//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?  (Read 22683 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #15 on: 14 June 2009, 12:31:47 PM »
sebenarnya...
pertanyaan hanya "sila=melekat?"
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #16 on: 14 June 2009, 12:36:55 PM »
tujuan sila di buat utk apa to ?


Tidak membuat keburukan yg menghasilkan penderitaan = kebahagiaan.


bagaimanakah utk melepas dari kemelekatan ?


Gampangnya adalah "Jangan melekat."
Namun kenyataannya tidak segampang itu.

Dari yang saya pelajari adalah Sila,Samadhi,Panna
Tiada jalan lain.

yaa... gitu deh

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #17 on: 14 June 2009, 12:38:43 PM »
um..semuanya berasal dari pikiran,bukan dari sila...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #18 on: 14 June 2009, 01:31:59 PM »
orang yg telah terlepas dari kemelekatan otomatis ga perlu sila2 itu lagi, karena SEHARUS nya perilaku nya sudah sesuai dngan sila2 tersebut (saya tulis seharusnya karena saya sendiri jg masi belooooooooooooooooom terlepas dari kemelekatan)

lah terus kenapa di buat sila2 ? sebagai manusia awam dan belum terbebas dari kemelekatan dan jg (ada) yg emang ga minat utk bebas dari kemelekatan (enak gila, mungkin gitu kali mikirnya), yahhh paling kaga ga ciptain karma buruk lah .. yah paling gak next time buah nya lebih bagus lah ...

so ... menurut tula, gada acarana jalanin sila terus jadi lepas dari kemelekatan, yg ada, sambil berlatih utk melepas kemelekatan, kita jg jalanin sila2 tsb.

cmiiw pemikiran maklum awam

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #19 on: 15 June 2009, 08:10:07 AM »
saat ini gw melekat dengan sila dan kemelekatan tersebut membawa saya pada kehidupan yang lebih baik...

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #20 on: 15 June 2009, 09:15:10 AM »
Sila itu kan latihan tuk mendukung samadhi.. :D

kalo untuk pertanyaaan apakah melaksanakan sila = melekat

kalo dijawab iya .. maka kondisinya orang itu kalo gak melaksanakan sila bakal menderita....

tetapi orang yg melaksanakan sila... bila dijalankan dengan benar akan memperkuat konsentrasinya sehingga dapat berpikir jernih (Samadhi). Bila ia dapat berpikir jernih, maka untuk membedakan yg mana yg salah dan yg mana yg benar akan lebih mudah, sehingga kebijaksanaan akan muncul dalam pikirannya (Panna).

maka itu seseorang yg melaksanakan Sila dengan baik tentu akan berbuah pada Kebijaksanaan...


dan saya rasa orang yg bijak gak akan melaksanakan sila berdasar ketagihan atau kemelekatan... melainkan sebuah habbit... :-?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #21 on: 15 June 2009, 09:46:54 AM »
Saya semalam baru mendengarkan kaset ceramah Bhante Ajahn Bram tentang "BAHAGIA"...
Saya jadi bertanya sendiri,"Apakah seseorang yang "bertekad kuat" menjalankan sila,tidak disebut sebuah kemelekatan?"
Mohon bantuannya...  :)

Salah satu kekotoran batin adalah vicikiccha / keragu2an, yang terdiri dari 8 jenis keragu2an

Salah satu dari vicikiccha adalah Keragu2an terhadap Sikkha (Sila, samadhi dan Panna), apakah memang ada?

Jadi kalo utk menjalankan sila aja masih mempertanyakan kemelekatan, sungguh disayangkan

Kemelekatan bukan tergantung dari sila, atau samadhi tapi dari si individunya.

Jika memang sila membuat kemelekatan, jadi org pun bisa melekat pada "samadhi"

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #22 on: 15 June 2009, 09:48:54 AM »
Sila itu kan latihan tuk mendukung samadhi.. :D

kalo untuk pertanyaaan apakah melaksanakan sila = melekat

kalo dijawab iya .. maka kondisinya orang itu kalo gak melaksanakan sila bakal menderita....

tetapi orang yg melaksanakan sila... bila dijalankan dengan benar akan memperkuat konsentrasinya sehingga dapat berpikir jernih (Samadhi). Bila ia dapat berpikir jernih, maka untuk membedakan yg mana yg salah dan yg mana yg benar akan lebih mudah, sehingga kebijaksanaan akan muncul dalam pikirannya (Panna).

maka itu seseorang yg melaksanakan Sila dengan baik tentu akan berbuah pada Kebijaksanaan...


dan saya rasa orang yg bijak gak akan melaksanakan sila berdasar ketagihan atau kemelekatan... melainkan sebuah habbit... :-?

TOBS...........!!!!!

Betul sekali bro, demikianlah adanya..... habbit utk berbuat baik dimulai dari sila, direnungkan dengan samadhi dan hasilnya adalah panna

Kalo org hanya menekankan pada samadhi/perenungan tp tidak menjalankan sila dengan baik, tentunya yang direnungkan pun adl hal2 yg tidak sesuai dgn sila

GRP sent.......

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #23 on: 15 June 2009, 09:50:45 AM »
mungkin kata melekat itu yg kita pakai terlalu luas, sama seperti kata Sati.

melekat pada nibbana? melekat pada tidak melekat? semua itu permainan kata.

Sang Buddha menjelaskan Upadana/kemekatan pada lima hal.

mungkin bisa coba baca ebook tentang panca upadana khanda di http://dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/theravada/lima-penghalusinasi
There is no place like 127.0.0.1

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #24 on: 15 June 2009, 09:53:12 AM »
um..semuanya berasal dari pikiran,bukan dari sila...


Buddha tidak pernah bilang "Semuanya berasal dari pikiran", beliau menyatakan "Pikiran adalah pelopor"

Disini mengandung makna bhw jika bertindak dengan pikiran akusala maka hasilnya adalah akusala,
demikian juga jika bertindak dengan pikiran kusala, hasilnya adalah kusala

Kalau semua berasal dari pikiran (citta niyama), berarti anda mengabaikan niyama2 lainnya seperti utu, dhamma, kamma

Dan yg seperti itu, bukanlah ajaran Buddha

metta

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #25 on: 15 June 2009, 10:46:03 AM »
saudara markos
yang saya tahu, dhamma,kamma maupun niyama-niyama lainnya hanya bersumber dari pikiran, karena tanpa pikiran maka kita tidak akan mengenal dhamma,niyama,kamma...
begitu juga gunung,matahari,bulan...tanpa pikiran semua itu tidak ada....yg jelas seperti kata AjahnBrahm...

semua dalam ruang dan waktu hanya ada dalam pikiran....bukan pikiran yang ada dalam ruang dan waktu.


Saya semalam baru mendengarkan kaset ceramah Bhante Ajahn Bram tentang "BAHAGIA"...
Saya jadi bertanya sendiri,"Apakah seseorang yang "bertekad kuat" menjalankan sila,tidak disebut sebuah kemelekatan?"
Mohon bantuannya...  :)
saudara ricky-dave,
dalam buku hidup senang mati tenang bab 8 mengenai kemelekatan hal 83., Ajahn Brahm menjelaskan mengenai tentang upadana, dimana seseorang memiliki pandangan tentang kemelekatan akan sila.
dan menurut AjahnBrahm hanya ada 4 kelompok yang tidak bisa di lekati/upadana.
1.upadana akan panca indra
2.upadana akan pandangan salah
3.upadana akan kebebasan semata-mata hanya di inisiasi dan ritual
4.upadana akan suatu diri

inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.

AjahnBrahm menjelaskan bahwa Sila merupakan pelepasan, dimana menjaga sila = melepas nafsu-nafsu,
melaksanakan metta = melepaskan ego.
melaksanakan samadhi = melepas masa depan dan masa lalu. dsb-nya....

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #26 on: 15 June 2009, 06:18:05 PM »
saudara markos
yang saya tahu, dhamma,kamma maupun niyama-niyama lainnya hanya bersumber dari pikiran, karena tanpa pikiran maka kita tidak akan mengenal dhamma,niyama,kamma...
begitu juga gunung,matahari,bulan...tanpa pikiran semua itu tidak ada....yg jelas seperti kata AjahnBrahm...

semua dalam ruang dan waktu hanya ada dalam pikiran....bukan pikiran yang ada dalam ruang dan waktu.


Pikiran yang mengenali niyama, hanyalah kebenaran konseptual/pannati dhamma..... hanya sebagai merek

Pada hakekatnya, mau dikenali sebagai apapun, matahari tetap seperti itu
bulan juga tetap seperti itu

Jadi bukan karena pikiran yg mengenali obyek, lalu berarti semua niyama bersumber dari pikiran

- Apakah jika ada hujan, lalu jika kita berpikir tidak hujan, maka secara hakekat, tidak ada hujan?
- Apakah jika kita berpikir tidak ada gravitasi, lalu berarti hukum gravitasi menjadi nisbi?

Tolong dibedakan antara kebenaran secara pannati dhamma dimana penamaan, merek, dsbnya memang hanya ada di pikiran
Namun pada hakekat sesungguhnya (paramattha dhamma), semuanya tetap eksis sebagai suatu proses timbul, berlangsung dan padam

semoga penjelasan diatas bs dimengerti

metta

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #27 on: 15 June 2009, 06:20:53 PM »
Saya semalam baru mendengarkan kaset ceramah Bhante Ajahn Bram tentang "BAHAGIA"...
Saya jadi bertanya sendiri,"Apakah seseorang yang "bertekad kuat" menjalankan sila,tidak disebut sebuah kemelekatan?"
Mohon bantuannya...  :)
saudara ricky-dave,
dalam buku hidup senang mati tenang bab 8 mengenai kemelekatan hal 83., Ajahn Brahm menjelaskan mengenai tentang upadana, dimana seseorang memiliki pandangan tentang kemelekatan akan sila.
dan menurut AjahnBrahm hanya ada 4 kelompok yang tidak bisa di lekati/upadana.
1.upadana akan panca indra
2.upadana akan pandangan salah
3.upadana akan kebebasan semata-mata hanya di inisiasi dan ritual
4.upadana akan suatu diri

inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.

AjahnBrahm menjelaskan bahwa Sila merupakan pelepasan, dimana menjaga sila = melepas nafsu-nafsu,
melaksanakan metta = melepaskan ego.
melaksanakan samadhi = melepas masa depan dan masa lalu. dsb-nya....

salam metta.

boleh tau apa yg dimaksud tidak bisa di lekati/upadana?

apakah itu berarti upadana = tidak bisa di lekati???

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #28 on: 15 June 2009, 07:00:04 PM »
saudara markos
yang saya tahu, dhamma,kamma maupun niyama-niyama lainnya hanya bersumber dari pikiran, karena tanpa pikiran maka kita tidak akan mengenal dhamma,niyama,kamma...
begitu juga gunung,matahari,bulan...tanpa pikiran semua itu tidak ada....yg jelas seperti kata AjahnBrahm...

semua dalam ruang dan waktu hanya ada dalam pikiran....bukan pikiran yang ada dalam ruang dan waktu.


Pikiran yang mengenali niyama, hanyalah kebenaran konseptual/pannati dhamma..... hanya sebagai merek

Pada hakekatnya, mau dikenali sebagai apapun, matahari tetap seperti itu
bulan juga tetap seperti itu

Jadi bukan karena pikiran yg mengenali obyek, lalu berarti semua niyama bersumber dari pikiran

- Apakah jika ada hujan, lalu jika kita berpikir tidak hujan, maka secara hakekat, tidak ada hujan?
- Apakah jika kita berpikir tidak ada gravitasi, lalu berarti hukum gravitasi menjadi nisbi?

Tolong dibedakan antara kebenaran secara pannati dhamma dimana penamaan, merek, dsbnya memang hanya ada di pikiran
Namun pada hakekat sesungguhnya (paramattha dhamma), semuanya tetap eksis sebagai suatu proses timbul, berlangsung dan padam

semoga penjelasan diatas bs dimengerti

metta
wah maksud saya bukan pada pelabelan ataupun konseptual ataupun dikatakan bahwa jika sebuah api lilin jika pikiran kita mengatakan dingin, bukan berarti betul menjadi dingin...


tetapi dimana segala apapun pastilah ada dalam pikiran, bukan di luar dari pikiran...
misalkan saja hukum kamma atau pannati dhamma atau lainnya....apakah bisa diketahui atau di katakan "ada" bagi yang tdk memiliki pikiran?

tentu hanya makhluk yg memiliki pikiran lah mengenal semua itu....tetapi jika tidak ada pikiran semua itu tidak ada pula...

mengenai paramatha dhamma dan samuthi dhamma...semua itu juga hanya ada dalam pikiran...
jika di luar dari pikiran....maka apapun itu semua sudah menjadi "XXX"
baik proses timbul dan tenggelam segala sesuatu itu semua di kenali lewat pikiran.....
dan sekali lagi proses timbul dan tenggelam berada dalam pikiran kita.

ini ibarat bagi benda mati seperti kursi atau meja ( yg tidak memiliki pikiran )
apakah bagi kursi/meja ada hukum niyama? ada matahari? ada bulan? ada paramatha dhamma/samuthi?
memang bagi kita yang memiliki pikiran, kursi/meja akan terkena hukum anicca(paramatha)
akan tetapi bagi kursi/meja sendiri...jangankan paramatha dhamma.
ketidakkekalan pun semua menjadi tidak ada, dan pembentukan/kehancuran juga menjadi tidak ada.

dengan kata lain, dunia ini dan segala isi-nya adalah dunia yang ada dalam pikiran kita...bukan di luar.
Saya semalam baru mendengarkan kaset ceramah Bhante Ajahn Bram tentang "BAHAGIA"...
Saya jadi bertanya sendiri,"Apakah seseorang yang "bertekad kuat" menjalankan sila,tidak disebut sebuah kemelekatan?"
Mohon bantuannya...  :)
saudara ricky-dave,
dalam buku hidup senang mati tenang bab 8 mengenai kemelekatan hal 83., Ajahn Brahm menjelaskan mengenai tentang upadana, dimana seseorang memiliki pandangan tentang kemelekatan akan sila.
dan menurut AjahnBrahm hanya ada 4 kelompok yang tidak bisa di lekati/upadana.
1.upadana akan panca indra
2.upadana akan pandangan salah
3.upadana akan kebebasan semata-mata hanya di inisiasi dan ritual
4.upadana akan suatu diri

inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.

AjahnBrahm menjelaskan bahwa Sila merupakan pelepasan, dimana menjaga sila = melepas nafsu-nafsu,
melaksanakan metta = melepaskan ego.
melaksanakan samadhi = melepas masa depan dan masa lalu. dsb-nya....

salam metta.

boleh tau apa yg dimaksud tidak bisa di lekati/upadana?

apakah itu berarti upadana = tidak bisa di lekati???
upadana itu diartikan kemelekatan......
dan ke-4 hal itu adalah kemelekatan yang dapat menimbulkan kelahiran....
(seperti nya gaya bahasa saya yg salah yah...^^ )

maksud nya adalah hanya ke-4 hal itu jika melekat maka akan menimbulkan kelahiran....

Quote
inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.

salam metta.
« Last Edit: 15 June 2009, 07:01:37 PM by marcedes »
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Melaksanakan SILA = KEMELEKATAN?
« Reply #29 on: 16 June 2009, 08:42:47 AM »
saudara markos
yang saya tahu, dhamma,kamma maupun niyama-niyama lainnya hanya bersumber dari pikiran, karena tanpa pikiran maka kita tidak akan mengenal dhamma,niyama,kamma...
begitu juga gunung,matahari,bulan...tanpa pikiran semua itu tidak ada....yg jelas seperti kata AjahnBrahm...

semua dalam ruang dan waktu hanya ada dalam pikiran....bukan pikiran yang ada dalam ruang dan waktu.


Pikiran yang mengenali niyama, hanyalah kebenaran konseptual/pannati dhamma..... hanya sebagai merek

Pada hakekatnya, mau dikenali sebagai apapun, matahari tetap seperti itu
bulan juga tetap seperti itu

Jadi bukan karena pikiran yg mengenali obyek, lalu berarti semua niyama bersumber dari pikiran

- Apakah jika ada hujan, lalu jika kita berpikir tidak hujan, maka secara hakekat, tidak ada hujan?
- Apakah jika kita berpikir tidak ada gravitasi, lalu berarti hukum gravitasi menjadi nisbi?

Tolong dibedakan antara kebenaran secara pannati dhamma dimana penamaan, merek, dsbnya memang hanya ada di pikiran
Namun pada hakekat sesungguhnya (paramattha dhamma), semuanya tetap eksis sebagai suatu proses timbul, berlangsung dan padam

semoga penjelasan diatas bs dimengerti

metta
wah maksud saya bukan pada pelabelan ataupun konseptual ataupun dikatakan bahwa jika sebuah api lilin jika pikiran kita mengatakan dingin, bukan berarti betul menjadi dingin...


tetapi dimana segala apapun pastilah ada dalam pikiran, bukan di luar dari pikiran...
misalkan saja hukum kamma atau pannati dhamma atau lainnya....apakah bisa diketahui atau di katakan "ada" bagi yang tdk memiliki pikiran?

tentu hanya makhluk yg memiliki pikiran lah mengenal semua itu....tetapi jika tidak ada pikiran semua itu tidak ada pula...

mengenai paramatha dhamma dan samuthi dhamma...semua itu juga hanya ada dalam pikiran...
jika di luar dari pikiran....maka apapun itu semua sudah menjadi "XXX"
baik proses timbul dan tenggelam segala sesuatu itu semua di kenali lewat pikiran.....
dan sekali lagi proses timbul dan tenggelam berada dalam pikiran kita.

ini ibarat bagi benda mati seperti kursi atau meja ( yg tidak memiliki pikiran )
apakah bagi kursi/meja ada hukum niyama? ada matahari? ada bulan? ada paramatha dhamma/samuthi?
memang bagi kita yang memiliki pikiran, kursi/meja akan terkena hukum anicca(paramatha)
akan tetapi bagi kursi/meja sendiri...jangankan paramatha dhamma.
ketidakkekalan pun semua menjadi tidak ada, dan pembentukan/kehancuran juga menjadi tidak ada.

dengan kata lain, dunia ini dan segala isi-nya adalah dunia yang ada dalam pikiran kita...bukan di luar.

dear bro marcedes,

Anda menyebutkan :
Quote
wah maksud saya bukan pada pelabelan ataupun konseptual

Tapi selanjutnya menyebut :
Quote
memang bagi kita yang memiliki pikiran, kursi/meja akan terkena hukum anicca(paramatha)
akan tetapi bagi kursi/meja sendiri...jangankan paramatha dhamma.
ketidakkekalan pun semua menjadi tidak ada, dan pembentukan/kehancuran juga menjadi tidak ada.

Quote
tentu hanya makhluk yg memiliki pikiran lah mengenal semua itu....tetapi jika tidak ada pikiran semua itu tidak ada pula...

Disini sudah dengan jelas menyebutkan mengenai konseptual.

Tapi jika anda menyebutkan bhw Niyama itu sendiri HANYA ADA di pikiran, kembali mengingatkan bhw yg dimaksud Niyama adalah Hukum kesesuaian yang tetap eksis, apakah itu dikenali atau tidak
Tumbuhan akan tetap berkesesuaian dengan Bija Niyama, tidak tergantung apakah dia mempunyai pikiran atau tidak.
Cuaca, iklim, dsbnya juga akan terus berlangsung sesuai Utu Niyama, tidak tergantung pada pikiran anda

Dimana ini sebenarnya sudah saya sebut :

Quote
Jadi bukan karena pikiran yg mengenali obyek, lalu berarti semua niyama bersumber dari pikiran

Coba bro marcedes Lihat kembali ujaran guru Buddha yaitu "Pikiran adalah pelopor", bukan "Pikiran sebagai sumber dari SEGALA SESUATU"

Buddha tidak pernah bilang "Semuanya berasal dari pikiran"

Jadi hendaknya apa yg diucap oleh Ajahn Brahm bisa dilihat dari sisi Buddhism secara holistik, bukannya menurut penafsiran masing2

semoga kali ini bisa cukup menjelaskan

metta

 

anything