//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....  (Read 19753 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« on: 31 December 2008, 09:23:30 PM »
hallo, saya mau nanya beberapa hal, tp tolong di bahas dari sisi theravada ya ... (karena itu saya post di sub theravada)
1. apakah benar perna ada ditulis bahwa, sammasambuddha hanya ada 1 dalam setiap 1 periode ajaran beliau, sampe ajaran beliau punah (hilang), baru nanti akan muncul seorang sammasambuddha lagi ?
2. kalo no 1 bener, apa bener ada ditulis bahwa tidak mungkin ada 2 sammsambuddha dalam 1 dunia (or apa gitu .. saya agak lupa), karena dunia tidak mampu menahan kebesaran (keagungan ?) dari 2 sammasambuddha sekaligus dala
3. apakah benar pertapa sumedha pada waktu kelahiran sebagai pertapa sumedha itu seharusnya bisa menjadi arahat pada saat itu jg ? tp dia tidak mau merealisasikan hal tersebut karna tujuan beliau adalah menjadi sammasambuddha ?

pertanyaan2 tersebut diatas akan bersambung lagi, tegantung dari jawaban yg saya terima
kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.

ps : saya bertanya soalnya saya yakin banget perna membaca hal2 tersebut diatas, tp lupa di mana ....

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #1 on: 31 December 2008, 11:10:34 PM »
1. Dalam Theravada, hal itu demikian adanya.
2. Ya benar.
3. Parami untuk menjadi arahat sudah sesuai, tetapi "bakat" tersebut tidak tercapai tujuannya, melainkan beliau beradhitana agar menjadi seorang Sammasambuddha di kemudian hari. Mengenai mengetahui akan menjadi Sammasambuddha atau tidak, kayaknyan belum tahu bisa menjadi arahat pada kehidupan itu juga.

Coba lihat RAPB terjemahan Oom Indra.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #2 on: 31 December 2008, 11:54:42 PM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #3 on: 01 January 2009, 07:29:12 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #4 on: 01 January 2009, 07:33:55 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.


Sumber dari RAPB. Kalo rujukan dari Tipitaka, baca Buddhavamsa

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #5 on: 01 January 2009, 07:35:20 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.


Sumber dari RAPB. Kalo rujukan dari Tipitaka, baca Buddhavamsa
Halaman berapa om, khan kasian harus baca atu atu :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #6 on: 01 January 2009, 07:45:30 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.


Sumber dari RAPB. Kalo rujukan dari Tipitaka, baca Buddhavamsa
Halaman berapa om, khan kasian harus baca atu atu :))

emangnya gue RAPB-dhara? sebenarnya gak ada ruginya, malah sangat menguntungkan, jika mau menginvestasikan beberapa hari untuk membaca RAPB. jadi silahkan baca secara keseluruhan untuk mendapatkan kisah yang lengkap dan kronologis.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #7 on: 01 January 2009, 07:53:27 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.


Sumber dari RAPB. Kalo rujukan dari Tipitaka, baca Buddhavamsa
Halaman berapa om, khan kasian harus baca atu atu :))

emangnya gue RAPB-dhara? sebenarnya gak ada ruginya, malah sangat menguntungkan, jika mau menginvestasikan beberapa hari untuk membaca RAPB. jadi silahkan baca secara keseluruhan untuk mendapatkan kisah yang lengkap dan kronologis.
=)) nah lho Promosi mode = on "just joke" :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #8 on: 01 January 2009, 08:07:25 AM »
1. Dalam Theravada, hal itu demikian adanya.
2. Ya benar.
3. Parami untuk menjadi arahat sudah sesuai, tetapi "bakat" tersebut tidak tercapai tujuannya, melainkan beliau beradhitana agar menjadi seorang Sammasambuddha di kemudian hari. Mengenai mengetahui akan menjadi Sammasambuddha atau tidak, kayaknyan belum tahu bisa menjadi arahat pada kehidupan itu juga.



Coba lihat RAPB terjemahan Oom Indra.

hmmmm kalo pada saat kelahiran sebagai pertapa sumedha, seharusnya dengan parami yg sudah sesuai (sesuai ini gimana ya ? sudah cukup ? or sudah sejalur saja, tp masi blom mencukupi?), dan disaat itu pertapa sumedha mempelajari ajaran sammasambuddha pada saat itu, dan dia mempraktekan ajaran tersebut, harusnya mau ga mau jg menjadi arahat saat itu jg dunk ? emang bisa di empet2 (ditahan2) gitu?

bukannya kondisi nya jadi mirip seperti hal nya begini, disaat ini kita mempelajari bahwa anatta, skrg ini kita pelajari masi sekedar teori, dan kita praktekan melalui samadhi dan meditasi pandangan terang, suatu hari saat kita mampu memahami anatta tersebut secara "benar" (bukan sekedar teori), kita akan merasa jijik, jenuh dll ttg diri kita, aku dll ini, pada saat itu bukannya secara otomatis kita akan merealisasikan pandangan anatta ini (bukan sekedar teori), kalo kita sudah memahami secara benar mengenai pandangan ini, bukannya kita ga isa nahan2 lagi, secara otomatis kita akan memasuki kehidupan suci, kalo kita belajar terus, suatu hari secara otomatis jg kita akan mencapai arahat asalkan bisa memahami secara benar dan mendalam segalanya .... pencapaian itu kan otomatis ?

mmm gmn ya .. agak bingun tanya nya ... gini aja pake analogi yg agak mudah , semoga ga salah analogi nya

saat kita kelas 1 sd .. mungkin kita di ajarin 4x3 = 12, mungkin kita menghafal, akirnya hafal bahwa 4x3 12, tp kita mungkin belom mengerti scara benar2 ... pada suatu saat kita melihat ada 12 kardus di susun dalam susunan 3 baris (1 baris 4 tumpuk), setelah kita renungin. TOENG ! kita jadi sadar , ah .. thats it ... 4x3 12 .. benar adanya ... selanjut nya secara otomatis kita mencapai kondisi itu .... kita memahami benar2 bahwa 4x3 12, kita ga bisa mencegah pemahaman mendalam ini, ga isa kita tahan2, setiap kita melihat ... ada 12 tumpukan karton, di bagi dalam 2 baris (1 baris 6 tumpuk), otomatis kita akan ngerti .. ini 12 .... kita tidak akan berpikir lagi bahwa ini 10 mungkin.... or 16 kali .... (kecuali pas lagi rabun) ?

masi bingun ya ? wekekeke aku jg bingun ketiknya


eh tambahan .. beradhitana itu apaan ya ?

« Last Edit: 01 January 2009, 08:09:50 AM by tula »

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #9 on: 01 January 2009, 08:08:53 AM »
1. benar
2. benar
3. benar
next question?

kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.


Sumber dari RAPB. Kalo rujukan dari Tipitaka, baca Buddhavamsa

RAPB itu apaan ya om ? rancangan anggaran pendapatan besar ? o_O maklum ga ngerti ....

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #10 on: 01 January 2009, 08:18:48 AM »
Riwayat Agung Para Buddha

misal bung tula kan pernah belajar konsep anatta, tapi belum cerah toh?
Karena tahu harus dimeditasikan dulu. Kalau ga dimeditasikan? Selamanya ga cerah-cerah kan?
Bodhisattva melengkapi paramita kebijaksanaan bagian pemahaman konsep anatta ini yg ditunda-tunda. Ya, berhubung kebijaksanaannya berkembang terus, ada resiko dia menyadari anatta cuma karena mendengar dhamma dari Buddha-Buddha. Makanya di Buddhavamsa ga pernah tercatat dia dengerin dhamma kan? KArena secara insting bodhisattva menghindari mendengar dhamma sebelum waktunya tepat.

Addhitana itu tekad
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #11 on: 01 January 2009, 12:00:01 PM »
Dalam digha nikaya ii. 225 dan iii 144 disebutkan bahwa hanya 1 samma sambuddha yg akan muncul di dunia pd satu masa ato jg dpt di lihat  di milinda panha 237 pertanyaan raja milinda kpd Bhikkhu nagasena
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

cunda

  • Guest
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #12 on: 01 January 2009, 01:33:11 PM »

emangnya gue RAPB-dhara? sebenarnya gak ada ruginya, malah sangat menguntungkan, jika mau menginvestasikan beberapa hari untuk membaca RAPB. jadi silahkan baca secara keseluruhan untuk mendapatkan kisah yang lengkap dan kronologis.

Namaste suvatthi hotu

Bukan saja RAPB dhara, tapi juga penterjemah dan penyusun

saluuut

thuti

cunda

  • Guest
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #13 on: 01 January 2009, 01:48:03 PM »
namaste suvatthi hotu

dengan ini aku kutipkan dari Tipitaka di mana tidak mungkin ada 2 Sammasambuddha

Tolong bantu terjemahkan ya,

thuti


Dīghanikāyo; Mahāvaggapāḷi; 6. Mahāgovindasuttaṃ; Aṭṭha yathābhuccavaṇṇā

297. ‘‘Ime kho, bhante, sakko devānamindo devānaṃ tāvatiṃsānaṃ bhagavato aṭṭha yathābhucce vaṇṇe payirudāhāsi. Tena sudaṃ, bhante, devā tāvatiṃsā bhiyyoso mattāya attamanā honti pamuditā pītisomanassajātā bhagavato aṭṭha yathābhucce vaṇṇe sutvā.

Tatra, bhante, ekacce devā evamāhaṃsu – ‘aho vata, mārisā, cattāro sammāsambuddhā loke uppajjeyyuṃ dhammañca deseyyuṃ yathariva bhagavā. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti.

Ekacce devā evamāhaṃsu – ‘tiṭṭhantu, mārisā, cattāro sammāsambuddhā, aho vata, mārisā, tayo sammāsambuddhā loke uppajjeyyuṃ dhammañca deseyyuṃ yathariva bhagavā. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti.

Ekacce devā evamāhaṃsu – ‘tiṭṭhantu, mārisā, tayo sammāsambuddhā, aho vata, mārisā, dve sammāsambuddhā loke uppajjeyyuṃ dhammañca deseyyuṃ yathariva bhagavā. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti.


298. ‘‘Evaṃ vutte, bhante, sakko devānamindo deve tāvatiṃse etadavoca –
‘aṭṭhānaṃ kho etaṃ, mārisā, anavakāso, yaṃ ekissā lokadhātuyā dve arahanto sammāsambuddhā apubbaṃ acarimaṃ uppajjeyyuṃ, netaṃ ṭhānaṃ vijjati.

Aho vata, mārisā, so bhagavā appābādho appātaṅko ciraṃ dīghamaddhānaṃ tiṭṭheyya. Tadassa bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti.

Atha kho, bhante, yenatthena devā tāvatiṃsā sudhammāyaṃ sabhāyaṃ sannisinnā honti sannipatitā, taṃ atthaṃ cintayitvā taṃ atthaṃ mantayitvā vuttavacanāpi taṃ cattāro mahārājāno tasmiṃ atthe honti. Paccānusiṭṭhavacanāpi taṃ cattāro mahārājāno tasmiṃ atthe honti, sakesu sakesu āsanesu ṭhitā avipakkantā.

« Last Edit: 01 January 2009, 01:50:19 PM by cunda »

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #14 on: 01 January 2009, 02:24:33 PM »
MAHA GOVINDA SUTTA

(Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Sutta Pitaka,
Penerbit : BPB Aryasuryacandra, 1991)

..................
Bhante, kemudian para dewa tertentu berkata : "O ! Andai kata ada Empat Samma Sambuddha muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada tiga Samma Sambuddha yang muncul di dunia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada Samma Sambuddha dua yang muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kebahagiaan orang banyak, kesejahteraan orang banyak, demi kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."

# Kemudian Raja Dewa Sakka berkata kepada para dewa Tavatimsa :
"Kawan-kawan tidak akan pernah dan tidak mungkin dalam satu tata surya (lokadhatu) ada dua arahat samma sambuddha muncul bersama-sama, hal ini tidak pernah ada di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang. Hal ini tidak akan pernah terjadi. O, Kawan-kawan, namun, bila Sang Bhagava dapat hidup umur panjang, bebas dari penyakit dan kesakitan, hal ini yang dapat menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang-Nya kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia !"
........................
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #15 on: 01 January 2009, 08:03:04 PM »
Riwayat Agung Para Buddha

misal bung tula kan pernah belajar konsep anatta, tapi belum cerah toh?
Karena tahu harus dimeditasikan dulu. Kalau ga dimeditasikan? Selamanya ga cerah-cerah kan?
Bodhisattva melengkapi paramita kebijaksanaan bagian pemahaman konsep anatta ini yg ditunda-tunda. Ya, berhubung kebijaksanaannya berkembang terus, ada resiko dia menyadari anatta cuma karena mendengar dhamma dari Buddha-Buddha. Makanya di Buddhavamsa ga pernah tercatat dia dengerin dhamma kan? KArena secara insting bodhisattva menghindari mendengar dhamma sebelum waktunya tepat.

Addhitana itu tekad

makaci xenocross ...
iya itu maksudku dari analogi diatas, begitu pemahaman itu didapat secara mendalam (dalam hal ini maksud saya didapatkan dari meditasi vipassana, bukan sekedar pemahaman secara teorikal duang), maka seharusnya secara otomatis dia menjadi suciwan (walah bahasa apa pula ini), dan begitu berhasil memahami scara mendalam (lagi2 bahasa ini ...) smua babaran dhamma dari sammasambuddha terdahulu, seharusnya pertapa sumedha sudah menjadi arahat secara otomatis.

kalo begitu pertapa sumedha tidak mencapai arahat karena beliau tidak memahami konsep anatta ini ya ? alias dengan sengaja menunda pemahaman hal ini ? berarti jalan buah kamma beliau masi berjalan ?

kalo begitu lagi .... bisa jg di sebut, bukan secara sengaja beliau menunda memahami hal ini ? tp bisa jg karena memang kamma beliau belum waktunya berbuah utk merealisasikan jalan ini ?

jadi di puter ya perkataan2 saya :D

note : saya tidak berani menuliskan pemahaman "secara mendalam" itu sebagai lgsg meditasi vippasana, karena saya sendiri jg tidak tau .. benarkah samadhi meditasi tersebut akan benar2 membawa kepada penerangan sempurna ... saya masi dalam tahap berlatih.


MAHA GOVINDA SUTTA

(Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Sutta Pitaka,
Penerbit : BPB Aryasuryacandra, 1991)

..................
Bhante, kemudian para dewa tertentu berkata : "O ! Andai kata ada Empat Samma Sambuddha muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada tiga Samma Sambuddha yang muncul di dunia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada Samma Sambuddha dua yang muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kebahagiaan orang banyak, kesejahteraan orang banyak, demi kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."

# Kemudian Raja Dewa Sakka berkata kepada para dewa Tavatimsa :
"Kawan-kawan tidak akan pernah dan tidak mungkin dalam satu tata surya (lokadhatu) ada dua arahat samma sambuddha muncul bersama-sama, hal ini tidak pernah ada di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang. Hal ini tidak akan pernah terjadi. O, Kawan-kawan, namun, bila Sang Bhagava dapat hidup umur panjang, bebas dari penyakit dan kesakitan, hal ini yang dapat menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang-Nya kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia !"
........................

ok, terima kasih uda mau nampilin kesini, btw kok isa ileng ya kitab2 nya :D aku ga perna inget kitab2 tsb , cuman "dapet" pengertiannya saja yg tertinggal :( di otak ....

aku tambahkan sedikit pertanyaan sehub dengan topic yg lagi jalan ... apakah pertapa sumedha waktu "menunda realisasi arahat", beliau mengucapkan semacam janji janji ... umpama, saya berjanji, kalo seluru manusia di muka bumi mencapai penerangan sempurna baru saya akan menjadi sammasambuddha ? or beliau cuman berjanji yg ga sekeras para boddhisattva (biasa yg saya baca), umpama .. saya berjanji berapa ratus murid ku nanti akan mencapai arahat saja ?, or mala lebih ringan lagi .... ?


btw ... kepada para senior dan teman2 se forum, mohon maaf sebelumnya kalo pertanyaan2 saya kesannya kadang seperti offensive terhadap ajaran buddha, tp saya bertanya dengan benar2 dan dengan keingin tahuan yg benar2 jg.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #16 on: 01 January 2009, 08:30:07 PM »
Dear Tula,
Saya merasa gembira berdiskusi dengan Tula sehubungan dengan topik yang memang sangat sesuai dengan forum ini. Saya dan mungkin para member lain juga tidak menganggap pertanyaan Tula bersifat offensive. tapi yang menurut saya agak sedikit offensive adalah anggapan mengenai senior/junior. Alangkah baiknya kalo Sdr. Tula tidak menyimpan anggapan demikian. Kita di sini semua masih belajar

Menjawab pertanyaan anda, menurut RAPB (maaf, promosi lagi) Petapa Sumedha tidak bertekad agar seluruh manusia (atau sejumlah tertentu) mencapai Penerangan Sempurna baru Beliau menjadi Sammasambuddha. Beliau setelah bertemu dengan Buddha Dipankara, berpikir, "Kalau gue mau, sekarang juga gue bisa jadi Arahat. Tapi apalah gunanya Arahat bagi seorang superman seperti gue. Gue mau jadi Sammasambuddha spt Buddha Dipankara agar bisa menyelamatkan lebih banyak makhluk." (terjemahan yg keterlaluan bebas, krn gak ingat persisnya)

_/\_

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #17 on: 01 January 2009, 09:32:00 PM »

Ini versi Buddhavamsa yg lebih lengkap tapi disingkat
http://www.mahindarama.com/e-library/Buddha-lineage.html

The Lineage of The Buddha


You may wonder what is the history behind the 24 Buddhas (with specific and different names) who are venerated at Mahindarama Buddhist Temple. The ‘24 Buddhas’ in this instance is not the same as the thousand upon thousand of Buddhas’ that some are trying to portray in edifices and pictures. The chronology of events surrounding the 24 Buddhas is not unknown but have been passed down from The Buddha to His disciples, the Elders (Maha Theras); and subsequently documented and authenticated in the Pali Texts. You will soon see that the epochs of the 24 Buddhas are closely woven with the ultimate aspiration of the Bodhisatta Gotama to become the Supreme One, the Sammasambuddha, The Conqueror of Conquerors1. No other saga in the annals of the universe comes close to the epochs of The Conqueror.

    This lineage of The Buddhas was told by The Buddha Gotama Himself - a tradition that is not guesswork, writer’s flight of fancy, fable, or legend. Read on and be inspired, and be instilled with a deeper wise confidence (saddha) in The Buddha, the Supreme Master.

    Buddha Gotama, by virtue of his Supreme Omniscience, Sabbata Nuna Nana2, was able to relate about the beginnings and the journey of His own ascent to become the Sammasambuddha, the Perfect One. Such events had happened in eras so distant that it is impossible for us to say this much or that much of years, just as it is impossible for us to say how much grains of sands are there in the oceans.

    The length of time spanning the life history of a Bodhisatta’s unrelenting quest to become the Perfect One represents only a minute section of the incalculable passage of time in Samsara. Such an endeavour can only be heard of from a Sammasambuddha who can recall with distinct clarity His own struggle to become what He is, a Perfect One.

    The first arousing of an altruistic and determined thought in the aspirant Gotama—aspiring to become someone who can save himself and others but not certain as yet of what ‘someone’ he could become—to save himself and beings from danger happened at the most unexpected place—the ocean. [ETC]

    Once in the distant past, the aspirant Gotama was born as a poor man who made a living by selling wood and leaves as fuel; and supported his mother too. His father was no more in the world. He was strong and industrious. One day while taking a rest from the enervating summer heat after carrying a heavy load of firewood he reflected that his livelihood depended on his physical strength which were susceptible to decay and ill-health. Thus, he planned to venture to a particular land far away that brimmed with opportunities to earn a better livelihood so that that he could wait upon his mother in comfort.

    Both son and mother then embarked on a sea voyage paid by the wages of the son’s work on board the merchant ship. On the seventh day at sea the ship was wrecked in stormy weather, and there were no survivors except the aspirant Gotama and his mother. The brave and determined man managed to keep himself and his mother afloat at sea. A Brahma of the Suddhavasa3 abode beheld the altruistic feat of such a man and caused a compassionate resolve (aspiration) to arise in the aspirant’s mind:

    “I will cross the ocean fraught with many dangers and take others across safely, I will become enlightened and enlighten others; I will be released and release others.”

    After three days both mother and son finally reached the shore safely. The aspirant continued to attend to his mother. After cessation of his life in the world, the aspirant was reborn in a celestial realm. After the celestial existence, the aspirant was reborn in the human realm as a king named King Sattutapa. He loved elephants and one day a new addition to the stables was acquired.

    The king took a ride on the bull-elephant driven by a mahout and went on an inspection tour of the city. Coincidentally, at that time some wild elephants from the forest had created wanton destruction in the park and the king set out to inspect it too. While in the park, the bull-elephant became inflamed by the scent of a she-elephant. It hurled the mahout off its back and chased the she-elephant. The king, still riding the elephant, was unable to control it though he prodded the creature with an elephant hook. He saved himself by grasping onto an overhanging tree branch.

    Later, back in the palace, the king summoned the mahout and accused the man of murderous intent. The mahout explained that the bull-elephant, though a well-trained animal, was overcome by lust; after satiating its desire, it would surely return to its stable. True enough, days later the elephant returned to the palace. The mahout said that the power of sense desires impelled the elephant so much so that the animal disregarded the pain from the prodding; and such strong sensual desires was also common among humans.

    The king was moved by this reality and it’s accompanying dangers and suffering. He made a mental aspiration to find the way to release from sense desires and its attending dangers, and then lead others to gain release from these things too. Later, the king gave up his kingdom and renounced worldly life to become an ascetic and remained so until the end of his life. He was reborn in the heavens after death.

    Subsequently, after his celestial existence when he was reborn in the human realm, the aspirant was a prodigal son of a brahmin endowed with a complexion of golden hue and was thus named Brahma Kumara. At age sixteen, he became accomplished in the arts, sciences, and spiritual texts and later had five hundred male youths as his pupils. Instead of living comfortably from his parents’ immense wealth, he gave it away and became an ascetic.

    He had a following of pupils who practised well and were accomplished in supernormal powers. The most senior of his pupils was another aspirant to Enlightenment just like him. He was Bodhisatta Metteya4.

    One day the aspirant Gotama and his disciples were out for alms together. They happened to catch sight of an emaciated tigress with her cubs at the foot of a steep clearing. The tigress was moaning for want of food and was very weak. Apparently, the tigress was so hungry that it would at any time made a meal of her cubs.

    The aspirant Gotama told his pupil Bodhisatta Metteya to look for the leftovers of what has been eaten by predators. After Bodhisatta Metteya left, Bodhisatta Gotama was reflecting on his body that was a basis of diverse ills and a cause of misery. He then perceived that it was not possible to attain to the highest fruit of training without accomplishing the most difficult task, without making a sacrifice hard to perform and without giving away a gift difficult to give.

    Thus, he aroused within himself a mental aspiration: “As a result of this meritorious deed, may I become perfectly enlightened in the future, and lead beings from, the misery of existence to the Deathless5. With these last thoughts, the aspirant leapt into the steep clearing where the tigress and her cubs were and sacrificed his life. The tigress ate the body of the Bodhisatta and thus the lives of the cubs were spared.

    After his passing away, the Bodhisatta was reborn in heaven. During a certain world period6, the Bodhisatta Gotama was reborn in a royal family as a step-sister7 of another Bodhisatta who became a Perfect Enlightened One called Buddha Purana Dipankara in that life. Buddha Purana Dipankara also had made a confirmation upon an ascetic Pacchima-Dipankara that the latter would gain Perfect Enlightenment as Buddha Dipankara after having fulfilled the Ten Perfections8 for sixteen asankheyyas9 and a 100,000 kappas beyond the present time.

    The princess (Bodhisatta Gotama) was inspired by Buddha Purana Dipankara and offered a gift of mustard oil and made a mental aspiration to become a Sammasambuddha in future. Her aspiration was conveyed by the ascetic Pacchima-Dipankara. Buddha Purana Dipankara, using His Omniscience, said in a future time Bodhisatta Gotama would be confirmed by Dipankara Buddha (the ascetic).

    The above episodes are only the chronology of events that aroused the making of mental aspiration by the Bodhisatta Gotama. A time will come to pass that the Bodhisatta, as a man, will have the good fortune to meet a Sammasambuddha face to face and become inspired by the example and personality of The Exalted One -- a role model of what the aspirant would aspire to become! The foregoing paragraphs explain the three epochs of the aspiration of Bodhisatta Gotama beginning from the first time he made his first mental aspiration in the presence of a Sammasambuddha, Brahmadeva Buddha.
     

   
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #18 on: 01 January 2009, 09:33:23 PM »
   
Era of mental aspirations
    (Spanning 7 asankheyyas.
    Affirmation of aspiration before 125 Buddhas)
[/b]



    In the Nanda asankheyya, the Bodhisatta (reborn as a king) made his mental aspiration before a living Sammasambuddha named Brahmadeva Buddha. He offered choice food and ministered to the needs of the Enlightened One. The aspirant was inspired by the majesty and wonders of the Buddha performed marvels and was amazed by the wonderful, marvellous, and inconceivable nature of the powers of such an Accomplished One. (GCB) The aspirant’s mind became inclined towards acquiring such powers. The aspirant also had the opportunity of performing meritorious deeds in support of The Buddha and his disciples.

     
    For the first time, he made such mental aspiration (manopradidhana) before a Perfect Enlightened One:

    “In the future, like this Exalted One, I too will become enlightened and enlighten others; I will become released and release others; I will cross over and take others across.”

    Life after life the aspirant’s inclination towards acquiring the Omniscience of a  Sammasambuddha became increasingly strong. How is this so? Although the aspirant may not himself see the Tathagata’s great powers, when he heard from others relating about the extraordinary powers of an Exalted One, the aspirant became even resolute in his inclination. During those lives when he neither had the chance to personally meet a Sammasambuddha nor hear of the Tathagata’s great powers, his inclination towards Omniscience was strengthened by the learning from written discourses about theTathagata.

    During those lives when he was not opportune to be inspired by a Tathagata through any of the three ways, i.e. by direct encounter, by hearing from others, or by reading of written texts, such a thought arose in the aspirant’s and: “I will protect the heritage, lineage, tradition, and Iaw of The Buddhas.”
     

   
Era of verbally expressed aspiration
    (Spanning 9 asankheyyas.
    Affirmation of aspiration before 387 Buddhas)



    At the end of the seven asankheyyas, nine asankheyyas followed beginning from Sabbabhadra asankheyya; during which time the aspirant made even firmer his aspiration by verbally expressing to a living Sammasambuddha of his aspiration. The length of time during which the aspirant Gotama did this was again an immensely long time.

    In the Sabbabhadra asankheyya there was a world period in which the aspirant, having passed away from the Brahma realm, was reborn in the royal family in the city of Dhannavati. After fulfilling the prerequisites of becoming a Cakkavatti10 (Wheel-Turning Monarch), the aspirant became endowed with the seven treasures. Having conquered righteously (without recourse to arms, punishment, or bloodshed) the four continents in the world, the aspirant enjoyed the majestic splendour of a Cakkavatti.

    During this time, there arose in the world a Fully Awakened One by the name of Purana Sakyamuni. The aspirant set off with much pomp and glory of a universal monarch to meet Purana Sakyamuni Buddha. Upon beholding the incomparable splendour of The Exalted One, the aspirant reflected thus:

    “In the future, like the Exalted One, I too will become enlightened and enlighten others; I will become released and release others; I will cross over and take others across.”

    Having reflected to himself thus, the aspirant gave offerings to The Exalted One and The Sangha. Next, he made a verbal aspiration before the Peerless One:

    “Just as The Exalted One is named Gotama at present, even so in future I will become an Enlightened One named Gotama.”

    Purana Sakyamuni Gotama Buddha, by his Omniscience, was able to perceive that the aspirant would one day be able to fulfil his aspiration and become a Fully Awakened One by the name of Gotama Buddha; and said thus: “If that be so, O Great King, fulfil the pre-requisite conditions to become a Fully Enlightened One.”

    Hearing the encouraging words of The Buddha, the aspirant was greatly pleased at heart. He renounced all the majestic splendour of a universal monarch and went forth to lead a life of a hermit (not entering into the Sangha)11. He was born in the Brahma realm after passing away.

    As a result of his aspirations, the aspirant was supported by opportunities of personally meeting a Sammasambuddha in some of his previous lives and thus was able to perform special acts of merits. (GCB).

    The other boons were: The aspirant became endowed with compassion and was ever willing to alleviate the suffering of beings even at the expense of his life. He was also endowed with energetic effort to strive without being discouraged in the face of vicissitudes. He enjoyed the boon of good friendship (kalyna mitta) with people who possessed these attributes : wise confidence in the Triple Gem, morality, profound learning, able to renounce or sacrifice, energetic effort, mindfulness,  concentration, and wisdom.

    These kalyna mitta restrained the aspirant from doing unwholesome (kusala) deeds whenever he was unsettled and encouraged him to develop what is wholesome (kusala).

    The Bodhisatta gradually established himself in the four great powers, and again affirms his  aspiration for Sammasambuddhahood. The four great powers are namely:
     

    a) Internal power (ajjhattikabala):

    Self-reliant, moral shame, and reverence of The Dhamma thinking: “I wil! protect the heritage, lineage, tradition and law of The Buddhas.”

    b) External power (bahirabala):

    The power derived from external conditions, i.e. inspired by directly seeing the powers of a Sammasambuddha; inspired by hearing from others describing the powers of a Sammasambuddha; and inspired by learning from a written discourse on the powers of a Sammasambuddha and supported by pride and self-confidence: “I am a person fully equipped with powers to become a Sammasambuddha one day.”

    c) Power of supporting conditions (upanissaya bala):

    Being endowed with sharp faculties, purity, and mindfulness, the Bodhisatta was inspired by seeing directly the powers brought about by the Omniscience of a Buddha and he set his mind firmly on this ultimate goal.

    d) Power of exertion (payoga bala):

    Persistent effort in cultivating supporting conditions for the attainment of Sammasambuddhahood and performing meritorious acts.

    Thus, we see that the makings of a Sammasambuddha is an awe-inspiring and lengthy endeavour filled with numerous factors which interweave with the appearances of Buddhas of the past.

    The more we come to understand the chronicles of a Sammasambuddha, the more likely we will banish our mediocre perspective of Gotama Buddha: He is not just an extraordinary man; not a mere prophet; not another sage with exceptional wisdom.....but a Supreme Being endowed with Great Compassion and Supreme Omniscience that has no equal and beyond whatever spirituality ever known in history.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #19 on: 01 January 2009, 09:35:42 PM »
Era of physically expressed aspirations
(Spanning 4 asankheyyas and 100,000 world periods. Affirmation of aspiration before 24 Buddhas.)



Having cultivated himself for such a long time and supported by his great boons that he acquired, a time will come for the aspirant to outwardly show his aspiration in a bold way.  In one of the aeons the aspirant made the kaya-pranidhana before Dipankara Buddha who was the last of the four Buddhas that arose in that aeon. The kaya-pranidhana is literally translated as the act of aspiration involving physical actions.

The great meritorious thought (Mahakusala Citta) and its concomitants arose: “I will strive with unremitting zeal to attein Ominiscience and become a Sammasambuddha and help beings to liberate themselves from Samsara.”

Only a Sammasambuddha has the ability to confirm a kaya-pranidhana because it calls for Omniscience and this quality is exclusive to a Sammasambuddha. Possessing Omniscience  (Sabbatanu Nana), a Sammasambuddha has the unique power to know whatever subject he investigates; and thus a Sammasambuddha confirms a kaya-pranidhana by stating, among other facts, the name that the aspirant will acquire as a Sammasambudda, and names of his father, mother, wife, the mode of transport which he takes to go forth from household life to homeless life, and the tree under which the Bodhisatta will sit in bhavana and gain Perfect Enlightenment.

To make the kaya-pranidhana, it is necessary for the aspirant to possess the following supporting factors as well:

1. He is a human being, i.e. a menussa.

2. He is a male.

3. He stays alone and has renounced worldly possessions

4. He has acquired the necessary factors that will gain him the accomplishment of an Arahant and is prepared to relinquish it for the supreme accomplishment of Perfect Enlightenment (Great Compassion and Omniscience)

5. He has the opportunity to make the kaya-panidhana before a Sammasambuddha (not a Pacceka Buddha or an Arahant).

6. He is one whose meditative accomplishments include Jhanic attainments with factors such as supemormal hearing and vision.

7. He is ready to devote his life to protect the heritage, lineage, tradition, and law of The Buddhas and this commitment is unchanged even after attaining supernormal powers.

8. He possesses unremitting eagerness and unflagging energy.

Sumedha possessed all these basic requirements. Such a qualified Bodhisatta is also referred in some books as Buddha-elect or a Buddha-to-be. For those who are already familiar with Buddhist authenticated texts, the Jataka Stories in the Tipitaka came from the era after Ascetic Sumedha became a qualified Bodhisatta.

At the moment when a living Sammasambuddha immediately confirms the Great Aspiration (Abhinihara) made by a Bodhisatta, the aspirant becomes a Confirmed or a Qualified Bodhisatta and his ultimate goal of becoming a Sammasambuddha will not be obstructed in the passage of time, i.e. the destination of full Enlightenment in the distant future will become irreversible.
 

The Account of Ascetic Sumedha’s
physical act of aspiration




Four asankheyyas and one hundred thousand kappas ago in the city of Amaravati, there lived a very rich couple, of noble unimpeached and inherited from their respective forbears. They had an only son named Sumedha who was pleasing to behold, amiable, and endowed with excellent complexion and physical built.

Without engaging in any other work, Sumedha acquired the highest education.  While still in his youth his parents died. Sumedha inherited his parents’ colossal assets. The family treasurer showed Sumedha the family tree which laid out the names of his forbears who were once owners of the legacy.  Sumedha asked why did they leave such fortune behind. The treasurer answered that the world was such that upon death nothing could be taken along.  Sumedha was greatly affected by this truth but wisely reflected: “My forbears who had amassed this wealth did not take with them even a kahapana when they left this world; but I should so act as to take it along with me.”

With the permission of the king, Sumedha distributed his wealth to the common people. He renounced the world and advised his friends to do likewise.  Sumedha entered the jungles and lived as a hermit and after seven days of mental development and attained supernormal powers. Meanwhile, at that time Dipankara Buddha had arose in the world. The Perfectly Enlightened One, the Master of the Ten Powers, Unexcelled Trainer of Gods and Man, had set the Wheel of The Dhamma rolling.  At the time of Bodhisatta Dipankara’s conception, his physical birth, his Enlightenment, and his first exposition of the Dhamma, the entire 10 thousand-fold world system12 quaked and trembled, shuddered and created a mighty din.

Ascetic Sumedha, who was at most times, in the bliss of his mental concentration was oblivious to such a fortuitous series of events and its portents. One day, Buddha Dipankara, while on his wanderings together with thousands of Arahants, had reached the city of Rammaka, a neighbouring city to Amaravati.  He was welcomed with much joy and glorious devotions by the people of Rammaka.

The people of Amaravati had also invited Dipankara Buddha and his disciples to their land to receive offerings. The people busied themselves building large halls, levelling roads, putting up decorative arches and adorning roadsides with banners, flags and flowers --in preparation for the day to welcome Dipankara Buddha. The road that was to be used by The Buddha and his disciples was strewn with white sand. Everybody was eager and joyous.

Meanwhile, the hermit Sumedha while travelling across the sky by his own supernormal power, saw the hive of activity and became curious. He came down to enquire and was told that a Perfectly Enlightened One, Buddha Dipankara had arose in the world, and was residing in Rammaka together with thousands of Arahants; the people of Amaravati had invited the Blessed One for a meal; and the route which would be taken by the Blessed One was now being decorated.

Sumedha thought: “The very word ‘Buddha’ is indeed rare in this world, and more so the appearance of such a one.”

He asked to join in the work of decorating the road that would be used by Buddha Dipankara.  The people knew Sumedha possessed supernormal powers and thus gave him the task of filling up a crevice filled with muddy water along a road. Sumedha thought to himself that if he accomplished this task merely by exercising his supernormal powers he would not be satisfied.  He exerted physical effort and soon there remained only a small portion of the crevice that was left to be filled. Before Sumedha could complete his task, Dipankara Buddha and his disciples, together with a large retinue, were walking down the road to where he was working.

Celestial gods rained heavenly flowers and perfumes and celestial music resounded. Sumedha, with wide-open eyes, beheld the Blessed One, in all His immeasurable glory and majesty -- extraordinarily radiant, emitting Buddha-rays, and all around him was filled with exuberant colours.

Sumedha knew he could perform a great act of merit “for his lasting weal and happiness.”  He at once untied his hair and spread out his garments covering his back, and fully prostrated himself face down across the muddy crevice such that The Buddha and his disciples could walk on his body like a bridge. Lying like this with his hands put together in anjali, Sumedha again opened his eyes beholding the majesty of the Blessed One.
 

The Supreme Sacrifice

At that moment, Sumedha, knew he could accomplish Arahantship by listening to the teachings from Dipankara Buddha and become released from the cycle of birth and death. He reflected thus:

“If I so wish, today I will eradicate my defilements; but what use have I of realising the Teaching here and attain Nibbana, as one unknown? I would rather, like Dipankara Buddha, attain Omniscience and become an Enlightened One in the future to show many the way to Nibbana also. This I aspire to do!”

Ascetic Sumedha thus gave up this goal for a loftier one to become a Sammasambuddha, a living example of which was Dipankara Buddha himself. Thus, Sumedha boldly expressed his aspiration to become a Sammasambuddha and prostrated himself fully (this action constituting  the kaya-pranidhana).

“I will attain Omniscience and become an Enlightened One in the future. I will attain Omniscience and help others cross the sea. By this firm aspiration made before the highest of gods and men I will attain Omniscience and help others cross to the other shore.”

And the Blessed One came near; and standing near ascetic Sumedha’s head investigated the significance of the ascetic’s action, and made this proclamation (using his Omniscience):

“This ascetic lies here making his aspiration to become a Sammasambuddha in future. His aspiration will come true.

He will become a Buddha named Gotama, four asankheyyas and a 100,000 kappas from now. In that existence, he will be born in Kapilavatthu; his mother will be Queen Mahamaya; his father will be King Suddhodana; his chief disciple will be Sariputta and the second chief disciple Moggallana; Ananda will be his personal attendant; his chief woman disciple in the Order will be Khema and the second chief disciple in the Order will be Uppavalana.

With ripened wisdom he will make the Great Renunciation; having accepted milk-rice at the foot of the Ajapala Banyan tree and having eaten it on the banks of the Neranjara River he will ascend the seat at the foot of the Assattha tree (also known as the Pipphali or Pipal Tree); and engaging in great exertion attain Perfect Enlightenment.”

Thereupon, Buddha Dipankara honoured the aspirant with eight handfuls of flowers, went round him with veneration and moved on.  The Buddha’s disciples, 400,000 Arahants, too honoured the aspirant with flowers and unguents and moved on.

The celestial beings of the ten thousand world systems perceiving that Sumedha was proclaimed by Dipankara Buddha to be a confirmed Bodhisatta, rejoiced and at once appeared around the scene. For once, manussa loka (the human realm of existence) became like a celestial realm. Human folks at the scene could see celestial beings mingling with them; and earthly music blended in harmony with heavenly music (when at ordinary times such a scenario is impossible).

This Great Aspiration (Abhinihara) of Bodhisatta Gotama leads to the attainment of Omniscience of a Sammasambuddha in a distant future and is unstoppable by any force in the universe. Bodhisatta Gotama, fragrant amidst the thousands of flowers showered on him, reflected on the pre-requisites of achieving the stage of a Sammasambuddha and investigated all the Ten  Perfections  (Dasa  Parami)  with  his Parami-pavicaya  Nana   (Perfection-investigating  Wisdom) which was achieved without the help of a teacher.

When Bodhisatta Gotama realised this truth, the Earth tremored (not catastrophic but euphoric) and all beings at the scene rejoiced at this auspicious phenomena by crying out “Sadhu! Sadhu! Sadhu!” (Excellent! Excellent! Excellent!).

After the time of receiving the confirmation from Dipankara Buddha, the Bodhisatta Gotama reaped special fruits as a result  of  making  his  Supreme  Sacrifice (Abhinihara). The four asankheyyas and a 100,000 world periods beginning from the aeon of Dipankara Buddha up to the time of Buddha Kassapa is called the epoch of the verbal and physical aspiration.

The various Buddhas whom Gotama Bodhisatta met on separate occasion during his perfection of the Dasa Parami spanning 4 Asankheyyas and 100,000 kappas will be summarised here.

After, Dipankara Buddha, there arose twenty-three Buddhas before whom the Bodhisatta Gotama received the same prediction, "In future...he will become a Fully Enlightened One called Gotama Buddha." Whenever, he met these Buddhas, the Bodhisatta Gotama performed great acts of merit (physical actions), like for example making offerings to The Buddha and the Sangha; listening to the teachings of The Buddhas; and developing his supramundane knowledges.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #20 on: 01 January 2009, 09:44:45 PM »
nah bisa dilihat bahwa Bodhisattva sepertinya tidak berlatih di jalan menuju Nibbana sebelum menjadi pertapa Sumedha. Begitu karmanya lengkap untuk jadi arahat, dia bikin harapan/ tekad menjadi Buddha. Dengan kata lain, dia mengkondisikan dirinya dan karma baiknya, dan paramitanya hanya akan berbuah untuk menjadi Samma Sambuddha. Itu menurutku lho. JAdi dia tidak bisa jadi arahat setelah itu. Kalo masih bingung, coba cocokan dengan pelajaran Mahayana karena di Mahayana tingkatan Bodhisattva dijelaskan lebih lengkap
Misalnya di Mahayana, Vipassana diletakkan di dalam kurikulum, di bagian paling akhir. Sebelumnya ada membangkitkan Bodhicitta dulu, terus bikin tekad dulu, ambil sumpah bodhisattva dulu.
Ini akan menjadi sebab2 bertemu Buddha dan mengucapkan ikrar menjadi Buddha secara langsung di depan Buddha hidup.
Intinya sih meniru perjalanan Pertapa Sumedha. Kalau ga ketemu Buddha sekarang, yang penting ambil dulu sumpahnya, bertekad dulu, dll, supaya nanti bisa beneran ketemu.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #21 on: 01 January 2009, 10:13:30 PM »
Quote
# Kemudian Raja Dewa Sakka berkata kepada para dewa Tavatimsa :
"Kawan-kawan tidak akan pernah dan tidak mungkin dalam satu tata surya (lokadhatu) ada dua arahat samma sambuddha muncul bersama-sama, hal ini tidak pernah ada di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang. Hal ini tidak akan pernah terjadi. O, Kawan-kawan, namun, bila Sang Bhagava dapat hidup umur panjang, bebas dari penyakit dan kesakitan, hal ini yang dapat menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang-Nya kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia !"

Ada yang bisa jelaskan tulisan yang dibold? Mengapa dalam Satu Tata Surya saja? Bagaimana jika ditilik dari bermiliyar2 tata surya?

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #22 on: 01 January 2009, 10:40:14 PM »
Ananda- apakah kau pemah mcndengar tentang seribu culanika loka

dhatu (tata surya kecil) ? Ananda. sejauh matahari dan bulan berotasi pads garis orbitnya. dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa. sejauh itulah luas seribu tata surya Di dalarn seribu tata surya terdapat seribu matahari. seribu bulan. seribu Sineru. seribu Jambudipa seribu Aparayojana. seribu Uttarakuru. seribu Pubbavidehana

Inilah. Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culanika lokadhatu).

Ananda. seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan "Dvisahassi MAjjhimanika lokadhatu". Ananda. seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu".

Ananda bilamana Sang Tathagata mau. maka la dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi mahasahassi lokadhatu atau melebih itu lagi.

Sesuai dengan kutipan di atas dalam sehuah Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu terdapat 1000 x 1000 = 1,000 000 tata surya. sedangkan dal am Tisahassi Mahasahassi lokadhatu terdapat I 000.000 x 1000 = 1.000.000 000 tata surya. Alain semesta bukan hanya terbatas pada satu milyar tata surya Saja. tetapi masih melampauinya lagi.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #23 on: 01 January 2009, 10:45:14 PM »
hallo, saya mau nanya beberapa hal, tp tolong di bahas dari sisi theravada ya ... (karena itu saya post di sub theravada)
1. apakah benar perna ada ditulis bahwa, sammasambuddha hanya ada 1 dalam setiap 1 periode ajaran beliau, sampe ajaran beliau punah (hilang), baru nanti akan muncul seorang sammasambuddha lagi ?
2. kalo no 1 bener, apa bener ada ditulis bahwa tidak mungkin ada 2 sammsambuddha dalam 1 dunia (or apa gitu .. saya agak lupa), karena dunia tidak mampu menahan kebesaran (keagungan ?) dari 2 sammasambuddha sekaligus dala
3. apakah benar pertapa sumedha pada waktu kelahiran sebagai pertapa sumedha itu seharusnya bisa menjadi arahat pada saat itu jg ? tp dia tidak mau merealisasikan hal tersebut karna tujuan beliau adalah menjadi sammasambuddha ?

pertanyaan2 tersebut diatas akan bersambung lagi, tegantung dari jawaban yg saya terima
kalo bisa tolong di sebutkan hal2 tsb diatas ditulis dimana ya ? di tipitaka or sutta2 lain ? makasih.

ps : saya bertanya soalnya saya yakin banget perna membaca hal2 tersebut diatas, tp lupa di mana ....


1 dan 2... ada disebutkan di dalam MILINDA PANHA (jika Milinda Panha setuju disebut sebagai bagian Tipitaka) pada Bab 13 sebagai berikut :

52. Dua Buddha Tidak Mungkin Ada Bersama
"Sang Buddha berkata, 'Di dunia ini, dua Buddha -yang telah mencapai Pencerahan Sempurna- tidak mungkin ada bersama.'1 Tetapi, Nagasena, jika semua Tathagata mengajarkan ajaran yang sama, mengapa mereka tidak boleh ada bersama? Jika ada dua Buddha, mereka akan dapat mengajar lebih santai dan dunia ini bahkan akan lebih cerah."
"O baginda, seandainya dua Buddha ada bersama, bumi ini tidak akan mampu menahan beban kebajikan mereka berdua. Bumi akan bergetar, bergoncang, dan hancur.2 Misalnya, O baginda, ada orang yang telah makan begitu banyak sehingga tidak ada lagi tempat yang tersisa di perutnya. Jika harus makan sebanyak itu lagi, apakah dia akan merasa nyaman?" "Tentu saja tidak, Yang Mulia. Jika dia makan lagi, dia akan mati."
"Demikian juga halnya, O baginda, bumi ini tidak akan tahan kalau ada satu Tathagata lagi seperti halnya orang tidak akan tahan kalau harus makan lagi. Dan jika ada dua Buddha, akan timbul persengketaan di antara para pengikut-Nya. Lagipula, pernyataan bahwa Sang Buddha adalah yang utama dan tidak ada bandingnya akan menjadi salah."
"Dengan baik sekali dilema ini telah dijelaskan. Bahkan orang yang tidak pandai pun akan merasa puas, apalagi orang yang bijaksana. Bagus sekali, Nagasena, aku menerimanya seperti yang telah Anda katakan."


3. Benar... Karena keinginan pertapa sumedha yang kuat untuk mencapai sammasambuddha menjadi salah satu dari delapan faktor utama untuk menerima Ramalan pencapaian sammasambuddha, dimana delapan faktor tersebut adalah :
(1) Ia seorang manusia,
(2) Ia seorang laki-laki,
(3) Telah memenuhi semua persyaratan untuk menjadi Arahanta,
(4) Bertemu dengan Buddha hidup,
(5) Ia adalah petapa yang percaya akan hukum karma,
(6) Telah mencapai Jhàna dan kemampuan batin tinggi,
(7) Mengorbankan dirinya untuk melayani makhluk agung Buddha Dãpaïkarà: jika Buddha dan empat ratus ribu Arahanta berjalan di atas punggung Sumedhà yang sedang bertiarap, seolah-olah mereka berjalan di atas jembatan, ia tidak mungkin dapat bertahan hidup; memahami hal ini sepenuhnya, ia tanpa ragu-ragu dan bersemangat mempersiapkan dirinya melayani Buddha, tindakan ini disebut kebajikan yang sangat mendasar (adhikàrakusala) menurut kitab,
( 8 ) Keinginan yang kuat untuk mencapai Kebuddhaan; meskipun seluruh alam semesta ditutupi dengan bara api yang panas menyala dan mata tombak yang tajam, ia tidak akan ragu-ragu menginjaknya demi mencapai Kebuddhaan.

faktor (1) s/d (7) adalah berdasarkan KEMAMPUAN (yaitu kemampuan/kapasitas dari seorang petapa sumedha untuk merealisasikan sammasambuddha), sedangkan faktor ( 8 ) adalah berdasarkan KEINGINAN. Jika tidak ada KEMAMPUAN dan KEINGINAN, tidak mungkin akan merealisasikan sammasambuddha.

Jadi benar bahwa pada saat tersebut petapa sumedha sudah memiliki KEMAMPUAN tersebut, ditambah dengan KEINGINAN yang kuat, maka petapa SUMEDHA kemudian menerima RAMALAN PASTI dari BUDDHA DIPANKARA tentang pencapaian SAMMASAMBUDDHA dimasa mendatang.

« Last Edit: 01 January 2009, 10:48:24 PM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #24 on: 02 January 2009, 10:46:29 AM »
Faktor -faktor (yang ada 8) terlihat berbeda antara versi inggris dan versi indonesia (dari RAPB)
Tapi menurut saya cuma beda urutan dan tafsir.

8. He possesses unremitting eagerness and unflagging energy. =

( 8 ) Keinginan yang kuat untuk mencapai Kebuddhaan; meskipun seluruh alam semesta ditutupi dengan bara api yang panas menyala dan mata tombak yang tajam, ia tidak akan ragu-ragu menginjaknya demi mencapai Kebuddhaan.

Mungkin ini kali ya yg disebut Bodhicitta di mahayana.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #25 on: 02 January 2009, 11:48:54 AM »
Ananda- apakah kau pemah mcndengar tentang seribu culanika loka

dhatu (tata surya kecil) ? Ananda. sejauh matahari dan bulan berotasi pads garis orbitnya. dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa. sejauh itulah luas seribu tata surya Di dalarn seribu tata surya terdapat seribu matahari. seribu bulan. seribu Sineru. seribu Jambudipa seribu Aparayojana. seribu Uttarakuru. seribu Pubbavidehana

Inilah. Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil (sahassi culanika lokadhatu).

Ananda. seribu kali sahassi culanika lokadhatu dinamakan "Dvisahassi MAjjhimanika lokadhatu". Ananda. seribu kali Dvisahassi majjhimanika lokadhatu dinamakan "Tisahassi Mahasahassi Lokadhatu".

Ananda bilamana Sang Tathagata mau. maka la dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di Tisahassi mahasahassi lokadhatu atau melebih itu lagi.

Sesuai dengan kutipan di atas dalam sehuah Dvisahassi Majjhimanika lokadhatu terdapat 1000 x 1000 = 1,000 000 tata surya. sedangkan dal am Tisahassi Mahasahassi lokadhatu terdapat I 000.000 x 1000 = 1.000.000 000 tata surya. Alain semesta bukan hanya terbatas pada satu milyar tata surya Saja. tetapi masih melampauinya lagi.

Silakan lihat bold merah di atas.  Bandingkan dalam Maha Govinda Sutta yg menyatakan "
tidak mungkin dalam satu tata surya (lokadhatu) ada dua arahat samma sambuddha muncul bersama-
sama"


Ini bukankah tersirat bahwa MahaGovinda Sutta hanya menyatakan TIDAK ADA DUA BUDDHA DALAM 1 TATA SURYA.  Bukan Tidak ada dua Buddha dalam banyak tata surya.


Ini bukankah memberi legitimasi pada konsep mahayana yg menyatakan Terdapat  Buddha lain di TATA SURYA LAIN. ? :D


Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #26 on: 02 January 2009, 01:22:41 PM »
kenapa nggak? Bagus dong ada Buddha yg lain. Masa nibbana dimonopoli di tata surya ini aja
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #27 on: 02 January 2009, 04:13:26 PM »
Yang dimaksud dengan lokadhatu sama dengan cakkavala, bukan seluruh samsara.

Tetapi setahu saya di pencatatan Theravada juga tidak disebutkan mungkin ada Sammasambuddha lain di lokadhatu lain pada saat yang sama. Sebaliknya di kitab komentar, Milinda Panha disebutkan tidak mungkin ada dua Sammasambuddha di "world" pada saat yang sama. Ada yang tahu bahasa palinya?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #28 on: 02 January 2009, 04:23:41 PM »
Tampaknya memang sama, lokadhatu.

Quote

Milindapañhapāḷi

5. Anumānapañho

1. Buddhavaggo

1. Dvinnaṃ buddhānaṃ anuppajjamānapañho

‘‘Ayaṃ, mahārāja, dasasahassī lokadhātu ekabuddhadhāraṇī, ekasseva tathāgatassa guṇaṃ dhāreti, yadi dutiyo buddho uppajjeyya, nāyaṃ dasasahassī lokadhātu dhāreyya, caleyya kampeyya nameyya onameyya vinameyya vikireyya vidhameyya viddhaṃseyya, na ṭhānamupagaccheyya.

‘‘Yathā, mahārāja, nāvā ekapurisasandhāraṇī [ekapurisasantāraṇī (sī. pī.)] bhaveyya, ekasmiṃ purise abhirūḷhe sā nāvā samupādikā [samudakā (ka.)] bhaveyya. Atha dutiyo puriso āgaccheyya tādiso āyunā vaṇṇena vayena pamāṇena kisathūlena sabbaṅgapaccaṅgena, so taṃ nāvaṃ abhirūheyya, api nu sā, mahārāja, nāvā dvinnampi dhāreyyā’’ti? ‘‘Na hi, bhante, caleyya kampeyya nameyya onameyya vinameyya vikireyya vidhameyya viddhaṃseyya, na ṭhānamupagaccheyya, osīdeyya udake’’ti. ‘‘Evameva kho, mahārāja, ayaṃ dasasahassī lokadhātu ekabuddhadhāraṇī, ekasseva tathāgatassa guṇaṃ dhāreti, yadi dutiyo buddho uppajjeyya, nāyaṃ dasasahassī lokadhātu dhāreyya, caleyya kampeyya nameyya onameyya vinameyya vikireyya vidhameyya viddhaṃseyya, na ṭhānamupagaccheyya.

‘‘Yathā vā pana, mahārāja, puriso yāvadatthaṃ bhojanaṃ bhuñjeyya chādentaṃ yāva kaṇṭhamabhipūrayitvā, so dhāto pīṇito paripuṇṇo nirantaro tandikato anonamitadaṇḍajāto punadeva tattakaṃ bhojanaṃ bhuñjeyya, api nu kho so, mahārāja, puriso sukhito bhaveyyā’’ti? ‘‘Na hi, bhante, sakiṃ bhuttova mareyyā’’ti [bhutto vameyyāti (ka.)]. ‘‘Evameva kho, mahārāja, ayaṃ dasasahassī lokadhātu ekabuddhadhāraṇī, ekasseva tathāgatassa guṇaṃ dhāreti, yadi dutiyo buddho uppajjeyya, nāyaṃ dasasahassī lokadhātu dhāreyya, caleyya kampeyya nameyya onameyya vinameyya vikireyya vidhameyya viddhaṃseyya, na ṭhānamupagaccheyyā’’ti.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #29 on: 02 January 2009, 06:05:36 PM »


Ini bukankah tersirat bahwa MahaGovinda Sutta hanya menyatakan TIDAK ADA DUA BUDDHA DALAM 1 TATA SURYA.  Bukan Tidak ada dua Buddha dalam banyak tata surya.


Ini bukankah memberi legitimasi pada konsep mahayana yg menyatakan Terdapat  Buddha lain di TATA SURYA LAIN. ? :D



Dan menurut mahayana, makhluk makhluk di dunia saha ini (manussa bhumi yang kita tempati ini) bisa bertumimbal lahir di Tanah sammasambuddha yang lain...

Hal ini mengisyaratkan bahwa ARTI PENTING-nya KELAHIRAN SEORANG calon SAMMASAMBUDDHA di dunia ini menjadi TIDAK BERARTI karena toh semua makhluk bisa bertumimbal lahir dimanapun, karena tak terhitung TANAH SUCI SAMMASAMBUDDHA lain ada di "luar" sana sekarang ini dan bahkan "SEDANG" memberikan ajaran.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #30 on: 02 January 2009, 07:18:46 PM »
nggak bisa. karmanya ga ada
lagian terlahir sebagai manusia yg ketemu dharma aja sulit
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #31 on: 03 January 2009, 01:32:58 PM »
Milinda panha 237 jawaban bhikkhu Nagasena <disingkat> 'sepuluh ribu tata surya ini penopang seorang Buddha,tata surya itu menopang kualitas dari satu tathagata saja .Bila Buddha kedua muncul maka sepuluh ribu tata surya tdk sanggup menopangnya dan sepuluh ribu tata surya ini akan bergetar bergoyang ,menaengkak,mengerut,pecah,berhamburan,lenyap'
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #32 on: 03 January 2009, 05:24:46 PM »
 
Quote
Dan menurut mahayana, makhluk makhluk di dunia saha ini (manussa bhumi yang kita tempati ini) bisa bertumimbal lahir di Tanah sammasambuddha yang lain...
Ini hanya terjadi apabila makhluk di sini memiliki tekad dan pelatihan yg sesuai dgn ikrar Buddha di Tanah Buddha lainnya. Jadi tetap saja adalah hal yan sangat langka.

Quote
Hal ini mengisyaratkan bahwa ARTI PENTING-nya KELAHIRAN SEORANG calon SAMMASAMBUDDHA di dunia ini menjadi TIDAK BERARTI karena toh semua makhluk bisa bertumimbal lahir dimanapun, karena tak terhitung TANAH SUCI SAMMASAMBUDDHA lain ada di "luar" sana sekarang ini dan bahkan "SEDANG" memberikan ajaran.
Bertitik tolak dari tanggapan saya di atas, maka Kelahiran Seorang Calon SammaSambbudha di dunia ini tetap sangat berarti dan penting. Ini terbukti bahwa banyak sekali praktisi mahayana yang bertekad terlahir di Surga Tusita atau tetap berada di sini menunggu kedatangan Maitreya. Silakan kaji sistem yogachara. Asanga, master XuanZang, Dao An, Taixu, YinShun adalah bhiksu2 terkenal dari Mahayana yang sangat memuji dan tekad terlahir utk dapat bertemu Bodhisatva Maitreya.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #33 on: 05 January 2009, 06:31:08 AM »
Quote
Dan menurut mahayana, makhluk makhluk di dunia saha ini (manussa bhumi yang kita tempati ini) bisa bertumimbal lahir di Tanah sammasambuddha yang lain...
Ini hanya terjadi apabila makhluk di sini memiliki tekad dan pelatihan yg sesuai dgn ikrar Buddha di Tanah Buddha lainnya. Jadi tetap saja adalah hal yan sangat langka.
Quote


kalau dari pandangan Theravada, tidak ada alam lain dari 31 alam kehidupan dalam satu 'set' dunia ini.


Quote

Hal ini mengisyaratkan bahwa ARTI PENTING-nya KELAHIRAN SEORANG calon SAMMASAMBUDDHA di dunia ini menjadi TIDAK BERARTI karena toh semua makhluk bisa bertumimbal lahir dimanapun, karena tak terhitung TANAH SUCI SAMMASAMBUDDHA lain ada di "luar" sana sekarang ini dan bahkan "SEDANG" memberikan ajaran.
Bertitik tolak dari tanggapan saya di atas, maka Kelahiran Seorang Calon SammaSambbudha di dunia ini tetap sangat berarti dan penting. Ini terbukti bahwa banyak sekali praktisi mahayana yang bertekad terlahir di Surga Tusita atau tetap berada di sini menunggu kedatangan Maitreya. Silakan kaji sistem yogachara. Asanga, master XuanZang, Dao An, Taixu, YinShun adalah bhiksu2 terkenal dari Mahayana yang sangat memuji dan tekad terlahir utk dapat bertemu Bodhisatva Maitreya.

kalau praktiksi mahayana lahir di alam Surga Tusita karena tekadnya untuk menunggu Buddha yang akan datang Metteyya, itu bisa saja terjadi, tapi bukan hanya praktisi Mahayana, tetapi banyak 'makhluk hidup' yang lain juga ada, untuk bertekad lahir di massa Buddha Metteyya muncul, cuma berhasil atau tidak bertemu dengan Buddha Metteyya, tergantung parami masing2 makhluk itu !
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #34 on: 06 January 2009, 07:15:42 AM »
maap baru bales skrg .. baru sempet baca abis ....
smoga yg saya tangkep kaga salah ...

dari yg saya baca dari halaman2 sebelumnya ... pertapa sumedha ga perna berjanji akan mencapai sammasambuddha kalao smua makluk di bumi ini tebebas dari penderitaan ya ? cuman agar lebih banyak orang yg tebebas dari penderitaan ... hal ini sangat2 berbeda dengan para boddhisatva lain yg banyak bertelur di faham mahayana, dimana setauku rata2, berjanji kalao semua makluk terbebas penderitaan baru mau menjadi sammasambuddha (or memang jg ada yg berjanji beda ya ? tp saya lom perna baca)

hal ini kliatannya ga penting, tp penting bagi saya.

btw, kalo mengenai buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ? seolah2 seperti ... kita sekolah di sekolah A tp belajar agama dari sekolah B ?

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #35 on: 06 January 2009, 07:28:43 AM »
perbedaan ini memang ada, tapi jangan dianggap serius. Hal ini adalah dasar perbedaan theravada dan Mahayana, jadi sebaiknya jangan diusut mana yg benar, nanti bisa ribut antar aliran.
Sebagai informasi saja, menurut versi Mahayana Buddha Gautama masih bekerja menolong makhluk-makhluk lain dengan wujud yg berbeda. Melalui emanasi atau kelahiran lagi, tapi kalaupun lahir, mereka lahir bukan karena karma dan kilesa tapi karena kekuatan cinta kasih. Jadi masih sejalan dengan cita2 Bodhisattva yg akan menunda masuk nirvana
Theravada menganggap tugas Buddha Gautama sudah selesai, tak mungkin bisa kembali.  Dan tak mungkin menunda nirvana begitu.....

yah sudahlah, yg penting kan kita disini masih samsara

kalo di sekolah A suasananya ga kondusif, misalnya ada pembangunan mall di sebelah sekolah. Lalu kepala sekolah menawarkan pertukaran pelajar, dimana dia merekomendasikan sekolah yang ada di gunung, sepi, damai, dll. Sekolah B ini masih satu yayasan dengan sekolah A, dan punya hubungan baik gitu deh. Siswa yg mau ikut program itu cuma butuh menyatakan keinginannya dan isi formulir, trus ntar diseleksi.

kira2 gitu kali ya?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #36 on: 07 January 2009, 06:05:07 PM »
perbedaan ini memang ada, tapi jangan dianggap serius. Hal ini adalah dasar perbedaan theravada dan Mahayana, jadi sebaiknya jangan diusut mana yg benar, nanti bisa ribut antar aliran.
Sebagai informasi saja, menurut versi Mahayana Buddha Gautama masih bekerja menolong makhluk-makhluk lain dengan wujud yg berbeda. Melalui emanasi atau kelahiran lagi, tapi kalaupun lahir, mereka lahir bukan karena karma dan kilesa tapi karena kekuatan cinta kasih. Jadi masih sejalan dengan cita2 Bodhisattva yg akan menunda masuk nirvana
Theravada menganggap tugas Buddha Gautama sudah selesai, tak mungkin bisa kembali.  Dan tak mungkin menunda nirvana begitu.....

yah sudahlah, yg penting kan kita disini masih samsara

kalo di sekolah A suasananya ga kondusif, misalnya ada pembangunan mall di sebelah sekolah. Lalu kepala sekolah menawarkan pertukaran pelajar, dimana dia merekomendasikan sekolah yang ada di gunung, sepi, damai, dll. Sekolah B ini masih satu yayasan dengan sekolah A, dan punya hubungan baik gitu deh. Siswa yg mau ikut program itu cuma butuh menyatakan keinginannya dan isi formulir, trus ntar diseleksi.

kira2 gitu kali ya?

menurut Theravada... Parinibbana itu FINAL... sedangkan menurut Mahayana, masih bisa ber-emanasi / ber-inkarnasi... dengan konsep TRIKAYA-nya...

Jadi BEDA atau SAMA ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #37 on: 07 January 2009, 09:36:01 PM »
maap baru bales skrg .. baru sempet baca abis ....
smoga yg saya tangkep kaga salah ...

dari yg saya baca dari halaman2 sebelumnya ... pertapa sumedha ga perna berjanji akan mencapai sammasambuddha kalao smua makluk di bumi ini tebebas dari penderitaan ya ? cuman agar lebih banyak orang yg tebebas dari penderitaan ... hal ini sangat2 berbeda dengan para boddhisatva lain yg banyak bertelur di faham mahayana, dimana setauku rata2, berjanji kalao semua makluk terbebas penderitaan baru mau menjadi sammasambuddha (or memang jg ada yg berjanji beda ya ? tp saya lom perna baca)

hal ini kliatannya ga penting, tp penting bagi saya.

btw, kalo mengenai buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ? seolah2 seperti ... kita sekolah di sekolah A tp belajar agama dari sekolah B ?
Aspirasi setiap bodhisatva memang berbeda. Tidak ada rumusan fix bahwa seorang bodhisatva harus memiilki aspirasi sama semua, namun intinya ya sama yakni menjadi Sammasambuddha.

Mengenai  buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ?
Belajar ajaran Buddha di Tanah Buddha Amitabha bukan bearti mengabaikan ajaran Buddha di sini. Ajaran semua Buddha adalah Sama. Ini cuma masalah pilihan. Jika ada yang belajar di bumi sini, tentu ada yang tanya kenapa ga belajar di sana. Sedangkan yang pilih belajar di sana akan mendapat pertanyaan kenapa tidak belajar di sini. SAma saja. Mau pilih mana pun  jatuh2nya kita harus setiap saat belajar dan praktik. Tidak terkecuali di Tanah Buddha Amitabha.

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #38 on: 07 January 2009, 09:48:55 PM »
 [at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #39 on: 07 January 2009, 10:23:53 PM »
[at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

jika memang berbeda... apakah kita semua disini memang harus menyamakan "sesuatu" yang memang beda ?
Apakah tidak ada keberanian untuk menyatakan bahwa memang beda tuh konsepnya...
Apakah takut bahwa akan terjadi perpecahan ?
lha wong memang sudah "pecah" dari sono-nya dan berbeda...
kalau sama, tidak ada yang namanya beda aliran...
karena ada perbedaan barulah ada timbul aliran baru.

Masih mending kalau beda karena bukan hal yang prinsipil misalnya masalah ritual, kebiasaan dsbnya... tetapi kalau sudah berkaitan dengan sesuatu yang prinsipil, tentunya hal ini harus disikapi bukan dengan "menyamakan" yang berbeda.

Seperti perkataan bahwa semua ajaran / agama itu sama, mengajarkan kebaikan... yah memang dari kulit-nya seperti itu... kalau ada ajaran yang mengajarkan kejahatan, mana mungkin dikategorikan sebagai agama... tetapi essence/inti-nya yang membuat ajaran satu dengan ajaran lain "berbeda" satu sama lain...

Akhir KATA memang semua tergantung PILIHAN... Saya tidak menyatakan bahwa PILIHAN saya PALING "BENAR". Tetapi kalau mencoba menyamakan apa yang nyata nyata berbeda... tentunya juga tidak bisa... terlalu dipaksakan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #40 on: 07 January 2009, 10:30:02 PM »
maap baru bales skrg .. baru sempet baca abis ....
smoga yg saya tangkep kaga salah ...

dari yg saya baca dari halaman2 sebelumnya ... pertapa sumedha ga perna berjanji akan mencapai sammasambuddha kalao smua makluk di bumi ini tebebas dari penderitaan ya ? cuman agar lebih banyak orang yg tebebas dari penderitaan ... hal ini sangat2 berbeda dengan para boddhisatva lain yg banyak bertelur di faham mahayana, dimana setauku rata2, berjanji kalao semua makluk terbebas penderitaan baru mau menjadi sammasambuddha (or memang jg ada yg berjanji beda ya ? tp saya lom perna baca)

hal ini kliatannya ga penting, tp penting bagi saya.

btw, kalo mengenai buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ? seolah2 seperti ... kita sekolah di sekolah A tp belajar agama dari sekolah B ?
Aspirasi setiap bodhisatva memang berbeda. Tidak ada rumusan fix bahwa seorang bodhisatva harus memiilki aspirasi sama semua, namun intinya ya sama yakni menjadi Sammasambuddha.

Mengenai  buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ?
Belajar ajaran Buddha di Tanah Buddha Amitabha bukan bearti mengabaikan ajaran Buddha di sini. Ajaran semua Buddha adalah Sama. Ini cuma masalah pilihan. Jika ada yang belajar di bumi sini, tentu ada yang tanya kenapa ga belajar di sana. Sedangkan yang pilih belajar di sana akan mendapat pertanyaan kenapa tidak belajar di sini. SAma saja. Mau pilih mana pun  jatuh2nya kita harus setiap saat belajar dan praktik. Tidak terkecuali di Tanah Buddha Amitabha.

Itu kan inti-nya... Ajaran semua Buddha adalah Sama, jadi buat apa belajar di sana, di sini saja ada... Sammasambuddha (yang menurunkan ajaran) itu hadir ketika tidak ada Ajaran yang MEMBAWA pada PEMBEBASAN. Jadi Sammasambuddha itu Pioneer...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #41 on: 08 January 2009, 02:18:23 PM »
[at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

Iya, bro Dilbert, pertanyaan Tula juga saya tunggu2, saya kira dari Buddhavamsa, apa betul?


Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #42 on: 08 January 2009, 02:38:03 PM »
maap baru bales skrg .. baru sempet baca abis ....
smoga yg saya tangkep kaga salah ...

dari yg saya baca dari halaman2 sebelumnya ... pertapa sumedha ga perna berjanji akan mencapai sammasambuddha kalao smua makluk di bumi ini tebebas dari penderitaan ya ? cuman agar lebih banyak orang yg tebebas dari penderitaan ... hal ini sangat2 berbeda dengan para boddhisatva lain yg banyak bertelur di faham mahayana, dimana setauku rata2, berjanji kalao semua makluk terbebas penderitaan baru mau menjadi sammasambuddha (or memang jg ada yg berjanji beda ya ? tp saya lom perna baca)

hal ini kliatannya ga penting, tp penting bagi saya.

btw, kalo mengenai buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ? seolah2 seperti ... kita sekolah di sekolah A tp belajar agama dari sekolah B ?
Aspirasi setiap bodhisatva memang berbeda. Tidak ada rumusan fix bahwa seorang bodhisatva harus memiilki aspirasi sama semua, namun intinya ya sama yakni menjadi Sammasambuddha.

Mengenai  buddha amithabha, kenapa kita harus belajar ajaran buddha yg lain kalao di bumi kita sudah ada buddha nya sendiri ?
Belajar ajaran Buddha di Tanah Buddha Amitabha bukan bearti mengabaikan ajaran Buddha di sini. Ajaran semua Buddha adalah Sama. Ini cuma masalah pilihan. Jika ada yang belajar di bumi sini, tentu ada yang tanya kenapa ga belajar di sana. Sedangkan yang pilih belajar di sana akan mendapat pertanyaan kenapa tidak belajar di sini. SAma saja. Mau pilih mana pun  jatuh2nya kita harus setiap saat belajar dan praktik. Tidak terkecuali di Tanah Buddha Amitabha.

Itu kan inti-nya... Ajaran semua Buddha adalah Sama, jadi buat apa belajar di sana, di sini saja ada... Sammasambuddha (yang menurunkan ajaran) itu hadir ketika tidak ada Ajaran yang MEMBAWA pada PEMBEBASAN. Jadi Sammasambuddha itu Pioneer...
Betul. Belajar di sini sudah ada buat apa kesana. Tapi pemikiran praktisi Sukhavati begini: Belajar memang tetap belajar di sini sekarang, tapi karena belum mencapai kesucian, di sisi lain Buddha telah memperkenalkan Alam Sukhavati yang menjamin semua makhluk dan ruang lingkup di sana adalah "Buddhistik" karena setiap saat slalu belajar dan praktik dharma,  maka ini menjadi pilihan yang ideal. Bukan berarti yang disini jelek atau apa. Terlepas dari masalah apakah memang ada Sukhavati atau tidak, maka pilihan para praktisi Sukhavati adalah wajar dan cukup beralasan. Itu saja. Mengapa mereka tidak tetap pilih di sini saja? ya karena mereka telah membandingkannya bahwa pilih di sana seperti langsung masuk ke institusi nya, sedangkan pilih di sini (kehidupan berikutnya) maka akan seperti masuk ke sebuah pasar, harus cari lokasi nya dulu, harus memiliki kesempatan baik agar dapat informasi tentang ajaran Buddha, harus mengkajinya mana yang benar mana yang tidak benar, intinya, resikonya lebih besar. Itu saja alasan praktisi Sukhavati memilih alam tersebut, bukan karena menganggap ada ajaran Buddha yang ini lebih baik atau lebih buruk. Selama masih di sini, ya belajar terus menerus ajaran Buddha di sini. Ini adalah menjaga kesinambungan agar tali pembelajaran tidak terputus.
« Last Edit: 08 January 2009, 02:42:38 PM by chingik »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #43 on: 08 January 2009, 02:56:15 PM »
[at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

Iya, bro Dilbert, pertanyaan Tula juga saya tunggu2, saya kira dari Buddhavamsa, apa betul?



Cari Sumedha Jataka... kelahiran lampau bodhisatta sebagai sumedha ada di dalam 547 cerita Jataka... itulah Sumber dari PALI KANON, jika BUDDHAVAMSA hanya dianggap sebagai kompilasi (gabungan dari semua kisah buddha).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #44 on: 08 January 2009, 03:29:33 PM »
cerita jataka merupakan cerita parakanon, sedangkan syair jataka merupakan kanon
ada bedanya loh
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #45 on: 08 January 2009, 04:00:10 PM »
[at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

Iya, bro Dilbert, pertanyaan Tula juga saya tunggu2, saya kira dari Buddhavamsa, apa betul?



Cari Sumedha Jataka... kelahiran lampau bodhisatta sebagai sumedha ada di dalam 547 cerita Jataka... itulah Sumber dari PALI KANON, jika BUDDHAVAMSA hanya dianggap sebagai kompilasi (gabungan dari semua kisah buddha).

kompilasi dari semua kisah Buddha, terus kisahnya ambil di mana? Jataka kan? ya samalah kalo gitu

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #46 on: 08 January 2009, 04:08:59 PM »
Dear ALL,

Sekedar informasi bhw jalur Arahat dan ke-buddha-an itu sebenarnya berbeda.

Dari yg saya pernah tahu, pada wkt itu sebenarnya pertapa sumedha sudah menempuh kehidupan sebanyak 100.000 kappa dan kondisi batinnya sudah memungkinkan beliau utk mencapai arahat
Namun begitu Petapa Sumedha menyatakan tekad utk menjadi Buddha, pada saat itulah jalur beliau beralih ke jalur ke-buddha-an dan menjadi bodhisatta

Dan yg dilakukan petapa Sumedha bukan sekedar janji yg bisa dibatalkan, melainkan tekad.

Deklarasi tekad di hadapan Buddha yg ada saat itu disebut dengan abhinihara-karana or mulanidhana

Dalam kasus ini, Gotama menerima vyakarana pertama dari Buddha Dipankara sewaktu menjadi Sumedha.
Yg kedua, diterima dari Kondanna sewaktu menjadi Chakkavatti Bodhisatta.
Ketiga dari Mangala sewaktu menjadi Suruchi.;
Keempat dari Sumana sewaktu menjadi Atula;
Kelima dari Revata sewaktu menjadi Atideva;
Keenam dari Anomadassi sewaktu menjadi raja yakka
Ketujuh dari Paduma sewaktu menjadi singa;
Kedelapan dari Narada sewaktu menjadi org bijaksana;
Kesembilan dari Padumuttara sewaktu menjadi Jatila;
Kesepuluh dari Sumedha sewaktu menjadi Uttara;
Kesebelas dari Sujata sewaktu menjadi raja;
Kedua belas dari Piyadassi sewaktu menjadi Kassapa;
Ketiga belas dari Atthadassi sewaktu menjadi Susima;
Keempat belas dari Dhammadassi sewaktu menjadi Sakka (Indra);
Kelima belas dari Siddhattha sewaktu menjadi Mangala;
Keenam belas dari Tissa sewaktu menjadi Sujata;
Ketujuh belas dari Phussa sewaktu menjadi Vititavi;
Kedelapan belas dari Vipassi sewaktu menjadi Atula;
Kesembilan belas dari Sikhi sewaktu menjadi Arindama;
Kedua puluh dari Vessabhu sewaktu menjadi Sudassana;
Kedua puluh satu dari Kakusandha sewaktu menjadi Khema;
Kedua puluh dua dari Konagamana sewaktu menjadi Pabbata;
dan kedua puluh tiga dari Kassapa sewaktu menjadi Jotipala

Setelah menerima vyakarana, seorang Bodhisatta akan mengembangkan 10 paramita serta 4 bhumi (viriya, panna, adhitthana dan metta).
Dan dia juga mengembangkan ajjhasaya (faktor2 yg mendukung pencapaian bodhi)


semoga bisa bermanfaat yah.......

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #47 on: 08 January 2009, 04:13:23 PM »
[at] Markos

Nice posting.  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #48 on: 08 January 2009, 04:20:53 PM »
[at] dilbert, menurut saya sangat2 berbeda, dan ujung nya jg bisa sangat berbeda banget :)
yg saya ingin tau, di kitab2 theravada, apakah ada di tulis janji petapa sumedha pada waktu dia tidak mau mencapai arahat ? ataukah hanya prasangka saja ?

ok .... jawaban chingik cukup memuaskan saya ttg ini cuman masalah pilihan, kalo uda kena masalah pilihan emang smua terserah user nya :), so its stop disono .. mentok .. ga ada yg perlu dibahas lagi :) makasi :)

Iya, bro Dilbert, pertanyaan Tula juga saya tunggu2, saya kira dari Buddhavamsa, apa betul?



Cari Sumedha Jataka... kelahiran lampau bodhisatta sebagai sumedha ada di dalam 547 cerita Jataka... itulah Sumber dari PALI KANON, jika BUDDHAVAMSA hanya dianggap sebagai kompilasi (gabungan dari semua kisah buddha).

kompilasi dari semua kisah Buddha, terus kisahnya ambil di mana? Jataka kan? ya samalah kalo gitu

dear all,

Jataka Atthakatha menceritakan mengenai cerita semenjak pertapa sumedha menyatakan tekad sampai 25 buddha sebagaimana disebut diatas

Sementara Buddhavamsa Atthakatha menceritakan sejarah setiap Buddha, bagaimana mereka menyatakan tekadnya, aura dari tubuh mereka

Ada juga Lalitavistara yg berisi mengenai 54 buddha dan Mahavastu yg berisi 100 buddha

Ada juga Sutta Chakkavatti Sihanada dari Digha Nikaya yg menjelaskan mengenai Metteya (Maitreya)

Semoga bisa bermanfaat yah

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #49 on: 08 January 2009, 04:36:11 PM »
[at] Markos
nice post  _/\_

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #50 on: 08 January 2009, 08:40:02 PM »
ok, dari yg saya dapet ...

1. jalur ke Buddha an dan Arahat berbeda, apakah secara otomatis menyatakan bahwa memang sammasambuddha di capai melalui jalan boddhisatva ? berarti pemahaman saya selama ini bahwa arahat adalah titik akhir salah total. (ada jalan lagi utk mencapai sammasambuddha diluar "sekedar" sebagai arahat)

2. "janji" TEKAD pertapa sumedha utk menjadi sammasambuddha tidak tertulis , cuman pertapa sumedha menyatakan tekad nya utk menjadi sammasambuddha (tp "janji" nya tidak ada secara pasti), hal ini sangat berbeda dari yg saya baca selama ini yg isinya kebanyakan (saya tidak tau apakah ada janji yg lebih "ringan") adalah menyelamat kan semua makluk di dunia.

BTW tolong dibahas dalam lingkup theravada .. jgn di mix ama lingkup mahayana karena tar makin kacao dan makin bingun

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #51 on: 08 January 2009, 09:27:46 PM »
ok, dari yg saya dapet ...

1. jalur ke Buddha an dan Arahat berbeda, apakah secara otomatis menyatakan bahwa memang sammasambuddha di capai melalui jalan boddhisatva ? berarti pemahaman saya selama ini bahwa arahat adalah titik akhir salah total. (ada jalan lagi utk mencapai sammasambuddha diluar "sekedar" sebagai arahat)

2. "janji" TEKAD pertapa sumedha utk menjadi sammasambuddha tidak tertulis , cuman pertapa sumedha menyatakan tekad nya utk menjadi sammasambuddha (tp "janji" nya tidak ada secara pasti), hal ini sangat berbeda dari yg saya baca selama ini yg isinya kebanyakan (saya tidak tau apakah ada janji yg lebih "ringan") adalah menyelamat kan semua makluk di dunia.

BTW tolong dibahas dalam lingkup theravada .. jgn di mix ama lingkup mahayana karena tar makin kacao dan makin bingun


bro tula... terminolog arahat sendiri sering disalahgunakan... Nibbana adalah tujuan terakhir (FINAL), Nibbana dicapai ketika pencapaian tingkat kesucian arahat. Arahat sendiri terbagi atas Arahat Savaka, Arahat Pacceka dan Arahat sammasambuddha. Jika yang dirujuk adalah Arahat saja, berarti keseluruhan Savaka, Pacceka dan Sammasambuddha dimana memang mencapai Nibbana adalah tertinggi, Nibbana dalam Theravada tidak dibagi lagi seperti hal-nya di konsep Mahayana. Jadi Nibbana yang dicapai oleh Savaka, Pacceka dan Sammasambuddha adalah sama. Hanya SATU.

Jika pernyataan bahwa Arahat adalah titik akhir adalah salah total, malah pernyataan ini (menurut theravada dan juga mahayana) adalah salah. Karena memang Arahat adalah titik akhir.

Masalahnya adalah bahwa Arahat Savaka (Sravaka) itu di dalam konsep Mahayana belum FINAL, karena belum melampaui halangan jnevarana (halangan kemahatahuan). Arahat Sravaka (dikatakan setara dengan bodhisatva tingkat 7 dalam Mahayana) masih bisa keluar dari Nibbana belum akhir untuk kemudian melanjutkan "perjuangannya" mencapai penerangan sempurna ala Samyaksambuddha (dikatakan setara dengan bodhisatva tingkat 10)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #52 on: 09 January 2009, 08:46:57 AM »
ok, dari yg saya dapet ...

1. jalur ke Buddha an dan Arahat berbeda, apakah secara otomatis menyatakan bahwa memang sammasambuddha di capai melalui jalan boddhisatva ? berarti pemahaman saya selama ini bahwa arahat adalah titik akhir salah total. (ada jalan lagi utk mencapai sammasambuddha diluar "sekedar" sebagai arahat)

2. "janji" TEKAD pertapa sumedha utk menjadi sammasambuddha tidak tertulis , cuman pertapa sumedha menyatakan tekad nya utk menjadi sammasambuddha (tp "janji" nya tidak ada secara pasti), hal ini sangat berbeda dari yg saya baca selama ini yg isinya kebanyakan (saya tidak tau apakah ada janji yg lebih "ringan") adalah menyelamat kan semua makluk di dunia.

BTW tolong dibahas dalam lingkup theravada .. jgn di mix ama lingkup mahayana karena tar makin kacao dan makin bingun


dear bro tula,

secara Theravada, yg dimaksud dengan Nibbana adalah Padamnya LDM......

Pada Arahat maupun Buddha, Nibbananya sama.....
yg membedakan adalah kualitas batin mereka sewaktu mencapai Nibbana itu sendiri......

Itu kenapa ada penyempurnaan 10 Parami, 4 bhumi, dsbnya........ semuanya akan membedakan kualitas Buddha yg akan muncul juga

Dan hasilnya adalah batin Buddha juga berbeda2.... misal pada sammasambuddha, ada kemampuan utk mengetahui mana ajaran yg cocok utk org tertentu
ini adalah kemampuan yg hanya ada pada sammasambuddha....

Kalau boleh saya analogikan seperti jenjang sekolah.
Jika anda lulus dari SMP maka anda akan menjadi murid SMA
Namun ada yg lulus SMP dengan nilai pas2an
ada yg lulus dengan ranking 10 besar
tapi jarang ada yg bisa ranking 1 melulu sampe lulus SMP

Kira2 seperti demikianlah perbedaan antara kualitas batin pada waktu mencapai Nibbana

semoga bisa memperjelas yah..........

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #53 on: 09 January 2009, 09:28:53 AM »

Kalau boleh saya analogikan seperti jenjang sekolah.
Jika anda lulus dari SMP maka anda akan menjadi murid SMA
Namun ada yg lulus SMP dengan nilai pas2an
ada yg lulus dengan ranking 10 besar
tapi jarang ada yg bisa ranking 1 melulu sampe lulus SMP

Kira2 seperti demikianlah perbedaan antara kualitas batin pada waktu mencapai Nibbana

semoga bisa memperjelas yah..........

Saya malah teringat analogi sewaktu kuliah dulu...

Untuk memenuhi gelar sarjana di Jurusan Perguruan tinggi saya, minimal harus lulus 145 SKS dengan nilai C paling banyak 15 SKS. Total SKS seluruh mata kuliah yang tersedia (available) mencapai 190-an. Ada mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Mata kuliah wajib itu wajib di ambil, sedangkan mata kuliah pilihan adalah berdasarkan preferensi mahasiswa sendiri sendiri.

Jadi jalurnya adalah : Mata kuliah wajib (110 SKS) + Mata kuliah pilihan (35) = Sarjana.
Tetapi ada mahasiswa : Mata kuliah wajib (110 SKS) + Mata kuliah pilihan (60) = Sarjana.

Sama sama Sarjana, tetapi mahasiswa yang karena prestasi dan kemampuannya baik, sehingga bisa mendapatkan kesempatan untuk Setiap semester menggunakan SKS Maksimum 24 SKS, maka dalam 8 semester bisa diselesaikan maksimum 192 SKS, dari 145 SKS minimum untuk mendapatkan gelar Sarjana, maka mahasiswa yang berprestasi dan berkemampuan tinggi itu mendapatkan paling tidak 47 SKS mata kuliah tambahan.

Inilah analogi seperti hal-nya seorang ARAHAT SAVAKA dibandingkan dengan ARAHAT SAMMASAMBUDDHA. Dimana tentunya seorang SAMMASAMBUDDHA yang kita sepakati adalah yang TERMULIA dari sisi kebajikan maupun pengetahuan harus menyempurnakan PARAMI-nya dalam tambahan waktu sedemikian lama-nya sekaligus menyempurnakan kebajikan dan pengetahuannya.

Arahat SAVAKA sendiri saja terbagi atas beberapa jenis : Ada ARAHAT AGGASAVAKA (Siswa Utama, seperti Sariputra dan Mogallana), ARAHAT MAHASAVAKA (Siswa Besar, seperti Kondanna s/d Pingiya), Arahat PAKATI SAVAKA (Siswa Biasa, yaitu siswa lain selain siswa utama dan siswa besar).

Seorang Aggasavaka harus memenuhi kesempurnaan-Nya dalam 1 assankheya kappa ditambah seratus ribu kappa, seorang Mahasavaka memenuhinya dalam seratus ribu kappa. bakal Siswa Biasa, tidak disebutkan dalam Tipiñaka berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi Kesempurnaan, namun dalam Komentar dan Subkomentar dari Pubbenivàsakathà (dalam Mahàpadàna Sutta) disebutkan bahwa para Siswa Besar dapat mengingat kehidupan lampaunya sampai seratus ribu kappa yang lalu dan Siswa Biasa kurang dari itu. Karena pemenuhan Kesempurnaan dilakukan dalam setiap kehidupannya, dapat disimpulkan bahwa bakal Siswa Biasa harus memenuhi Kesempurnaan selama tidak lebih dari seratus ribu kappa, namun waktu pastinya tidak ditentukan, dapat selama seratus kappa atau seribu kappa, dan sebagainya. Bahkan dalam beberapa contoh, hanya satu atau dua kehidupan seperti dalam kisah seekor katak berikut:

Seekor katak terlahir sebagai dewa setelah mendengar suara Buddha yang sedang membabarkan Dhamma. Sebagai dewa ia mengunjungi Buddha dan menjadi seorang yang ‘memasuki arus’ sebagai akibat dari perbuatan mendengarkan Dhamma dari Buddha (lengkapnya terdapat dalam kisah Manduka dalam Vimàna-vatthu)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #54 on: 09 January 2009, 02:57:25 PM »

bro tula... terminolog arahat sendiri sering disalahgunakan... Nibbana adalah tujuan terakhir (FINAL), Nibbana dicapai ketika pencapaian tingkat kesucian arahat. Arahat sendiri terbagi atas Arahat Savaka, Arahat Pacceka dan Arahat sammasambuddha. Jika yang dirujuk adalah Arahat saja, berarti keseluruhan Savaka, Pacceka dan Sammasambuddha dimana memang mencapai Nibbana adalah tertinggi, Nibbana dalam Theravada tidak dibagi lagi seperti hal-nya di konsep Mahayana. Jadi Nibbana yang dicapai oleh Savaka, Pacceka dan Sammasambuddha adalah sama. Hanya SATU.

Jika pernyataan bahwa Arahat adalah titik akhir adalah salah total, malah pernyataan ini (menurut theravada dan juga mahayana) adalah salah. Karena memang Arahat adalah titik akhir.

Masalahnya adalah bahwa Arahat Savaka (Sravaka) itu di dalam konsep Mahayana belum FINAL, karena belum melampaui halangan jnevarana (halangan kemahatahuan). Arahat Sravaka (dikatakan setara dengan bodhisatva tingkat 7 dalam Mahayana) masih bisa keluar dari Nibbana belum akhir untuk kemudian melanjutkan "perjuangannya" mencapai penerangan sempurna ala Samyaksambuddha (dikatakan setara dengan bodhisatva tingkat 10)

jadi, nibbana adalah tujuan akhir (FINAL), karena ke 3 arahat tsb sama2 sudah final. OK jadi berhenti disana ya ? apakah ini benar ? ga pake kluar dari nibbana lagi ... karena kluar dari nibbana lagi ini bener2 diluar pemahaman saya. (theravada please)

Quote
Jika pernyataan bahwa Arahat adalah titik akhir adalah salah total, malah pernyataan ini (menurut theravada dan juga mahayana) adalah salah. Karena memang Arahat adalah titik akhir.

wadu ini maksudnya gimana ?

dear bro tula,

secara Theravada, yg dimaksud dengan Nibbana adalah Padamnya LDM......

Pada Arahat maupun Buddha, Nibbananya sama.....
yg membedakan adalah kualitas batin mereka sewaktu mencapai Nibbana itu sendiri......

Itu kenapa ada penyempurnaan 10 Parami, 4 bhumi, dsbnya........ semuanya akan membedakan kualitas Buddha yg akan muncul juga

Dan hasilnya adalah batin Buddha juga berbeda2.... misal pada sammasambuddha, ada kemampuan utk mengetahui mana ajaran yg cocok utk org tertentu
ini adalah kemampuan yg hanya ada pada sammasambuddha....

Kalau boleh saya analogikan seperti jenjang sekolah.
Jika anda lulus dari SMP maka anda akan menjadi murid SMA
Namun ada yg lulus SMP dengan nilai pas2an
ada yg lulus dengan ranking 10 besar
tapi jarang ada yg bisa ranking 1 melulu sampe lulus SMP

Kira2 seperti demikianlah perbedaan antara kualitas batin pada waktu mencapai Nibbana

semoga bisa memperjelas yah..........

ok .. kan tetep aja lulus smp :), dan apakah setelah parinibbana ke 3 arahat tsb tidak terlahirkan kembali or bisa terlahirkan kembali ? or kluar lagi dari nibbana ? bagian ini yg mau aku pastikan, theravada pls.

ps : saya berusaha sebisa mungkin membahas dalam lingkup theravada karena kalo yg di campur2 ama mahayana di sub mahayana uda ada , dan kalo tidak bisa membedakan antara ajaran theravada dan mahayana hal itu akan sangat2 membingungkan dan menyesatkan (menurut saya lo).

makaci

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #55 on: 09 January 2009, 04:36:24 PM »
[at] tula

Sebagai referensi tambahan, coba kunjungi thread ini juga.  :)
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8189.0

Quote from: tula
jadi, nibbana adalah tujuan akhir (FINAL), karena ke 3 arahat tsb sama2 sudah final. OK jadi berhenti disana ya ? apakah ini benar ? ga pake kluar dari nibbana lagi ... karena kluar dari nibbana lagi ini bener2 diluar pemahaman saya. (theravada please)

Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak lagi terkondisikan oleh unsur-unsur apapun. Setelah memasuki Parinibbana, orang itu tidak akan mengalami kelahiran kembali ; mencapai Pembebasan Mutlak.


Quote from: tula
Quote
Jika pernyataan bahwa Arahat adalah titik akhir adalah salah total, malah pernyataan ini (menurut theravada dan juga mahayana) adalah salah. Karena memang Arahat adalah titik akhir.


wadu ini maksudnya gimana ?

Dalam konteks Theravada, tingkat Arahat adalah strata kesucian yang paling klimaks. Seorang Arahanta sudah merealisasi Nibbana. Penghidupan suci telah dijalankan, dan tidak ada lagi tugas yang harus dikerjakan.


Quote from: tula
ok .. kan tetep aja lulus smp  :), dan apakah setelah parinibbana ke 3 arahat tsb tidak terlahirkan kembali or bisa terlahirkan kembali ? or kluar lagi dari nibbana ? bagian ini yg mau aku pastikan, theravada pls.

ps : saya berusaha sebisa mungkin membahas dalam lingkup theravada karena kalo yg di campur2 ama mahayana di sub mahayana uda ada , dan kalo tidak bisa membedakan antara ajaran theravada dan mahayana hal itu akan sangat2 membingungkan dan menyesatkan (menurut saya lo).

makaci

Orang yang sudah memasuki Parnibbana sudah merealisasi Pembebasan Mutlak. Orang itu tidak akan mengalami proses penerusan kehidupan kembali.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« Reply #56 on: 09 January 2009, 04:53:30 PM »
[at] sdr.tula...

di Theravada, Arahat (Nibbana) sudah Final, tidak bisa mundur mundur dan kembali lagi atau melanjutkan lagi "perjalanan" setelah parinibbana.

Yang bilang bisa itu konsep-nya Mahayana...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan