//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencaharian dalam agama Buddha  (Read 3281 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline SkyLearn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Pencaharian dalam agama Buddha
« on: 19 June 2019, 07:29:40 PM »
Halo,

Perkenalkan saya masih baru disini, dan ingin belajar tentang agama buddha. Pertanyaan pertama saya sederhana, saya ingin bertanya kalau dalam agama buddha kita bermata pencaharian menjual makanan itu sebenarnya salah atau tidak ya, karma buruk tidak ya? Misalkan menjual pisang goreng, jagung bakar dll. Ada artikel riset yang menjelaskan ketika makanan dimasak dalam suhu yg sangat tinggi, maka senyawa dalam makanan itu akan rusak, sehingga kalo dimakan beresiko meninggkatkan resiko kanker.

Buddha mengatakan kepada kita untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain Menjual makanan seperti di atas jelas merugikan karna meningkatkan resiko kangker. Lalu apakah menjual makanan spt yg disebutkan di atas boleh atau salah atau karma buruk atau tidak?
« Last Edit: 19 June 2019, 07:32:10 PM by SkyLearn »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencaharian dalam agama Buddha
« Reply #1 on: 20 June 2019, 01:03:48 AM »
Halo,

Perkenalkan saya masih baru disini, dan ingin belajar tentang agama buddha. Pertanyaan pertama saya sederhana, saya ingin bertanya kalau dalam agama buddha kita bermata pencaharian menjual makanan itu sebenarnya salah atau tidak ya, karma buruk tidak ya? Misalkan menjual pisang goreng, jagung bakar dll. Ada artikel riset yang menjelaskan ketika makanan dimasak dalam suhu yg sangat tinggi, maka senyawa dalam makanan itu akan rusak, sehingga kalo dimakan beresiko meninggkatkan resiko kanker.

Buddha mengatakan kepada kita untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain Menjual makanan seperti di atas jelas merugikan karna meningkatkan resiko kangker. Lalu apakah menjual makanan spt yg disebutkan di atas boleh atau salah atau karma buruk atau tidak?
Dalam Buddhisme yang menjadi penentu adalah niat seseorang. Apakah niatnya menjual makanan atau penyebab kanker? Jika memang untuk menjual makanan, lakukan yang terbaik untuk menjaga kualitasnya, tidak pakai bahan yang berbahaya sesuai dengan aturan yang berlaku dari BPOM atau WHO. Tidak perlu spekulasi terlalu jauh.


Offline SkyLearn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencaharian dalam agama Buddha
« Reply #2 on: 20 June 2019, 10:44:02 AM »
Dalam Buddhisme yang menjadi penentu adalah niat seseorang. Apakah niatnya menjual makanan atau penyebab kanker? Jika memang untuk menjual makanan, lakukan yang terbaik untuk menjaga kualitasnya, tidak pakai bahan yang berbahaya sesuai dengan aturan yang berlaku dari BPOM atau WHO. Tidak perlu spekulasi terlalu jauh.

Bisa di lihat ada risetnya koq makanan gorengan memang meningkatkan resiko kanker, riset itu tidak sama dengan spekulasi. Semua ilmu kedokteran itu hasil studi bukan spekulasi (ilmu ramal).
Kalau dikatakan tegantung niat, lalu kenapa jual alkohol tidak dianjurkan oleh Buddha, niatnya kan blom tentu tidak baik. Patokannya dimana supaya mengerti apa yg baik dan yang tidak baik?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencaharian dalam agama Buddha
« Reply #3 on: 22 June 2019, 10:15:51 AM »
Bisa di lihat ada risetnya koq makanan gorengan memang meningkatkan resiko kanker, riset itu tidak sama dengan spekulasi. Semua ilmu kedokteran itu hasil studi bukan spekulasi (ilmu ramal).
Junk Food dan produk lain dengan aneka trans-fat juga riksio kolesterol dan jantung. Orang alergi makan kacang atau kerang juga bisa mati. Bahkan minum air kebanyakan juga bisa mati.

"Spekulasi" tidak merujuk pada hasil riset, tapi pemikiran anda yang terlalu jauh. Saya sudah sarankan cek BPOM/WHO, mereka juga meregulasi sesuai riset.


Quote
Kalau dikatakan tegantung niat, lalu kenapa jual alkohol tidak dianjurkan oleh Buddha, niatnya kan blom tentu tidak baik.
Setahu saya, konteks alkohol seperti dalam Vaṇijjāsutta adalah karena penggunaannya untuk mabuk-mabukan, kebalikan dari salah satu latihan utama Buddhis: pengembangan perhatian (kewaspadaan & keawasan); orang mabuk sulit mengendalikan diri. Namun menurut saya jika menjual alkohol untuk keperluan seperti disinfektan, pelarut, dll. tidak ada masalah.

Sebaliknya sengaja jual makanan yang mengandung selai kacang ke orang penderita alergi dengan niat mencelakainya itu tidak baik, walaupun tidak ada larangan jual kacang di sutta mana pun. 


Quote
Patokannya dimana supaya mengerti apa yg baik dan yang tidak baik?
Untuk patokan universal bisa merujuk pada pusat penelitian ilmiah yang objektif dan netral. Kemudian sebagai warga negara wajib menaati hukum yang berlaku. Selebihnya tergantung pandangan pribadi, misal kita cocok dengan suatu agama, maka bisa merujuk pada kitab suci dan aturannya.

Offline SkyLearn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencaharian dalam agama Buddha
« Reply #4 on: 23 June 2019, 10:57:21 AM »
Junk Food dan produk lain dengan aneka trans-fat juga riksio kolesterol dan jantung. Orang alergi makan kacang atau kerang juga bisa mati. Bahkan minum air kebanyakan juga bisa mati.

Terima kasih ini saya setuju.

"Spekulasi" tidak merujuk pada hasil riset, tapi pemikiran anda yang terlalu jauh. Saya sudah sarankan cek BPOM/WHO, mereka juga meregulasi sesuai riset. 

Tetapi ini kurang setuju. BPOM tidak memiliki kapasitas utk mengetahui yang buruk. Terbatasnya kemampuan membuat mereka melarang impor apapun yang dianggep berbahaya. Anda lihat yang beredar di pasaran, banyak sekali yang ga baik utk kesehatan bahkan utk makanan dan minuman yang dikomsumsi harian. Gimana ga heran angka penderita kencing manis naik drastis, barang yg harus diminum sekali2 diminum sehari2 itu karena dicampur sama zat yg berbahaya utk kesehatan demi proift, semua lolos bpom. Maka mengaculah pada badan yang lebih kompeten mengetahui tentang pengetahuan umum. 


Minum alkohol tidak selalu bertujuan untuk mabukmabukan, tidak selalu negatif. Orang makan daging sapi juga ga selalu supaya badannya besar. Niat semua orang tidak sama, jadi kalo bicara alkohol. Alkohol tidak sama dengan niat buruk, tergantung yang menggunakannya. 

« Last Edit: 23 June 2019, 11:00:59 AM by SkyLearn »