Memangnya kalo latihan bagaimana?, kalau seumur hidup bagaimana? hubungannya dengan ijin dan kasus diatas tadi. Ada yg nekad terus diterima jadi bhikhhu?
Ijin ini berhubungan dengan cerita dimana Rahula pertama kali ditahbiskan menjadi samanera kecil oleh Sang Buddha..Raja Sudhodhana begitu bersedih dan berkata kepada Sang Buddha kenapa pewaris tahta kerajaan terakhir kamu bawa juga,karena kesedihannya itu, maka Sang Buddha berkata bahwa seorang yang ingin ditahbiskan haruslah memiliki izin dari orang yang melahirkannya,membesarkannya,merawatnya,barulah ia dapat diterima menjadi bhikkhu. Hal ini berhubungan sama menghargai, apakah seelah kamu menjadi bhikkhu kamu menjadi sumber kesusahan untuk keluargamu,apakah mereka akan buta karena menangis semalaman karena kepergianmu tanpa restu.
Kalau seumur hidup menjadi bhikkhu,kamu harus mengetahui dengan bijaksana kosenkuensi yang kamu ambil.Sudahkah kamu bisa meninggalkan keluarga kamu dengan perasaan tenang ataukah masih terpikir olehmu,istrimu,anakmu,pelayan-pelayanmu,bapak ibumu? banyak yang tidak tahan,atau setelah menjadi bhikkhu,kamu menggelapkan dana umat,menggalang dana,mempunyai rekening akhirnya uang itu kamu bagikan kepada keluarga kamu sebagai janji baktimu?
Inilah konsekuensi yang harus diperhatikan.
Ada yang nekad diterima jadi bhikkhu,gimana?
ingat,ini adalah pilihan bukan main-main,....pikirkan dengan bijak,ambil kasus diatas sebagai contoh.saya juga sudah mengatakan apakah kamu akan memulai dengan musavada?