//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - gryn tea

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 76
91
Buddhisme untuk Pemula / Ceramah Bhante
« on: 10 December 2013, 06:06:30 PM »


Nasib Ditangan Siapa ?


Ditulis oleh: Bhikkhu Abhayanando


Orang dungu menanti hari baik tapi nasib baik selalu jauh darinya,


nasib baik adalah bintang terang itu sendiri,


apa yang bisa dicapai hanya oleh bintang terang.


(Jataka)




Suatu hari ada sekelompok pemuda yang iseng ke tukang ramal, saat sampai ke tempat tukang ramal tadi, masing-masing diramal oleh tukang ramal dan tentunya ada yang baik dan yang buruk. Mereka yang diramal baik tentunya akan bahagia, sedangkan yang diramal buruk akan mengalami kesedihan. Salah satu dari sekelompok anak muda itu diramal, bahwa hidupnya saat ini akan kaya raya tetapi kehidupannya singkat. Anak ini menjadi kalut, di satu sisi ada kebahagiaan dan disisi lain muncul kesedihan.


Kejadian seperti di atas bukan hanya dialami sekelompok anak muda dalam cerita di atas, tetapi masih banyak lagi orang yang pergi ke tukang ramal untuk mengetahui garis kehidupannya dan terkadang mereka mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk mengetahui garis hidupnya. Banyak orang yang cemas menghadapi nasib kehidupannya sehingga mereka pergi ke tempat-tempat yang menjanjikan ramalan jitu.


Percaya pada nasib, baik atau buruk, sangat umum di kalangan masyarakat. Ini bisa terjadi akibat kurangnya pengertian terhadap hukum kamma, kondisi duniawi dan hakikat yang oleh orang lantas dianggap sebagai nasib baik atau nasib buruk.


Sang Buddha mengajarkan kepada kita bahwa hasil yang baik datang dari sebab yang baik, dan hasil yang buruk datang dari sebab yang buruk, sesuai dengan hukum kamma. Ketika orang menghadapi hasil yang buruk akibat perbuatan jahatnya di masa lalu atau sekarang, ia semestinya tak mengkambinghitamkan nasib buruk. Sebaliknya, lebih tepat baginya untuk mengatakan bahwa ia sedang mengalami akibat dari kamma buruknya. Dengan pengertian seperti ini, pengertian tentang nasib akan bergeser ke pengertian yang sebenarnya. Dengan cara ini pula, ia akan memahami bahwa ia yang bertanggung jawab atas segala kebahagiaan dan ketidakbahagiaannya sendiri, berdasarkan seberapa baik dan seberapa buruk dalam bersikap dalam kehidupan ini. Tidak ada yang disebut nasib, pilihan ada ditangan kita sendiri.


Manusia mestinya tidak menyerah dan berhenti berusaha mengalahkan ketidakberuntungan yang menyatakan bahwa ia tidak memiliki ‘Hoki’. Ia juga mesti tidak membiarkan dirinya menjadi korban kepercayaan seperti itu yang akan menghalangi kemajuan material dan spiritual.


Menurut ajaran sang Buddha, usaha adalah kondisi yang paling penting untuk memperbaiki kamma buruk seseorang. Dengan usaha yang dilakukan pada hari ini, orang bisa membuat kamma yang sangat segar, dan mengubah keadaan serta lingkungannya. Selalu ada kemungkinan seseorang untuk mengubah kammanya sendiri. Jika kegagalan disebabkan ketidakefisienan, kurang pengalaman, atau kemalasan, ia harus berusaha memajukan dirinya sendiri dengan mengatasi kegagalannya tanpa menyalahkan bintang-bintang, setan atau roh-roh. Dengan pengertian terhadap hakikat diri serta penerimaan terhadap kelemahan diri sendiri adalah langkah pertama untuk memperbaiki diri sendiri.


Apa yang disebut dengan nasib yang tak terelakan atau takdir yang tak dapat diperbaiki itu tidak ada dalam ajaran sang Buddha. Jika kita mengamati pengalaman diri kita sendiri dan orang lain, kita akan menyadari bahwa ketidakbahagiaan dan penderitaan pada hari ini adalah hasil dari kesalahan yang telah dilakukan kemarin.


Manusia bukanlah sekedar seperti pion di papan catur, kekuatan universal yang tak mampu dikendalikannya. Nasibnya adalah ciptaannya sendiri, apakah baik atau buruk. Manusia menciptakan nasibnya sendiri dengan pikiran, kata-kata, dan perbuatannya sendiri. Tidak ada kesempatan untuk sembunyi dari konsekuensi perbuatannya. Karenanya, manusia adalah pembentuk kehidupannya sendiri, saat ini dan di masa mendatang.


Hukum kamma yang mengukir nasib seseorang tidak mengenal restribusi. Tidak motif untuk menghukum dalam hukum agung universal tersebut. Alam itu adil. Ia tidak bisa ditipu, tak juga bisa memberikan kompensasi bagi yang memohon-mohon. Pada waktu keadaan yang sesuai muncul, perbuatan yang akan kita tanam akan berubah. Karenanya, di hadapan malapetaka, tak ada yang bisa dicapai dengan memaki langit.


Pengaruh kamma dalam kehidupan seseorang bukannya tidak bisa diubah. Karenanya konsep penderitaan yang abadi dan kebahagiaan yang kekal adalah asing dalam agama Buddha. Semua jenis kehidupan dalam lingkaran kelahiran dan kematian (samsara) adalah tidak kekal. Hanya setelah kita keluar dari keberadaan yang relatif di dalam samsara dan telah mencapai Nibbana, barulah kebahagiaan abadi kita sadari.


Proses pengembangan kedewasaan spiritual meliputi latihan diri dan disiplin moral, penyucian batin dan menjalankan kehidupan lurus, penuh dengan kasih sayang, harmoni, dan pelayanan tanpa pamrih. Berbagai agama memberikan interpretasi yang berbeda berkenaan dengan bagaimana penyelamatan dari penderitaan dimungkinkan. Dalam agama Buddha, seseorang bisa diselamatkan dengan cara menjalankan hidup yang sesuai dengan hukum moral universal dan dengan mensucikan pikirannya. Ia sebenarnya bisa membentuk nasibnya tanpa harus bergantung kepada kekuatan diluar dirinya.


Sebagai umat manusia, mesti tidak menyia-siakan keberadaan kita sebagai umat manusia dengan menyesali masa lalu, ataupun menghabiskan waktu dalam kegiatan yang sia-sia dan tak bermanfaat. Sikap hidup seperti itu cuma akan membuang kesempatan untuk menyadari tujuan sebenarnya dari hidup ini, dan menghalangi kemajuan kita dalam usaha pembebasan sempurna dari penderitaan.


Tak ada yang disebut nasib, kecuali efek perbutan kita di masa lalu. Perbuatan kita di masa lalu adalah nasib kita….pencapaian kita ditentukan oleh usaha kita. Usaha kita dengan demikian adalah nasib kita. Usaha kita yang dulu dan sekarang, jika berlawanan adalah seperti dua ekor kambing yang berlaga. Yang lebih kuat akan melemparkan yang lebih lemah….Apakah itu usaha kita di masa lalu atau kala ini, adalah yang lebih kuat yang menentukan nasib kita. Dalam kasus manapun, adalah usaha manusia yang menentukan nasibnya sendiri. Hanya kejadian-kejadian dalam dunia ini yang ia ciptakan dengan perbuatannya sendiri dan bukan yang lain…Karenanya seseorang harus mengatasi nasib buruknya sendiri (efek perbuatannya di masa lalu) dengan usaha yang lebih baik di masa sekarang. Tak ada yang tidak bisa dicapai oleh manusia dengan usaha yang tepat. Dengan adanya pengertian yang jelas terhadap kamma maka kasus-kasus seperti cerita sekelompok pemuda itu tidak ada lagi. Memang, untuk menumbuhkan pengertian seperti itu, di tengah-tengah manusia yang masih dipengaruhi oleh panadangan umum di masyarakat sangat sulit. Tetapi bukan berarti tidak bisa, oleh karena harus dimulai dari diri kita sendiri.


92


Mengapa Manusia Berbeda-beda


Oleh : YM.Bhikkhu Jayanando


Kalau kita perhatikan di dunia ini jumlah manusianya luar biasa banyak bahkan mencapai milyaran. Tapi dari sekian banyak manusia itu tak satu pun yang sama pasti berbeda-beda. Mengapa bisa berbeda-beda?


Orang yang lahir sebagai orang yang kembar saja pasti juga ada yang berbeda mungkin fisiknya yang satu sehat dan yang satu suka sakit-sakitan, yang satu cerdas mudah dalam mengangkap pelajaran tapi yang satu agak lambat,dan ketika dewasa yang satu bisa sukses dan yang satu ekonominya biasa-biasa saja. Jadi tidak satupun manusia di dunia ini sama pasti berbeda-beda mengapa demikian. Hal ini pernah di pertanyakan pada waktu zaman Sang Buddha, ‘’Yang mempertanyakan ini adalah Subha tentang perbedaan-perbedaan yang ada di dalam diri manusia hal ini terdapat di culla kamma vibangga. Subha adalah seorang putra dari orang yang kaya tapi kikir dan tidak pernah memberi dan dia sangat melekat pada harta bendanya, Todeya mengali lubang terus empat guci kesayanganya itu di kubur dalam lubang karena dia tidak mau orang lain memiliki guci kesanyanganya itu, karena begitu melekatnya dengan harta bendanya dan ketika dia meninggal dia terlahir menjadi anjing dan anjing ini tinggal juga di rumahnya yang ditinggalin oleh anaknya Subha.


Walaupun tinggal dirumahnya sendiri tapi kedudukanya berbeda, kalu dulu dia sebagai majikan dan yang memiliki rumah tapi kalau sekarang menjadi penjaga rumah. Anjing ini menjadi anjing kesayangan dari Subha dan selalu menemani Subha bahkan Subha begitu sayang degan anjing ini dan menempatkanya di suatu ruangan. Suatu ketika, ketika Sang Buddha berpindapata lewat di depan rumah Subha yang dulunya adalah rumah Todeya dan anjing ini mengong-ngong Sang Buddha, kemudian Sang Buddha berkata, hai Todeya kamu itu dari dulu dari kamu sebagai manusia sampai sekarang kamu menjadi anjing masih seperti itu sama saya tidak ramah, tidak sopan kepada ku. Sang Buddha berkata seperti itu kepada anjing itu dan terus anjing itu terdiam dan marah menunduk, setelah Sang Buddha berlalu subha ini datang memperhatikan anjing yang biasanya ceria menjadi diam saja dan menjadi pertanyaan subha kenapa anjing ini ngak seperti biasanya? Maka Subha terus bertanya kepada pelayanya, apa gerangan yang terjadi sama anjing kesayanganya ini’, ‘’ pelayanya lalu berkata sejak tadi ketika Sang Buddha mengatakan bahwa dari sejak kamu menjadi manusia sampai sekarang menjadi anjing kamu selalu itu terhdapaku tidak sopan dan tidak ramah. Kemudian suba ini marah kok dibilang anjing ini dulunya adalah ayahnya dia, dia langsung marah dan ahirnya suba ini mendatangi sang Buddha, karena tidak senang ayahnya sudah dibilang terlahir menjadi anjing dan pada saat itu sang Buddha sedang ada di vihara Jetavana. Sampai kesana bertemu degan Sang Buddha bilang apa alasanya Sang Buddha anjing yang ada di rumahnya itu adalah dulunya Todeya ayahnya, ‘’ Sang Buddha mengatakan, ‘’ Subha apakah kamu menemukan empat guji yang terbuat dari emas yang selama ini kamu cari –cari terus perhatian Subha yang tadinya marah kepada Sang Buddha kemudian dia tertarik kepada kata-kata Sang Buddha yang dia itu sedang mencari guci yang terbuat dari emas kepunyaan ayahnya. Karena memang sangat sekali ingin memiliki empat guci itu. Kemudian ia berkata, belum Sang Buddha? Memang sekarang saya sedang mencari-cari empat guci yang terbuat dari emas yang saya tahu ayah saya dulu memilikinya tapi sekarang tidak tahu ada di mana guci tersebut. Kemudian Sang Buddha berkata, kalau kamu ingin mendapatkan empat guci yang terbuat dari emas itu! Nanti kalau kamu pulang kamu beri makan anjing kesayanganmu itu degan makanan yang enak-enak. Kalau dia sudah kenyang dan terlihat mengantuk kamu tepuk pungungnya dan katakana kepada dia, ayah dimana kamu menyimpan empat guci yang terbuat dari emas, maka anjing itu akan bangkit dan pergi ke suatu tempat dan kamu ikuti maka dia akan menunjukan dimana tempatnya. ‘’ setelah mendengar cerita dari Sang Buddha ini, Subha yang tadinya marah terus pulang degan senang sekali. Dia ingin memiliki empat emas tersebut.


Ahirnya Subha terus memberi makan anjingnya degan makanan yang enak-enak, ketika mengetahui anjing tersebut sudah kenyang dan mengantuk demi untuk memperoleh guci yang terbuat dari emas degan tidak ragu Subha menyebut nama ayahnya, sambil menepuk pungung anjingnya, ‘’Ayah dimana kamu menyimpan empat guci yang terbuat dari emas itu. Anjing tersebut bangkit dan berjalan kesuatu tempat, Subha mengikuti kemudian anjing itu mengorek tanah dan memberi tahu tempat emas itu berada. Dengan mendapatkan empat guci yang terbuat dari emas itu Subha menjadi bahagia dan sejak saat itulah Subha sangat tertarik degan Sang Buddha dan ingin belajar dan jadi pengikut Sang Buddha.


Begitu banyak perbedaan manusia yang ada di dunia ini, Subha terus bertanya kepada Sang Buddha mengapa manusia di dunia di lahirkan berbeda-beda? ‘’ kemudian Sang Buddha menjawab pertanyaan dari subha, Sabbe sattā kamma sakkha, kamma dāyāda, kamma yoni , kamma bandhu, kammmapatisarana, yaṁ kamaṁ kari sāmi kālyanaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādo bhavissāti


Semua mahluk memiliki perbuatanya sendiri, mewarisi perbuatanya sendiri, lahir dari perbuatanya sendiri, tergantung pada perbuatanya sendiri, perbuatan apapun yan akan dilakukan perbuatan itulah yang akan diwarisinya. Kenapa manusia berbeda-beda karena kualitas dan kuantitas perbuatan baik dan buruk manusia itu juga berbeda-beda maka hasilnya juga berbeda-beda. Mendapatkan penjelasan seperti ini subha belum paham, maka dia memohon untuk menjelaskan agar lebih rinci. Kemudian Sang Buddha menjelaskan:


1. Mengapa ada orang yang usianya panjang dan ada yang usianya pendek, orang yang usianya pendek pada kehidupan lalunya suka membunuh sedangkan kalau orang yang usianya panjang, sebaliknya dia pada kehidupan lalunya tidak suka membunuh, bisa mengendalikan badannya dan senantiasa melepaskan mahluk-mahluk yang menderita/ terjerat atau terperangkap dan dia bisa lahir di alam yang bahagia.


2. Mengapa ada orang yang berpenyakitan tapi disisi lain ada yang sehat. Orang yang sering sakit-sakitan karena pada kehidupan lampaunya dia sering menyiksa mahluk hidup/ menganiyaya mahluk hidup maka mereka akan lahir di alam yang menderita dan sedangkan orang yang senantiasa sehat pada masa lampau dia ngak suka menyiksa mahluk hidup selalu memancarkan cinta kasih.


3. Kenapa ada yang lahir degan wajah buruk dan ada yang jelek. Orang yang terlahir buruk rupa pada kehidupan lampau suka marah-marah dan tidak senang, berkata kasar dll. Sedangkan orang yang berwajah tamapan dan cantik pada kehidupan masa lampau dia tidak suka marah-marah,dan pemaaf dll.


Maka dari itu kalau ingin yang baik-baik mulailah dari sekarang pupuk perbuatan yang baik-baik dalam kehidupan ini dan jadikanlah Dhamma sebagai pedoman kita.


93
saya ulang lagi: itu foto gak ada hubungannya dengan ospek itn.
saya membahas foto.

Gryn gx berani memastikan jg klo foto diatas itu bneran terjadi di indon ato bukan

Gryn cm share sesuai berita yg gryn dpt

Lgian gryn gx terlalu perduli dgn urusan mereka

Mending lbh baik mikirin sendiri az d

94
Lucu,,,,


Hari gini masi mw az digituin,,,


Apa mgkn cwek na jg pd doyan digituin



SILAHKAN menilai sendiri, bagi mod bila dianggap postingan saya tidak benar silahkan dihapus saja.... ^:)^


Ya masing2 nilai az sendiri

Persepsi n pikiran org jg beda2 yg baca n tanggapan na

Jd gx usa slg sewot


95
Gryn mw tny sbagai umat Buddhis yg menjalankan sila

Jika sperti hal diatas terjadi
Dikarenakan kita gx melawan (bukan gx sanggup melawan)
Maaf, Krn klo liat kSus zperti diatas bukan gx sanggup melawN tp kyk pasrah aZ


Nah, ap itu melanggAr sila ??

96

Ini uda maslah pelecehan , berarti cwek na yg pd bego gx berani melawan, ... Kcuali klo cewek na jg pd doyan ato kegatelan,,jd mw az digituin

97
Btw coba si oma baca koment gryn sebelOm na itu

N baca pelan2

(maaf gx pke bold n edit tulisan na warna warni, kan penglihatan oma masi baik)

98
IYA, saya SETUJU, karena anak baru lulusan SMA jadi masih TAKUT ama SENIOR nya...!! Sungguh TIDAK MANUSIAWI dan BRUTAL OSPEK ITN....!!!

Apabila ada yang berpendapat agak menyudutkan perempuan yang ternyata justru suara itu dari perempuan juga, saya ga abis pikir...!!!

BAHKAN menteri KESEHATAN yang dulu baru saja dilantik sampai di LENGSER (DIPAKSA mengundurkan diri) gara2 memberi jawaban kepada pertanyaan wartawan bahwa "Perkosaan itu terjadi SUKA sama SUKA" itu aja LANGSUNG DICOPOT jabatannya...!!!

Kok sampe ada yang tega mengatakan bhw korban perkosaan karena si korban "KEGATELAN" dimana manusiawi nya ??
Andai itu terjadi pada diri Mama mereka, ato adik cewe mereka, ato anak perempuan mereka sendiri, apa mereka MAU menerima KATA2 Mama/adik/anak mereka "kegatelan" ??  :o :o
[

99
MALANG, KOMPAS.com — Terkait kasus Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) yang digelar Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, 13 Oktober 2013 lalu, delapan saksi mengakui memang banyak perlakuan yang tidak manusiawi dalam orientasi tersebut.

Hal itu disampaikan koordinator aksi, Lalu Mustaqim, kepada wartawan di sela-sela aksi yang dilakukan mahasiswa asal Mataram di Malang, Senin (9/12/2013), yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti-Kekerasan (AMAK).

Dari keterangan dan pengakuan Mustaqim, pihak mahasiswa asal Mataram sudah mengumpulkan delapan saksi yang terdiri dari mahasiswa baru (maba) yang ikut ospek bersama Fikri.

"Kita dua malam mendatangkan delapan saksi, yang dari jurusan Planologi angkatan 2013. Dari pengakuan delapan saksi itu, mahasiswa memang menerima perlakuan tidak manusiawi," katanya.

Mahasiswa baru laki-laki disuruh berhubungan seperti suami istri dengan para mahasiswi baru. "Yang tidak manusiawi juga, peserta ospek diberi singkong yang bentuknya seperti alat kelamin dan diminta untuk alat oral. Ini kan sudah cukup bejat dan tidak manusiawi," kata Mustaqim.

Sebanyak 114 mahasiswa baru, kata Mustaqim, membeberkan pengakuan delapan para saksi, bahwa mereka hanya diberi satu botol mineral untuk diminum oleh banyak mahasiswa itu. "Kasus ini harus diusut tuntas dan pihak ITN harus bertanggung jawab atas kasus ini," katanya.Penulis: Kontributor Malang, Yatimul Ainun


100
Gryn mau ya digituin?

yang aku ga ngerti,
koq pada ga melawan ya?

jumlah peserta ospek kan lebih banyak daripada panitia ospeknya.
kalau mereka bersatu melawan, mah panitia ospek kan kalah jumlah..


Ini uda maslah pelecehan , berarti cwek na yg pd bego gx berani melawan, ... Kcuali klo cewek na jg pd doyan ato kegatelan,,jd mw az digituin

101

Senin, 9 Desember 2013 | 13:34 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Pihak Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui bahwa dalam orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) yang diikuti mahasiswa baru (maba) telah terjadi tindak kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.

"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan yang mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi, yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).

Namun, Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.

Sanksinya bermacam-macam, kata Wayan. Ada yang dikeluarkan dan ada yang harus mengulang mata kuliah lagi. "Pihak jurusan yang lebih banyak tahu. Sekarang kami baru tahu lebih detail jenis kegiatannya," kilahnya.

Kegiatan seperti itu, katanya, ditangani langsung oleh pihak jurusan Planologi. Pihak jurusan yang bertanggung jawab. "Yang jelas, jika ada pemberian minum satu botol untuk 114 orang itu sangat tidak wajar," tegasnya.

Sebenarnya, ospek tersebut digelar setelah pasca-kehidupan kampus. "Tujuan utamanya ialah agar mahasiswa paham betul jurusan yang ditempuhnya. Tidak ada perpeloncoan dalam ospek. Kita tegas melarangnya," kata Wayan.

Pihak jurusan, ujar Wayan, sudah memberi izin soal lokasi ospek, yakni di Goa China, Sumbermajing Wetan, Kabupaten Malang, sementara rektorat yang mengikuti jurusan. "Tanda tangan izin lokasi ditandatangani oleh pihak jurusan dan dekan," ungkap Wayan.





102
itu foto gak ada hubungannya dengan ospek itn.
ada yg udah bongkar exif fotonya dan itu diambil sudah setahun lalu. jadi pasti bukan di ospek itn tahun 2013.

ada yg coba mencari sumbernya, tapi gagal:
http://membongkar-hoax.blogspot.sg/2013/12/menelusuri-foto-ospek-mesum-benarkah.html




Hoax apa "hoax" ???
http://regional.kompas.com/read/2013/12/09/1334534/ITN.Benarkan.Ada.Kekerasan.Seksual.dalam.Ospek


103
Lucu,,,,


Hari gini masi mw az digituin,,,


Apa mgkn cwek na jg pd doyan digituin

104
Meditasi / Re: Meditasi yg Baik dan Benar
« on: 08 December 2013, 03:59:54 PM »

105
Meditasi / Re: Meditasi yg Baik dan Benar
« on: 08 December 2013, 03:59:27 PM »


Sepuluh macam Palibodha
Palibodha berarti gangguan dalam meditasi yang menyebabkan batin gelisah dan tidak mampu memusatkan pikiran pada obyek.
1. Avasa ( Tempat tinggal )
2. Kula ( pembantu dan orang yang bertanggung jawab )
3. Labha ( Keuntungan )
4. Gana ( murid dan teman )
5. Kamma ( pekerjaan )
6. Addhana ( perjalanan )
7. Nati ( orang tua, keluarga, saudara )
8. Abadha ( penyakit )
9. Gantha ( pelajaran )
10. Iddhi ( Kekuatan gaib )
Dalam melaksanakan meditasi umumnya orang yang bermeditasi sering juga mendapat gangguan yang disebut palibodha. Ia merasakan khawatir akan tempat tinggalnya, terikat dengan rumahnya, ia merasa khawatir dengan pembantu dan orang yang bertanggung jawab atas harta bendanya. Ia merasa khawatir akan persoalannya, apakah meditasi ini akan membawa keuntungan baginya. Ia merasa khawatir akan murid dan teman – temannya, Ia merasa khawatir akan pekerjaan yang belum selesai. Ia merasa khawatir akan perjalanan jauh yang harus ditempuhnya, Ia merasa khawatir akan orang tuanya, keluarganya dan saudaranya. Ia merasa khawatir akan kemungkinan timbulnya penyakit. Ia merasa khawatir akan pelajaran yang di tinggalkannya. Ia merasa khawatir akan bermacam – macam kekuatan magis yang dipertunjukan, takut akan kemerosotan kekuatan magisnya.
Palibodha ini harus dibasmi agar orang dapat memusatkan pikiran dengan baik.

Tiga Macam Nimitta
Nimitta berarti suatu pertanda atau gambaran yang ada hubungannya dengan perkembangan obyek meditasi. NImitta ini ada tiga macam yaitu :
1. Parikamma Nimitta ( gambaran batin permulaan )
Mengenai Parikamma Nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi, seperti patung Buddha, mula – mula dilihat dengan mata, kemudian dibayangkan dalam pikiran. Jadi Parikamma Nimitta merupakan gambaran atau bentuk dari obyek dalam keadaan yang sebenarnya. Semua obyek ( 40 macam obyek meditasi ) dapat menghasilkan Parikamma Nimitta.

2. Uggaha Nimitta ( gambaran batin mencapai )
Mengenai Uggaha Nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi dilihat dengan batin, hingga obyek itu melekat dalam pikiran. Jadi Uggaha Nimitta merupakan gambaran obyek didalam batin yang sama dengan bentuk obyek yang dipakai, walaupun mata telah dipejamkan. Untuk mencapai Uggaha Nimitta, semua obyek meditasi dapat dipakai dalam melaksanakan samatha bhavana.

3. Patibhaga Nimitta ( gambaran batin berlawanan )
Mengenai Patibhaga Nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi yang telah melekat pada pikiran, terpeta dengan nyata, tetap jernih, jelas, terbebas dari gangguan dan gambaran obyek tersebut dapat dibesarkan dan dikecilkan menurut kemauan. Jadi Patibhaga Nimitta merupakan gambaran pantulan dari obyek yang dipakai, yang bentuk gambaran itu berubah menjadi sinar terang didalam batinnya. Untuk mencapai Patibhaga Nimitta maka obyek yang harus diambil dalam melaksanakan samatha bhavana ialah sepuluh kasina, sepuluh asubha, satu kayagatasati dan satu anapanasati.
Pengertian Jhana

Jhana berarti kesadaran / pikiran yang memusat dan melekat kuat pada obyek kammatthana / meditasi, yaitu kesadaran atau pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kekuatan appana samadhi ( konsentrasi yang mantap ) yaitu kesadaran / pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kuat ).

Jhana merupakan keadaan batin yang sudah diluar aktivitas panca indera. Keadaan ini hanya dapat dicapai dengan usaha yang ulet dan tekun. Dalam keadaan ini, aktivitas panca indera berhenti, tidak muncul kesan – kesan penglihatan maupun pendengaran, pun tidak muncul perasaan badan jasmani. Walaupun kesan – kesan dari luar telah berhenti , batin masih tetap aktif dan berjaga secara sempurna serta sadar sepenuhnya.

Jhana hanya mampu menekan atau mengendapkan kekotoran batin untuk sementara waktu. Ia tidak dapat melenyapkan kekotoran batin. Sewaktu – waktu Jhana dapat merosot karena Jhana tidak kekal.

Enam Macam Abhinna :

Abhinna berarti kemampuan atau kekuatan batin yang luar biasa atau tenaga batin.

Abhinna akan timbul dalam diri orang yang telah mencapai Jhana- Jhana, dimana Jhana tingkat keempat ( Catuttha Jhana ) merupakan dasar untuk timbulnya Abhinna ini. Namun hal ini juga tergantung pada Kusala Kamma ( Perbuatan baik ) dari kehidupan yang lampau. Mengenai obyek meditasi yang dapat menimbulkan Abhinna ialah hanya sepuluh kasina.

Abhinna itu ada enam macam dan dapat dibagi atas dua kelompok besar yaitu Abhinna yang duniawi atau lokiya dan Abhinna yang diatas duniawi atau lokuttara.

Abhinna yang duniawi ( lokiya abhinna ) terdiri atas lima macam yaitu :

1. Iddhividhanana sering disebut sebagai kekuatan gaib atau kekuatan magis atau kesaktian. Ini terbagi lagi atas beberapa macam yaitu :

a. Adhitthana iddhi ialah kemampuan untuk mengubah diri dari satu menjadi banyak atau dari banyak menjadi satu

b. Vikubbana iddhi ialah kemampuan untuk merubah bentuk, seperti menjadi anak kecil, raksasa, ular atau membuat diri menjadi tidak tampak.

c. Manomaya iddhi ialah kemampuan mencipta dengan menggunakan pikiran, seperti menciptakan istana, gunung, sungai, harimau, wanita cantik dan lain – lain.

d. Nanavipphara idhi ialah kemampuan untuk menembus ajaran melalui pengetahuan.

e. Samadhivipphara iddhi ialah kemampuan memencarkan melalui konsentrasi, yaitu :

- kemampuan menembus dinding, pagar, gunung dan lain – lain.

- kemampuan menyelam ke dalam bumi bagaikan menyelam ke dalam air.

- kemampuan berjalan diatas air bagaikan berjalan diatas tanah yang padat.

- kemampuan terbang di angkasa seperti burung.

- kemampuan melawan api.

- kemampuan menyentuh bulan dan matahari dengan tangannya.

- kemampuan memanjat puncak dunia sampai ke Alam Brahma.

2. Dibbasotanana ( Telinga Dewa ) ialah kemampuan untuk mendengar suara -suara dari alam lain, yang jauh mauun yang dekat.

3. Cetopariyanana ialah kemampuan untuk membaca pikiran makhluk lain.

4. Dibbacakkhunana ( Mata Dewa ) ialah kemampuan untuk melihat alam – alam halus dan muncul lenyapnya makhluk- makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan karmanya masing – masing.

5. Pubbenivasanussatinana ialah kemapuan untuk mengingat tumimbal lahir yang lampau dari diri sendiri dan orang lain.

Abhinna yang diatas duniawi ( lokuttara abhinna ) hanya ada satu macam yaitu Asavakkhayanana ialah kemampuan untuk memusnahkan kekotoran batin. Pemusnahan kekotoran batin ini akan membimbing ke arah kesucian tertinggi atau arahat.

Perlu diingat bahwa tujuan umat Buddha bukanlah untuk mendapatkan kegaiban dan mukzizat yang aneh – aneh dan luar biasa. Sang Buddha tidak membenarkan siswa – siswaNya melakukan sesuatu yang ajaib dan Mujizat, karena perbuatan demikian itu tidak akan mempertinggi martabat mereka di mata orang lain. Lagipula kegaiban itu bukanlah merupakan hal yang penting dalam mencari kebebasan ( Nibbana ).



Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 76
anything