bagaimana jika situasinya sbb:
seorang pemuda berpacaran dengan seorang gadis, kemudian sepakat untuk menikah setahun kemudian. tapi 3 bulan atau 1 bulan menjelang hari pernikahan, mendadak muncul suatu dorongan religius samvega (bukan melarikan diri) pada sang pemuda yg membuatnya ingin menjadi bhikkhu.
Pertanyaan yg berat jg, om indra
Dilemma jg bagi si gadis untuk mempertahankannya (udah sayang, janji adalah utang) atau membebaskannya (go, pursue your dream).
Mari kita kembali lagi ke pemuda itu, apakah dia udah yakin? Kalo udah yakin, mungkin rekomendasi gw adalah..membebaskannya aja.
Merealisasikan janji, tetapi si pemuda tidak bahagia, berakhir penyesalan di pemuda-nya. Kenapa sih dulu ga jadi bhikkhu aja? (Males jg ama yg suka menyesal
) Gadisnya jg ga akan bahagia. Pernikahan ini ga akan bahagia jg ya.
Membebaskannya aja lah, sakit sih walau akan terasa hidup segan mati gak mau, tapi penderitaan ini pun akan berlalu...
Dipikir2, Agak deg2an gimana gitu pacaran dgn pemuda yg pengetahuan dhammanya sudah dalam
wushhh saya ada dorongan utk menjadi bhikkhu dan gw udah yakin, kata sang pacar.
Nah klo udah gt, gw bisa apa?