//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: nibbana VS alam dunia  (Read 20368 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
nibbana VS alam dunia
« on: 19 July 2009, 05:01:10 PM »
mau tanya nih buat teman-teman disini:

apakah dalam agama dan kepercayaan Budha, mengenal konsep hari akherat.?

benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

itu artinya jika reinkarnasi baru berhenti saat mencapai kehidupan dengan dewa-dewi atau di nibbana.

jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #1 on: 19 July 2009, 05:26:02 PM »
Apa hubny sama kepercayaan lain? ::)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #2 on: 19 July 2009, 06:04:52 PM »
Gw belum menemukan contoh kehidupan dunia yg benar2 happy.

Misal orang kaya, apakah happy jika adanya ketakutan hartanya dirampok? Jabatan dilengser dll?

Jd kehidupan dunia penuh gemerlap n benar2 happy itu gak ada..

Mengenai reinkarnasi, si A tinggal kelas melulu di sd, gak naik2 kelas, walau hidup "gemerlapan" namun gak ada prestasi buat apa?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #3 on: 19 July 2009, 08:01:25 PM »
mau tanya nih buat teman-teman disini:

apakah dalam agama dan kepercayaan Budha, mengenal konsep hari akherat.?

benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

itu artinya jika reinkarnasi baru berhenti saat mencapai kehidupan dengan dewa-dewi atau di nibbana.

jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat


 - Konsep hari akherat tidak dikenal dalam Buddhisme. Karena tidak ada hari penghakiman maupun sistem kejaksaan ilahi dalam Buddhisme.


- Kehidupan ini bukan dianggap penderitaan. Tapi Sang Buddha mengajak kita semua untuk melihat bahwa hidup duniawi ini hanyalah pengejaran nafsu. Kita bahagia bila kita mendapatkan yang kita inginkan, namun menderita ketika sesuatu itu hilang dari diri kita. Intinya kita terus berlari mengejar nafsu kita, ini seperti menggali kuburan sendiri. Karena itulah kita terus menderita; sakit, tua, mati, berpisah dengan orang yang dicintai, berjumpa dengan orang yang tidak disukai, dll. Oleh sebab itu Sang Buddha mengajarkan Jalan yang menuju terhentinya penderitaan ini.


- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali.

- Sang Buddha dengan tegas menyatakan bahwa kita sebaiknya "melakukan kebajikan, tidak melakukan kejahatan, dan menyucikan pikiran". Salah sekali jika Anda menganggap bahwa Umat Buddha tidak peduli dalam bertindak-tanduk. Mungkin Anda heran dengan Umat Buddha yang bisa hidup damai meskipun tidak ada 'paksaan' dalam agama kami...? :)

Dalam Agama Buddha, semua makhluk bertanggung-jawab atas semua perbuatannya masing-masing. Maka perbuatan buruk yang dilakukan pasti akan mengakibatkan buah yang juga buruk. Dengan kata lain, tidak ada jaminan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saat ini di masa depan, apabila kita tidak banyak menanam kebajikan. Bahkan Sang Buddha sendiri menyatakan bahwa sangat sulit untuk terlahir menjadi manusia. Anda sendiri sudah bisa lihat, bahwa jumlah populasi hewan jauh sekali lebih banyak daripada jumlah populasi manusia bukan?

Sekali lagi, Nibbana bukanlah alam kehidupan ataupun "sorga versi Buddhisme". Nibbana adalah terhentinya proses penerusan kehidupan.


Salam hangat.
« Last Edit: 19 July 2009, 08:04:48 PM by upasaka »

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #4 on: 19 July 2009, 08:34:59 PM »
Jika saya bersikap strict, pertanyaan TS tidak bisa dijawab  pasti oleh umat Buddha. Karena yang ditanya adalah Budha bukan Buddha. Adalah hal yang berbeda antara Budha dengan Buddha.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #5 on: 19 July 2009, 09:00:13 PM »
Jika saya bersikap strict, pertanyaan TS tidak bisa dijawab  pasti oleh umat Buddha. Karena yang ditanya adalah Budha bukan Buddha. Adalah hal yang berbeda antara Budha dengan Buddha.
Hahahaha ada ada aja nih suhu

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #6 on: 19 July 2009, 09:20:06 PM »
Gw belum menemukan contoh kehidupan dunia yg benar2 happy.

Misal orang kaya, apakah happy jika adanya ketakutan hartanya dirampok? Jabatan dilengser dll?

Jd kehidupan dunia penuh gemerlap n benar2 happy itu gak ada..

Mengenai reinkarnasi, si A tinggal kelas melulu di sd, gak naik2 kelas, walau hidup "gemerlapan" namun gak ada prestasi buat apa?

its all right, mungkin memang tidak selalu gemerlap itu akan happy.
namun apa memang ada jaminan di nibbanapun kita akan happy?

apa hidup anda ini benar tidak bahagia?
selalu menderita?

tks
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #7 on: 19 July 2009, 09:23:59 PM »
 [at] Adi Isa
Udah dijelaskan cukup komplit dan simple ama Upasaka :jempol:

Saya cuma menghi-lite sedikit saja ya di bagian sini:
jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat

Memang benar, JIKA benar demikian ga masalah, tapi hanya sebatas "jika".

Dalam Dhammapada bab 9 ayat 121, dikatakan:
"Jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil, dengan berkata
'Perbuatan jahat tidak akan membawa akibat.'
Bagaikan tempayan akan terisi penuh oleh air yang jatuh setetes demi setetes,
demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan."
Kesalahan itu memang manusiawi, setelah perbuatan salah dilakukan, dan menyadari itu salah, seyogianya kita memperbaiki yg salah menjadi benar, jadikan hidup itu sbg pembelajaran ke arah yg lebih baik. Bukan membuat pembenaran atas kesalahan yg ada.

Dalam Buddhisme perbuatan baik yg dilakukan akan membuahkan akibat yg baik dan sebaliknya. Maka tdk mungkin dari perbuatan salah yg dilakukan akan menghasilkan akibat yg baik. Nanam cabe masa ngarepnya duren? ;D
Dalam sistem perbankan aja ngga ada sistem nabung makin dikit dapetnya makin banyak kan?
Jadi kalo ngelakuin kesalahan mulu ntar saat terlahir kembali ke dunia ya sangat susah utk mendapat keadaan yg lebih baik.
Dan karena terlahir dlm keadaan buruk sebagaimana bnyk kesalahan yg pernah dilakukan, dengan kondisi dunia yg makin gemerlap, disitu duka nestapa makin terasa krn banyaknya nafsu keinginan yg tak tergapai. Tidak seimbang antara keinginan dan pemenuhan akan keinginan itu.
Jika seseorang tdk dpt menahan diri dr godaan gemerlap dunia, orang pun berbuat jahat, yg makin mendorongnya terlahir kembali dlm keadaan yg lebih buruk lagi.
Di sini, saat orang merasa jenuh dari semua 'permainan' ini, maka orang pun berusaha melepaskan diri dari 'nafsu akan keinginan-keinginan rendah' itu atau yg dlm bahasa modern kita sebut 'kebahagiaan', 'kesenangan'. Dan saat 'nafsu keinginan' tsb tdk ada lagi, itulah yang dinamakan Nibbana. Seperti saat gak ada penjahat ya dinamakan 'aman'. Jadi jangan salah menganggap Nibbana itu seperti alam Sorga versi Buddhisme. :)

Salam hangat
appamadena sampadetha

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #8 on: 19 July 2009, 09:27:22 PM »
saya tertarik sekali dengan perkataan  [at] Upasaka

- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali....................."

respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #9 on: 19 July 2009, 09:33:49 PM »
 [at] xuvie

saya belum selesai lho..
tapi terimakasih.
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #10 on: 19 July 2009, 09:36:33 PM »
saya tertarik sekali dengan perkataan  [at] Upasaka

- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali....................."

respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya

Sdr Isa, akhirnya pertanyaan anda sampai pada wilayah konsep anatta dalam buddhism, untuk memuaskan keingintahuan anda, silahkan search topik anatta yang sudah banyak bertebaran di forum ini,
semua pelajaran ada kurikulumnya, jadi sebaiknya tidak main lompat kelas.

selamat belajar.


Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #11 on: 19 July 2009, 09:44:16 PM »
respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya

Tinggal baca Kevaddha Sutta, kalo ente teliti pasti juga ngerti :D baca di blog nya ogut yak, kan udah saya kasih linknya di blognya ayruel

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #12 on: 19 July 2009, 09:59:44 PM »
Jadi jawabannya adalah
anda harus mengenal diri anda sendiri, baru bisa mengenal TUHAN
setelah kenal TUHAN, tidak peduli surga-neraka, atau nibanna sekalipun..
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #13 on: 19 July 2009, 10:03:06 PM »
jadi betul apa yg tertera dalam kitab suci
anda harus merasakan penderitaan (walau rasanya gak enak)
dan anda harus merasakan perubahan (walau rasanya gak enak)
setelah anda merasakannya, baru anda jenuh, setelah jenuh...
baru anda berfikir, gimana caranya gue keluar dari semua ini...
Samma Vayama

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #14 on: 19 July 2009, 10:11:25 PM »
 [at] andry
Kayaknya sampean udah kenal TUHAN, jadi mau tanya kayak apa si TUHAN?

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #15 on: 19 July 2009, 10:17:33 PM »
Jika saya bersikap strict, pertanyaan TS tidak bisa dijawab  pasti oleh umat Buddha. Karena yang ditanya adalah Budha bukan Buddha. Adalah hal yang berbeda antara Budha dengan Buddha.
Hahahaha ada ada aja nih suhu
Serius loh sebenarnya, dalam kamus Buddhis , budha bukan mengacu pada Yang Sadar :)
Tapi cincailah kali ini  :P
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #16 on: 19 July 2009, 10:30:36 PM »
Jadi jawabannya adalah
anda harus mengenal diri anda sendiri, baru bisa mengenal TUHAN
setelah kenal TUHAN, tidak peduli surga-neraka, atau nibanna sekalipun..

Yang dikatakan Sdr. Andry ada benarnya, sebagian.
Kalau saya tidak salah ingat, Ajahn Chah pernah mengatakan bahwa jika kita mengenal, memahami diri sendiri maka kita akan mengenal, memahami seluruh alam semesta. Tapi untuk mengenal tuhan? eit nanti dulu, konsep tuhan yang mana dulu? :whistle:
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #17 on: 19 July 2009, 10:34:20 PM »
Fyi budha itu artny telanjang. Naked. Kalo gak salah :P
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #18 on: 19 July 2009, 10:40:09 PM »
saya tertarik sekali dengan perkataan  [at] Upasaka

- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali....................."

respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya

Orang yang sudah mencabut habis lobha, dosa, moha, sudah mencabut habis semua kualifikasi berikut :

AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)
6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)

MACCHARIYA 5 (5 JENIS KEKIKIRAN)
1. Dhammamacchariya (Kekikiran terhadap kebenaran/pengetahuan/ajaran/Dhamma)
2. Vannamacchariya (Kekikiran terhadap kemasyuran/keterkenalan)
3. Labhamacchariya (Kekikiran terhadap keuntungan/rejeki)
4. Kulamacchariya (Kekikiran terhadap keluarga)
5. Avasamacchariya (Kekikiran terhadap tempat tinggal)

NIVARANA 7 (RINTANGAN BATIN)
1. Kukkucca (Kekhawatiran)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Kamaraga (Hawa nafsu, nafsu indera)
4. Byapada (Itikat Jahat)
5. Thina-Middha (Malas-Lamban)
6. Uddhaca (Kegelisahan)
7. Avijja (Kegelapan batin )

SAMYOJANA 10 (10 BELENGGU)
1. Ditthi (Pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Silabataparamasa (Kepercayaan bahwa dengan upacara saja bisa mencapai kesucian)
4. Kamaraga (Hawa Nafsu, Nafsu Indera)
5. Patigha (Kebencian, kemarahan)
6. Ruparaga (Nafsu untuk bertubuh dengan materi/nafsu untuk lahir di alam bermateri)
7. Aruparaga (Nafsu untuk menjadi bertubuh tanpa materi/nafsu untuk lahir di alam tanpa materi)
8. Mana (kesombongan)
9. Uddhacca (Kegelisahan)
10. Avijja (Kegelapan batin)

KILESA 10 (10 KEKOTORAN BATIN)
1. Ditthi (pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Dosa (Kebencian)
4. Ahirika (tidak malu akan kejahatan)
5. Anottappa (tidak takut akibat perbuatan jahat)
6. Thina (Kemalasan)
7. Uddhacca (Kegelisahan)
8. Mana (kesombongan)
9. Moha (kebodohan batin, kegelapan batin)
10. Lobha (Keserakahan)

MICCHATTA DHAMMA 10 (10 KEKELIRUAN)
1. Miccha-ditthi (Pengertian keliru)
2. Miccha-Vaca (Ucapan salah)
3. Miccha-Kammanta (Perbuatan jasmani salah)
4. Miccha-Avijja (Penghidupan salah)
5. Miccha-Sankhappa (Pikiran salah)
6. Miccha-Vayama (Daya upaya salah)
7. Miccha-Sati (Perhatian salah)
8. Miccha-Samadhi (Konsentrasi salah)
9. Miccha-Nana (Pengetahuan salah)
10. Miccha-Vimutti (Pembebasan salah)

VIPALLASA DHAMMA 12 (12 KESEMUAN)
1. Nicca-Sanna (Persepsi/pencerapan tentang segalanya kekal)
2. Nicca-Citta (Pemikiran tentang segalanya kekal)
3. NicchaDitthi (Pandangan/paham tentang segalanya kekal)
4. Atthasanna (Persepsi/pencerapan tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
5. Attacitta (Pemikiran tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
6. Atthaditthi (Pandangan/paham tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
7. Sukhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
8. Subhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu indah)
9. Subhasanna (Persepsi/pencerapan bahwa segala sesuatu itu indah)
10. Subhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu indah)
11. Sukhasanna (Persepsi/pecerapan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
12. Sukhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)

AKUSALA DHAMMA 12 (12 DHAMMA TAK BERMANFAAT)
1. Ditthigatasampayutta 4 (4 jenis Citta yg bersekutu dengan pandangan keliru)
2. Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru)
3. Dosamulacitta 2 (2 jenis Citta yang dipimpin oleh kebencian)
4. Vicikiccha-sampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh keraguan-raguan)
5. Uddhaccasampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh kegelisahan)


Singkatnya, orang yang sudah merealisasi Nibbana adalah orang yang jujur, rendah hati, lemah lembut, tiada sombong, merasa puas, mudah dibantu, tiada sibuk, sederhana hidupnya, tenang indrianya, berhati-hati, tahu malu, tidak melekat pada keluarganya, tidak berbuat kesalahan meskipun kecil, berpikiran agar semua makhluk hidup berbahagia, tidak menipu, tidak menghina, tidak marah dan benci, tidak mencelakakan makhluk lain, penuh metta (cinta kasih), karuna (belas kasih), mudita (simpati) dan upekkha (keseimbangan batin), tidak memegang pandangan keliru, bersih dari nafsu indria; ia tidak akan terlahir di alam manapun lagi.

Tumimbal lahir hanyalah suatu proses kelahiran kembali - proses penerusan dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya. Semua hanyalah proses, tidak ada kesatuan inti (core) yang menjadi sentral dalam proses ini. Untuk lebih memahami mengenai tumimbal lahir, Anda bisa membacanya di sini.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #19 on: 19 July 2009, 11:44:12 PM »
 [at] Upasaka
Koreksi dikit ya.. Di bagian Micchatta Dhamma itu penghidupan salah seharusnya Miccha-Ajiva. Bukan Avijja. :)
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #20 on: 20 July 2009, 06:01:19 PM »
[at] xuvie

Terima kasih atas ralatnya. :)

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #21 on: 20 July 2009, 10:29:54 PM »
Singkatnya, orang yang sudah merealisasi Nibbana adalah orang yang jujur, rendah hati, lemah lembut, tiada sombong, merasa puas, mudah dibantu, tiada sibuk, sederhana hidupnya, tenang indrianya, berhati-hati, tahu malu, tidak melekat pada keluarganya, tidak berbuat kesalahan meskipun kecil, berpikiran agar semua makhluk hidup berbahagia, tidak menipu, tidak menghina, tidak marah dan benci, tidak mencelakakan makhluk lain, penuh metta (cinta kasih), karuna (belas kasih), mudita (simpati) dan upekkha (keseimbangan batin), tidak memegang pandangan keliru, bersih dari nafsu indria; ia tidak akan terlahir di alam manapun lagi.

cuma gini kriteria nibbana , apa ada tambahan "dengan extrem" gak bos ?
korban keganasan

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #22 on: 20 July 2009, 10:55:18 PM »
 [at]  ^ COBA  dulu... rasanya...
kayak makan baso..
baso 2+ dihiasi kuah dengan sambal 2 sendok...
cuma gini? kagak pedes2 amat, pas di coba.. wuahhhhh...

sama seperti yg diheboh2kan...
singkong bleduk keju..
isinya?? cuma singkong di goreng+ditaburi bubuk keju...

org lebih suka yg steady steady..DUARRR
Samma Vayama

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #23 on: 20 July 2009, 11:33:59 PM »
:))
i'm just a mammal with troubled soul



Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #24 on: 22 July 2009, 10:16:36 AM »
 [at] upasaka

anda nggak menjawab, pertanyaan saya.
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #25 on: 22 July 2009, 10:26:28 AM »
^
  nibbana adlh berhentinya proses/siklus
i'm just a mammal with troubled soul



Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #26 on: 22 July 2009, 10:41:22 AM »
Gw belum menemukan contoh kehidupan dunia yg benar2 happy.

Misal orang kaya, apakah happy jika adanya ketakutan hartanya dirampok? Jabatan dilengser dll?

Jd kehidupan dunia penuh gemerlap n benar2 happy itu gak ada..

Mengenai reinkarnasi, si A tinggal kelas melulu di sd, gak naik2 kelas, walau hidup "gemerlapan" namun gak ada prestasi buat apa?

its all right, mungkin memang tidak selalu gemerlap itu akan happy.
namun apa memang ada jaminan di nibbanapun kita akan happy?

apa hidup anda ini benar tidak bahagia?
selalu menderita?


tks

Seperti mendirikan rumah diatas pasir, yg tidak kokoh,... maka rumah tsb pun mudah runtuh...

begitu juga dgn kehidupan manusia didunia ini...
   yg tidak kokoh... (perubahan, tua, sakit, mati,
      kemauan/keinginan yg tak terhingga yg gak mungkin dipuaskan, perpisahan, dst, dst)
maka walaupun bahagia, hanya sesaat saja.....
   adakah orang di ICU, kemoterpi... masih sangat, amat bahagia?

adakah orang yg salah sunat... kemudian anunya hilang... masih amat bahagia?

dapatkah anda meminta setiap hari adalah hari yg cerah ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #27 on: 22 July 2009, 12:25:38 PM »
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.


jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?
saya mencoba menjawab dua2nya sekaligus ;D

nibbana setau saya memiliki 2 definisi. nibbana sebagai sebuah kondisi dan nibbana sebagai sebuah dimensi(dalam dunia metafisika).
nibbana sebagai sebuah kondisi, sudah dijelaskan dgn lengkap oleh bro upasaka
nibbana sebagai sebuah dimensi(dalam dunia metafisika/gaib), adalah sebuah dimensi/dunia yg hanya bisa dimasuki oleh yg telah mencapai pencerahan tertinggi, yaitu tingkat Buddha atau nibbana. untuk ini, sampai saat ini memang belum terbukti. sebab saat ini manusia yg masih terikat dengan raga/tubuh, tidak bisa keluar lebih dari demensi/zona alpha/omega(tolong dikoreksi.. lupa alpha atau omega). mungkin ada yg mampu melampauinya... jika ada-pun, tidak ada yg tau, sebab umumnya mereka yg mampu menjelajah dimensi lain, umumnya semua nya low profile dan tidak banyak berkomentar.
untuk ini, mungkin lebih cocok diskusi dengan orang2 yg mendalami dunia metafisika/gaib.

setau saya, reinkarnasi adalah tidak mudah. tidak semua mahluk memiliki kesempatan untuk reinkarnasi. sehingga jika saat ini kita reinkarnasi menjadi manusia, harus dipergunakan sebaik mungkin.

kehidupan dunia ini lebih manis atau tidak daripada kehidupan nantinya, semuanya ada di diri anda sendiri. seperti ada pepatah Buddhism yg mengatakan "surga dan neraka ada dipikiran mu" dan "kemana air mengalir, disanalah kamu berada".
jika saat ini kehidupan anda, anda merasakan bagaikan sebuah kehidupan surga, maka kehidupan mu adalah surga.
jika saat ini kehidupan anda, anda merasakan bagaikan sebuah kehidupan neraka, maka kehidupan mu adalah neraka.
seperti orang kaya dan orang miskin...
jika org kaya itu menganggap kehidupannya sudah nikmat, maka itulah surga.
jika org kaya itu menganggap kehidupannya belum nikmat karena kurang kaya, maka itulah neraka.
jika org miskin itu menganggap kehidupannya sudah nikmat, maka itulah surga. (walaupun pas2an, tetapi istri anak semua kebutuhannya tercukupi).
jika org miskin itu menganggap kehidupannya belum nikmat karena belum kaya, maka itulah neraka dan akan terus jadi neraka hingga menjadi orang kaya.

dalam Buddhism mengajarkan "kebahagiaan" yg abadi, dimana tidak melekat pada hal2 duniawi yg memicu pikiran dan ego kita selalu tidak puas, iri, ingin menang sendiri/egois,... dll.

hubungannya dengan setelah kematian adalah, ketika kita meninggal, kita meninggalkan raga/tubuh kita, tetapi pikiran, ego, sifat,... dll semua nya ikut terbawa ke kehidupan setelah kematian.
saat itu, kita sudah tidak memiliki raga/tubuh yg bisa memenuhi hasrat kita lagi. sehingga bila pikiran, ego, sifat,... dll tidak dilatih, maka saat itu adalah sebuah "neraka". bila pikiran, ego, sifat,... dll dilatih, maka saat itu adalah sebuah "surga" sebab sudah terbebas dari kemelekatan hal2 duniawi.
ini lah sebabnya ada yg mengatakan, bunuh diri bukanlah jawaban, malah bunuh diri menjadikan diri sendiri lebih susah.

jika tidak dilahirkan kembali, maka akan terus hidup di dimensi itu. seperti apa diri kamu sebelum ajal, itu lah yg akan kamu bawa dan seperti itulah.

sehingga seperti yg dikatakan oleh bro upasaka, bila saat ini anda bisa dan mampu merealisasikan nibbana di dunia yg sangat kejam ini dan diri sendiri yg sangat egois ini, maka anda mencapai nibbana. sebab secara batin, sudah mencapai, hanya saja masih "tersangkut" raga/tubuh yg jantungnya masih berdetak.

maaf jika saya menjelaskannya ikut membawa2 dunia metafisika. sebab hanya dari sana bisa dibuktikan. dan Buddhism lebih menekankan pada pengolahan batin kita, bukan tujuan ke surga atau ke neraka.

surga dan neraka ada di tangan kamu sendiri dan kamu sendiri yg mengadili diri kamu sendiri.


jika ada kesalahan, mohon dikoreksi  ;D

semoga menjawab pertanyaan adi isa ;D

 _/\_


segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #28 on: 22 July 2009, 10:12:38 PM »
[at] upasaka

anda nggak menjawab, pertanyaan saya.

Bagian mana dari postingan saya yang menurut Anda belum jelas?

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #29 on: 24 July 2009, 12:25:54 PM »
Zzzz.
« Last Edit: 24 July 2009, 12:49:54 PM by Johsun »
CMIIW.FMIIW.

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #30 on: 24 July 2009, 01:57:14 PM »
Quote
benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

Dalam pandangan Buddhism, kurang tepat kalo dikatakan bahwa "Hidup ini adalah Penderitaan".

Yang tepat, Buddhism memandang hidup ini sebagai "Dukkha".

Apa itu Dukkha ?

Arti Dukkha itu bukan hanya berarti penderitaan. Arti Dukkha itu adalah sesuatu yang tidak tetap, sesuatu yang berubah. Sebagai contoh, (jangan tersinggung, ini hanya sebuah illustrasi saja) :

Saudara Adi Isa sedang merasa sangat bahagia karena mendapatkan kenaikan jabatan di perusahaan. Karena mendapatkan kenaikan jabatan, Saudara Adi Isa tentu merasa hidup ini sangat bahagia, hidup ini penuh kebahagiaan, hidup ini indah.

Namun di saat-saat kebahagiaan yang dirasakan, Saudara Adi Isa tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa Ibu anda telah meninggal dunia karena penyakit kronik yang sudah lama dideritanya (jangan tersinggung, ini cuma contoh saja). Apa yang anda rasakan ketika mendengar kabar itu ? Sedih bukan ?

Tentu anda akan merasakan kesedihan yang luar biasa karena Ibu, sebagai sosok yang sangat anda cintai dan anda kasihi, Ibu yang telah melahirkan anda, yang merawat anda selama ini dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang telah pergi untuk selama-lamanya.

Pada saat anda merasakan kebahagiaan karena kenaikan jabatan yang anda dapatkan, tiba-tiba kebahagiaan itu lenyap begitu saja setelah mendengar kabar duka tersebut. Kemanakah hilangnya perasaan bahagia itu ?

Nah, itulah mengapa Buddhism memandang hidup ini sebagai "Dukkha". Sesuatu yang berubah, sesuatu yang tidak tetap inilah yang disebut Dukkha. Jadi, kata Dukkha yang ada dalam Buddhism itu bukan hanya mengacu pada suatu perasaan tidak bahagia (kesedihan). Dukkha lebih tepat mengacu pada sesuatu yang berubah dan tidak tetap.

Semoga dapat dipahami dan direnungkan  _/\_
 
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #31 on: 24 July 2009, 08:08:45 PM »
 [at]  Indra
Kalo diizinkan utk menambahkan sedikit pelengkap..
Quote
Dukkha lebih tepat mengacu pada perasaan yg timbul terhadap sesuatu yang berubah dan tidak tetap.
appamadena sampadetha

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #32 on: 25 July 2009, 08:57:55 AM »
[at]  Indra
Kalo diizinkan utk menambahkan sedikit pelengkap..
Quote
Dukkha lebih tepat mengacu pada perasaan yg timbul terhadap sesuatu yang berubah dan tidak tetap.


Terima kasih atas penambahan dan pembetulannya  _/\_

Saat kemarin sesudah memutuskan koneksi internet, saya jadi ingat apa yang saya sampaikan bahwa "Dukkha itu adalah sesuatu yang tidak tetap" adalah kurang tepat, karena hal itu lebih mengacu pada konsep 'Anicca'. Untung ada saudara Xuvie yang membetulkannya. Terima kasih  :)

Anicca, Dukkha, dan Anatta adalah sesuatu yang saling berkaitan dan berhubungan, yang mana disebut sebagai Tilakkhana.

Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #33 on: 26 July 2009, 06:15:27 AM »
Dukkha itu sepertinya bukan hanya mengacu pada perasaan yang timbul terhadap sesuatu yang berubah dan tidak tetap.


Dalam MN 141

Quote
Sariputta's elaboration
[Ven. Sariputta:] "Now what, friends, is the noble truth of stress? Birth is stressful, aging is stressful, death is stressful; sorrow, lamentation, pain, distress, & despair are stressful; association with the unbeloved is stressful; separation from the loved is stressful; not getting what is wanted is stressful. In short, the five clinging-aggregates are stressful.

"And what is birth? Whatever birth, taking birth, descent, coming-to-be, coming-forth, appearance of aggregates, & acquisition of [sense] spheres of the various beings in this or that group of beings, that is called birth.

"And what is aging? Whatever aging, decrepitude, brokenness, graying, wrinkling, decline of life-force, weakening of the faculties of the various beings in this or that group of beings, that is called aging.

"And what is death? Whatever deceasing, passing away, breaking up, disappearance, dying, death, completion of time, break up of the aggregates, casting off of the body, interruption in the life faculty of the various beings in this or that group of beings, that is called death.

"And what is sorrow? Whatever sorrow, sorrowing, sadness, inward sorrow, inward sadness of anyone suffering from misfortune, touched by a painful thing, that is called sorrow.

"And what is lamentation? Whatever crying, grieving, lamenting, weeping, wailing, lamentation of anyone suffering from misfortune, touched by a painful thing, that is called lamentation.

"And what is pain? Whatever is experienced as bodily pain, bodily discomfort, pain or discomfort born of bodily contact, that is called pain.

"And what is distress? Whatever is experienced as mental pain, mental discomfort, pain or discomfort born of mental contact, that is called distress.

"And what is despair? Whatever despair, despondency, desperation of anyone suffering from misfortune, touched by a painful thing, that is called despair.

"And what is the stress of association with the unbeloved? There is the case where undesirable, unpleasing, unattractive sights, sounds, aromas, flavors, or tactile sensations occur to one; or one has connection, contact, relationship, interaction with those who wish one ill, who wish for one's harm, who wish for one's discomfort, who wish one no security from the yoke. This is called the stress of association with the unbeloved.

"And what is the stress of separation from the loved? There is the case where desirable, pleasing, attractive sights, sounds, aromas, flavors, or tactile sensations do not occur to one; or one has no connection, no contact, no relationship, no interaction with those who wish one well, who wish for one's benefit, who wish for one's comfort, who wish one security from the yoke, nor with one's mother, father, brother, sister, friends, companions, or relatives. This is called the stress of separation from the loved.

"And what is the stress of not getting what is wanted? In beings subject to birth, the wish arises, 'O, may we not be subject to birth, and may birth not come to us.' But this is not to be achieved by wanting. This is the stress of not getting what is wanted. In beings subject to aging... illness... death... sorrow, lamentation, pain, distress, & despair, the wish arises, 'O, may we not be subject to aging... illness... death... sorrow, lamentation, pain, distress, & despair, and may aging... illness... death... sorrow, lamentation, pain, distress, & despair not come to us.' But this is not to be achieved by wanting. This is the stress of not getting what is wanted.

"And what are the five clinging-aggregates that, in short, are stressful? The clinging-aggregate of form, the clinging-aggregate of feeling, the clinging-aggregate of perception, the clinging-aggregate of fabrications, the clinging-aggregate of consciousness: These are called the five clinging-aggregates that, in short, are stressful.

"This, friends, is called the noble truth of stress.

— MN 141

There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #34 on: 26 July 2009, 10:25:33 AM »
Rule # 6876868, setiap kutipan jika bersumber dalam bahasa non-indonesia maka harus diterjemahkan dulu.

kalau males translate, bisa pake jasa translator, saya menyediakan jasa ini dengan harga bersaing

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #35 on: 26 July 2009, 10:30:22 AM »
order 1 pak! bayaran nanti sore.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #36 on: 26 July 2009, 09:31:37 PM »
Mempunyai perasaan itulah dukkha.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #37 on: 26 July 2009, 09:55:06 PM »
para pria memang tidak berperasaan... -> bebas dari dukkha :P  *joke*

ada juga alam yg hanya rupa saja, tanpa nama/batin. tetap saja itu dukkha.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #38 on: 26 July 2009, 10:18:18 PM »
Masih lum ktmu pnjlasan yg dtrima mngenai makhluk yg cuma rupa aja. Kalo memang dmikian maka dukkha itu bukan cuma skedar prasaan aj.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #39 on: 27 July 2009, 10:38:58 AM »
ada juga alam yg hanya rupa saja, tanpa nama/batin.

Boss... boleh tau alam apa itu ?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #40 on: 27 July 2009, 03:24:54 PM »
namanya: asannasatta

ini aku quote dari postingan ce lily...


Quote
Quote from: Mr. Wei on 09 April 2009, 11:50:28 PM
Ternyata postingan gw gak masuk ya... pantesan  ... gw post ulang deh...

Apakah makhluk yang hidup tanpa batin seperti di rupa brahma itu, bisa melakukan kamma?

maksudnya makhluk asannasatta? makhluk asannasatta tidak mempunyai batin dan mereka tidak bisa melakukan kamma. Makhluk Asannasatta tumimbal lahir dengan Materi (rupa) yaitu Jivitanavakakalapa Rupa.
Jivitanavakakalapa Rupa terdiri dari :
1. Unsur tanah/padat
2. Unsur air/cair
3. Unsur api/panas
4. Unsur angin/gerak
5. Warna
6. Bau
7. Rasa
8. Makanan
9. Unsur Kehidupan

Jadi susah yah untuk bayangin bentuk makhluk asannasatta itu...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9922.0.html

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #41 on: 28 July 2009, 06:40:32 PM »
namanya: asannasatta

ini aku quote dari postingan ce lily...


Quote
Quote from: Mr. Wei on 09 April 2009, 11:50:28 PM
Ternyata postingan gw gak masuk ya... pantesan  ... gw post ulang deh...

Apakah makhluk yang hidup tanpa batin seperti di rupa brahma itu, bisa melakukan kamma?

maksudnya makhluk asannasatta? makhluk asannasatta tidak mempunyai batin dan mereka tidak bisa melakukan kamma. Makhluk Asannasatta tumimbal lahir dengan Materi (rupa) yaitu Jivitanavakakalapa Rupa.
Jivitanavakakalapa Rupa terdiri dari :
1. Unsur tanah/padat
2. Unsur air/cair
3. Unsur api/panas
4. Unsur angin/gerak
5. Warna
6. Bau
7. Rasa
8. Makanan
9. Unsur Kehidupan

Jadi susah yah untuk bayangin bentuk makhluk asannasatta itu...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9922.0.html

::

tanya dong,

apa yang membedakan makhluk ini dengan pohon?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #42 on: 28 July 2009, 07:45:46 PM »
namanya: asannasatta

ini aku quote dari postingan ce lily...


Quote
Quote from: Mr. Wei on 09 April 2009, 11:50:28 PM
Ternyata postingan gw gak masuk ya... pantesan  ... gw post ulang deh...

Apakah makhluk yang hidup tanpa batin seperti di rupa brahma itu, bisa melakukan kamma?

maksudnya makhluk asannasatta? makhluk asannasatta tidak mempunyai batin dan mereka tidak bisa melakukan kamma. Makhluk Asannasatta tumimbal lahir dengan Materi (rupa) yaitu Jivitanavakakalapa Rupa.
Jivitanavakakalapa Rupa terdiri dari :
1. Unsur tanah/padat
2. Unsur air/cair
3. Unsur api/panas
4. Unsur angin/gerak
5. Warna
6. Bau
7. Rasa
8. Makanan
9. Unsur Kehidupan

Jadi susah yah untuk bayangin bentuk makhluk asannasatta itu...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9922.0.html

::

tanya dong,

apa yang membedakan makhluk ini dengan pohon?

Aku juga masih heran dgn makhluk ini.
Masih lom bisa ngebayangin kek apa..

Mungkin lebih baik nanya ke yg nge-post? (*lirik ce lily*)

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #43 on: 28 July 2009, 07:48:49 PM »
oh ya.. baru teringat.. dulu saya juga kepikiran makhluk ini mungkin tanaman... pernah sy nanya ke Gunasaro atau siapa gitu... katanya bukan

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #44 on: 28 July 2009, 09:29:01 PM »
Di Brahmajala Sutta dijelaskan mengenai 2 pandangan 'Adhicca samuppana' yg menyatakan bahwa atta dan loka terjadi secara kebetulan. Pandangan yg pertama adalah mereka yg terlahir di alam Asannasatta Brahma. Tampaknya habisnya usia makhluk di alam tsb ada 2, pertama berdasarkan umur atau karma pendukung hidupnya yg habis. Kedua, seperti yg ada diceritakan di Brahmajala Sutta bahwa seketika timbul sebuah unsur batin, seketika itu pula mereka terjatuh dan terlahir ke alam lain.

Sedangkan soal dukkha, kembali saja lah ke pengertian 'kamus' tiap-tiap orang. Di Sutta tsb pun jelas tertulis bentuk2 dukkha tsb merupakan bentuk perasaan yg timbul. Kalo soal alam Brahma tanpa pencerapan merupakan dukkha, Krn makhluk Asannasatta tsb tentu tdk merasakan dukkha (tanpa pencerapan) jadi dukkha itu terlihat dan terasa bukan oleh makhluk di alam tsb. Singkatnya, kebenaran mengenai terlahir di alam Asannasatta Brahma pun merupakan sebuah bentuk dukkha bukan dialami oleh makhluk di alam tsb melainkan dilihat oleh makhluk (manusia) di luar alam tsb.
Tentang dukkha sbg kemelekatan pada 5 agregat kehidupan, dan 31 alam kehidupan, setuju. :)
« Last Edit: 28 July 2009, 09:30:58 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #45 on: 29 July 2009, 02:38:17 PM »
namanya: asannasatta

ini aku quote dari postingan ce lily...


Quote
Quote from: Mr. Wei on 09 April 2009, 11:50:28 PM
Ternyata postingan gw gak masuk ya... pantesan  ... gw post ulang deh...

Apakah makhluk yang hidup tanpa batin seperti di rupa brahma itu, bisa melakukan kamma?

maksudnya makhluk asannasatta? makhluk asannasatta tidak mempunyai batin dan mereka tidak bisa melakukan kamma. Makhluk Asannasatta tumimbal lahir dengan Materi (rupa) yaitu Jivitanavakakalapa Rupa.
Jivitanavakakalapa Rupa terdiri dari :
1. Unsur tanah/padat
2. Unsur air/cair
3. Unsur api/panas
4. Unsur angin/gerak
5. Warna
6. Bau
7. Rasa
8. Makanan
9. Unsur Kehidupan

Jadi susah yah untuk bayangin bentuk makhluk asannasatta itu...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9922.0.html

::

tanya dong,

apa yang membedakan makhluk ini dengan pohon?

~ Bila Makhluk Asannasatta mati, ia tumimbal lahir menjadi makhluk yang mempunyai Nama-Rupa...sedangkan Pohon mati, ia dijadikan kayu untuk menanak nasi dan makananan dll nya.

~ Dalam Asannasatta ada Rupa yang timbul  hanya  17 saja yaitu Avinibhogarupa 8, jivitarupa, Parrichedarupa, Vikararupa 3, Lakkhanarupa 4.
sedangkan Rupa yang tidak bisa muncul di Pohon yaitu Pasadarupa 5, Bhavarupa 2, Hadayarupa, Vinnattirupa 2.

_/\_ :lotus:

« Last Edit: 29 July 2009, 02:53:11 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #46 on: 29 July 2009, 06:02:02 PM »
 [at]  Lily,
maksud hati mau +1, apa daya tunggu 720 jam

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #47 on: 31 July 2009, 11:14:22 PM »
 [at]  sis Lily dan rekan lainnya ...

Dikatakan Avinibhogarupa 8, 4 diantaranya adalah mahabhuta rupa, dan 1 diantara 4 maha bhuta rupa adalah pathavi-dhatu (unsur tanah atau padat)...

yang mau ditanyakan, kalau memang makhluk-makhluk kasat mata (kecuali makhluk arupa loka) punya unsur tersebut, mengapa masih kasat mata yah ?
apakah dimensinya terlalu kecil ? atau terlalu besar ?
apakah jarak antar sel makhluk tersebut renggang ? atau ada penjelasan lainnya ?

anumodana sebelumnya yah ... :)

_/\_

Offline Xcript

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 137
  • Reputasi: 8
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #48 on: 01 August 2009, 01:55:05 AM »
Quote
mau tanya nih buat teman-teman disini:

silahkan... saya newbie ijin menjawab ya...

Quote
apakah dalam agama dan kepercayaan Budha, mengenal konsep hari akherat.?

Akherat? Akhir? Setelah mati trus berakhir?
=Tidak, kelahiran dan kematian akan terus berputar terus menerus tanpa henti
hingga makhluk itu terbebaskan dari cengkeraman lahir dan mati.

Quote
benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

Benar, tapi tidak berarti tidak ada obatnya. Seseorang yang disebut dengan Buddha,
2500 tahun yang lalu membabarkan bahwa Ada penderitaan, ada sebabnya,
ada akhir derita, dan ada cara pelenyapan menuju akhir derita.

Quote
itu artinya jika reinkarnasi baru berhenti saat mencapai kehidupan dengan dewa-dewi atau di nibbana.

Kehidupan sebagai dewa/dewi di alam dewa (sorga/syurga/surga) adalah layaknya di alam
manusia. Mereka masih mengalami apa yang namanya kelahiran dan kematian. Tidak kekal.

Nibbana? Nibbana bukan alam sobat, Nibbana itu berarti tercapainya pemadaman / telah
terkikis habisnya kebencian, keserakahan, dan ketidak-tahuan.

Quote
jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,
kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

Berbuat salah bukanlah sesuatu hal yang dianggap wajar (atau dalam bahasa anda manusiawi)
dalam Buddhisme. Berbuat salah biasanya disebabkan oleh pikiran yang masih diliputi oleh ketidak-tahuan,
kebencian, dan keserakahan.
Ketidak-tahuan di sini maksudnya adalah keadaan dimana tidak dapat dibedakannya mana yang baik dan
mana yang buruk.

Segala perbuatan buruk, baik disengaja/tidak tetap akan berakibat mendapatkan buah karma buruk.
Segala perbuatan baik, baik disengaja/tidak juga tetap akan berakibat mendapatkan buah karma baik.

Oleh sebab itu di dalam Buddhisme diajarkan bagaimana cara melatih diri dengan benar.
Meditasi adalah fondasi, 8 jalan mulia adalah pedoman, 4 kebenaran mulia adalah acuan.

Setelah melatih diri dengan benar, harapan yang ingin kita raih adalah :
- Menghindari / tidak melakukan perbuatan buruk.
- Menambah / memperkokoh kebajikan.
- Murnikan pikiran dan capailah pembebasan.

Quote
terimakasih atas responnya
salam hangat

Salam lebih hangat dari saya.
Semoga Anda dan keluarga berbahagia.
« Last Edit: 01 August 2009, 01:57:43 AM by Xcript »
Kesembuhan itu datang dari obat yang sangat pahit

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #49 on: 01 August 2009, 05:16:53 AM »
makhluk asannasatta tidak mempunyai batin???

Saya gak setubuh dengan ini.....bagaimana mungkin seorang makhluk dari alam asannasatta dikatakan tidak memiliki batin, padahal dikatakan bawah ketika timbul pemikirin maka pada saat itu dewa tersebut mati??? lagi pula selama ini yang saya ketahui suatu hal dikatakan makhluk karena ada kesadaran....

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #50 on: 01 August 2009, 10:57:21 AM »
^ yup aye se7
kalau cuma kesadaran kan seharusnya juga tidak berdiri sendiri kan
korban keganasan

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #51 on: 01 August 2009, 11:36:01 AM »
^ yup aye se7
kalau cuma kesadaran kan seharusnya juga tidak berdiri sendiri kan

Lha klo gitu, ente masih ragu juga tentang makhluk arupa bhumi juga dong bro ?
Wah ... kasus-kasus bertambah nih ... :))

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #52 on: 01 August 2009, 11:52:07 AM »
^ yup aye se7
kalau cuma kesadaran kan seharusnya juga tidak berdiri sendiri kan

Lha klo gitu, ente masih ragu juga tentang makhluk arupa bhumi juga dong bro ?
Wah ... kasus-kasus bertambah nih ... :))

gak juga sih bos, aye masih percaya hantu2 an gitu -_-!!
cuma mungkin masih di luar tangkapan otak gw saja -_-!!
korban keganasan

Offline jimmykei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 168
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Sadhu3x
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #53 on: 01 August 2009, 12:07:39 PM »
penjelasan yang sungguh ok dari Xcript

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #54 on: 02 August 2009, 12:04:38 AM »
[at]  sis Lily dan rekan lainnya ...

Dikatakan Avinibhogarupa 8, 4 diantaranya adalah mahabhuta rupa, dan 1 diantara 4 maha bhuta rupa adalah pathavi-dhatu (unsur tanah atau padat)...

yang mau ditanyakan, kalau memang makhluk-makhluk kasat mata (kecuali makhluk arupa loka) punya unsur tersebut, mengapa masih kasat mata yah ?
apakah dimensinya terlalu kecil ? atau terlalu besar ?
apakah jarak antar sel makhluk tersebut renggang ? atau ada penjelasan lainnya ?

anumodana sebelumnya yah ... :)

_/\_
maksudnya tidak kelihatan kan? tak kasat-mata kali.. kalo kasat mata ya artinya keliatan jelas oleh mata telanjang. ;)
tingkat kepadatannya berbeda kali Bro.. tapi karena masih ada bentuk, makanya kadang2 'bentuk' mereka itu tertangkap sekilas oleh mata orang awam atau lensa kamera kan? yg disebut 'penampakan'. :)

 [at] 7 Tails
Kesadaran memang tidak mungkin berdiri sendiri, harus ada pencerapan ibarat TV ga mungkin bisa dapat gambar kalo ga ada antena/parabolanya sbg penerima sinyal.

 [at] XanTo
Katanya sih konon kelahiran sbg Asannasatta itu melalui pencapaian Jhana ke-4. Kalau kita pikir-pikir, dalam Jhana ke-4 dikatakan kesadaran terpusat manunggal (cittekaggata), bentuk2 pikiran (vitakka-vicara) dan perasaan (piti-sukha) ditinggalkan. Mungkin pd bbrp orang keterpusatan tanpa pikiran-perasaan ini dianggap menyenangkan dan dg begitu keterikatannya pada moment tsb mengondisikan mereka terlahir kembali sbg makhluk Asannasatta.
Kalau interpretasi pribadi saya mungkin makhluk Asannasatta bukannya makhluk tanpa pencerapan, melainkan makhluk yang tidak mencerap. Jadi unsur nama itu [mungkin] ada, hanya saja non-aktif, dan sekalinya unsur nama itu aktif dan mencerap, maka kelahirannya di alam tsb berakhir.


Btw sedikit tambahan menanggapi postingan 7 Tails mengenai hubungan nama dg rupa..
Jangan samain makhluk kama-bhumi dan rupa-bhumi dng makhluk arupa-bhumi kali. Makhluk2 yg terlahir di kama-bhumi dan rupa-bhumi kan karena masih terikat pada hal2 bersifat materi-nonmateri sehingga mengondisikan kelahiran kembali di alam yang ada nama-rupanya. Hanya saja bedanya makhluk pada tingkat kama-bhumi masih terikat dg nafsu indria, sedangkan rupa-bhumi sudah meninggalkannya.
Sedangkan kelahiran di arupa-bhumi terjadi karena mereka tidak lagi terikat pada bentuk, materi dsb dan keterikatannya bersifat lebih halus yaitu pada hal2 yg bersifat immaterial seperti: pencerapan thdp ruang tanpa batas, kesadaran tanpa batas, kekosongan, dan bukan pencerapan pun bukan bukan pencerapan, sehingga konsepsi dan kemelekatan (upadana) demikian yg mengondisikan (baca: bhava) mereka terlahir di alam arupa (formless).

Demikian menurut saya.. Cmiiw

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #55 on: 03 August 2009, 04:31:24 PM »
[at]  sis Lily dan rekan lainnya ...

Dikatakan Avinibhogarupa 8, 4 diantaranya adalah mahabhuta rupa, dan 1 diantara 4 maha bhuta rupa adalah pathavi-dhatu (unsur tanah atau padat)...

yang mau ditanyakan, kalau memang makhluk-makhluk kasat mata (kecuali makhluk arupa loka) punya unsur tersebut, mengapa masih kasat mata yah ?
apakah dimensinya terlalu kecil ? atau terlalu besar ?
apakah jarak antar sel makhluk tersebut renggang ? atau ada penjelasan lainnya ?

anumodana sebelumnya yah ... :)

_/\_
maksudnya tidak kelihatan kan? tak kasat-mata kali.. kalo kasat mata ya artinya keliatan jelas oleh mata telanjang. ;)
tingkat kepadatannya berbeda kali Bro.. tapi karena masih ada bentuk, makanya kadang2 'bentuk' mereka itu tertangkap sekilas oleh mata orang awam atau lensa kamera kan? yg disebut 'penampakan'. :)

Demikian menurut saya.. Cmiiw

mettacittena
_/\_

Emang kayaknya gitu bro ... tx koreksinya ... :))
Mengenai tingkat kepadatan berbeda, bisa lebih dijelaskan bro ? (menurut ente aja lah, soalnya menurut abhidhamma, dah ditulis sama sis Lily tuh) ... :))

_/\_

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #56 on: 03 August 2009, 05:13:51 PM »
Seperti kepadatan molekul kali? Perbandingan tingkat kepadatan molekul pada zat padat dengan zat cair dan gas kan beda.
Zat padat jarak antar tiap molekulnya itu rapat dan berdekatan dg ruang bebas yg sedikit di antara tiap molekul. Sedangkan zat cair lebih renggang sedikit sehingga memungkinkan bentuk yg lebih fleksibel dan zat gas lebih renggang lagi. [Bro kudu nanya Forte yg lebih ahli soal zat dan molekul ginian] ;D
Kalau manusia dan hewan kan komposisi tubuhnya terutama tersusun oleh zat padat dan zat cair, yg manifestasi unsurnya dikatakan Sang Buddha sbg 32 unsur dlm tubuh yg perlu direnungkan.
Nah mungkin makhluk alam lain itu komposisi zat tubuhnya lebih ringan kali? Belum tau pastinya soalnya blom pernah denger ada penelitian di laboratorium thdp makhluk alam lain bro.. :))
appamadena sampadetha

 

anything