-nya. Sampai saya menemukan tentang tikus itu.
Jika kurang paham, saya jelaskan dengan sudut pandang lain... Orang yang ceroboh itu punya kebiasaan yang membuatnya ceroboh. Misalnya ceroboh suka terjatuh saat berjalan. Kecerobohan itu bisa dicari sumber pangkalnya, misalkan adalah karena suka melamun / memikirkan hal lain saat berjalan. Jika orang itu mau mengubah kebiasaan berjalan sambil melamun, maka ceroboh dan terjatuh saat berjalan seharusnya tidak akan terjadi lagi. Begitu pula dengan ceroboh di hal-hal lainnya.
Ada teman saya yang juga sulit mengubah sifat jeleknya, dan dia beralasan karena menurut dokter, ada bagian di otaknya yang "kurang utuh" sehingga dia seperti itu. Menurut saya tidak seperti itu. Selama seseorang masih sehat secara mental, kepribadian dan sifat sejelek apapun bisa diubah.
Sebenarnya, otaklah yang "memerintahkan" adanya pelepasan hormon. Bukan hormon yang terlepas sendiri dan memerintah otak untuk bereaksi.
Jujur saya saya tidak tahu jawaban pasti-nya. Karena saya sudah mencoba berbagai macam cara. Dan tidak berhasil. Jadi saya berpikir yang salah mungkin di otak-nya. Sampai saya menemukan tentang tikus itu.
Terkadang kasihan juga melihat bahwa orang itu ingin berubah tapi tetap terjadi begitu lagi dan begitu lagi. Dan malah membuat dia menjadi tertekan. Dan salah satu kenalan saya malah merembet menjadi gejala skizofernia akibat perasaan tertekan tersebut.
Saya mau sharing soal tips menyugesti orang di dunia hipnosis. Semoga bisa menjadi masukkan...teknik ini banyak digunakan oleh mentor2 motivasi.. intinya selalu menggunakan sugesti yang tidak menggunakan kata tidak / jangan.. karena dikatakan ketika menerima sugesti.. yang ditangkap duluan bukan kata jangan / tidaknya :
teknik ini banyak digunakan oleh mentor2 motivasi.. intinya selalu menggunakan sugesti yang tidak menggunakan kata tidak / jangan.. karena dikatakan ketika menerima sugesti.. yang ditangkap duluan bukan kata jangan / tidaknya :Saya pernah beberapa kali mengikuti seminar dan pelatihan. Bahkan ada yang pelatihan dilakukan 4hari 3 malam. Dan ada 1 pelatihan yang saya ikuti yang memang agak berbeda. Dimana para peserta sengaja dibuat capek. Dengan berkurang jam tidur-nya.Selama 4hari 3 malam itu kita tidak tahu jam, tidak ada komunikasi dengan dunia luar karena semua jam dan hp diserahkan ke panitia-nya sebelum pelatihan dimulai. Termasuk rokok juga. Jadi tidak ada yang merokok selama pelatihan. Dan peserta dilarang bicara, hanya boleh bicara ketika ditanya oleh motivatornya.
contoh :
JANGAN bayangkan gajah warna pink berbelalai panjang..
ketika membaca statement ini, mungkin kita akan membayangkan gajah pink berbelalai panjang.. (saya pribadi membayangkan bona dari majalah bobo yang sering saya baca ketika masih kecil :))) setelah itu baru JANGAN.. makanya sugesti ini biasanya gagal..
Banyak orang tua juga yang tidak mengerti.. seperti ketika melihat anaknya lari2.. dengan panik mengatakan : Nak.. jangan lari2 nanti terjatuh.." Statement ini sebenarnya meminta anak supaya makin berlari dan terjatuh..
Makanya diajarkan untuk mengganti dengan kalimat yang bermakna sama / apa yang kita inginkan..
1. Jangan lari2 nanti jatuh = Jalanlah pelan2
2. Jangan merokok = Lebih baik ngunyah permen aja..
dst
Sedikit tambahan, dari sekian banyak :
2. Mental block
Hal yang paling penting dalam sugesti adalah ada tidaknya mental block. Mental block ini umumnya pandangan yang salah / sifatnya negatif dan menyebabkan sugesti positif gagal .. Maka paling awal yang biasa dilakukan adalah merubuhkan mental block..
- Si A perokok berat.. setiap hari dia menghabiskan 2 bungkus rokok.. dan pola ini sudah masuk ke pikirannya, bahwa dia "idealnya" harus menghabiskan 2 bungkus rokok.. dan ketika diminta berhenti.. pikirannya menolak perintahnya karena "keidealan" tadi..
- Si B seorang sales yang baru masuk kerja.. Dia akan kesulitan menjual ketika ada mental block, ah saya kan pemalu.. saya tidak akan pernah bisa menjual barang..
Jadi solusinya.. ajak bicara H2H, hancurkan temboknya..
3. Beri kepastian yang bisa diterima dan beri penekanan pada sugesti
Pikiran akan bingung jika tidak ada batasan kepastian.. makanya sugesti yang tidak pasti juga akan cenderung gagal..
Si B yang ingin menjual barang tadi.. Dia harus menggunakan sugesti yang memberi kepastian dan penekanan pada sugesti tsb.
Contoh :
- Saya hari ini PASTI BISA menjual XXX SEBANYAK 5 BUAH
- Saya BERTEKAD menjual XXX 5 buah.
Di statement di atas diberi kepastian, bahwa menjual XXX sebanyak 5 buah, ada penekanan untuk memainkan emosi (PASTI BISA/BERTEKAD), dan kepastiannya juga harus bisa diterima.. oleh karena itu saya tidak menyarankan untuk men-sugesti
- Saya hari ini PASTI BISA menjual XXX SEBANYAK 100 BUAH kalau yang disugesti merasa 100 itu tidak mampu.. (kenapa ? balik lagi ke mental block)
maaf mungkin OOTSeperti yang saya baca di sutta, bahwa jasmani dan batin bukan diri. Jadi saya membuat topik ini, karena saya juga ingin tahu lebih banyak terutama tentang hal batin yang menyangkut perasaan.
[at] sis TS , apakah "perasaan bukan aku juga bukan diriku" termasuk dalam "anatta"? mohon pencerahannya
Seperti yang saya baca di sutta, bahwa jasmani dan batin bukan diri. Jadi saya membuat topik ini, karena saya juga ingin tahu lebih banyak terutama tentang hal batin yang menyangkut perasaan.
Dan ada pada sesi-sesi terakhir pelatihan itu dimana banyak peserta-nya menjadi histeris. Saya lihat sendiri bagaimana ada yang menangis bahkan sampai pingsan. Ada yang berteriak sekeras-keras-nya. Dan pada acara penutupan semua-nya bersemangat, yang tidak bersemangat mungkin hanya saya.saya pernah ikut pelatihan yang serupa.. dan kebetulan saya mengalami hal yang serupa juga..
Jika saya melihat, dibandingkan seminar atau pelatihan yang lain-nya, saya menilai pelatihan yang ini jauh berkualitas. Karena para motivatornya berusaha memasukan doktrin-nya melalui alam bawah sadar.
Tapi setelah kembali di kehidupan nyata tetap saja tidak jauh beda. Hasil motivasi dari pelatihan itu hanya 2minggu paling lama bertahan dalam diri peserta. Semangat yang menggila itu lenyap kemudian-nya. Dan kembali seperti semula.
Sedangkan saya yang tidak termotivasi apapun tapi semangat-nya jauh lebih tinggi dari pada mereka. Karena berbagai pengalaman yang sudah dijalanilah makanya saya mengatakan bahwa tidak mudah bagi seseorang itu untuk berubah.
Maka-nya seperti teman bro yang membakar jembatan-nya untuk pulang itu adalah orang yang luar biasa. Dia tidak butuh motivasi dari luar lagi, karena sudah ada motivasi dari dalam yang membuat selalu bangkit walau berapa kali-pun dia jatuh.
saya pernah ikut pelatihan yang serupa.. dan kebetulan saya mengalami hal yang serupa juga..Kalau saya menilai sih, dan dari beberapa kali saya mengikuti seminar dan 'kami' membuat pelatihan di group. Orang yang biasa memakai logika jarang termotivasi, orang yang lebih sering memakai perasaan lebih mudah termotivasi.
awal bersemangat.. lama2 juga kembali normal.. saya kemudian memikirkan kenapa itu terjadi..
penyebabnya menurut saya kira2 ada beberapa
- tidak ada sesuatu hal yang menggebrak sehingga berani bertindak ekstrim..
teman saya itu berani, karena dia harus menghidupi istri dan anaknya..
- mental block
perasaan tidak mampu.. ah saya tidak mungkin bisa dll
- comfort zone
saat ini gw sudah nyaman.. buat apa susah2..
tapi menurut saya yang paling utama adalah yang pertama.. yaitu tidak ada sesuatu yang menggebrak.. Desire itu kadang kala penting sebagai penggebrak.. Sekedar share, saya mengikuti pelatihan itu awal ditanyakan
- apa keinginan saya ?
- apakah saya benar2 menginginkannya ?
waktu itu saya memiliki keinginan.. namun karena saya tidak bener2 menginginkannya (baca : hal ini menyebabkan counter balik dan melemahkan sugesti juga), makanya saya gagal..
Ada kisah juga pada saat pelatihan, di mana memang para motivator tersebut menggali semua aspek dalam diri.. kami disuruh menggambar apa yang kami inginkan dan bercerita.. yang paling saya ingat, ada seorang ibu yang menggambar dia mengantar anaknya ke sekolah.. dan ketika dia bercerita.. dia menangis.. dia begitu ingin menemani anaknya.. namun selalu terkendala waktu karena wanita karir.. dan pada malam "pencerahan", dia bertekad untuk resign dan mengambil kerjaan yang jauh lebih sulit.. demi 1 tujuan.. mencapai financial freedom.. agar bisa menemani anaknya tanpa terikat waktu..
Kalau saya menilai sih, dan dari beberapa kali saya mengikuti seminar dan 'kami' membuat pelatihan di group. Orang yang biasa memakai logika jarang termotivasi, orang yang lebih sering memakai perasaan lebih mudah termotivasi.yeah bisa jadi..
Dan setelah tidak berhasil kita selalu mencari alasan kenapa tidak berhasil ;D
yeah bisa jadi..Yah, saya setuju dengan yang ini. Tapi pada umum-nya orang mencari penyebab kegagalan bukan untuk menindak lanjuti supaya berhasil. Tapi untuk membuat dia menerima kenapa dia harus gagal.
namun IMHO, kita perlu intropeksi (bukan mencari alasan ya) kenapa kita tidak berhasil.
Hal ini berguna untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi penyebab2 kegagalan untuk ditindaklanjuti lebih lanjut..
Kalau mencari alasan, itu tidak dianjurkan, karena sifatnya menyalahkan faktor external.
kalau melihat keterangan sis di atas, kalau saya tidak salah menarik kesimpulan , semua tergantung dari "kesadaran" jika kita dalam "kesadaran" maka dalam pikiran kita cenderung menolak segala sugesti atau segala bentuk pikian yang di coba untuk di tanamkan kedalam pikiran kita , maaf jika salah ;DMenurut saya bukan karena mutlak dalam kesadaran, tapi cara seseorang dalam memproses persepsi yang dia terima.
Menurut saya bukan karena mutlak dalam kesadaran, tapi cara seseorang dalam memproses persepsi yang dia terima.itulah yang saya maksud dengan"kesadaran" sis, jika kita menghayati apa yang dikatakan motivator saya anggap kita sudah di luar dari "kesadaran" ;D
Saya tidak bisa termotivasi karena saya tidak menghayati pembicaraan motivator tersebut. Tapi saya sibuk menganalisa perkataan yang dia ucapkan. Saya sibuk memperhatikan mimik wajahnya dan bahasa tubuh-nya saat berbicara.
Dan Sang Buddha yang hidup beribu tahun yang lalu sudah mengetahui tentang hal ini. Dia mengetahui kecenderungan makhluk yang jadi pendengar-nya. Sang Buddha tidak perlu ikut seminar. ;D
Pembahasan yg menarik, terutama pada bagian mengubah perasaan sedih menjadi bahagia. Kebetulan akhir-akhir ini mood saya sedang jelek/frustasi, banyak masalah yang mendera saya. Yg saya tangkap dr pembahasan di atas adalah salah satu cara mengubah perasaan tsb adalah dengan adanya motivator/sugesti dr luar. Sekarang masalahnya, saya seorg yg tertutup dan jarang bergaul, sangat sedikit memiliki teman, maka tidak ada org lain yg dpt memotivasi saya; jadi bisakah kita memotivasi diri kita sendiri agar lepas dr mood jelek ini? Bagaimana caranya? Thxmohon maaf bro seniya , menurut saya teman itu ada dan teman bro pun banyak (kan ada teman-teman di DC :D) , tetapi kadang seorang teman tidak berani memberikan pendapat jika tidak di minta, jika bro meminta pasti seorang teman akan berusaha memberikan solusi atau motivasi untuk bro, :) adakalanya kita harus sedikit terbuka jika kita ada masalah kepada teman, tidak harus di tread via PM pun bisa ;D , jika saya sedang dalam posisi mood jelek , saya pasti akan mencoba mencari solusinya , apa itu dengan membuka2 forum DC, PM teman di DC untuk bertanya , atau membuat celoteh2 yang bisa mengeluarkan segala pikiran2 / beban saya . _/\_ semoga segala permasalahan bro seniya bisa cepat terselesaikan
Ps: Sekarang mood saya sudah kembali normal setelah membaca pembahasan2 di thread ini. Ini membuktikan hanya dengan tulisan2 di atas bs menjadi motivator saya. Tetapi saya tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan krn semuanya anicca. Jika mood jelek tsb datang lagi, saya tdk tahu tulisan2 di atas bs memotivasi saya lagi....
mohon maaf bro seniya , menurut saya teman itu ada dan teman bro pun banyak (kan ada teman-teman di DC :D) , tetapi kadang seorang teman tidak berani memberikan pendapat jika tidak di minta, jika bro meminta pasti seorang teman akan berusaha memberikan solusi atau motivasi untuk bro, :) adakalanya kita harus sedikit terbuka jika kita ada masalah kepada teman, tidak harus di tread via PM pun bisa ;D , jika saya sedang dalam posisi mood jelek , saya pasti akan mencoba mencari solusinya , apa itu dengan membuka2 forum DC, PM teman di DC untuk bertanya , atau membuat celoteh2 yang bisa mengeluarkan segala pikiran2 / beban saya . _/\_ semoga segala permasalahan bro seniya bisa cepat terselesaikan
Pembahasan yg menarik, terutama pada bagian mengubah perasaan sedih menjadi bahagia. Kebetulan akhir-akhir ini mood saya sedang jelek/frustasi, banyak masalah yang mendera saya. Yg saya tangkap dr pembahasan di atas adalah salah satu cara mengubah perasaan tsb adalah dengan adanya motivator/sugesti dr luar. Sekarang masalahnya, saya seorg yg tertutup dan jarang bergaul, sangat sedikit memiliki teman, maka tidak ada org lain yg dpt memotivasi saya; jadi bisakah kita memotivasi diri kita sendiri agar lepas dr mood jelek ini? Bagaimana caranya? Thx
Ps: Sekarang mood saya sudah kembali normal setelah membaca pembahasan2 di thread ini. Ini membuktikan hanya dengan tulisan2 di atas bs menjadi motivator saya. Tetapi saya tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan krn semuanya anicca. Jika mood jelek tsb datang lagi, saya tdk tahu tulisan2 di atas bs memotivasi saya lagi....
Pembahasan yg menarik, terutama pada bagian mengubah perasaan sedih menjadi bahagia. Kebetulan akhir-akhir ini mood saya sedang jelek/frustasi, banyak masalah yang mendera saya. Yg saya tangkap dr pembahasan di atas adalah salah satu cara mengubah perasaan tsb adalah dengan adanya motivator/sugesti dr luar. Sekarang masalahnya, saya seorg yg tertutup dan jarang bergaul, sangat sedikit memiliki teman, maka tidak ada org lain yg dpt memotivasi saya; jadi bisakah kita memotivasi diri kita sendiri agar lepas dr mood jelek ini? Bagaimana caranya? Thx
Ps: Sekarang mood saya sudah kembali normal setelah membaca pembahasan2 di thread ini. Ini membuktikan hanya dengan tulisan2 di atas bs menjadi motivator saya. Tetapi saya tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan krn semuanya anicca. Jika mood jelek tsb datang lagi, saya tdk tahu tulisan2 di atas bs memotivasi saya lagi....
Mood= ketertarikan pada sesuatu sedang meningkat.
Tidak mood= ketertarikan pada sesuatu sedang menurun.
Satu cara belum tentu cocok dengan orang lain. Jadi misal-nya jika seseorang sedang bersedih jika disuruh berolahraga maka itu bisa memanipulasi kesedihan. Menurut saya belum tentu. Itu mungkin akan berhasil pada orang yang menyenangi olahraga. Tapi pada orang yang tidak menyukai olahraga malah jadi tambah berat dan tidak nyaman saat dia melakukan seperti itu.
Jika bacaan merupakan hal yang menarik, bro koleksilah berbagai bacaan. Atau mendengarkan musik. Pokok-nya pada hal-hal yang bro senangi.
Tapi kalau saya pribadi sih, lebih suka merenung sendiri dan mencari solusi secepat-nya dari masalah yang saya hadapi. Ada untuk beberapa kasus yang terkadang menjadi kesenangan tersendiri dalam mencari solusi-nya.
Pembahasan yg menarik, terutama pada bagian mengubah perasaan sedih menjadi bahagia. Kebetulan akhir-akhir ini mood saya sedang jelek/frustasi, banyak masalah yang mendera saya. Yg saya tangkap dr pembahasan di atas adalah salah satu cara mengubah perasaan tsb adalah dengan adanya motivator/sugesti dr luar. Sekarang masalahnya, saya seorg yg tertutup dan jarang bergaul, sangat sedikit memiliki teman, maka tidak ada org lain yg dpt memotivasi saya; jadi bisakah kita memotivasi diri kita sendiri agar lepas dr mood jelek ini? Bagaimana caranya? Thx
Ps: Sekarang mood saya sudah kembali normal setelah membaca pembahasan2 di thread ini. Ini membuktikan hanya dengan tulisan2 di atas bs menjadi motivator saya. Tetapi saya tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan krn semuanya anicca. Jika mood jelek tsb datang lagi, saya tdk tahu tulisan2 di atas bs memotivasi saya lagi....
teknik ini banyak digunakan oleh mentor2 motivasi.. intinya selalu menggunakan sugesti yang tidak menggunakan kata tidak / jangan.. karena dikatakan ketika menerima sugesti.. yang ditangkap duluan bukan kata jangan / tidaknya :
contoh :
JANGAN bayangkan gajah warna pink berbelalai panjang..
ketika membaca statement ini, mungkin kita akan membayangkan gajah pink berbelalai panjang.. (saya pribadi membayangkan bona dari majalah bobo yang sering saya baca ketika masih kecil :))) setelah itu baru JANGAN.. makanya sugesti ini biasanya gagal..
Banyak orang tua juga yang tidak mengerti.. seperti ketika melihat anaknya lari2.. dengan panik mengatakan : Nak.. jangan lari2 nanti terjatuh.." Statement ini sebenarnya meminta anak supaya makin berlari dan terjatuh..
Makanya diajarkan untuk mengganti dengan kalimat yang bermakna sama / apa yang kita inginkan..
1. Jangan lari2 nanti jatuh = Jalanlah pelan2
2. Jangan merokok = Lebih baik ngunyah permen aja..
dst
Sedikit tambahan, dari sekian banyak :
2. Mental block
Hal yang paling penting dalam sugesti adalah ada tidaknya mental block. Mental block ini umumnya pandangan yang salah / sifatnya negatif dan menyebabkan sugesti positif gagal .. Maka paling awal yang biasa dilakukan adalah merubuhkan mental block..
- Si A perokok berat.. setiap hari dia menghabiskan 2 bungkus rokok.. dan pola ini sudah masuk ke pikirannya, bahwa dia "idealnya" harus menghabiskan 2 bungkus rokok.. dan ketika diminta berhenti.. pikirannya menolak perintahnya karena "keidealan" tadi..
- Si B seorang sales yang baru masuk kerja.. Dia akan kesulitan menjual ketika ada mental block, ah saya kan pemalu.. saya tidak akan pernah bisa menjual barang..
Jadi solusinya.. ajak bicara H2H, hancurkan temboknya..
3. Beri kepastian yang bisa diterima dan beri penekanan pada sugesti
Pikiran akan bingung jika tidak ada batasan kepastian.. makanya sugesti yang tidak pasti juga akan cenderung gagal..
Si B yang ingin menjual barang tadi.. Dia harus menggunakan sugesti yang memberi kepastian dan penekanan pada sugesti tsb.
Contoh :
- Saya hari ini PASTI BISA menjual XXX SEBANYAK 5 BUAH
- Saya BERTEKAD menjual XXX 5 buah.
Di statement di atas diberi kepastian, bahwa menjual XXX sebanyak 5 buah, ada penekanan untuk memainkan emosi (PASTI BISA/BERTEKAD), dan kepastiannya juga harus bisa diterima.. oleh karena itu saya tidak menyarankan untuk men-sugesti
- Saya hari ini PASTI BISA menjual XXX SEBANYAK 100 BUAH kalau yang disugesti merasa 100 itu tidak mampu.. (kenapa ? balik lagi ke mental block)
Pembahasan yg menarik, terutama pada bagian mengubah perasaan sedih menjadi bahagia. Kebetulan akhir-akhir ini mood saya sedang jelek/frustasi, banyak masalah yang mendera saya. Yg saya tangkap dr pembahasan di atas adalah salah satu cara mengubah perasaan tsb adalah dengan adanya motivator/sugesti dr luar. Sekarang masalahnya, saya seorg yg tertutup dan jarang bergaul, sangat sedikit memiliki teman, maka tidak ada org lain yg dpt memotivasi saya; jadi bisakah kita memotivasi diri kita sendiri agar lepas dr mood jelek ini? Bagaimana caranya? Thx
Ps: Sekarang mood saya sudah kembali normal setelah membaca pembahasan2 di thread ini. Ini membuktikan hanya dengan tulisan2 di atas bs menjadi motivator saya. Tetapi saya tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan krn semuanya anicca. Jika mood jelek tsb datang lagi, saya tdk tahu tulisan2 di atas bs memotivasi saya lagi....
Ikut nimbrung ya... :)
Soal betapa dalam hidup kita selalu diombang-ambing antara perasaan sedih dan bahagia, saya rasa menarik untuk melirik tulisan ini, meski bukan dari ajaran Buddhisme:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6826.0 (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6826.0)
Semoga bermanfaat :)
membaca postingan om seniya saya seperti melihat diri saya beberapa tahun yang lalu.. ;D
sekarang udah agak jauh berbeda, tapi yang saya rasakan malah enakan menjadi orang yang tertutup, karna terkadang jika kita terlalu terbuka dan menceritakan apa saja yang kita rasakan (masalah/kesenangan) kepada orang lain, terkadang beberapa saat setelah itu malah terpikir 'seharusnya g perlu diceritakan' ;D
orang yang tertutup mungkin bisa lebih waspada.. :)
ketika bisa menyimpannya sendiri maka akan lebih aman menurut saya, hanya butuh kesabaran aja, karna saya sering mengalami bahwa apapun perasaan itu nanti pasti akan berlalu juga, dan ketika bisa menyimpannya sendiri sampai akhirnya perasaan itu berubah malah ada satu kepuasan sendiri, 'nah tuh kan udah berubah, untung g dibilang sama siapa2'.. hehehhe.... ;D
tapi terkadang ketika kita menceritakan masalah yang sedang kita alami kepada orang lain, yang kita butuhkan sebenarnya adalah telinga untuk mendengar semua unek2 yang ingin kita keluarkan, bukan solusi ataupun nasehat bla..bla...bla... karna setelah ada tempat untuk bercerita dan berhasil menceritakan semua yang ingin kita sampaikan, maka rasa legapun akan muncul, walaupun g mendapatkan nasehat. ;D
membaca postingan om seniya saya seperti melihat diri saya beberapa tahun yang lalu.. ;D
sekarang udah agak jauh berbeda, tapi yang saya rasakan malah enakan menjadi orang yang tertutup, karna terkadang jika kita terlalu terbuka dan menceritakan apa saja yang kita rasakan (masalah/kesenangan) kepada orang lain, terkadang beberapa saat setelah itu malah terpikir 'seharusnya g perlu diceritakan' ;D
orang yang tertutup mungkin bisa lebih waspada.. :)
ketika bisa menyimpannya sendiri maka akan lebih aman menurut saya, hanya butuh kesabaran aja, karna saya sering mengalami bahwa apapun perasaan itu nanti pasti akan berlalu juga, dan ketika bisa menyimpannya sendiri sampai akhirnya perasaan itu berubah malah ada satu kepuasan sendiri, 'nah tuh kan udah berubah, untung g dibilang sama siapa2'.. hehehhe.... ;D
tapi terkadang ketika kita menceritakan masalah yang sedang kita alami kepada orang lain, yang kita butuhkan sebenarnya adalah telinga untuk mendengar semua unek2 yang ingin kita keluarkan, bukan solusi ataupun nasehat bla..bla...bla... karna setelah ada tempat untuk bercerita dan berhasil menceritakan semua yang ingin kita sampaikan, maka rasa legapun akan muncul, walaupun g mendapatkan nasehat. ;D
Mood= ketertarikan pada sesuatu sedang meningkat.
Tidak mood= ketertarikan pada sesuatu sedang menurun.
Satu cara belum tentu cocok dengan orang lain. Jadi misal-nya jika seseorang sedang bersedih jika disuruh berolahraga maka itu bisa memanipulasi kesedihan. Menurut saya belum tentu. Itu mungkin akan berhasil pada orang yang menyenangi olahraga. Tapi pada orang yang tidak menyukai olahraga malah jadi tambah berat dan tidak nyaman saat dia melakukan seperti itu.
Jika bacaan merupakan hal yang menarik, bro koleksilah berbagai bacaan. Atau mendengarkan musik. Pokok-nya pada hal-hal yang bro senangi.
Tapi kalau saya pribadi sih, lebih suka merenung sendiri dan mencari solusi secepat-nya dari masalah yang saya hadapi. Ada untuk beberapa kasus yang terkadang menjadi kesenangan tersendiri dalam mencari solusi-nya.
tetapi menjadi orang tertutup ada kekurangannya juga cc, orang tertutup kan menjadi orang yang mudah curiga tanpa sebab yang berlebihan, ada orang yang bisa melepaskan uneg2 dengan menulis untuk pribadinya sehingga perasaannya menjadi lega, tapi cenderung bersifat sementara, karena menurut saya orang tersebut belum mendapatkan solusi atau jalan keluar dari permasalahannya itu, jika mental dan emosi orang tersebut tidak kuat justru dapat mengakibatkan setress.
dan penyakit sebagian besar bukan berasal dari apa yang kita makan, yang perlu kita ketahui adalah ternyata intinya adalah dipikiran.orang gila tidak pernah memikirkan dan menyangkakan apa yang dimakannya menjadikannya sakit karena memang tidak dapat memikirkannya. ternyata pikiran dan hatilah sumber penyakit itu, di saat kita setress,cemburu,gelisah,iri,egois,sakit hati,marah dan lain -lain yang mana semua bersumber dari hati dan pikiran itulah pemicu terbesar kita mengalami berbagai macam penyakit - penyakit .ringan maupun berat
oleh sebab itu kita masih membutuhkan orang lain untuk memberikan masukan ataupun pendapat , walaupun tidak semua permasalahan kita kemukakan, setidaknya mengurangi sedikit beban pikiran kita :)
Tidak semua orang yang tertutup adalah orang yang punya pemikiran-pemikiran negatif seperti itu, Bro.
Saya kenal banyak orang-orang tertutup di lingkungan saya. Dan sebagian besar mereka tertutup (membatasi sosialisasi atau tidak supel) karena mereka merasa tidak aman (insecure) dengan diri mereka sendiri. Jadi ketika bertemu dengan banyak orang, ada perasaan tidak nyaman dalam diri mereka. Oleh karena itu mereka menutup diri agar membatasi orang-orang asing masuk ke ranah privasi mereka.
bukankah itu termasuk curiga yang berlebihan bro ;D
Itu bukan curiga. Orang yang merasa insecure dengan diri sendiri adalah orang yang tidak percaya diri; ditambah lagi jika dia tidak punya keterampilan sosial yang cukup tinggi untuk menghadapi berbagai situasi sosialisasi.
nah itu bro, kosa kata saya mentok, jadi saya kategorikan seperti itu :))
Teknik jogging untuk meredakan rasa frustrasi ini bisa cocok di semua orang yang sehat secara mental dan fisik. Sebab ada korelasi sistem syaraf antara kinerja fisik dengan kinerja psikis.Aktivitas yang menyenangkan OK! Tapi jika jogging tidak semua orang bisa memberikan hasil yang sama. Bagimu mungkin itu cara yang cocok, tapi tidak bagi orang lain. Karena apa yang di pikiran orang lain tidak sama dengan di pikiran kita sendiri. Ketertarikan seseorang pada sesuatu itu berbeda.
Bukan olahraga yang saya tekankan di teknik ini. Namun, yang saya tekankan adalah "aktivitas menyenangkan yang memicu adrenalin sehingga adanya pelepasan hormon endorfin yang memicu euforia". Kalau tidak percaya, coba saja jogging atau berlari santai beberapa saat ketika dalam suasana sedih.
Bagaimana jika kita mengganti emosi sedih ke emosi lainnya, namun jangan emosi senang? Bisa juga! Misalkan ada seseorang punya ketakutan tersendiri dengan kematian atau penderitaan jasmani. Kita bisa membuatnya kaget atau mengancam dengan hal-hal berbau kekerasan fisik maupun kematian pada orang itu. Setelah melakukan teknik ini, lihat bagaimana reaksinya! Pasti rasa frustrasinya sudah berganti dengan rasa ketakutan dan terpukul (shocked).Anggap saja kejadian ini contoh-nya, seseorang mengalami frustasi berat karena barusan di PHK sama kekasih-nya. Dan dia berniat bunuh diri karena sudah tidak bersemangat dalam hidup. Sepanjang perjalanan pulang, dia sibuk memikirkan cara bunuh diri yang paling dramatis.
;D Betul, sebab "gajah pink dengan belalai panjang" dapat dikonsepkan dengan gambar sehingga lebih mudah dipersepsikan. Sedangkan kata "jangan" sulit dikonsepkan dengan gambar.
Mengenai teknik "memberi kepastian" atau memberikan semangat pikiran positif, saya sudah pernah sedikit menyinggungnya di thread lain (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20603.msg358619#msg358619). Intinya, membangun pikiran positif tidak selamanya baik. Pada orang-orang yang memang sudah mempunyai kepercayaan diri, afirmasi pikiran positif bisa menguatkan semangat dan gairah baru. Namun pada orang-orang yang krisis kepercayaan diri (khususnya yang punya sifat melankolis kental), afirmasi pikiran positif justru bisa membuatnya makin frustrasi. Jadi afirmasi berpikir positif sebenarnya tidak tepat diterapkan oleh orang-orang yang bahkan kurang bisa memotivasi dirinya sendiri.
Seperti yang pernah dijawab oleh Ajahn Brahm saat interview dengan Desi Anwar: "Orang-orang berusaha berpikir positif saat dalam kekhawatiran atau kecemasan. Namun semakin mereka berpikir positif, justru mereka semakin frustrasi karena mereka tahu kalau mereka tidak bisa berpikir positif..."
Bro upasaka, tanya nih..kalau menurut saya contoh sederhana....kek adik teman ku yg sedikit miring ^^
Bro upa mengatakan bahwa membangun pikiran positif tidak selamanya baik.. bisa di bantu menjelaskan lebih jauh? mengapa begitu dan kira2 contoh konkritnya bagaimana?..
terimakasih sebelumnya _/\_
Aktivitas yang menyenangkan OK! Tapi jika jogging tidak semua orang bisa memberikan hasil yang sama. Bagimu mungkin itu cara yang cocok, tapi tidak bagi orang lain. Karena apa yang di pikiran orang lain tidak sama dengan di pikiran kita sendiri. Ketertarikan seseorang pada sesuatu itu berbeda.
Kamu bisa buktikan ini dengan uji coba sederhana, dengan waktu 1 menit juga cukup:
-Kumpulkan beberapa orang teman-mu. Dan suruh mereka menutup mata, minta mereka membayangkan sebuah mobil lengkap dengan bentuk dan warna-nya jika perlu dengan aksesoris yang diinginkan.
Hasil-nya sangat bervariasi. Merk mobilnya sama tapi warnanya beda. Aksesoris-nya beda.
Karena disaat mereka memilih, ada yang cenderung karena model ingin yang terbaru, ada yang cenderung dengan fungsi-nya, ada yang cenderung dengan kenyamanan-nya, dan ada yang cenderung keamanan mobil tersebut.
Tapi kebanyakan mereka memilih karena model. Rata-rata manusia seperti itu, sehingga pembuatan produk baru selalu diminati orang.
Sekarang kita balik ke jogging, saya tidak pernah mendapatkan manfaat menghilangkan rasa sedih dengan jogging. Karena jogging itu terasa membosankan buat saya. Dalam keadaan tidak sedih saja saya berat melakukan-nya. Apalagi disaat sedih. Tapi disaat saya gembira, saya sanggup melakukan-nya. Program fitnes saya dulu terganggu karena perasaan sedih. Dalam keadaan gembira saya bisa 1jam jogging di treadmill, dalam keadaan sedih 10 menit saja bertahan sudah hebat.
Tapi saya bisa mengalihkan ke hal lain. Contohnya:saya menyukai voli terutama jika dalam suasana pertandingan, rasa sedih itu bisa teralihkan sesaat. Menurut saya itu bisa berhasil karena voli butuh fokus perhatian lebih banyak dan berada dalam suasana mencari kemenangan. Yang membuat adrenalin terpacu. Berarti saya menyukai yang ada tantangan-nya.
Nah, jika menyukai tantangan seharusnya saya bersemangat di wahana dufan. Karena banyak tantangan-nya.Tapi yang terjadi ketika saya dulu pergi ke dufan dan ikut permainan-nya. Saya bukan gembira atau bersemangat, yang terjadi malah stress, gemetar dan pucat. Muntah saja yang tidak.
Kenapa? Karena ternyata saya tidak sanggup berada di ketinggian. Sejak saat itu saya tidak pernah tertarik untuk bermain disana.
Anggap saja kejadian ini contoh-nya, seseorang mengalami frustasi berat karena barusan di PHK sama kekasih-nya. Dan dia berniat bunuh diri karena sudah tidak bersemangat dalam hidup. Sepanjang perjalanan pulang, dia sibuk memikirkan cara bunuh diri yang paling dramatis.
Dan motor dikendarai-nya dengan kencang, maklumlah namanya juga lagi frustasi, tapi tiba-tiba motor-nya menjadi oleng karena ban-nya pecah mendadak. Pada situasi seperti itu dia secara reflek mempertahankan kemudi motornya supaya tidak jatuh, tapi tetap tak tertahankan akhirnya dia jatuh dan terseret. Terbentur ke aspal tapi dia selamat. Hanya luka lecet saja. Disaat dia mengetahui dia selamat yang terjadi di pikiran-nya malah," Untung gue selamat!" ;D
Inti yang ingin saya sampaikan, manusia itu terlalu bervariasi. Jadi tidak semua cara itu bisa cocok antara yang satu dengan yang lain.
Bro upasaka, tanya nih..
Bro upa mengatakan bahwa membangun pikiran positif tidak selamanya baik.. bisa di bantu menjelaskan lebih jauh? mengapa begitu dan kira2 contoh konkritnya bagaimana?..
terimakasih sebelumnya _/\_
kalau menurut saya contoh sederhana....kek adik teman ku yg sedikit miring ^^Terimakasih masukannya bro Marcedes.. saya sependapat dengan pernyataan 'sisi negatif dan positif harus diimbangi, jangan beranggapan dunia ini hanya berwarna putih'.. kalau saya boleh mengartikan, harus bijak dalam menyikapi permasalahan. mohon dikoreksi jika salah _/\_
karena dia mmg ada sedikit "miring/gila" mungkin karena dulu jatuh kali yah di tangga...nah pas ULTAH teman nya dia kagak di undang....
malah dia berpikir " sy tidak di undang karena saya vege" padahal tidak begitu kan?
kedua
jika anda seorang pengusaha, ketika anda berusaha memberikan term pembayaran kredit pada orang...jelas kita harus memikirkan sisi negatif..kalau positif terus( beranggapan bahwa costumer anda baik ) maka bangkrut lah anda.
maksud nya disini adalah sisi negatif dan positif itu harus kita imbangi....jangan jadi orang bodoh yg selalu beranggapan dunia ini hanya warna putih.
Mengenai teknik "memberi kepastian" atau memberikan semangat pikiran positif, saya sudah pernah sedikit menyinggungnya di thread lain (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20603.msg358619#msg358619). Intinya, membangun pikiran positif tidak selamanya baik. Pada orang-orang yang memang sudah mempunyai kepercayaan diri, afirmasi pikiran positif bisa menguatkan semangat dan gairah baru. Namun pada orang-orang yang krisis kepercayaan diri (khususnya yang punya sifat melankolis kental), afirmasi pikiran positif justru bisa membuatnya makin frustrasi. Jadi afirmasi berpikir positif sebenarnya tidak tepat diterapkan oleh orang-orang yang bahkan kurang bisa memotivasi dirinya sendiri.
Seperti yang pernah dijawab oleh Ajahn Brahm saat interview dengan Desi Anwar: "Orang-orang berusaha berpikir positif saat dalam kekhawatiran atau kecemasan. Namun semakin mereka berpikir positif, justru mereka semakin frustrasi karena mereka tahu kalau mereka tidak bisa berpikir positif..."
Terkait dengan pertanyaan sebelumnya kepada bro Upasaka, yang saya tanyakan disini adalah terkait dengan pernyataan yang saya bold di bawah ini..
Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. Bagaimana pikiran positif bisa tidak baik bagi orang yang melankolis?, jika ada contoh konkrit lebih baik. hehe
2. Dari pernyataan Ajahn Brahm, dikatakan bahwa orang yang pada saat khawatir atau cemas mencoba untuk berpikir positif, menjadi semakin frustasi. Lantas bagaimana sebaiknya menyikapi permasalahan? karena umumnya orang mencoba untuk berpikir positif ketika sedang ada masalah, dan masalah seringkali membuat orang khawatir dan cemas...
3. Terkait pernyataan 'Jadi afirmasi berpikir positif sebenarnya tidak tepat diterapkan oleh orang-orang yang bahkan kurang bisa memotivasi dirinya sendiri'. saya melihat poin nya adalah pada memotivasi diri sendiri, mohon dikoreksi jika salah.. yg ingin saya tanyakan adalah bagaimana metode yg digunakan oleh motivator untuk kasus ini. dari orang yang kurang bisa memotivasi diri sendiri menjadi orang yang bisa memotivasi diri sendiri?..
Terimakasih.. _/\_
Mengapa Cinta Membuat Kita “Gila” ?
Feb 10th, 2009
by kelly.
Tak ada yang bisa menyangkal, euforia cinta terkadang bisa membuat Anda “gila”! Pernah teringat saat Anda pertama kali pacaran dan mengirimkan makan siang hampir setiap hari ke kantor si dia? Atau, Anda mendadak jadi rajin bekerja setengah mati saat sedang naksir rekan kerja satu divisi? Masih ada yang lebih gila lagi. Anda tersenyum-senyum sendiri di depan komputer sambil memandangi koleksi foto si dia di desktop!
Perasaan selalu gembira saat jatuh cinta bisa jadi hal yang positif. Tapi, tak jarang hal ini juga bisa membuat Anda jatuh ke jurang nista. Tak ingin hal tersebut jatuh menimpa Anda? Berikut cara untuk merasakan cinta tanpa harus jadi “gila”!
Masa-masa Indah
Pacar baru saja menelepon dan bilang sayang. Mendadak, omelan bos galak terasa terdengar merdu di telinga! Betul, saat Anda sedang jatuh cinta, bagian otak yang kaya dengan dopamin jadi aktif. Anda pun akan terus menerus merasa senang. Dopamin juga menaikkan produksi testosteron, hormon yang bisa menaikkan libido Anda. Tak heran, gairah sering tak tertahankan dan Anda bahkan punya stamina seksual bak Wonder Woman!
Anda juga kemungkinan besar memproduksi norepinephrine, sebuah substansi kimia dalam tubuh yang menstimulasi gairah seksual dan kerap diasosiasikan dengan peningkatan kemampuan Anda dalam mengingat suatu hal. Jadi kini Anda tahu, bukan, kenapa Anda tiba-tiba punya kemampuan super untuk mengingat semua detail, bahkan yang paling kecilpun, tentang si dia? Pokoknya, semua yang indah tentang si dia jadi Anda ingat terus!
Masa-masa Sulit
Ada kabar buruk tentang cinta untuk Anda, perasaan bahagia terkadang bisa jadi racun. Pasalnya, jatuh cinta bisa menyebabkan penurunan aktivitas pada amygdala atau bagian otak yang membuat Anda memiliki perasaan takut. Itulah sebabnya Anda kerap punya kecenderungan bersikap nekad saat sedang jatuh cinta.
Norepinephrine ternyata juga turut pegang peranan. Memang, substansi tersebut akan membuat ingatan Anda fokus pada hal-hal secara mendetail, tapi ingatan tersebut hanya berlaku bila berkaitan dengan si dia. Selebihnya Anda mendadak jadi pelupa pada hal-hal lain. Begitu kuatnya kekuatan otak untuk memperhatikan pasangan kita sampai-sampai orang lain atau pekerjaan hanya akan mendapatkan sisa dari perhatian Anda.
Masa-masa Paling Sulit
Ingin tahu yang lebih buruk lagi? Tahukah Anda bahwa perasaan cinta bisa memberi efek ketagihan bagai drugs? Saat bersama si dia, Anda akan serasa terbang di awang-awang. Namun ketika ia sulit dihubungi, Anda bisa langsung jatuh tersungkur. Semakin dekat hubungan Anda dengan si dia, semakin tinggi pula tingkat kecanduannya, dan Anda akan semakin depresi bila tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. Persis seperti narkoba!
Perasaan jatuh cinta juga dianggap menurunkan tingkat serotonin, substansi kimia di otak yang membuat Anda merasa tenang dan damai. Jika serotonin turun sampai pada level yang rendah, maka Anda kemungkinan dapat mengidap obsessive-compulsive disorder. Alhasil, Anda tak keberatan mengunjungi ramahnya berpuluh-puluh kali dalarn seminggu atau menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menganalisa maksud di balik kata-katanya yang sebenarnya sederhana saja.
Selain itu, rasa ketertarikan dapat meningkatkan oxytocin, substansi kimia yang muncul dalam tubuh saat kita sedang berpelukan, sehingga menyebabkan perasaan senang terhadap pasangan Anda. Secara alami hal tersebut akan membuat Anda terikat dengan pria, tak peduli apakah ia pantas mendapatkannya atau tidak. Intinya, Anda bisa dibutakan oleh cinta.
Tak mau, kan, bila Anda disangka tidak waras saat mengalami masa-masa jatuh cinta? Coba jawab tiga pertanyaan berikut ini dengan jujur:
Apakah Anda membuat lebih dari satu keputusan yang kemudian Anda sesali?
Apakah Anda sudah meninggalkan teman-teman dekat ataupun keluarga Anda?
Apakah Anda mengorbankan suatu hal yang amat penting dalam hidup demi mendapatkan waktu lebih banyak untuk bersama si dia?
Jika Anda menjawab “ya” untuk setidaknya dua pertanyaan saja, maka rasanya Anda perlu berhati-hati.
Tahan diri untuk tidak menghabiskan seluruh waktu Anda bersama pasangan. Sebagai gantinya, luangkan sedikit waktu Anda untuk para sahabat dan keluarga. Biar bagaimanapun, Anda tetap membutuh mereka untuk menjaga agar Anda jadi tidak lepas kontrol. Selain itu, begitu “masa-masa girang” itu sudah usai, Anda pasti menginginkan kehidupan Anda yang lama kembali seperti sediakala.
Anda bisa mengatur perubahan mood selama masa-masa jatuh cinta dengan berolahraga. Penelitian terbaru menunjukkan, bila Anda berlatih kardio secara rutin, akan dapat meningkatkan efek dopamin sekaligus menambah endorfin yang akan membuat Anda tetap waras. Endorfin ini adalah sebuah penghilang stres yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Jadi berolah-ragalah secara rutin setidaknya selama 30 menit, tiga kali dalam seminggu. Maka kepala Anda akan selalu bisa berpikir jernih.
Dan jika perasaan Anda sedikit berlebihan, jangan khawatir. Perasaan itu hanya bersifat sementara saja. Para peneliti berspekulasi bahwa fase romantis ini hanya akan bertahan antara 12 sampai 18 bulan saja. Makanya, nikmati masa-masa indah Anda dengan dirinya selagi bisa.
Terima kasih penjelasannya bro Upasaka.. _/\_
Nah, Bro sobat-dharma ini sengingat saya juga tertarik pada Ilmu Psikologi. Coba dirangkum saja Bro apa pesan dari artikel tersebut! ;)
Benar, aku memang tertarik dengan psikologi. Soal artiikelnya, kalau cuma rangkuman tidak akan terasa manfaatnya. Cob baca saja, nggak panjang kok.
Bagi orang (partisipan) yang sudah memiliki kepercayaan diri, kalimat positive thinking itu membantunya mendapatkan motivasi sehingga membuat dirinya merasa lebih baik dan lebih mudah diterima orang lain. Sementara orang (partisipan) yang sejak awal sudah minder, kurang percaya diri, low self esteem; justru merasa semakin parah setelah mengucapkan kalimat itu. Bahkan orang-orang (partisipan) dari golongan ini memiliki kualitas emosi yang lebih buruk daripada orang-orang yang tidak menggunakan kalimat positive thinking itu.
Saya sependapat dengan yang ini bro. Sedari dulu saya merasa metode Self-affirmation itu janggal. Banyak teman-teman saya yang psikolog menggunakan cara ini dalam praktiknya, tapi saya merasa ada yang tidak benardengan metode ini. Meskipun waktu itu saya belum memiliki bukti mengenai dampak negatif dari metode ini.
Jika seseorang yang meyakini bahwa dirinya "tidak cantik" lalu dipaksa untuk menyatakan dirinya dengan kata "saya menarik" sebanyak berkali-kali, sama saja menghasilkan tuntutan baru dalam dirinya. Menanamkan ide "saya menarik", lama-lama akan tersisipkan ide baru dalam bagian sub-sadarnya, yaitu "saya harus menjadi menarik." Lama-lama malah menjadi: "saya harus selalu menarik." Ketika seseorang menciptakan kata "harus" terhadap dirinya, maka ia dengan mudah terjerumus dalam rasa semakin frustrasi. Karen Horney, seorang psikoanalis, menyebutnya sebagai "tyranni of the shoulds", yaitu kecenderungan seseorang untuk menciptakan ideal-ideal dalam dirinya yang akhirnya membuatnya selalu merasa tidak pernah puas dengan dirinya dan dunia sekitarnya. Ini adalah akar dari depresi.
Hal ini sangat bertentangan dengan self-esteem yang sehat: di mana daripada sibuk menjadi sesuatu yang bukan-dirinya, sebaiknya kita lebih mulai dari melakukan self-acceptance (penerimaan-diri). Melihat segala kekurangan dan kelebihan kita secara jujur, tanpa-bias, dan tidak membela diri sendiri, lantas menerima dirinya apa adanya. Dengan demikian kitajuga bisa menerima segala kekurang dan kelebihan dalam lingkungan kita. Tidak terlalu menuntut diri sendiri pun tidak terlalu menuntut lingkungan dan orang lain.
Pada orang yang belum mempunyai kualitas dalam dirinya, yang dibutuhkan adalah penyadaran bahwa dirinya tidak berkualitas, sehingga perlu berusaha untuk mengembangkan diri.
Pada dasarnya, dalam diri semua orang, entah itu sudah berkualitas ataupun tidak, selalu saja banyak kekurangan dan kelebihan. Orang dengan self-esteem rendah cenderung membesar-besarkan kekurangan-kekurangannya dan mengecilkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Sedangkan orang yang terlampau tingi self-esteemnya terlalu membesar-besarkan kelebihannya dan mengecilkan kekurangan-kekurangnya. Keduanya sama tidak sehatnya.
Lebih tepatnya adalah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, dan kita sebaiknya mengenali semuanya dengan netral, tanpa-bias, dan tidak membela diri sendiri. Ini adalah langkah awal. Selanjutnya kita baru bisa mengembangkan segi positif diri kita masing-masing, sambil mengatasi kekurangan kita. Dalam hal ini kita tidak membenci kekurangan-kekurangan kita dan berusaha untuk melenyapkannya, tapi mengenalinya dengan baik.
Dalam hal pengalaman, saya selalu senantiasa ingat bahwa ada kekurangan yang memang bisa diatasi dengan segera, namun ada beberapa kekurangan yang sudah berusaha diperbaiki entah berapa kali pun ia selalu kembali lagi ketika kita lengah. Terhadap kekurangan yang pertama, kita bisa memperbaikinya dengan cepat. Namun untuk jenis kekurangan yang kedua, kita harus berdamai dengannya.
Jangan sampai kekurangan-kekurangan dalam diri kita, terutama yang melekat kuat dengan diri kita, membuat kita membenci diri kita sendiri. Ketika kita membenci diri, maka kita semakin terpisah dengan kekurangan tersebut dan akhirnya ia akan lepas dari pengawasan kita. Namun, ketika kita menerima ia sebagai bagian dari diri kita, maka kita senantiasa sadar akan kekurangan tersebut, sehingga kita tidak terperosok olehnya.
Dalam hal ini, saya selalu mengingat filosofi dalam Film Kungfu Panda (hehehe, mohon maaf kalau referensinya terkesan kurang berkelas): menanam benih tidak bisa dipaksakan untuk tumbuh sesuai dengan harapan kita, namun kita harus sabar membiarkan benih itu tumbuh sendiri dalam diri kita. Saya selalu mengingat akan bahaya illussion of control, yaitu keyakinan bahwa kita bisa mengendalikan segalanya. Dalam mengembangkan diri kita, saat kita berusaha untuk mengendalikan segalanya, ada kalanya segalanya malah menjadi kacau.
;D Saya sependapat, tapi yang saya tulis di postingan sebelumnya hanya dalam satu aspek; tidak meluas sampai semua aspek dalam kehidupan.
Okey, dipahami. Trims :)
Pada dasarnya, dalam diri semua orang, entah itu sudah berkualitas ataupun tidak, selalu saja banyak kekurangan dan kelebihan. Orang dengan self-esteem rendah cenderung membesar-besarkan kekurangan-kekurangannya dan mengecilkan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Sedangkan orang yang terlampau tingi self-esteemnya terlalu membesar-besarkan kelebihannya dan mengecilkan kekurangan-kekurangnya. Keduanya sama tidak sehatnya._/\_ saya sangat sependapat... :jempol:
Lebih tepatnya adalah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, dan kita sebaiknya mengenali semuanya dengan netral, tanpa-bias, dan tidak membela diri sendiri. Ini adalah langkah awal. Selanjutnya kita baru bisa mengembangkan segi positif diri kita masing-masing, sambil mengatasi kekurangan kita. Dalam hal ini kita tidak membenci kekurangan-kekurangan kita dan berusaha untuk melenyapkannya, tapi mengenalinya dengan baik.
Dalam hal pengalaman, saya selalu senantiasa ingat bahwa ada kekurangan yang memang bisa diatasi dengan segera, namun ada beberapa kekurangan yang sudah berusaha diperbaiki entah berapa kali pun ia selalu kembali lagi ketika kita lengah. Terhadap kekurangan yang pertama, kita bisa memperbaikinya dengan cepat. Namun untuk jenis kekurangan yang kedua, kita harus berdamai dengannya.
Jangan sampai kekurangan-kekurangan dalam diri kita, terutama yang melekat kuat dengan diri kita, membuat kita membenci diri kita sendiri. Ketika kita membenci diri, maka kita semakin terpisah dengan kekurangan tersebut dan akhirnya ia akan lepas dari pengawasan kita. Namun, ketika kita menerima ia sebagai bagian dari diri kita, maka kita senantiasa sadar akan kekurangan tersebut, sehingga kita tidak terperosok olehnya.
Dalam hal ini, saya selalu mengingat filosofi dalam Film Kungfu Panda (hehehe, mohon maaf kalau referensinya terkesan kurang berkelas): menanam benih tidak bisa dipaksakan untuk tumbuh sesuai dengan harapan kita, namun kita harus sabar membiarkan benih itu tumbuh sendiri dalam diri kita. Saya selalu mengingat akan bahaya illussion of control, yaitu keyakinan bahwa kita bisa mengendalikan segalanya. Dalam mengembangkan diri kita, saat kita berusaha untuk mengendalikan segalanya, ada kalanya segalanya malah menjadi kacau.
Kalo saya pribadi, jika stress, sedih, patah hati, enaknya tidur :)
Bangun tidur, seger, perasaan pun senang.. haha
Orang itu belum mengubah sugesti di dalam SM-nya. Ketika orang itu menanam sugesti yang baru untuk mengganti sugesti lama yang mengakibatkan kecerobohan itu, maka sifat cerobohnya bisa pudar bahkan lenyap.Ohhh....ketemu lagi topik menarik . Terkadang Memori tersembunyi harus dicari kembali akar nya . otak yang memerintahkan hormon terlepas berdasarkan perintah yang dia terima juga.
Ada teman saya yang juga sulit mengubah sifat jeleknya, dan dia beralasan karena menurut dokter, ada bagian di otaknya yang "kurang utuh" sehingga dia seperti itu. Menurut saya tidak seperti itu. Selama seseorang masih sehat secara mental, kepribadian dan sifat sejelek apapun bisa diubah.
Sebenarnya, otaklah yang "memerintahkan" adanya pelepasan hormon. Bukan hormon yang terlepas sendiri dan memerintah otak untuk bereaksi.
jika diagnosa sis atas Culapanthaka benar, maka terapi itu mungkin bisa menyembuhkan si bhikkhu namun tidak mencerahkan beliau. sptnya asik juga jika minum obat bisa tercerahkan=)) =)) mungkin juga bisa tercerahkan langsung jika itu persyaratannya.
;D Saya lebih tertarik membahas mengenai "jatuh cinta = jatuh gila" Akhirnya setelah beberapa tahun saya bertarung dengan masyarakat yang menganggap bahwa jatuh cinta adalah anugerah, muncul juga thread ini di Forum DC.Perubahan kadar mungkin untuk mejunjukkan atau menunjang "evolusi" berikutnya.
Jatuh cinta adalah ekspresi ketidakwarasan manusia; singkat katanya jatuh cinta adalah kegilaan! "Seseorang yang sedang jatuh cinta mempunyai kandungan biokimia (hormon) yang sama persis dengan seseorang yang sedang menderita gangguan obsesif kompulsif (OCD). Jatuh cinta membuat seseorang yang sehat menjadi bertingkah layaknya seseorang yang mengidap penyakit patologis", kata Lauren Slater (seorang peneliti dan penulis di Majalah National Geographic).
Tingkat serotonin pada orang yang jatuh cinta dan OCD kurang-lebih 40% lebih rendah daripada orang normal yang sehat. Dan tahukah Anda bahwa OCD dan gejala jatuh cinta bisa diredakan dengan meminum obat anti depresi seperti Paroxetine, Phenelzine, Prozac, dsb.? ;D