//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tiada Batin Tiada Pencerahan, Oleh Chan Master Sheng-yen  (Read 3876 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Tiada Batin Tiada Pencerahan, Oleh Chan Master Sheng-yen
« on: 24 March 2009, 12:02:12 PM »
Tiada Batin, Tiada Pencerahan
No Mind, No Enlightenment


Oleh Chan Master Sheng-yen

http://www.chan1. org/ddp/chanmag/ fal2002.html# nomind

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -
"...ALL YOU HAVE TO DO IS KEEP GOING, KEEP GOING..."
"...WHEN PEOPLE COME TO ME AND SAY THAT I HAVE A LOT OF WISDOM, IT MAKES ME VERY ASHAMED..."

"Yang perlu engkau lakukan adalah teruslah melangkah, dan melangkah (di jalan spiritual)"
"Kalau ada seseorang yang datang padaku dan mengatakan bahwa saya adalah orang yang sangat bijaksana, dia hanya akan membuat saya jadi sangat malu."

Biasanya pada pertemuan Dhamma saya akan menceritakan kisah tentang apa saja yang telah saya lakukan. Hari ini tidak banyak yang bisa saya ceritakan, jadi mari kita pergunakan waktu ini untuk berbicara tentang Dhamma.

Sepanjang sejarah Ch'an di Tiongkok, hanya ada beberapa Master Ch'an yang memberikan pengaruh besar kepada saya. Salah satunya adalah murid Master Bai Zhang, Master Wei Shan Ling You, beliau hidup pada 771 sampai 853 masehi. Master ini sangat menarik. Beliau menjadi Bhiksu pada umur lima belas tahun. Saya menjadi Bhiksu pada umur tiga belas, jadi Beliau keluar rumah (istilah orang Tionghoa untuk mengatakan menjadi bhiksu adalah keluar/pergi (dari) rumah) agak belakangan dari saya. Master Wai Shan, sewaktu beliau berusia kira-kira dua puluh tahun melakukan perjalanan ke Gunung Tian Tai. Dalam perjalanannya ke gunung itu, dia bertemu dengan dua orang yang merupakan Tokoh legenda dalam sejarah Ch'an. Yang satu Master Han Shan yang juga dikenal sebagai Gunung Dingin (Cold Mountain) dan yang satunya lagi adalah Master Shi De (sebetulnya tidak tepat juga mengatakan Master pada beliau - beliau adalah Bhiksu dan tidak pernah menjadi Master).

Tidak pernah ada yang tahu nama asli dari kedua tokoh itu - Han Shan dan Shi De bukan nama asli mereka. Han Shan hidup di daerah sekitar situ tepatnya di puncak yang dinamakan Batu Dingin (Cold Rock), dari situlah namanya diambil - Han Shan artinya Gunung Dingin. Shi De, sewaktu dia ditanya nama aslinya akan menjawab bahwa dia tidak tahu karena dia yatim piatu. Ketika gurunya menemukannya dan membawanya pulang ke Vihara, si guru berkata,"Lihat apa yang saya pungut 'shi de' (shi de artinya pungut/pick up) Saya memungut sesuatu jadi sana namakan dia Shi De".

Jadi, kedua tokoh itu tidak pernah tahu nama asli mereka dan mereka tidak pernah hidup di Vihara manapun, melainkan hidup di alam bebas, maka mereka pun tidak pernah punya murid atau pengikut. Kapanpun orang meminta mereka mengajarkan Dhamma, mereka selalu mengucapkan kata-kata aneh dan gila dengan gaya yang sinting.

Sekarang telah ada buku puisi yang berjudul "Cold Mountain". Saat itu, ketika Han Shan hidup di gunung, dia menuliskan banyak puisi diseluruh tempat yang dia temukan di kumpulan batu di mana dia tinggal. Setelah itu dia lalu menghilang begitu saja - tidak ada yang tahu apa yang terjadi, apakah dia meninggalkan tempat itu begitu saja atau apakah dia meninggal dunia. Ada seseorang yang sungguh merasa kehilangan dia dan pergi ke tempatnya di Cold Rock dan menuliskan semua puisi yang telah dituliskan Han Shan diseluruh tempat itu dan menjadikannya Buku puisi karya Han Shan. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris - ada yang telah melihatnya? Satu atau dua orang? Anda suka dengan buku itu? Dibandingkan dengan puisiku, mana yang lebih menarik? Tentu tidak akan benar-benar bisa dibandingkan karena saya tidak pernah menulis puisi.

Kembali ke cerita Wei Shan Ling You, Wai Shan sedang menuju gunung itu dan bertemu dengan Han Shan, dan Han Shan mengatakan," Di gunung ini, yang perlu kamu lakukan adalah terus melangkah, terus menangkah sampai kamu menemukan sebuah danau dan kamu akan mencapai pencerahan." Jadi Wei Shan terus berjalan, dan sebelum dia menemukan satu danaupun, dia bertemu dengan Shi De dan bertanya,"Saya dengar ada air sedanau di sini, dimanakah air sedanau ini?" Dan Shi De berkata,"Ya, teruslah berjalan dan kamu akan bertemu dengan air sedanau itu." Wei Shan pun akhirnya menemukan sebuah danau, tapi dia tidak tercerahkan, dan dia lari ke danau yang lain, tapi masih tidak tercerahkan juga, dan dia terus berlari ke danau yang satu dan yang lain tapi tetap tidak tercerahkan. Akhirnya dia bertemu dengan orang lain yang bernama Zhou Tan dan Tan artinya "danau". Jadi danau itu sesungguhnya mengarah ke karakter kedua dari nama orang itu. Wei Shan berpikir,"Wah, dia pastilah seorang Bhiksu yang
tercerahkan, dia akan membantuku mencapai pencerahan." Tapi Zhou Tan hanya mengarahkan dia ke orang lain lagi - dia menyuruh Wai Shan untuk mencari seseorang bernama Bai Zhang. Ada yang pernah mendengar tentang Master Bai Zhang? Berapa banyak yang pernah mendengar tentang beliau tunjuk tangan?

Bagaimana dengan Master Ma Zu, ada yang pernah dengar? Master Bai Zhang ini murid dari Master Ma Zu.

Ada yang pernah tahu Rebecca? Dia adalah salah satu murid saya [hadirin tertawa]

Ketika Wei Shan bertemu dengan Master Bai Zhang, dia telah berusia 23 tahun dan belum tercerahkan, tapi ketika Bai Zhang melihatnya, beliau berkata," Ok, maukan enkau menjadi assitenku - dayaka", dan jadilah ke mana pun Master Bai Zhang pergi, Wei Shan Ling You mengikutinya.

Pada satu hari Master Bai Zhang bertanya kepadanya,"Siapakah engkau?" dan dijawab,"Saya Ling You." Pada saat itu timbul sebentuk keraguan di benak Wei Shan, dan dia berpikir,"Aneh, Master kenal siapa aku, kenapa dia bertanya siapa aku?" Master Bai Zhang meminta Wei Shan untuk memeriksa api, untuk melihat apakah masih ada yang terbakar. Wei Shan pergi dan melihat hanya tinggal abu, jadi dia bilang ke Master Bai Zhang bahwa sudah tidak ada api, hanya abu. Master Bai Zhang sendiri pergi dan melihat dan digalinya tumpukan itu agak ke dalam dan menemukan bara api disitu dan dia berkata ke Wei Shan, "Apa itu bukan api?" Wei Shan Ling You melihat api itu dan pada saat itu dia tercerahkan. Nah, saya mau bertanya kepada kalian, bagai mana dia bisa tercerahkan?
1

Anda telah mendengar kisah yang cukup panjang ini - Wei Shan bepergian ke gunung, mendengar tentang danau dan berharap untuk mencapai pencerahan dan akhirnya bertemu dengan Master Bai Zhang. Lalu pertanyaan Bai Zhang ,"Siapakah engkau?", yang rada mengejukannya. Dan dia diminta untuk melihat api dan dia mengatakan kalau api nya sudah tidak ada lagi, dan Master Bai Zhang kemudian berkata, "Apa itu bukan api?". Pada saat itu dia memperoleh pencerahan. Yang terjadi sebetulnya adalah selama ini dia tidak menaruh perhatian pada kebijaksanaan yang telah ada dalam dirinya. Hanya sewaktu Master Bai Zhang menunjukkan padanya api yang tersembunyi dalam abu pembakaran, dia mulai melihat bahwa dia sesungguhnya memiliki sifat Buddha dalam dirinya sendiri.

Sebetulnya tidaklah aneh atau mengejutkan kalau dia memperoleh pencerahan dengan cara itu. Namun kalau anda sekalian yang pergi dan melihat abu perapian, anda tidak akan memperoleh pencerahan, karena bagian terpenting di sini adalah proses itu sendiri. Selama ini dia mencari pencerahan, bagaimana mungkin dia mencapai pencerahan? Dia mencari dan mencari sang jalan, dan dia tidak bisa menemukan sang jalan karena dia tidak mengamati. Ketika dia menaruh perhatian, saat itu juga dia menemukan bahwa batinnya lah jalan itu.

Jadi Wei Shan sangat berbahagia dan berterimakasih kepada Master Bai Zhang, dan dia menggambarkan pengalamannya itu kepadanya. Dan Master Bai Zhang menjawab." Oh jadi engkau berkeliaran dan lepas dari jalanan di sini." Ujaran ini aneh - Wei Shan memperoleh pengalaman pencerahan, namun Master Bai Zhang mengatakan bahwa dia telah menyimpang dari jalan. Anda mengerti kenapa Master Bai Zhang berkata demikian, bahwa dia telah lari dari jalur? Para orang pintar, tolong jelaskan ke saya.

[Sahutan dari pendengar: "Tiada yang bisa diraih","Tiada rintangan bagi Para Bodhisattva. "

Master Bai Zhang mengatakan dua hal kepada Wei Shan. Pertama dia menjelaskan kepada Wei Shan bahwa agar pencerahan itu bisa dialami, diperlukan waktu yang tepat, ketika semua sebab dan kondisi telah matang. Tanpa hal ini, apapun yang engkau lakukan , engkau tidak akan mengalami pencerahan. Jadi pencerahan bukanlah sesuatu yang sangat menarik atau juga dibahagiakan karena engkau sesungguhnya belum mencapainya dan juga engkau belum memperoleh apapun. Dan Master Bai Zhang sebetulnya ingin menjelaskan bahwa sesungguhnya tiada perbedaan pada seseorang sebelum dan sesudah pencerahan, hanya sebelum pencerahan mereka tidak tahu, sesudah pencerahan mereka tahu, dan sesungguhnya tidak ada seperti apa yang dikatakan batin yang tercerahkan dan tidak juga ada yang disebut dengan fenomena pencerahan. Kenapa dia berkata demikian? Kenapa dia mengatakan bahwa tidak ada yang berbeda dari seseorang baik sebelum dan sesudah pencerahan, kenapa beliau berkata demikian?
Peter, mungkin engkau bisa menjawab pertanyaan ini. Ada yang mau menebak?

Saya yakin dari seratus orang akan ada seratus jawaban yang berbeda. dan saya sendiri tidak tahu jawaban yang benar. Mungkin, namun, saya akan menceritakan suatu kisah yang sebetulnya adalah sebuah ko an dari tradisi Ch'an. Ada seorang bhiksu yang pergi dari rumah dan menjadi Bhiksu waktu usianya masih sangat muda, setelah agak lama pergi dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Waktu dia tiba di sana, orang-orang mengenalinya. Dan sewaktu mereka melihatnya, mereka berkata,"Oh, kamu anak kecil itu, kamu tidak berubah sama sekali, kamu persis seperti sebelum kamu pergi." Si Bhiksu ini berpikir bahwa agak aneh rasanya,"Bagaimana mungkin saya bisa sama seperti sebelum saya pergi, bukankah saya telah cukup berumur dibanding dulu?" Sesungguhnya yang terjadi adalah semua orang bertambah umurnya - si Bhiksu tambah umurnya dan orang-orang lain di kota itu juga bertambah umurnya. Bhiksu tua itu berkata,"Saya sebetulnya sama dengan yang sebelumnya, tapi saya juga
tidaklah sama juga."Anda mengerti maksudnya? Saya masih sama dengan saya yang tua, tapi saya tidak sama tua dengan saya [sebelumnya] . Kontradiksi bukan? Kenapa kontradiksi?

Kalau kita bicara tentang perbedaan seseorang sebelum dan sesudah pencerahan, yang kita maksud adalah pribadi sebelum mencapai pencerahan tidaklah berbeda dengan pribadi setelah pencerahan. Perbedaannya adalah sebelum pencerahan seseorang akan melihat kesedihan/penderita an/gangguan (vexation) sebagai kebijaksanaan dan setelah pencerahan seseorang akan melihat kebijaksanaan sebagai gangguan. Mengertikah anda? Tidak, anda tidak mengerti?

Apakah kebijaksanaan itu? Para orang pintar melihat penderitaan sebagai kebijaksanaan, orang bodoh melihat kebijaksanaan sebagai penderitaan. Orang pintar sebelum pencerahan memiliki batin yang diskriminatif, batin yang terus menerus membeda-bedakan, mengambil dan memilih. Batin diskriminatif ini melhat penderitaan sebagai kebijaksanaan. Dan ketika seseorang memahami bahwa apa yang disebut batin tercerahkan itu tidak ada, dan tidak ada apa yang disebut sebagai pencerahan itu maka, akan dipahami bahwa percaya akan ide kebijaksanaan itu lah penderitaan. Kenapa kita katakan bahwa orang yang tercerahkan melihat kebijaksanaan sebagai penderitaan? Hal itu dikarenakan ketika kita membangkitkan pemikiran."Saya memiliki kebijaksanaan, " mereka sadar kalau mereka memiliki penderitaan pada saat itu juga. Tapi ketika pemikiran,"Saya memiliki pencerahan," tidak ada, maka problem tentu tidak akan muncul, tidak ada [pemikiran akan] penderitaan pada saat itu juga. Maka ketika ada orang
yang bertemu dengan saya dan berkata bahwa saya punya banyak kebijaksanaan, hal itu sungguh memalukan saya karena mereka sesungguhnya mengkritik saya dan mengatakan hal jelek tentang saya.

Maka Master Bai Zhang melanjukan penjelasannya kepada Wei Shan bahwa tidak ada perbedaan antara orang awam dengan orang suci, dan tidak ada perbedaan antara kebebasan dan samsara. Kebebasan dan siklus lahir - mati tidaklah berbeda, semuanya sama. Perbedaannya itu hanya timbul ketika anda membedakan keduanya, mengotori diri mu dengan pemikiran bahwa kamu telah menjadi orang suci, engkau harus lari dari samsara, harus terbebaskan. Sekali lagi, sangat penting dipahami bahwa batin yang tercerahkan itu sesungguhnya tidak ada, dan tidak ada apa yang disebut fenomena pencerahan, harap hal ini diingat dengan baik. Selama anda masih menganggap pengalaman anda sebagai sesuatu yang spesial, selama anda masih menggunakan batin anda untuk memperoleh pencerahan, maka anda masih memiliki batin yang menderita. Sungguh sangat penting untuk memahami bahwa memperoleh pengalaman pencerahan tidaklah menjadikan anda orang yang penting, anda masihlah orang yang sama. Kalau anda berpikir,"Saya
mengalami pencerahan. Saya orang penting sekarang, saya berbeda," maka anda dalam bahaya.

Ketika seseorang mengalami pencerahan merasa terbebaskan dari siklus samsara dan melihat dengan jelas bahwa hal ini kelihatan sekali bedanya dengan keadaan sebelumnya, kondisi ini adalah pencerahan kecil. Dalam pencerahan sejati yang agung, maha nirvana, seseorang tidak akan melihat lagi perbedaan antara nirvana dan samsara. Seseorang tidak akan terikat lagi dengan ide bahwa ada samsara dan nirvana, jadi orang itu tidak melihat lagi perbedaan di antara keduanya dan tidak lagi merasa berbeda dengan sebelumnya.

Jadi, Master Bai Zhang berusaha membantu Wei Shan untuk menjadikan pencerahan kecilnya menjadi pencerahan seutuhnya. Ketika dia mengaduk abu perapian dan menunjukkan muridnya api itu, dan Wei Shan melihatnya dan menjadi sangat berbahagia, Master Bai Zhang bisa melihat bahwa hal itu hanya pencerahan kecil dan karenanya beliau melanjutkan pengajarannya.

Dan sekarang waktunya telah habis, jadi kalau anda ingin mengalami pencerahan lengkap, anda harus datang lain waktu. Selamat malam dan terima kasih semua
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek