This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
76
Theravada / Re: Simbolis. ---- Sampai sejauh mana? ------
« on: 28 June 2011, 01:18:04 PM »Kalo mis sy elus-elus Premannya, trus Dia maw kasi kiss gimana solusinnya?
Kalo mis sy elus-elus Patungnnya, trus Patungnnya jadi idup gimana solusinnya?
SSBS
ya premannya dikiss saja biar gak dihajar.
kalau patung dielus2 gak mungkin jadi hidup. kecuali org yg nyamar jadi mannequin.
77
Theravada / Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« on: 28 June 2011, 09:57:31 AM »bacon paling enakk....bacon lovers....
jadi,kesimpulanne,sukkara-madava itu apa?
Sukara-maddava: a controversial term which has therefore been left
untranslated. Sukara = pig; maddava = soft, tender, delicate. Hence two
alternative renderings of the compound are possible: (1) the tender parts of a
pig or boar; (2) what is enjoyed by pigs and boars. In the latter meaning, the
term has been thought to refer to a mushroom or truffle, or a yam or tuber. K.E.
Neumann, in the preface to his German translation of the Majjhima Nikaya, quotes
from an Indian compendium of medicinal plants, the Rajanigantu, several plants
beginning with sukara.
The commentary to our text gives three alternative explanations: (1) the flesh
from a single first-born (wild) pig, neither too young nor too old, which had
come to hand naturally, i.e., without intentional killing; (2) a preparation of
soft boiled rice cooked with the five cow-products; (3) a kind of alchemistic
elixir (rasayanavidhi). Dhammapala, in his commentary to Udana VIII.5, gives, in
addition, young bamboo shoots trampled by pigs (sukarehi maddita-vamsakaliro).
78
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« on: 28 June 2011, 09:36:23 AM »
kalau anda terkena demam berdarah berarti karma buruk anda berbuah. jangan salahkan nyamuknya.
bahkan ini bisa digunakan sbg latihan meditasi.
coba meditasi di tempat yg banyak nyamuk. jangan bergerak sedikitpun. hitung2 anda berdana kepada nyamuk.
bahkan ini bisa digunakan sbg latihan meditasi.
coba meditasi di tempat yg banyak nyamuk. jangan bergerak sedikitpun. hitung2 anda berdana kepada nyamuk.
79
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: Tri Pitaka Kitab Palsu
« on: 28 June 2011, 08:21:09 AM »
NB-nya seharusnya:
Tri Pitaka benar benar kitab asli. Bukan berasal dari Tuhan, bukan terinspirasi dari Tuhan. Bukan tulisan Sidharta Gautama. Bukan juga langsung ditulis saat Sidharta Gautama ngomong. Tri Pitaka adalah tulisan tulisan yang dikumpulkan sekitar 500 tahun setelah Sidharta Gautama PariNibbana!
Tri Pitaka benar benar kitab asli. Bukan berasal dari Tuhan, bukan terinspirasi dari Tuhan. Bukan tulisan Sidharta Gautama. Bukan juga langsung ditulis saat Sidharta Gautama ngomong. Tri Pitaka adalah tulisan tulisan yang dikumpulkan sekitar 500 tahun setelah Sidharta Gautama PariNibbana!
80
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: Alquran, Alkitab, Taurat dan Weda Adalah Kitab Suci, Tri Pitaka Adalah Sampah?
« on: 28 June 2011, 08:11:39 AM »
Yang benar
Alquran, Alkitab, Taurat dan Weda adalah kitab yg disusun dan ditulis oleh manusia biasa. ( Pendongeng terbesar sepanjang sejarah umat manusia ).
Tipitaka adalah kitab yg disusun dan ditulis oleh para arahat.
Alquran, Alkitab, Taurat dan Weda adalah kitab yg disusun dan ditulis oleh manusia biasa. ( Pendongeng terbesar sepanjang sejarah umat manusia ).
Tipitaka adalah kitab yg disusun dan ditulis oleh para arahat.
81
Diskusi Umum / Re: kelebihan dari Rupang Buddha bergaya Thai.....
« on: 28 June 2011, 08:03:34 AM »
apa hubungan ini dgn agama lain?
82
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: Sejarah Nama Sanghyang Adi Buddha
« on: 28 June 2011, 07:59:13 AM »
ini penjelasan dari buku sanghyang kamahayanikan
Aliran Mahayana berkejakinan adanja Tuhan Jang Maha Esa dalam istilah Agama Buddha disebut dan dipudja sebagai Sanghyang Adi Buddha. ADI, kata asal AD artinja Pokok Permulaan ( Primordial, Oer, Oeraanvang ).
Aliran Mahayana berkejakinan adanja Tuhan Jang Maha Esa dalam istilah Agama Buddha disebut dan dipudja sebagai Sanghyang Adi Buddha. ADI, kata asal AD artinja Pokok Permulaan ( Primordial, Oer, Oeraanvang ).
83
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: MMD (Meditasi Mengenal Diri)
« on: 28 June 2011, 07:44:25 AM »Ada pendritaan ttapi tidak ada yg mendrita.Ada kebhagiaan tapi tak ada yg bhagia.
Ada canda tawa tapi tak ada yg ketawa.
ada kita yg lagi diskusi tapi tak ada yg diskusi.
Udana 1.10: "In reference to the seen, there
will be only the seen. In reference to the heard, only the heard. In reference
to the sensed, only the sensed. In reference to the cognized, only the cognized.
That is how you should train yourself. When for you there will be only the seen
in reference to the seen, only the heard in reference to the heard, only the
sensed in reference to the sensed, only the cognized in reference to the
cognized, then, Bahiya, there is no you in terms of that. When there is no you
in terms of that, there is no you there. When there is no you there, you are
neither here nor yonder nor between the two."
84
Diskusi Umum / Re: banyak benar yang namanya kondanna yah???
« on: 23 May 2011, 10:02:12 PM »
oh. kondanna ternyata juga nama salah 1 buddha.
ada juga Buddha Siddhattha, Buddha Kassapa, Buddha Sujata
kalau baca buddhavamsa memang banyak nama yg sama.
ada juga Buddha Siddhattha, Buddha Kassapa, Buddha Sujata
kalau baca buddhavamsa memang banyak nama yg sama.
85
Studi Sutta/Sutra / Re: Pelimpahan jasa, dari manakah rujukannya?
« on: 23 May 2011, 09:55:28 PM »
Milinda Panha
74. Membagikan jasa
"Apakah ada kemungkinan bagi keluarga yang telah meninggal
untuk ikut
menerima jasa dari suatu perbuatan baik?"
"Tidak. Hanya mereka yang dilahirkan sebagai setan kelaparan
yang makanannya
adalah perbuatan baik orang lainlah yang dapat ikut menerima
jasa. Mereka
yang dilahirkan di neraka, surga, terlahir sebagai binatang,
setan kelaparan
yang makanannya muntahan, atau setan kelaparan yang dipenuhi
oleh ketamakan,
tidak akan mendapatkan manfaat."
"Kalau begitu, persembahan dalam kasus-kasus itu tidak ada
gunanya, karena
mereka yang diberi tidak mendapat manfaat."
"Tidak demikian, O Baginda raja. Persembahan-persembahan itu
bukannya tidak berguna atau tidak berbuah, karena si pemberi
sendiri
mendapat manfaat darinya."
"Yakinkanlah saya dengan alasan."
"Bila beberapa orang telah menyiapkan hidangan dan mengunjungi
sanak
saudaranya tetapi sanak-saudara mereka itu tidak menerima
pemberian itu,
apakah pemberian tersebut menjadi sia-sia?"
"Tidak, Yang Mulia, si pemilik sendiri dapat memakannya."
"Demikian juga, O raja, si pemberi persembahan mendapatkan
manfaat dari
persembahan dana tersebut."
"Kalau begitu, apakah juga mungkin membagikan ketidakbajikan?"
"Ini bukanlah pcrtanyaan yang patut ditanyakan, O Baginda raja.
Anda
kemudian akan bertanya kepada saya mengapa ruang angkasa tidak
berbatas dan
mengapa manusia dan burung mempunyai dua kaki sedangkan rusa
mcmpunyai empat!"
"Saya tidak bertanya seperti itu untuk menjengkelkan Bhante,
tetapi banyak
orang di dunia ini yang tersesat (berpikiran jahat, memiliki
pandangan
salah) atau tidak dapat melihat (bodoh).'
"Meskipun suatu tanaman dapat menjadi masak dalam air tangki,
tetapi tidak
mungkin dalam air laut. Perbuatan jahat tidak dapat dibagikan
kepada siapa
yang tidak melakukannya dan tidak menyetujuinya. Orang
mengalirkan air
dengan menggunakan pipa-pipa air tetapi mereka tidak dapat
mengalirkan batu
yang padat dengan cara yang sama. Kebatilan atau ketidakbajikan
adalah
sesuatu yang jahat, sedangkan kebajikan adalah
sesuatu yang sangat hebat."
"Berikanlah penjelasan.".
"Jika setetes air jatuh ke tanah, apakah air itu dapat mengalir
sepanjang 50
atau 60 kilometer?."
"Tentu saja tidak, Bhante. Titik air itu hanya akan
mcmpengaruhi tanah di
mana ia jatuh."
"Mengapa demikian?"
"Karena sifat sedikitnya."
"Demikian juga, O Baginda raja, kebatilan adalah sesuatu yang
jahat dan
karena sifat sedikitnya, ia hanya dapat mempengaruhi si pelaku
dan tidak
dapat dibagikan. Tetapi jika ada hujan badai yang sangat hebat,
apakah
airnya akan sampai ke mana-mana?"
"Tentu saja, Bhante, bahkan bisa sejauh 50 atau 60 kilometer."
"Demikian juga, O raja, kebajikan adalah sesuatu yang hebat dan
karena sifat
melimpahnya; ia dapat dibagikan baik kepada manusia maupun
dewa."
"Bhante Nagasena, mengapakah kebatilan begitu terbatas
sifatnya, sedangkan
kebajikan dapat menjangkau lebih jauh?"
"Siapa pun, O Baginda raja, yang memberikan persembahan,
menjalankan sila
dan melakukan Uposatha, ia akan merasa gembira dan berada dalam
ketenangan.
Karena ketenangannya maka kebaikannya bahkan menjadi semakin
melimpah.
Seperti kolam air yang dalam dan jernih, segera setelah air
mengalir keluar di salah satu sisinya, tempat itu akan terisi
penuh lagi
dari segala arah. Demikian juga, O raja, jika seseorang akan
mengirimkan
kebajikan yang telah dilakukannya kepada orang lain, bahkan
selama 100 tahun
kebaikannya akan semakin bertumbuh. Itulah sebabnya mengapa
kebajikan itu
begitu hebat. Tetapi dengan perbuatan jahat, O Baginda
raja, orang akan dipenuhi oleh rasa penyesalan dan pikirannya
tidak akan
dapat terlepas darinya. Dia merasa tertekan dan tidak
mendapatkan
ketenangan, lalu karena merasa putus asa dia menjadi sia-sia.
Seperti
halnya, O raja, setetes air yang jatuh di sungai yang kering
tidak akan
dapat menambah isinya dan malahan akan langsung tertelan di
titik jatuhnya.
Inilah sebabnya ketidakbajikan sangat jahat dan mempunyai sifat
sedikit."
74. Membagikan jasa
"Apakah ada kemungkinan bagi keluarga yang telah meninggal
untuk ikut
menerima jasa dari suatu perbuatan baik?"
"Tidak. Hanya mereka yang dilahirkan sebagai setan kelaparan
yang makanannya
adalah perbuatan baik orang lainlah yang dapat ikut menerima
jasa. Mereka
yang dilahirkan di neraka, surga, terlahir sebagai binatang,
setan kelaparan
yang makanannya muntahan, atau setan kelaparan yang dipenuhi
oleh ketamakan,
tidak akan mendapatkan manfaat."
"Kalau begitu, persembahan dalam kasus-kasus itu tidak ada
gunanya, karena
mereka yang diberi tidak mendapat manfaat."
"Tidak demikian, O Baginda raja. Persembahan-persembahan itu
bukannya tidak berguna atau tidak berbuah, karena si pemberi
sendiri
mendapat manfaat darinya."
"Yakinkanlah saya dengan alasan."
"Bila beberapa orang telah menyiapkan hidangan dan mengunjungi
sanak
saudaranya tetapi sanak-saudara mereka itu tidak menerima
pemberian itu,
apakah pemberian tersebut menjadi sia-sia?"
"Tidak, Yang Mulia, si pemilik sendiri dapat memakannya."
"Demikian juga, O raja, si pemberi persembahan mendapatkan
manfaat dari
persembahan dana tersebut."
"Kalau begitu, apakah juga mungkin membagikan ketidakbajikan?"
"Ini bukanlah pcrtanyaan yang patut ditanyakan, O Baginda raja.
Anda
kemudian akan bertanya kepada saya mengapa ruang angkasa tidak
berbatas dan
mengapa manusia dan burung mempunyai dua kaki sedangkan rusa
mcmpunyai empat!"
"Saya tidak bertanya seperti itu untuk menjengkelkan Bhante,
tetapi banyak
orang di dunia ini yang tersesat (berpikiran jahat, memiliki
pandangan
salah) atau tidak dapat melihat (bodoh).'
"Meskipun suatu tanaman dapat menjadi masak dalam air tangki,
tetapi tidak
mungkin dalam air laut. Perbuatan jahat tidak dapat dibagikan
kepada siapa
yang tidak melakukannya dan tidak menyetujuinya. Orang
mengalirkan air
dengan menggunakan pipa-pipa air tetapi mereka tidak dapat
mengalirkan batu
yang padat dengan cara yang sama. Kebatilan atau ketidakbajikan
adalah
sesuatu yang jahat, sedangkan kebajikan adalah
sesuatu yang sangat hebat."
"Berikanlah penjelasan.".
"Jika setetes air jatuh ke tanah, apakah air itu dapat mengalir
sepanjang 50
atau 60 kilometer?."
"Tentu saja tidak, Bhante. Titik air itu hanya akan
mcmpengaruhi tanah di
mana ia jatuh."
"Mengapa demikian?"
"Karena sifat sedikitnya."
"Demikian juga, O Baginda raja, kebatilan adalah sesuatu yang
jahat dan
karena sifat sedikitnya, ia hanya dapat mempengaruhi si pelaku
dan tidak
dapat dibagikan. Tetapi jika ada hujan badai yang sangat hebat,
apakah
airnya akan sampai ke mana-mana?"
"Tentu saja, Bhante, bahkan bisa sejauh 50 atau 60 kilometer."
"Demikian juga, O raja, kebajikan adalah sesuatu yang hebat dan
karena sifat
melimpahnya; ia dapat dibagikan baik kepada manusia maupun
dewa."
"Bhante Nagasena, mengapakah kebatilan begitu terbatas
sifatnya, sedangkan
kebajikan dapat menjangkau lebih jauh?"
"Siapa pun, O Baginda raja, yang memberikan persembahan,
menjalankan sila
dan melakukan Uposatha, ia akan merasa gembira dan berada dalam
ketenangan.
Karena ketenangannya maka kebaikannya bahkan menjadi semakin
melimpah.
Seperti kolam air yang dalam dan jernih, segera setelah air
mengalir keluar di salah satu sisinya, tempat itu akan terisi
penuh lagi
dari segala arah. Demikian juga, O raja, jika seseorang akan
mengirimkan
kebajikan yang telah dilakukannya kepada orang lain, bahkan
selama 100 tahun
kebaikannya akan semakin bertumbuh. Itulah sebabnya mengapa
kebajikan itu
begitu hebat. Tetapi dengan perbuatan jahat, O Baginda
raja, orang akan dipenuhi oleh rasa penyesalan dan pikirannya
tidak akan
dapat terlepas darinya. Dia merasa tertekan dan tidak
mendapatkan
ketenangan, lalu karena merasa putus asa dia menjadi sia-sia.
Seperti
halnya, O raja, setetes air yang jatuh di sungai yang kering
tidak akan
dapat menambah isinya dan malahan akan langsung tertelan di
titik jatuhnya.
Inilah sebabnya ketidakbajikan sangat jahat dan mempunyai sifat
sedikit."
87
Perkenalan / Re: Asal muasal dan Arti Nick Masing2 ...
« on: 17 May 2011, 09:52:18 AM »
icykalimu = ice cream
88
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Re: [VPDS] Detik – Detik & Perayaan Waisak 2555 BE / 2011
« on: 17 May 2011, 09:43:45 AM »
happy vesak
89
Informasi dan Pengumuman Kegiatan Buddhis / Re: [KASI] Waisak Nasional 2555 BE/2011
« on: 17 May 2011, 09:43:28 AM »
happy vesak
90
Studi Sutta/Sutra / Re: Authenticity of the Suttas of the Pali Canon
« on: 14 May 2011, 12:02:25 AM »Sebenarnya gampang, cari aja di agama ada atau nggak.
apa maksudnya cari di agama?