bisa nulis buku sampai 200 jilid...
TBSN yang berfondasikan Tantrayana mengajarkan bahwa untuk mencapai Pencerahan, kita harus mengembangkan diri melalui:
1) perbuatan => yaitu dengan mudra-mudra
2) ucapan => yaitu dengan mantra-mantra
3) pikiran => yaitu dengan visualisasi-visualisasi
Yang sedang kita bahas kali ini adalah mudra. Pertanyaannya, apakah orang yang cacat (tidak punya tangan atau jari) tidak bisa mencapai Pencerahan? Sebab orang yang cacat tentunya tidak bisa melakukan mudra. Pencerahan berkenaan dengan kebijaksanaan, apakah dengan berpose-pose mudra seperti itu bisa membuat orang bijaksana?
Bro dilbert bisa membantu jawab?
Saya bantu pakai illustrasi dari Master ZEN ya (master-nya UPAYA KAUSALYA)...
Semoga bisa membantu...
makanya kalo blon bisa ngerti zen jangan bicara zen,nah ngerti tantra aja cuma buat "dilecehin" ama theravada ya mana bisa la negerti tantra
ngertinya theravada,mau belajar zen,tapi kaki nya terpaku pada theravada,mau melangkah jkedepan malah terpaku gimana mau ngerti tantra,malah bandingannya pake zen?
apa kat dunia... cabut dulu paku nya dikaki,maka langkah lah dengan perlahan,luka dikaki akibat paku masi sakit dan masi belum melupakan yg sakit itu,sembuhkan yg sakit itu maka niscaya anda akan dapat melangkah kedepan!!!!
paham maksud saya???
maksud saya adalah dhrama yg anda pelajari itu adalah paku yg menancap,rasa sakit itu adalah apa yg anda alami selama menjadi atau mempelajari theravada selama ini,sembuhkan dulu adalah anda gali dulu apa nya menjadi penyebab anda menjadi sakit,lahir tua,mati pelajari ajaran2 budhis yg ada jangan hirau kan rasa sakit itu,rasa sakit itu adalah proses untuk penyembuhan,setelah anda sembuh maka anda sudah paham bahwa rasa sakit itu bisa sembuh dengan proses pada saat penyembuhan itu,proses penyembuhan itu lah mempelajari dan mencoba dulu memahami maksud ajaran tu dengan melupakan rasa sakit itu
setelah sembuh baru melangkah,nah disini lah kita memilih apakah theravada yg selama ini saya pelajari hanya sampai ini saja?
kalau merasa cukup dan malah berlebihan menerima theravada apakah batin kita puas oleh rasa dharma itu?
?? kalo puas yg jangan melangkah yg penting rasa sakit anda sudah sembuh
kalo anda merasa skit sudah sembuh lantas mau melangkah lebih jauh maka anda bisa seperti saya memlih tantra untuk saya dalami dan dalami sehingga bagi saya theravada itu adalah rasa sakit yg telah sembuh saat ini juga
amitofo