Pak Hud, batin itu bukan atta, tetapi pandangannya saja yg salah. nama rupa bukan atta. ini yg saya takutkan orang salah tangkap. ada atta lalu atta dihancurkan, padahal atta itu tidak ada dalam nama rupa dan yg ada hanya pandangan salah saja.
Kalimat Anda membuktikan kata-kata saya ... setiap orang bisa melihat dengan jelas bahwa pernyataan Anda,
"batin itu bukan atta" tidak lebih dari
KONSEP anatta, yang Anda pelajari sejak sekolah minggu. ... Buktinya, ketika Anda mengucapkan kalimat itu, dalam pikiran Anda selalu ada
"ini milikku, ini aku, ini diri/atta-ku" ... pikiran itu adalah
AKTUALITA batin Anda sekarang ... bukan
"pandangan salah" seperti Anda katakan (kalau cuma "pandangan salah", kenapa masih dipegang terus dalam batin umat Buddha?) ...
kalau demikian, orang yg diinstruksikan "there is no you in terms of that" padahal dia masih ada pandangan demikian, apakah itu berkonsep "there is no you" ? Artinya bahiya demikian? lah wong dia masih belum tercerahkan. dia masih berpandangan "the is me in term of ...".
Betul sekali; sekarang Anda mulai melihat, setidak-tidaknya di paragraf ini. ... "there is no you in terms of that" itu
TIDAK TERMASUK INSTRUKSI Sang Buddha kepada Bahiya; itu cuma informasi tambahan yang menjelaskan
apa yang terjadi kalau instruksi beliau dijalankan. Selama Bahiya, atau siapa saja, belum menjalankan instruksi Sang Buddha kepada Bahiya, maka
"there is no you in terms of that" tidak lebih dari sekadar KONSEP anatta. ...
Instruksinya sendiri berbunyi:
"Kemudian, Bahiya, engkau harus melatih dirimu demikian: Didalam yang terlihat, hanya ada yang terlihat. Didalam yang didengar, hanya ada yang didengar. Didalam yang dirasakan, hanya ada yang dirasakan, Didalam apa yang diketahui, hanya ada yang diketahui. Demikianlah caranya engkau melatih dirimu." ... Instruksi Sang Buddha
dimulai dengan
"Engkau harus melatih dirimu demikian ..." dan
diakhiri dengan
"... Demikianlah caranya engkau melatih dirimu." ... Sampai di situ saja instruksi Sang Buddha ... selebihnya hanya informasi tambahan:
"Ketika untuk dirimu hanya ada yang dilihat didalam apa yang dilihat ... blablabla ..." ... itu hanya informasi tambahan, tapi tidak termasuk
'apa yang harus dilatih'.
'Melihat apa adanya' bukan konsep bagi orang yang menjalankannya. ...
'Anatta' adalah konsep bagi orang yang belum menembus faktanya. ...
jadi,
'Melihat apa adanya' hanya sebuah konsep bagi yg belum menjalankannya.
'Anatta' adalah fakta bagi yang telah melihatnya.
Sama saja kedua itu. Permainan kata saja
Tidak sama. "Melihat Anatta" bukan seperti Anda atau saya melihat anatta.
"Melihat anatta" hanya terjadi pada seorang arahat. Anda dan saya hanya melihat konsep anatta.Anda tidak mengenal khanika-samadhi ...
saya mengalami khanika-samadhi ...
yang saya kenal Samma-Samadhi pak
Silakan Anda menjalankan samma-samadhi menurut pemahaman Anda sendiri ...
Saya mengalami khanika-samadhi, yang cuma istilah keren dari
'berhentinya pikiran & aku'. Kita gunakan saja bahasa Indonesia daripada istilah Pali yang bisa membingungkan & diperdebatkan.
Instruksi dalam Anattalakkhana-sutta tidak sama dengan instruksi dalam Bahiya-sutta ... Dalam Anattalakkhana-sutta, menganalisis nama-rupa pakai pikiran ... Dalam Bahiya-sutta, melihat apa adanya tidak pakai pikiran
coba kita lihat bahiya sutta:
"Kemudian, Bahiya, engkau harus melatih dirimu demikian: Didalam yang terlihat, hanya ada yang terlihat. Didalam yang didengar, hanya ada yang didengar. Didalam yang dirasakan, hanya ada yang dirasakan, Didalam apa yang diketahui, hanya ada yang diketahui. Demikianlah caranya engkau melatih dirimu. Ketika untuk dirimu hanya ada yang dilihat didalam apa yang dilihat, hanya yang didengar didalam apa yang didengar, hanya ada yang diketahui didalam apa yang diketahui, kemudian, Bahiya, tidak ada engkau yang berhubungan dengan hal tersebut. Ketika tidak ada engkau yang berhubungan dengan hal tersebut, tidak ada engkau disana. Ketika tidak ada engkau disana, engkau tidak ada disini ataupun diluar ataupun diantaranya. Inilah, hanya ini, akhir dari ketidakpuasan."
Yang saya tangkap disini masih menggunakan pikiran. Tidak ada dindikasi tidak menggunakan pikiran sama sekali. Disini Sang Buddha memberikan petunjuk utk menyadari bahwa tidak ada dirinya. Sama seperti pada anattalakkhana sutta. Bukan latihan utk menghentikan pikiran ataupun meruntuhkan atta (yang padahal pada nama rupa tidak ada).
Tolong dibaca kembali yang saya beri bold sampai: "... Demikianlah caranya engkau melatih dirimu."
HANYA YANG DIBOLD itu saja INSTRUKSI Sang Buddha yang harus dilakkan oleh Bahiya. ... Selebihnya cuma tambahan informasi. ... Dalam instruksi
"dalam melihat hanya ada yang dilihat ...", maksudnya
"jangan diikuti dengan pikiran dan si aku" ...
Dalam
Mulapariyaya-sutta, ini berarti
hanya berhenti pada 'sa~njanaati' (perceive) atau 'abhijanaati' (directly know) (langkah #1) tapi tidak diikuti oleh
'berpikir, mengkonseptualisasikan, conceive, conceptualization', 'na ma~n~nati' (langkah #2 - #5). Mulapariyaya-sutta menegaskan
itulah yang harus dilakukan oleh seorang SEKHA (yang sedang berlatih)... Begitulah, dalam instruksi Sang Buddha kepada Bahiya,
"dalam melihat hanya ada yang dilihat", maksudnya "
jangan berpikir tentang apa yang dilihat".Dalam retret MMD, saya hanya
memberikan instruksi yang dibold itu saja, TANPA bicara tentang anatta. ... Dan ternyata berhasil mengantarkan peserta MMD, yang Buddhis maupun non-Buddhis (yang gak pernah dengar anatta sebelumnya) untuk mencapai 'berhentinya pikiran & aku' (khanika-samadhi) sebagaimana dimaksud oleh Mulapariyaya-sutta. ..
Demikianlah saya berpegang kepada Bahiya-sutta dan Mulapariyaya-sutta dalam mengajarkan MMD, yang saya anggap CUKUP untuk mengantarkan pada pembebasan.Bahiya-sutta adalah milik pelaksananya, entah itu di MMD entah di luar MMD ...
Bahiya-sutta bukan milik orang yang cuma membacanya tanpa melaksanakannya ...
MMD tidak relevan bagi orang yang bukan praktisi MMD ...
MMD sangat relevan bersama Bahiya-sutta bagi praktisinya ...
Pointnya pak, jangan semua dianggap MMD. kita sedang membahas sutta.
Silakan Anda membahas sutta
tanpa mengaitkan dengan MMD, karena Anda bukan praktisi MMD; itu hak Anda dalam forum ini. ... saya selalu
membaca sutta apa saja secara kritis dari sudut pandang pengalaman batin dari MMD; itu hak saya dalam forum ini. ...
OK, Rekan Sumedho, ternyata pikiran saya tidak nyambung dengan pikiran Anda. ... Sampai di sini saja ...
Silakan Anda berjalan di jalan Anda, saya berjalan di jalan saya ...
Ok pak
Karena dalam posting Anda ini ada hal-hal baru yang memerlukan pencerahan bagi pembaca, saya masih bersedia melayani Anda.
Salam,
hudoyo