[at] Devadata
Yup, postingan awal saya memank menjadi pelampiasan kekesalan saya yang sangat memuncak.Tetapi kenyataan tidak boleh ditutupi.
Saya cukup aware, postingan saya akan memicu berbagai dampak positif dan negatif dari yang membaca, karena itu tulisan saya berusaha membatasi agar tidak ada pandangan menghakimi.
Keburukan seorang pemuka agama tidak hanya terjadi dalam agama Buddha saja,tetapi ada di semua agama. Kita ambil contoh Sri Paus yang datang ke Amerika, dalam pidato-nya justru beliau tidak menutupi, justru mengatakan bahwa kasus pedofilia itu ada, dan beliau sebagai otoritas tertinggi agama ka****k akan berusaha memperbaiki. Kalau diteliti, justru dengan menerima kesalahan dan berusaha memperbaiki kesalahan yang ada, warga Amerika dapat lebih menerima kedatangan Sri Paus.
Sekarang kita lihat kasus kita sendiri, kita tidak mempunyai 'otoritas tertinggi', jika terjadi kesalahan oknum tertentu, kepada siapa kita harus melapor?Sedangkan oknum2 cukurabis dengan bebas bertindak sesuka hati karena setiap kesalahan akan ditutupi. Karena itu, menurut saya, membuka secara umum perbuatan2 oknum cukurabis yang tercela merupakan jalan terakhir agar oknum cukurabis itu tidak dapat bergerak sesuka hati.
Kemarin pula saya mendapat info ada oknum cukurabis yang masuk ke penjara karena mangkir dari membayar tagihan telepon. Yang menuntut ialah perusahaan telepon tersebut.Hal ini saya ketahui dari bhikku sendiri, jadi ini bukanlah hanya sekedar isu. Yang saya heran, kenapa tidak ada public expose?Saya tidak memusingkan perihal public expose, tetapi dengan contoh tersebut saya mendapat pelajaran baru, kita bisa menggunakan perangkat hukum negara jika terdapat oknum2 cukurabis yang terbukti melanggar hukum.