//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: nibbana VS alam dunia  (Read 20367 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
nibbana VS alam dunia
« on: 19 July 2009, 05:01:10 PM »
mau tanya nih buat teman-teman disini:

apakah dalam agama dan kepercayaan Budha, mengenal konsep hari akherat.?

benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

itu artinya jika reinkarnasi baru berhenti saat mencapai kehidupan dengan dewa-dewi atau di nibbana.

jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #1 on: 19 July 2009, 05:26:02 PM »
Apa hubny sama kepercayaan lain? ::)
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #2 on: 19 July 2009, 06:04:52 PM »
Gw belum menemukan contoh kehidupan dunia yg benar2 happy.

Misal orang kaya, apakah happy jika adanya ketakutan hartanya dirampok? Jabatan dilengser dll?

Jd kehidupan dunia penuh gemerlap n benar2 happy itu gak ada..

Mengenai reinkarnasi, si A tinggal kelas melulu di sd, gak naik2 kelas, walau hidup "gemerlapan" namun gak ada prestasi buat apa?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #3 on: 19 July 2009, 08:01:25 PM »
mau tanya nih buat teman-teman disini:

apakah dalam agama dan kepercayaan Budha, mengenal konsep hari akherat.?

benarkah dalam ajaran budha, kehidupan ini dianggap sebauah penderitaan?

itu artinya jika reinkarnasi baru berhenti saat mencapai kehidupan dengan dewa-dewi atau di nibbana.

jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat


 - Konsep hari akherat tidak dikenal dalam Buddhisme. Karena tidak ada hari penghakiman maupun sistem kejaksaan ilahi dalam Buddhisme.


- Kehidupan ini bukan dianggap penderitaan. Tapi Sang Buddha mengajak kita semua untuk melihat bahwa hidup duniawi ini hanyalah pengejaran nafsu. Kita bahagia bila kita mendapatkan yang kita inginkan, namun menderita ketika sesuatu itu hilang dari diri kita. Intinya kita terus berlari mengejar nafsu kita, ini seperti menggali kuburan sendiri. Karena itulah kita terus menderita; sakit, tua, mati, berpisah dengan orang yang dicintai, berjumpa dengan orang yang tidak disukai, dll. Oleh sebab itu Sang Buddha mengajarkan Jalan yang menuju terhentinya penderitaan ini.


- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali.

- Sang Buddha dengan tegas menyatakan bahwa kita sebaiknya "melakukan kebajikan, tidak melakukan kejahatan, dan menyucikan pikiran". Salah sekali jika Anda menganggap bahwa Umat Buddha tidak peduli dalam bertindak-tanduk. Mungkin Anda heran dengan Umat Buddha yang bisa hidup damai meskipun tidak ada 'paksaan' dalam agama kami...? :)

Dalam Agama Buddha, semua makhluk bertanggung-jawab atas semua perbuatannya masing-masing. Maka perbuatan buruk yang dilakukan pasti akan mengakibatkan buah yang juga buruk. Dengan kata lain, tidak ada jaminan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saat ini di masa depan, apabila kita tidak banyak menanam kebajikan. Bahkan Sang Buddha sendiri menyatakan bahwa sangat sulit untuk terlahir menjadi manusia. Anda sendiri sudah bisa lihat, bahwa jumlah populasi hewan jauh sekali lebih banyak daripada jumlah populasi manusia bukan?

Sekali lagi, Nibbana bukanlah alam kehidupan ataupun "sorga versi Buddhisme". Nibbana adalah terhentinya proses penerusan kehidupan.


Salam hangat.
« Last Edit: 19 July 2009, 08:04:48 PM by upasaka »

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #4 on: 19 July 2009, 08:34:59 PM »
Jika saya bersikap strict, pertanyaan TS tidak bisa dijawab  pasti oleh umat Buddha. Karena yang ditanya adalah Budha bukan Buddha. Adalah hal yang berbeda antara Budha dengan Buddha.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #5 on: 19 July 2009, 09:00:13 PM »
Jika saya bersikap strict, pertanyaan TS tidak bisa dijawab  pasti oleh umat Buddha. Karena yang ditanya adalah Budha bukan Buddha. Adalah hal yang berbeda antara Budha dengan Buddha.
Hahahaha ada ada aja nih suhu

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #6 on: 19 July 2009, 09:20:06 PM »
Gw belum menemukan contoh kehidupan dunia yg benar2 happy.

Misal orang kaya, apakah happy jika adanya ketakutan hartanya dirampok? Jabatan dilengser dll?

Jd kehidupan dunia penuh gemerlap n benar2 happy itu gak ada..

Mengenai reinkarnasi, si A tinggal kelas melulu di sd, gak naik2 kelas, walau hidup "gemerlapan" namun gak ada prestasi buat apa?

its all right, mungkin memang tidak selalu gemerlap itu akan happy.
namun apa memang ada jaminan di nibbanapun kita akan happy?

apa hidup anda ini benar tidak bahagia?
selalu menderita?

tks
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #7 on: 19 July 2009, 09:23:59 PM »
 [at] Adi Isa
Udah dijelaskan cukup komplit dan simple ama Upasaka :jempol:

Saya cuma menghi-lite sedikit saja ya di bagian sini:
jika benar demikian, berarti nggak masalah dong, kalau dalam hidup saat ini,

kita menjadi orang yang selalu berbuat salah, bukankah berbuat salah atau khilaf adalah sifat manusiawi
karena toh nggak akan di just di akherat,
toh, kalaupun kita kembali berinkarnasi ke dunia, bukankah akan lebih baik?
karena kehidupan dunia semakin gemerlap, bisa jadi kehidupan dunia lebih manis dari pada disana.
soalnya kehidupan di nibbana belum ada yang kasih referensi/saksi hidup.

terimakasih atas responnya
salam hangat

Memang benar, JIKA benar demikian ga masalah, tapi hanya sebatas "jika".

Dalam Dhammapada bab 9 ayat 121, dikatakan:
"Jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil, dengan berkata
'Perbuatan jahat tidak akan membawa akibat.'
Bagaikan tempayan akan terisi penuh oleh air yang jatuh setetes demi setetes,
demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan."
Kesalahan itu memang manusiawi, setelah perbuatan salah dilakukan, dan menyadari itu salah, seyogianya kita memperbaiki yg salah menjadi benar, jadikan hidup itu sbg pembelajaran ke arah yg lebih baik. Bukan membuat pembenaran atas kesalahan yg ada.

Dalam Buddhisme perbuatan baik yg dilakukan akan membuahkan akibat yg baik dan sebaliknya. Maka tdk mungkin dari perbuatan salah yg dilakukan akan menghasilkan akibat yg baik. Nanam cabe masa ngarepnya duren? ;D
Dalam sistem perbankan aja ngga ada sistem nabung makin dikit dapetnya makin banyak kan?
Jadi kalo ngelakuin kesalahan mulu ntar saat terlahir kembali ke dunia ya sangat susah utk mendapat keadaan yg lebih baik.
Dan karena terlahir dlm keadaan buruk sebagaimana bnyk kesalahan yg pernah dilakukan, dengan kondisi dunia yg makin gemerlap, disitu duka nestapa makin terasa krn banyaknya nafsu keinginan yg tak tergapai. Tidak seimbang antara keinginan dan pemenuhan akan keinginan itu.
Jika seseorang tdk dpt menahan diri dr godaan gemerlap dunia, orang pun berbuat jahat, yg makin mendorongnya terlahir kembali dlm keadaan yg lebih buruk lagi.
Di sini, saat orang merasa jenuh dari semua 'permainan' ini, maka orang pun berusaha melepaskan diri dari 'nafsu akan keinginan-keinginan rendah' itu atau yg dlm bahasa modern kita sebut 'kebahagiaan', 'kesenangan'. Dan saat 'nafsu keinginan' tsb tdk ada lagi, itulah yang dinamakan Nibbana. Seperti saat gak ada penjahat ya dinamakan 'aman'. Jadi jangan salah menganggap Nibbana itu seperti alam Sorga versi Buddhisme. :)

Salam hangat
appamadena sampadetha

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #8 on: 19 July 2009, 09:27:22 PM »
saya tertarik sekali dengan perkataan  [at] Upasaka

- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali....................."

respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline adi isa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 0
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #9 on: 19 July 2009, 09:33:49 PM »
 [at] xuvie

saya belum selesai lho..
tapi terimakasih.
tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta

sesat itu karena tak tahu, tapi tahu lalu memilih sesat itu
kafir.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #10 on: 19 July 2009, 09:36:33 PM »
saya tertarik sekali dengan perkataan  [at] Upasaka

- Tujuan akhir Umat Buddha adalah Nibbana. Nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi. Nibbana bisa direalisasi di hidup ini, sebagai manusia sekalipun. Nibbana adalah tercabut habisnya lobha (keserakahan / rasa tertarik), dosa (kebencian / sifat penolakan), dan moha (kegelapan batin / ketidaktahuan akan hakikat dunia). Orang yang sudah mencapai Nibbana tidak akan lagi menderita dalam hidup ini. Karena pikirannya sudah bersih dari noda-noda batin. Dan setelah meninggal dunia, orang itu tidak akan mengalami proses kelahiran kembali....................."

respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya

Sdr Isa, akhirnya pertanyaan anda sampai pada wilayah konsep anatta dalam buddhism, untuk memuaskan keingintahuan anda, silahkan search topik anatta yang sudah banyak bertebaran di forum ini,
semua pelajaran ada kurikulumnya, jadi sebaiknya tidak main lompat kelas.

selamat belajar.


Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #11 on: 19 July 2009, 09:44:16 PM »
respon saya:

jika nibbana bukanlah mencapai kehidupan abadi ataupun menjadi dewa-dewi,
tetapi tercabutnya lobha, dosa, dan moha. meski dalam kehidupan sebagai manusia,

apa patronnya?
dan bila meninggal tidak mengalami proses kelahiran kembali,..
lalu kemana perginya? hilang tanpa bekas?

tks atas replynya

Tinggal baca Kevaddha Sutta, kalo ente teliti pasti juga ngerti :D baca di blog nya ogut yak, kan udah saya kasih linknya di blognya ayruel

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #12 on: 19 July 2009, 09:59:44 PM »
Jadi jawabannya adalah
anda harus mengenal diri anda sendiri, baru bisa mengenal TUHAN
setelah kenal TUHAN, tidak peduli surga-neraka, atau nibanna sekalipun..
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #13 on: 19 July 2009, 10:03:06 PM »
jadi betul apa yg tertera dalam kitab suci
anda harus merasakan penderitaan (walau rasanya gak enak)
dan anda harus merasakan perubahan (walau rasanya gak enak)
setelah anda merasakannya, baru anda jenuh, setelah jenuh...
baru anda berfikir, gimana caranya gue keluar dari semua ini...
Samma Vayama

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: nibbana VS alam dunia
« Reply #14 on: 19 July 2009, 10:11:25 PM »
 [at] andry
Kayaknya sampean udah kenal TUHAN, jadi mau tanya kayak apa si TUHAN?