saudara markos
yang saya tahu, dhamma,kamma maupun niyama-niyama lainnya hanya bersumber dari pikiran, karena tanpa pikiran maka kita tidak akan mengenal dhamma,niyama,kamma...
begitu juga gunung,matahari,bulan...tanpa pikiran semua itu tidak ada....yg jelas seperti kata AjahnBrahm...
semua dalam ruang dan waktu hanya ada dalam pikiran....bukan pikiran yang ada dalam ruang dan waktu.
Pikiran yang mengenali niyama, hanyalah kebenaran konseptual/pannati dhamma..... hanya sebagai merek
Pada hakekatnya, mau dikenali sebagai apapun, matahari tetap seperti itu
bulan juga tetap seperti itu
Jadi bukan karena pikiran yg mengenali obyek, lalu berarti semua niyama bersumber dari pikiran
- Apakah jika ada hujan, lalu jika kita berpikir tidak hujan, maka secara hakekat, tidak ada hujan?
- Apakah jika kita berpikir tidak ada gravitasi, lalu berarti hukum gravitasi menjadi nisbi?
Tolong dibedakan antara kebenaran secara pannati dhamma dimana penamaan, merek, dsbnya memang hanya ada di pikiran
Namun pada hakekat sesungguhnya (paramattha dhamma), semuanya tetap eksis sebagai suatu proses timbul, berlangsung dan padam
semoga penjelasan diatas bs dimengerti
metta
wah maksud saya bukan pada pelabelan ataupun konseptual ataupun dikatakan bahwa jika sebuah api lilin jika pikiran kita mengatakan dingin, bukan berarti betul menjadi dingin...
tetapi dimana segala apapun pastilah ada dalam pikiran, bukan di luar dari pikiran...
misalkan saja hukum kamma atau pannati dhamma atau lainnya....apakah bisa diketahui atau di katakan "ada" bagi yang tdk memiliki pikiran?
tentu hanya makhluk yg memiliki pikiran lah
mengenal semua itu....
tetapi jika tidak ada pikiran semua itu tidak ada pula...mengenai paramatha dhamma dan samuthi dhamma...semua itu juga hanya ada dalam pikiran...
jika di luar dari pikiran....maka apapun itu semua sudah menjadi "XXX"
baik proses timbul dan tenggelam segala sesuatu itu semua di kenali lewat pikiran.....
dan sekali lagi proses timbul dan tenggelam
berada dalam pikiran kita.ini ibarat bagi benda mati seperti kursi atau meja ( yg tidak memiliki pikiran )
apakah bagi kursi/meja ada hukum niyama? ada matahari? ada bulan? ada paramatha dhamma/samuthi?
memang bagi kita yang memiliki pikiran, kursi/meja akan terkena hukum anicca(paramatha)
akan tetapi bagi kursi/meja sendiri...jangankan paramatha dhamma.
ketidakkekalan pun semua menjadi tidak ada, dan pembentukan/kehancuran juga menjadi tidak ada.
dengan kata lain, dunia ini dan segala isi-nya adalah dunia yang ada dalam pikiran kita...bukan di luar.
Saya semalam baru mendengarkan kaset ceramah Bhante Ajahn Bram tentang "BAHAGIA"...
Saya jadi bertanya sendiri,"Apakah seseorang yang "bertekad kuat" menjalankan sila,tidak disebut sebuah kemelekatan?"
Mohon bantuannya...
saudara ricky-dave,
dalam buku hidup senang mati tenang bab 8 mengenai kemelekatan hal 83., Ajahn Brahm menjelaskan mengenai tentang upadana, dimana seseorang memiliki pandangan tentang kemelekatan akan sila.
dan menurut AjahnBrahm hanya ada 4 kelompok yang tidak bisa di lekati/upadana.
1.upadana akan panca indra
2.upadana akan pandangan salah
3.upadana akan kebebasan semata-mata hanya di inisiasi dan ritual
4.upadana akan suatu diri
inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.
AjahnBrahm menjelaskan bahwa Sila merupakan pelepasan, dimana menjaga sila = melepas nafsu-nafsu,
melaksanakan metta = melepaskan ego.
melaksanakan samadhi = melepas masa depan dan masa lalu. dsb-nya....
salam metta.
boleh tau apa yg dimaksud tidak bisa di lekati/upadana?
apakah itu berarti upadana = tidak bisa di lekati???
upadana itu diartikan kemelekatan......
dan ke-4 hal itu adalah kemelekatan yang dapat menimbulkan kelahiran....
(seperti nya gaya bahasa saya yg salah yah...^^ )
maksud nya adalah hanya ke-4 hal itu jika melekat maka akan menimbulkan kelahiran....
inilah kelompok menurut buku tersebut yang dapat menimbulkan kelahiran kembali hanya ini.
salam metta.