//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana  (Read 18337 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline WhoAmI

  • Teman
  • **
  • Posts: 72
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #30 on: 07 August 2010, 04:49:41 PM »
 [at] Indra
tapi sekali lagi anda mempelajari sutta pelintiran guru anda, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengumpamakan agama sebagai perahu.

Inilah contoh kalimat yang tidak membawa kedamaian...
 Apakah anda kenal dengan saya secara pribadi? Siapakah guru saya?
 Saya sendiri lupa saya baca di kitab apa; entah Dammapada atau dari buku karangan Alm. Ven. Narada Mahathera ( bagi yang pernah membaca ujaran tentang agama sebagai perahu ini mohon mengkonfirmasi...)
 
Saya pribadi belajar dari semua Guru.... Yesus, Muhammad, Sang Buddha Sakyamuni, Gandhi, Sri Satya Sai Baba, Sri Khresna, Coa Kok Sui, Lao Tse, KongHuCu, LuShengYen, ZhangSanFeng, Anak kecil/bayi, Para Rohaniawan, Pohon, Matahari, Rumput, Tukang sampah, Kotoran ayam, dan lain2 yang belum saya sebutkan disini....

Dan apa yang para Guru ini ajarkan? Cintailah semua makhluk, sucikan hati dan pikiran, lupakan perbedaan dan ingatlah persamaan, latih kesabaran, ceritakan kebaikan dan lupakan kejelekan...

Cuma karena saya murid yang bodoh, penuh dengan kilesa/kekotoran, maka hingga saat ini masih belum bisa menjadi seperti yang saya harapkan - semoga para guru memaafkan-....

"sebuah anak panah telah menancap di dadamu, mengapa engkau tidak mencoba mengobatinya melainkan mencari siapakah yang telah memanahmu? " ... ajaran Sang Buddha Sakyamuni (dengan kata2 saya karena saya lupa kalimatnya, cuma ingat intisarinya) sungguh tepat adanya....


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #31 on: 07 August 2010, 05:19:36 PM »
[at] Indra
tapi sekali lagi anda mempelajari sutta pelintiran guru anda, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengumpamakan agama sebagai perahu.

Inilah contoh kalimat yang tidak membawa kedamaian...
 Apakah anda kenal dengan saya secara pribadi? Siapakah guru saya?
 Saya sendiri lupa saya baca di kitab apa; entah Dammapada atau dari buku karangan Alm. Ven. Narada Mahathera ( bagi yang pernah membaca ujaran tentang agama sebagai perahu ini mohon mengkonfirmasi...)
 
Saya pribadi belajar dari semua Guru.... Yesus, Muhammad, Sang Buddha Sakyamuni, Gandhi, Sri Satya Sai Baba, Sri Khresna, Coa Kok Sui, Lao Tse, KongHuCu, LuShengYen, ZhangSanFeng, Anak kecil/bayi, Para Rohaniawan, Pohon, Matahari, Rumput, Tukang sampah, Kotoran ayam, dan lain2 yang belum saya sebutkan disini....

Dan apa yang para Guru ini ajarkan? Cintailah semua makhluk, sucikan hati dan pikiran, lupakan perbedaan dan ingatlah persamaan, latih kesabaran, ceritakan kebaikan dan lupakan kejelekan...

Cuma karena saya murid yang bodoh, penuh dengan kilesa/kekotoran, maka hingga saat ini masih belum bisa menjadi seperti yang saya harapkan - semoga para guru memaafkan-....

"sebuah anak panah telah menancap di dadamu, mengapa engkau tidak mencoba mengobatinya melainkan mencari siapakah yang telah memanahmu? " ... ajaran Sang Buddha Sakyamuni (dengan kata2 saya karena saya lupa kalimatnya, cuma ingat intisarinya) sungguh tepat adanya....
baru tahu yesus dan muhammad mengajarkan cintailah semua mahluk ckckckckck, kasihan berarti domba dan sapi tidak dianggap mahluk karena tidak dicintai.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline WhoAmI

  • Teman
  • **
  • Posts: 72
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #32 on: 07 August 2010, 05:46:28 PM »
baru tahu yesus dan muhammad mengajarkan cintailah semua mahluk ckckckckck, kasihan berarti domba dan sapi tidak dianggap mahluk karena tidak dicintai.

Ambil yang berguna, laksanakan, yang tidak diajarkan, jangan mengarang sendiri....
yang diajarkan: Cintailah sesamamu manusia... ya jalankanlah
yang tidak diajarkan: Jangan mencintai domba dan sapi... ya jangan membuat kesimpulan sendiri....

Umat Budha dikatakan sebagai umat yang cinta damai, buktikan ujaran itu...
Dapatkah kita menjadi damai jika selalu mencari kesalahan dan keburukan orang/ajaran lain?
Jika tahu bahwa menganggap sapi dan domba bukan sebagai makhluk adalah salah, maka cintailah sapi dan domba, jangan makan dagingnya, berkatilah sapi dan domba dengan do'a agar kelak terlahir sebagai makhluk yang lebih baik....tidaklah perlu kita menyalahkan ajaran lain yang tidak mengajarkan untuk juga mencintai sapi dan domba (dan makhluk hidup lainnya)...
Jika tidak tahu bahwa sapi dan domba juga harus dicintai, ya tidak usahlah mencintai sapi dan domba....


Namo Amitofo...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #33 on: 07 August 2010, 06:32:15 PM »
baru tahu yesus dan muhammad mengajarkan cintailah semua mahluk ckckckckck, kasihan berarti domba dan sapi tidak dianggap mahluk karena tidak dicintai.

Ambil yang berguna, laksanakan, yang tidak diajarkan, jangan mengarang sendiri....
yang diajarkan: Cintailah sesamamu manusia... ya jalankanlah
yang tidak diajarkan: Jangan mencintai domba dan sapi... ya jangan membuat kesimpulan sendiri....

Umat Budha dikatakan sebagai umat yang cinta damai, buktikan ujaran itu...
Dapatkah kita menjadi damai jika selalu mencari kesalahan dan keburukan orang/ajaran lain?
Jika tahu bahwa menganggap sapi dan domba bukan sebagai makhluk adalah salah, maka cintailah sapi dan domba, jangan makan dagingnya, berkatilah sapi dan domba dengan do'a agar kelak terlahir sebagai makhluk yang lebih baik....tidaklah perlu kita menyalahkan ajaran lain yang tidak mengajarkan untuk juga mencintai sapi dan domba (dan makhluk hidup lainnya)...
Jika tidak tahu bahwa sapi dan domba juga harus dicintai, ya tidak usahlah mencintai sapi dan domba....


Namo Amitofo...
jadi intinya ambil yang berguna? Menurut guru yang mana? Guru LSY? Guru Yesus? guru muhammad? Guru sai baba? Patokan berguna seperti apa? Membunuh penjahat kemudian menyebrangkannya itu berguna ya? Mantap bener =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #34 on: 07 August 2010, 08:26:35 PM »
begitu mudahnya untuk menerima pandangan "umat Budha kan majemuk". tapi apakah terlalu sulit untuk menerima kebenaran "umat manusia kan majemuk" ?

Offline yasavaddhano

  • Teman
  • **
  • Posts: 84
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
  • Ini pun akan berubah
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #35 on: 07 August 2010, 08:39:20 PM »
baru tahu yesus dan muhammad mengajarkan cintailah semua mahluk ckckckckck, kasihan berarti domba dan sapi tidak dianggap mahluk karena tidak dicintai.

Ambil yang berguna, laksanakan, yang tidak diajarkan, jangan mengarang sendiri....
yang diajarkan: Cintailah sesamamu manusia... ya jalankanlah
yang tidak diajarkan: Jangan mencintai domba dan sapi... ya jangan membuat kesimpulan sendiri....

Umat Budha dikatakan sebagai umat yang cinta damai, buktikan ujaran itu...
Dapatkah kita menjadi damai jika selalu mencari kesalahan dan keburukan orang/ajaran lain?

Kita tidak mencari kesalahan dan keburukan orang/ajaran lain . Tetapi kita mencari ajaran mana yang mengajarkan lebih dalam. Untuk mengetahui kedalaman suatu ajaran, kita perlu mencari dan menemukan kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian kita menemukan kedalamannya untuk kita sendiri dan untuk teman2 yang berdiskusi bersama. Semua yang kita temukan tidak kita sebarluaskan dari forum ini karena tidak ada keinginan sama sekali untuk menyerang ajaran lain.

Offline hendri

  • Teman
  • **
  • Posts: 64
  • Reputasi: 3
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #36 on: 09 August 2010, 05:26:55 PM »
 :) Jadi pada dasarnya semuanya mengajarkan kebaikan kan?
tinggal pilih yang mana sesuai dengan kita dan hormatilah yang lainnya :)
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #37 on: 09 August 2010, 08:07:49 PM »
Morality, meditation, and wisdom


 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #38 on: 09 August 2010, 08:14:24 PM »
[at] Indra
tapi sekali lagi anda mempelajari sutta pelintiran guru anda, Sang Buddha Gotama tidak pernah mengumpamakan agama sebagai perahu.

Inilah contoh kalimat yang tidak membawa kedamaian...
 Apakah anda kenal dengan saya secara pribadi? Siapakah guru saya?
 Saya sendiri lupa saya baca di kitab apa; entah Dammapada atau dari buku karangan Alm. Ven. Narada Mahathera ( bagi yang pernah membaca ujaran tentang agama sebagai perahu ini mohon mengkonfirmasi...)
 
Saya pribadi belajar dari semua Guru.... Yesus, Muhammad, Sang Buddha Sakyamuni, Gandhi, Sri Satya Sai Baba, Sri Khresna, Coa Kok Sui, Lao Tse, KongHuCu, LuShengYen, ZhangSanFeng, Anak kecil/bayi, Para Rohaniawan, Pohon, Matahari, Rumput, Tukang sampah, Kotoran ayam, dan lain2 yang belum saya sebutkan disini....

Dan apa yang para Guru ini ajarkan? Cintailah semua makhluk, sucikan hati dan pikiran, lupakan perbedaan dan ingatlah persamaan, latih kesabaran, ceritakan kebaikan dan lupakan kejelekan...

Cuma karena saya murid yang bodoh, penuh dengan kilesa/kekotoran, maka hingga saat ini masih belum bisa menjadi seperti yang saya harapkan - semoga para guru memaafkan-....

"sebuah anak panah telah menancap di dadamu, mengapa engkau tidak mencoba mengobatinya melainkan mencari siapakah yang telah memanahmu? " ... ajaran Sang Buddha Sakyamuni (dengan kata2 saya karena saya lupa kalimatnya, cuma ingat intisarinya) sungguh tepat adanya....



saya kenal anda sebagai member forum ini, itu sudah cukup bagi saya. saya tidak tertarik untuk mengenal anda dalam kehidupan nyata, begitu juga dengan sebagian besar member lainnya.
pada saat mengutip kata2 Sang Buddha sebaiknya anda tidak lupa, karena yg anda kutip itu sama sekali bukan kata-kata Sang Buddha seperti yang tercatat dalam Pitaka.

"lupakan perbedaan dan ingatlah persamaan, ceritakan kebaikan dan lupakan kejelekan" -> bisa minta referensi dimana Sang Buddha mengajarkan ini Bro? setau saya yg mengajarkan ini (ceritakan kebaikan dan lupakan kejelekan) hanya LSY, tapi kalimat itu blm lengkap, lengkapnya "ceritakan kebaikan diri sendiri dan lupakan kejelekan diri sendiri" -> ini juga telah saya pharaphrase.
« Last Edit: 09 August 2010, 08:22:54 PM by Indra »

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #39 on: 09 August 2010, 10:41:54 PM »
 [at] Mr Pao
Btw, bhikkhunya Bhante Jin yak? :D
appamadena sampadetha

Offline Mr. pao

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 792
  • Reputasi: 29
  • KeperibadianMuYanGakuSuka
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #40 on: 27 September 2010, 02:31:31 PM »
Bhikkhu nya yah pendiri & pembina di vihara kassapa.  ;D
Jika ada yang menampar pipi kananku aku akan segera memberikan pipi kirinya telapak kananku, karena dengan demikian hutang karma kita akan segera selesai ditempat. ;D

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #41 on: 27 September 2010, 05:05:47 PM »
Seorang pemuda yang tinggal di Kalimantan Timur mempunyai kebiasaan belajar meditasi, suatu saat dia mendengar di Medan akan mengadakan latihan meditasi, pemuda tersebut sangat gembira, dan timbul keinginan dalam dirinya untuk mengikuti retret tersebut yang dipimpin oleh seorang Bhikkhu yang sangat dihormati dan diseganinya.

Pemuda tersebut mempunyai keyakinan dalam terhadap ajaran Theravada. Suatu saat timbul dalam pemikirannya, kenapa Buddhayana mencampurkan ajaran Theravada pada Mahayana dan  Tantrayana. “Hal ini tidak boleh terjadi, saya akan mengajukan pandangan yang benar kepada Guru.” Semakin pikir, semakin benar, demikianlah pikirannya yang mantap dalam pendiriannya yang TAK TERGOYAH-KAN lagi serta merupakan HARGA MATI.

Saat-saat ditunggu telah sampai waktunya untuk berangkat ke Medan, pemuda ini siapkan kopernya dan beberapa pakaian secukupnya. Dengan keyakinan yang mantap pemuda ini melangkahkan kakinya. Cukup salut juga pada semagat dan keberanian pemuda ini, Padahal  tidak kenal jalan ke Medan, pemuda ini bisa berangkat dari Malinau melewati sungai beberapa jam sampai ke Tarakan  kemudian naik pesawat, dengan beberapa persinggahan dan pergantian pesawat. Dalam perjalanannya, pemuda dengan semagat yang tinggi, melangkahkan kaki satu demi satu, melewati sungai, melewati udara, melewati darat yang memakan perjalanan beberapa hari. dipikir2 juga cukup ngeri, dia sebenarnya tidak tau bagaimana mengganti pesawat, dia hanya melihat dan mengikuti orang-orang ada di depannya, selamat juga sampai  ke Kota Medan, perjalanan yang mengasyikkan.

Begitu juga dalam perjalanan selalu memengang cita-cita yang tinggi agar Theravada bisa berdiri sendiri. Dalam perjalanan banyak sekali yang direnungkan dan dipikirkan, “Kenapa digabung, kenapa harus bercampur, kenapa tidak berdiri sendiri, ini merupakan kesalahan terbesar. kenapa dibiarkan sampai bertahun-tahun, campuran demikian akan membuat umat menjadi binggung. Saya harus maju dan mengajukan pandangan yang agung ini. Saya akan memberikan yang terbaik pada generasi yang akan datang.”

Setelah perjalanan beberapa hari ini, pemuda ini tiba di pondok Kassapa, pemuda ini memandang ke sekitar pondok meditasi yang tenang dengan udara yang segar. Memang tempat yang sangat cocok untuk mencari ketenangan. Pondok yang kecil turut menarik perhatiannya, “Pondoknya hanya sebesar kamar WC rumahku.” pikirnya. Karena pemuda ini datang lebih awal, dia harus menunggu 3  hari lagi kedatangan Guru.  Melihat cita-cita yang agung ini akan segera terwujud, pemuda ini hatinya pun sangat bergembira dan berbunga-bunga.

Pada hari ke 3, pengurus mengatakan Guru akan tiba di siang hari, pemuda pun sangat gembira mendengar kedatangan Guru.  Detik-detik kedatangan Guru seiring dengan detak-detuk jantung pemuda ini. Akhirnya tiba juga mobil yang ditumpangi Guru.

Setelah pak supir memarkirkan mobil di halaman vihara, Pemuda beserta pengurus mendekati ke mobil tsb untuk membantu mengangkat barang-barang bawaan Guru. Setelah barang-barang diturunkan, Pemuda pun menantikan saat yang tepat untuk mengungkapkan semua pertanyaan dan pandangannya.

Inilah saatnya, pemuda ini telah mempersiapkan teks dalam otaknya yang sudah di susun berbulan-bulan. Ini adalah kesempatan yang tepat, tidak boleh ditunda-tunda lagi. Pemuda mendekati Guru, dan sudah siap untuk mengatakan kepada Guru tentang pandangannya. Disaat pemuda mau membuka mulut, Guru langsung menjawab “UMAT  BUDDHA  ’KAN  MAJEMUK.” Seketika itu juga Pemuda ini langsung melihat kesalahan dan kebodohannya sendiri yang disimpan selama bertahun-tahun. Dia sama sekali tidak bisa berkata apa-apa. Satu kalimat ini telah menjawab ratusan pertanyaan yang pernah dipikirkannya dan telah melihat sisi lain yang belum pernah dipikirkannya. Bahkan melihat kebesaran jiwa Guru serta kasih sayang yang begitu besar terhadap kita semua. Harapan-harapan sebelumnya berganti menjadi perasaan kepuasan dan kebahagiaan. Tiada lagi keraguan dalam hatinya, tidak ada lagi masalah gabungan ke tiga mazab dalam Buddhayana dan sama sekali tidak perlu dipersoalkannya lagi. “Terima kasih pencerahannya Guru, kasih sayang-Mu kan selalu tersimpan di hatiku.”


Kalau melihat dari posting-an Mr.Pao, JIKA MEMANG Cerita-nya adalah cerita nyata. Maka seharus-nya Bhante yang di-temui oleh pemuda tersebut adalah Bhante Jinadhammo Mahatera (yang umum-nya berdomisili di Vihara Borobudur Medan). Sedangkan pondok meditasi-nya adalah pondok meditasi di Vihara Kassapa, yang terletak di daerah Brahrang (arah ke Bukit Lawang). Vihara Kassapa itu letakknya di tempat cukup terpencil, dimana para umat - nya adalah kebanyakan penduduk setempat yang notabene adalah pribumi indonesia asli. Pemandangan yang cukup berbeda melihat kenyataan bahwa umat Buddha di daerah Medan di-notabene-kan adalah agama para WNI keturunan Tionghoa.

Sedangkan, kejadian bagaimana pemuda tersebut langsung mendapat jawaban sebelum bertanya kepada Bhante Jinadhammo, mengingatkan saya pada cerita teman saya sendiri yang juga mendapat pengalaman hampir mirip. Dimana Teman saya ke vihara Borobudur untuk bertanya tentang sesuatu hal kepada Bhante Jinadhammo. Tetapi ketika sampai di parkiran Halaman Vihara Borobudur, kebetulan Bhante Jinadhammo sedang keluar sore hari di lapangan parkir, langsung menghampiri mobil teman saya dan sebelum teman saya bertanya, Bhante menuliskan kata-kata di kaca mobil belakang yang penuh debu. Kata-kata tersebut adalah Jawaban atas pertanyaan yang hendak di-tanya-kan oleh teman saya tersebut.

Kalau saya pribadi sendiri, melihat Bhante Jinadhammo, saya seperti-nya merasa-kan bahwa Bhante Jinadhammo sudah mencapai tingkat kesucian tertentu (Feeling saya, karena tindak tanduk-nya selama ini tidak pernah saya dengar atau saya ketahui ataupun saya lihat yang bertentangan mis : dengan Vinaya).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Pemilihan antara Theravada, Mahayana, dan Tantrayana
« Reply #42 on: 07 October 2010, 09:24:46 AM »
nice story. :D